Anda di halaman 1dari 62

PROSES PEMBUATAN PRODUK FAN FA-5

MENGGUNAKAN METODE PENGECORAN


NON PERMANEN DI CV. SURYA PRATAMA LOGAM

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Pelaksanaan : 12 Maret s/d 12 Agustus 2019

Oleh :

Ihsan Maulana

NIM : 2111161034

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI MANUFAKTUR

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2019
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA

LAPANGAN

Oleh :

Ihsan Maulana

NIM : 2111161034

Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik

Universitas Jenderal Achmad Yani

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diterima, disetujui, dan disahkan
menjadi syarat menyelesaikan mata kuliah praktek kerja lapangan

Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II/ SPL

Deny Bayu Saefudin,ST.,MT Ahmad Hidayat


NID. 4121 78185 NIP. 090011624
Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Mesin

Wirawan Piseno,ST.,MT

NID. 4121 42964


LEMBAR PERSEMBAHAN

Laporan PKL ini ku persembahkan kepada :

Bapak dan Ibu tercinta

Yang telah memberikan kasih sayang

Mendidik dan memberikan kesempatan kepadaku

Untuk belajar

Cinta

Yang menciptakan ketulusan kejujuran keberanian kepercayaan dan

Kesetiaan

Serta orang-orang yang membantu berjuang untuk menggapai

cita-citaku.

Para Dosen yang selalu membimbing dan mendidik ku hingga bisa menjadi
seperti ini

Terimakasih
LEMBAR PERNYATAAN PENULISAN LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROSES PEMBUATAN PRODUK FAN FA-5


MENGGUNAKAN METODE PENGECORAN
NON PERMANEN DI CV. SURYA PRATAMA LOGAM

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan Praktek Kerja
Lapangan ini adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri tidak ada pekerjaan orang
lain yang saya gunakan tanpa menyebarkan sumbernya.

Materi dalam laporan Praktek Kerja Lapangan ini tidak/belum pernah disajikan/
digunakan sebagai bahan untuk makalah tugas akhir/ laporan Kerja Praktek
Lapangan lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya
menggunakannya.

Saya memahami bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan yang saya kumpulkan ini
dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarism.

Cimahi, 12 Agustus 2019

Yang menyatakan,

Ihsan Maulana
NIM. 2111161034

Mengetahui ,

Pembimbing I Pembimbing II/ SPL

Deny Bayu Saefudin, ST., MT Ahmad Hidayat

NID. 4121 78185 NIP. 090011623


iv

ABSTRAK

Di zaman yang modern ini perkembangan teknologi yang semakin

berkembang dengan pesat dan semakin lama semakin maju, untuk itu sebagai

seorang yang akan berkerja diruang lingkup teknik mesin harus bisa

mengembangkan berbagai kemampuan dalam bidang teknik. Salah satu bidang

yang berkembangan pada proses manufaktur adalah proses pengecoran logam.

Pengecoran merupakan proses yang digunakan dalam bidang manufacturing

dalam pembuatan suatu produk tertentu dengan meleburkan berbagai logam diatas

titik rekrealistasi kemudian dituangkan kedalam cetakan yang telah dibuat.

Berkaitan dengan hal tersebut laporan ini menjelaskan tentang proses pembuatan

sebuah produk menggunakan metode pengecoran non permanen.

Proses ini dilakukan untuk mempelajari berbagai hal tentang metode

pengecoran dimana terdapat berbagai faktor yang ada didalamnya. Metode yang

digunakan adalah studi kasus yang dilakukan di CV. Surya Pratama Logam.

Pengolahan data dilakukan berdasarkan dokumentasi dan beberapa referensi

terkait dengan proses yang dilakukan. Harapannya dapat dikembangkan dan

menambah wawasan bagi para pembaca agar kedepannya dapat membuat

perkembangan dalam proses yang dilakukan saat ini.

Kata kunci : Pengecoran


v

ABSTRACT

In this modern era the development of technology that is growing rapidly

and increasingly more advanced, for that as a person who will work in the scope

of mechanical engineering must be able to develop various capabilities in the

engineering field. One area that is developing in the manufacturing process is the

metal casting process.

Casting is a process used in manufacturing in the manufacture of a

particular product by melting various metals above the point of realization then

poured into the mold that has been made. In this regard, this report explains the

process of making a product using a non-permanent casting method.

This process is carried out to learn various things about the casting method

where there are various factors in it. The method used is a case study conducted at

CV. Surya Pratama Logam. Data processing is carried out based on

documentation and some references related to the process carried out. It is hoped

that it can be developed and broaden the horizons for the readers so that in the

future they can make progress in the current process.

Keywords: Casting
vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat kepada kita

sekalian, sehingga laporan Praktek kerja Lapangan dengan judul “Proses

Pembuatan Produk Fan FA5 Menggunakan Metode Pengecoran Non

Permanen di CV. Surya Pratama Logam”, dapat diselesaikan dengan baik.

Didalam penyelesaiannya penulis banyak sekali dibantu oleh beberapa pihak,

oleh karenanya pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih

kepada :

1. Bapak Wirawan Piseno, ST.,MT, sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin

UNJANI

2. Bapak Deny Bayu Saefudin, ST., MT, sebagai Pembimbing di Jurusan

Teknik Mesin UNJANI

3. Bapak Ahmad sebagai pembimbing di SPL (Surya Pratama Logam).

4. Segenap Staf dan Karyawan SPL (Surya Pratama Logam), khususnya

dibagian Produksi yang telah membantu dalam praktek kerja lapangan ini.

5. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu ikhlas dan penuh dengan kesabaran

membesarkan, mendoakan dan mendidik hingga saat ini. Bapak dan Ibu

semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik.

6. Teman-teman penulis yang telah membantu dan memberikan semangat

dalam penyusunan laporan ini.


vii

Masih banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat pada laporan ini, baik

dari segi penulisan maupun penyajiannya. Oleh karenanya saran dan kritik yang

sifatnya membangun sangatlah di harapkan. Sehingga kesalahan dan kekurangan

tersebut dapat diperbaiki pada penyusunan berikutnya.

Cimahi, 12 Agustus 2019

Penulis
viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN .......... i


LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN PENULISAN LAPORAN ........................................ iii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN ......................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 15
I.1 Latar Belakang........................................................................................ 15
I.2 Tujuan ..................................................................................................... 17
I.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 17
I.4 Waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek ........................................ 17
I.5 Sistematika Penulisan ............................................................................. 18
I.6 Metoda Pengumpulan Data .................................................................... 19
BAB II TINJAUAN UMUM ................................................................................ 20
II.1 Sejarah Singkat Perusahaan .................................................................... 20
II.2 Kegiatan Instalasi ................................................................................... 21
II.3 Struktur Organisasi ................................................................................. 21
II.4 Deskripsi Tugas ...................................................................................... 23
II.5 Visi dan Misi Perusahaan ....................................................................... 23
II.5.1 Visi .................................................................................................. 24
II.5.2 Misi ................................................................................................. 24
II.6 Sistem dan Tata Kerja ............................................................................ 24
ix

II.6.1 Production Planing .......................................................................... 25


II.6.2 Order Material ................................................................................. 25
BAB III HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ..................................... 26
III.1 Analisis Masalah .................................................................................... 26
III.1.1 Pengertian Pengecoran .................................................................... 26
III.1.2 Proses pengecoran ........................................................................... 27
III.1.3 Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan .................................... 28
III.1.4 Faktor yang mempengaruhi proses pengecoran .............................. 29
III.1.5 Proses pembuatan cetakan non permanen/ pasir basah ................... 30
III.1.6 Pengujian pasir ................................................................................ 33
III.1.7 Keuntungan pembentukan dengan pengecoran ............................... 33
III.1.8 Kerugian pembentukan dengan pengecoran ................................... 34
III.1.9 Cacat coran ...................................................................................... 34
III.2 Pembuatan produk Fan FA5 ................................................................... 47
III.3 Penjelasan Flowchart .............................................................................. 48
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 58
IV.1. Kesimpulan ............................................................................................. 58
IV.2. Saran ....................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60
LAMPIRAN .......................................................................................................... 61
xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 CV. Surya Pratama Logam ..........................................................................21

Gambar II.2 Struktur Organisasi CV. Surya Pratama Logam ...........................................22

Gambar III.1 Dua macam bentuk cetakan (a) cetakan terbuka, (b) cetakan tertutup ........27

Gambar III.2 Alat dan Bahan yang digunakan pada proses pengecoran ...........................29

Gambar III.3 Belahan pola diletakan di atas papan cetakan, drag siap untuk diisi pasir ...31

Gambar III.4 Drag telah dibalik dan pasangan belahan pola diletakkan di atasnya. Cup

siap diisi pasir ..................................................................................................................32

Gambar III.5 cetakan telah siap pakai lengkap dengan inti ..............................................32

Gambar III.6 Cacat Ekor Tikus ........................................................................................36

Gambar III.7 Cacat Retakan .............................................................................................39

Gambar III.8 Cacat Salah Alir ..........................................................................................43

Gambar III.9 Cacat Tak Tampak ......................................................................................47

Gambar III.10 Flowchart Proses Pengecoran ...................................................................48

Gambar III.11 Model .......................................................................................................49

Gambar III.12 Pemasangan model kedalam cetakan ........................................................50

Gambar III.13 Pengisian pasir kedalam cetakan drag.......................................................51

Gambar III.14 Merapihkan bagian-bagian cetakan...........................................................51

Gambar III.15 pengisian pasir kedalam cetakan cup ........................................................52

Gambar III.16 Membuka model dari cetakan ...................................................................52

Gambar III.17 Cetakan siap melakukan pengecoran ........................................................53

Gambar III.18 Proses peleburan .......................................................................................53

Gambar III.19 Proses penuangan ....................................................................................54


xii

Gambar III.20 Menunggu logam cair mendingin .............................................................55

Gambar III.21 Proses pembongkaran ...............................................................................55

Gambar III.22 Hasil produk pengecoran Fan FA-5 ..........................................................56


xiii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Cacat Lubang-lubang .......................................................................... 38

Tabel III.2 Cacat Permukaan Kasar ...................................................................... 41

Tabel III.3 Cacat Inklusi Dan Struktur Tak Seragam ........................................... 45

Tabel III.4 Cacat Deformasi .................................................................................. 46


xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Balasan Kerja Praktek

Lampiran 2. Kartu Daftar Hadir dan Nilai Kerja Praktek

Lampiran 3. Nilai Kerja Praktek di Industri

Lampiran 4. Kartu Asistensi Kerja Praktek

Lampiran 5. Nilai Kerja Praktek di kampus

Lampiran 6. Form rekap nilai praktek kuliah lapangan

Lampiran 7. Nilai presentasi seminar kerja praktek

Lampiran 8. Berita Acara Presentasi dan Nilai Akhir Kerja Praktek


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Di zaman yang modern ini perkembangan teknologi yang semakin

berkembang dengan pesat dan semakin lama semakin maju, untuk itu sebagai

seorang yang akan berkerja diruang lingkup teknik mesin harus bisa

mengembangkan berbagai kemampuan dalam bidang teknik. Sehingga kita dapat

belajar dan terjun langsung kedunia kerja yang nyata, untuk mencetak tenaga

terampil tersebut, dibutuhkan tenaga pendidik yang mempunyai kemampuan

tinggi pula sehingga diharapkan dapat menghasilkan tenaga yang berkualitas.

Berkaitan dengan hal tesebut, maka Universitas Jenderal Achmad Yani

mewajibkan setiap mahasiswa untuk ikut melaksanakan praktek kerja industri

pada suatu perusahaan yang sesuai dengan program studi masing-masing. Hal ini

diharapkan agar nantinya setelah menyelesaikan program pendidikan dapat

beradaptasi dengan dunia kerja yang sesungguhnya disamping untuk menambah

ilmu pengetahuan dan pengalaman.

Dari sekian banyak yang dipelajari didunia teknik mesin salah satu

diantaranya adalah pengecoran, dimana merupakan suatu proses pembentukan

yang telah mendukung pembuatan suatu benda yang baik, berkualitas dan

bermanfaat. Pengecoran logam merupakan industri hulu dalam bidang

manufaktur, pengertian dari pengecoran logam itu sendiri adalah suatu teknik

15
16

pembuatan produk dimmana logam dicairkan dalam tungku peleburan

kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

dari produk cor yang akan dibuat.

Adapun tahapan-tahapan dalam proses pengecoran pada umumnya dari

mulai pembuatan pola, cetakan, proses peleburan, menuang, membongkar, dan

membersihkan produk coran (finishing). Hampir semua benda-benda logam yang

berbentuk rumit baik logam ferro maupun logam non ferro mulai dari yang

berukuran kecil hingga besar dapat dibuat dengan proses pengecoran.

Dalam proses pengecoran terdapat beberapa cetakan yang digunakan,

cetakan tidak permanen, dan cetakan permanen. Contoh dari cetakan non

permanen yaitu cetakan pasir dimana proses pengecoran menggunakan pasir

sebagai bahan cetakan. Sedangkan untuk cetakan permanen biasa terbuat dari baja

yang memiliki titik lebur lebih tinggi dari material besi cor yang dituangkan.

Cetakan non permanen (Expendable Mold) merupakan proses pengecoran

menggunakan pasir yang diolah menggunakan bahan-bahan tertentu, dimana

hanya dapat digunakan satu kali dalam pembuatannya. Berdasarkan latar belakang

diatas, penulis membuat laporan kerja praktek (KP) yang berjudul “Proses

Pembuatan Produk Fan FA-5 Menggunakan Metode Pengecoran Non Permanen

di CV. Surya Pratama Logam”. Dengan dibuatnya laporan tersebut semoga dapat

memberikan ilmu tambahan atau wawasan bagi para pembaca dan dapat

bermanfaat untuk pembuatan laporan yang lebih baik kedepannya.


17

I.2 Tujuan

Adapun tujuan umum dari pelaksanaan kerja praktek antara lain :

1. Mengetahui proses pembuatan produk dengan metoda pengecoran

menggunakan cetakan non permanent di CV. Surya Pratama Logam.

2. Memberikan ilmu tambahan mengenai teknik pengecoran logam yang ada di

CV. Surya Pratama Logam.

3. Mengetahui berbagai faktor yang sering terjadi dalam proses pengecoran

suatu produk di CV. Surya Pratama Logam.

4. Dapat dijadikan pengalaman tambahan ketika masuk kedunia kerjaan

dibidang teknik.

I.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dibahas dalam penulisan laporan agar tidak

melebar dari pembahasan topik yaitu :

1. Bahan yang dipakai yaitu scrab dimana menggunakan bahan-bahan

rongsokan.

2. Proses pengecoran menggunakan cetakan non permanen

3. Suhu peleburan kurang lebih sekitar 500℃

4. Pasir yang digunakan yaitu Silika.

I.4 Waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek

Pelaksanaan praktek kerja industri ini dilakukan disalah satu badan usaha

milik pribadi yaitu industri pembuatan proses pengecoran tepatnya di CV. Surya
18

Pratama Logam yang berada di Jalan Raden Ganda No. 95, Sukaraja, Cicendo,

Kota Bandung, Jawa Barat.

Sedangkan untuk waktu pelaksanaan kegiatan praktek kerja industri ini telah

diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jadwal perkuliahan yaitu

dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2019 sampai dengan 12 Agustus 2019.

I.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika yang dipakai dalam penulisan laporan kerja praktek ini antara

lain:

BAB I Pendahuluan

Berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah,

waktu dan tempat kerja praktek, sistematika penulisan, dan metode pengumpulan

data.

BAB II Tinjauan Umum Objek Kerja Lapangan

Berisi tentang sejarah perusahaan, kegiatan instalasi, struktur organisasi, visi

dan misi perusahaan, sistematika dan tata kerja.

BAB III Tinjauan Pustaka

Berisi tentang materi-materi yang berkaitan dengan topik yang dibahas dari

bidang teknik yang diambil yaitu pengecoran logam non permanen di CV. Surya

Pratama Logam.

BAB IV Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang kesimpulan dan saran tentang kerja praktek yang sudah

dilakukan.
19

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang daftar dari sumber yang dikutip pada teori dasar yang ditulis

dilaporan.

LAMPIRAN

Berisi tentang dokumentasi mengenai laporan kerja praktek di CV. Surya

Pratama Logam.

I.6 Metoda Pengumpulan Data

Dalam penulisan laporan praktek kerja ini, memerlukan data-data yang akan

di lakukan adalah :

1. Observasi

Pengamatan langsung yang digunakan di dalam ruang lingkup CV Surya

Pratama Logam.

2. Wawancara

Dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dan melakukan diskusi dengan

pembimbing dan pegawai CV Surya Pratama Logam.


BAB II

TINJAUAN UMUM OBJEK KERJA LAPANGAN

II.1 Sejarah Singkat Perusahaan

CV atau perseroan komanditer yaitu suatu perusahaan yang didirikan oleh

satu atau beberapa orang secara tanggung-menaggung, bertanggung jawab untuk

seluruhnya atau bertanggung jawab secara soldier, dengan satu orang atau lebih

sebagai pelepas uang.

CV. Surya Pratama Logam merupakan suatu badan usaha bisnis yang

bergerak di bidang Pengecoran Logam, Bengkel Bubut, dan Perdagangan umum,

yaitu suatu kegiatan bisnis yang berkaitan dalam soal peleburan logam,

pencetakan produk yang diinginkan, dan lain-lain. Dengan produk logam yang

dihasilkan baik dari bahan alumunium, kuningan, timah, tembaga, besi dan

lainnya.

CV. Surya Pratama Logam didirikan pada tahun 2005, bermodal

pengalaman kerja di bidang pengecoran logam dan spesialisasi permesinan.

Berkat kerja sama tim, kerja keras, disiplin dan tanggung jawab yang baik

sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas, dan seiring berjalannya

waktu menjadi perusahaan yang solid dan mampu menjalin hubungan kerja atau

mitra kerja dengan perusahaan-perusahaan besar.

Dengan sistem pengelolaan yang sangat efisien dan efektif terhadap waktu

maka CV. Surya Pratama Logam terus berusaha meningkatkan hasil-hasil produk

pengecoran yang berkualitas dengan waktu penyelesaian yang sepakati bersama.

20
21

Gambar II.1 CV. Surya Pratama Logam

(Dokumentasi Pribadi)

II.2 Kegiatan Instalasi

Kegiatan perkerjaan yang ada pada CV. Surya Pratama Logam yaitu masuk

pada pukul 08.00 WIB sampai pada pukul 16.00 WIB dari hari senin hingga

sabtu, perkerjaan yang dapat dikerjakan bermacam-macam sesuai perkerjaan yang

harus dikerjakan salah satunya adalah proses peleburan (pengecoran), proses

permesinan, proses pengelasan, dan lain sebagainya. Bagi mahasiswa yang kerja

praktek dapat menekuni dan menyesuaikan perkerjaan apa yang akan di kerjakan/

laksanakan.

II.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan hubungan antara karyawan dan atasannya

juga menggambarkan pembagian perkerjaan dan tanggung jawab suatu kelompok


22

kerja. Struktur organisasi selalu tergantung pada luasnya bidang pekerjaan, dalam

struktur organisasi akan terlihat jelas karena digambarkan dalam badan organisasi

yang membuat kedudukan dan status fungsional.

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR

SEKSI SDM SEKRETARIS

BENDAHARA

PRODUKSI

BAGIAN BAGIAN BAGIAN FRECE


PENGECORAN PEMBUBUTAN

SEKSI SDM SEKSI SDM SEKSI SDM

Gambar II.2 Struktur Organisasi CV. Surya Pratama Logam

(SPL, 2005)
23

II.4 Deskripsi Tugas

Tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh para pengurus CV. Surya Pratama

Logam antara lain :

1. Direktur

a. Mengawasi jalannya produksi

b. Menerima laporan keuangan juga laporan produksi

c. Bertanggung jawab sepenuhnya atas semua hal mengenaai pengurusan

dan pemilikan (penguasaan) perseroan.

2. Bendahara

a. Mengelola pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan

3. Seksi SDM

a. Menyusun dan mengkoordinasi kegiatan perancanaan dan pengembangan

sumber daya manusia.

b. Mengolah data karyawan untuk kehadiran/ absensi kerja dan penggajian

karyawan.

c. Membuat laporan kehadiran kerja karyawan agar diketahui aktivitas dan

produktifitas karyawan diperusahaan.

d. Mengelola pengajian karyawan dan membuat laporan gaji karyawan.

II.5 Visi dan Misi Perusahaan

Sejak awal berdirinya perusahaan ini dengan nama CV. Surya Pratama

Logam dan juga sebagai perusahaan yang ingin selalu berkembang maka CV.
24

Surya Pratama Logam ini tentunya memiliki visi dan misi untuk menjalankan

aktivitas usahanya, maka visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :

II.5.1 Visi

Adapun visi yang dibuat oleh prusahaan CV. Surya Prtama Logam

antara lain :

1. Dapat menjadi perusahaan pengecoran dan pembubutan yang terbaik.

2. Dapat menjadi perusahaan yang dapat diandalkan oleh organisasi swasta

lainnya.

II.5.2 Misi

Adapun misi yang dibuat oleh perusahaan CV. Surya Pratama Logam

antara lain :

1. Selalu memberikan yang terbaik serta mempunyai nilai yang berkualitas

pada setiap produk yang dihasilkan.

2. Mengemban mutu SDM perusahaan agar tercipta SDM yang professional

yang menunjang mutu produk maupun pelayanan.

II.6 Sistem dan Tata Kerja

Secara garis besar proses produksi FA-5 menggunakan sistem pengecoran

mencangkup beberapa hal antara lain


25

II.6.1 Production Planing

Terdapat beberapa rencana produksi dalam pembuatan produk dari

proses pengecoran yaitu antara lain :

1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan

produk

2. Mempersiapkan tungku pembakaran untuk meleburkan logam.

3. Penghalusan dengan proses grinding.

4. Proses Pengurdian ( gurdi).

5. Proses Pendempulan.

6. Proses Pengecetan.

7. Pembuatan produk dengan proses pengecoran.

II.6.2 Order Material

Pengertian secara umum mengenai bahan baku merupakan bahan

mentah yang menjadi dasar pembuatan suatu produk dimana bahan tersebut

dapat diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan sebuah produk yang

diinginkan sesuai dengan pesanan dari perusahaan mapun konsumen. CV.

Surya pratama logam menerima pengepulan barang rongsokan yang terbuat

dari material tertentu seperti: kuningan, alumunium, besi cor, dan lainnya.
BAB III

HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

III.1 Analisis Masalah

Masalah adalah suatu deviasi antara yang seharusnya terjadi dangan suatu

yang nyata, sehingga penyebabnya perlu ditemukan dan diverifikasi. Membahas

tentang kontrol kualitas suatu bahan hasil pengecoran non permanen yaitu

menggunakan pasir sebagai bahan cetakan dan menggunakan bahan scrap seperti :

piston bekas, alat rumah tangga yang sudah tidak terpakai, dan barang rongsokan

lainnya yang akan digunakan untuk pembuatan produk fan FA-5. Penulis memilih

mengambil analisa masalah mengenai proses pembuatan produk fan FA-5 ini

dikarenakan apa yang diterapkan di CV. Surya Pratama Logam tidak semuanya

sesuai dengan teori dimana memiliki cara tersendiri dalam membuat suatu produk

yang berkualitas dengan memanfaatkan barang-barang rongsokan yang

mengandung alumunium sebagai bahan yang akan diolah menjadi suatu produk

yang diinginkan.

III.1.1 Pengertian Pengecoran

Pengecoran (Casting) Adalah proses penuangan logam cair dengan

gaya gravitasi atau gaya lain kedalam suatu cetakan, kemudian dibairkan

membeku, sehingga terbentuk logam padat sesuai bentuk cetakannya.

26
27

III.1.2 Proses pengecoran

Pada saat melakukan pembentukan produk dengan menggunakan

proses pengecoran, harus melakukan tahapan-tahapan berikut, yaitu:

1. Pembuatan Model/ pola

2. Pembuatan cetakan

3. Persiapan dan peleburan logam

4. Penuangan logam cair ke dalam cetakan :

a. untuk cetakan terbuka (lihat gambar 2.1.a) logam cair hanya dituang

hingga memenuhi rongga yang terbuka,

b. untuk cetakan tertutup (lihat gambar 2.1.b) logam cair dituang hingga

memenuhi sistem saluran masuk.

Gambar III.1 Dua macam bentuk cetakan (a) cetakan terbuka, (b) cetakan

tertutup (Amstead, Ostwald, & Begeman, 1985).

5. Setelah dingin benda cor dilepaskan/ dibongkar dari cetakannya

6. Untuk beberapa metode pengecoran diperlukan proses pengerjaan lanjut :


28

a) memotong logam yang berlebihan,

b) membersihkan permukaan,

c) memeriksa produk cor,

d) memperbaiki sifat mekanik dengan perlakuan panas (heat treatment),

e) menyesuaikan ukuran dengan proses pemesinan.

III.1.3 Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan

Adapun alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan pada saat proses

pengecoran antara lain:

A. Alat-alat

1. Pemberat

2. Penumbuk

3. Palu

4. Ladel

5. Sekop

6. Tungku

7. Frame cetakan

8. Model/ pola

9. Blower

10. Thermometer

11. Inti/core

12. Kuas
29

B. bahan-bahan

1. Pasir silica

2. Bentonit

3. Air

4. Scrap

5. Solar

6. Oli

7. Talc

Gambar III.2 Alat dan Bahan yang digunakan pada proses pengecoran

(Dokumentasi Pribadi)

III.1.4 Faktor yang mempengaruhi proses pengecoran

Adapun faktor-faktor yang terjadi pada proses pengecoran non

permanen yaitu sebagai berikut :


30

1. Logam cair yang mengalir pada cetakan.

2. Terjadi perpindahan panas antara logam cair dengan cetakan.

3. Terjadi proses pembekuan fluida cair pada cetakan.

4. Pengaruh material cetakan.

Jadi dalam proses penuangan logam cair kedalam cetakan harus

memperhatikan temperatur logam cair dan komposisi logam cair maupun

cetakannya.

III.1.5 Proses pembuatan cetakan non permanen/ pasir basah

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan untuk pembuatan cetakan

pasir basah antara lain:

1. Siapkan pasir silica murni 77% - 90%, bentonit 8% - 15%, dan air 2% -

8% lalu campurkan dan diaduk menggunakan mixer hingga merata

2. Buatlah model/ pola sesuai bentuk yang akan dicetak dari kayu, logam,

dll dengan ukuran lebih besar untuk menghindari penyusutan pada saat

pendinginan

3. Langkah pertama pembuatan cetakan adalah pembuatan cetakan bagian

drag. Siapkan papan cetakan dilantai lalu letakan frame cetakan, dan

model/ pola yang sudah dibuat

4. Masukan pasir yang sudah dicampur tersebut sampai frame cetakan drag

terisi penuh sambil dipadatkan menggunakan penumbuk supaya pasir

menjadi padat.
31

5. Setelah cetakan bagian drag selesai, lalu dibalik dan papan cetakan

dilepas dan taburkan tepung dibagian permukaan yang akan bersentuhan

langsung dengan cetakan cup supaya tidak menempel antara cetakan

drag dan cup.

6. Selanjutnya pasang saluran masuk untuk jalan cairan logam masuk

kedalam cetakan, lalu isi pasir sampai penuh sambil di tumbuk supaya

cetakan menjadi .

7. Setelah cetakan bagian drag dan cup sudah selesai, cetakan drag dan cup

dibuka untuk mengambil model/pola tersebut dan apabila ada lubang

maka taruh inti/ core tersebut. Lalu memasangnya kembali cetakan

8. Pembuatan cetakan selesai.

Untuk mempermudah penjelasan bisa dilihat gambar dibawah ini.

Gambar III.3 Belahan pola diletakan di atas papan cetakan, drag siap untuk

diisi pasir (Amstead, Ostwald, & Begeman, 1985).


32

Gambar III.4 Drag telah dibalik dan pasangan belahan pola diletakkan di

atasnya. Cup siap diisi pasir (Amstead, Ostwald, & Begeman, 1985).

Gambar III.5 cetakan telah siap pakai lengkap dengan inti (Amstead,

Ostwald, & Begeman, 1985).


33

III.1.6 Pengujian pasir

Setelah cetakan pasir dibongkar, pasir tersebut tidak bisa langsung

dipakai kembali karena pasir tersebut harus di uji berkala untuk mengetahui

sifat-sifatnya. Pengujian yang lazim diterapkan adalah pengujian mekanik untuk

menentukan sifat-sifat pasir sebagai berikut:

1. Permeabilitas. Porositas pasir memungkinkan pelepasan gas dan uap yang

terbentuk dalam cetakan.

2. Kekuatan. Pasir harus memiliki gaya kohesi, kadar air dan lempung.

Karena mempengaruhi sifat cetakan

3. Ketahanan terhadap suhu tinggi. Pasir harus tahan terhadap suhu tinggi

tanpa melebur.

4. Ukuran dan bentuk butir. Ukuran butiran pasir harus sesuai dengan sifat

permukaan yang dihasilkan. Butiran harus berbentuk tidak teratur

sehingga memilki kekuatan ikatan yang memadai (Amstead, Ostwald, &

Begeman, 1985).

III.1.7 Keuntungan pembentukan dengan pengecoran

Adapun keuntungan-keuntungan yang didapat pada pembentukan

dengan proses pengecoran antara lain:

1. Dapat mencetak bentuk yang kompleks, baik bentuk bagian luar maupun

bagian dalam

2. Beberapa proses dapat membuat bagian (part) dalam bentuk jaringan

3. Dapat mencetak produk yang sangat besar, lebih berat dari 100 ton
34

4. Dapat digunakan untuk berbagai macam logam

5. Beberapa metode pencetakan sangat sesuai untuk keperluan produksi

massal (Amstead, Ostwald, & Begeman, 1985).

III.1.8 Kerugian pembentukan dengan pengecoran

Dalam pembentukan dengan pengecoran tersebut terdapat kerugian-

kerugian yang didapat, yaitu:

1. Keterbatasan sifat mekanik

2. Sering terjadi porositas

3. Dimensi benda cetak kurang akurat

4. Permukaan benda cetak kurang halus

5. Bahaya pada saat penuangan logam panas

6. Masalah lingkungan (Amstead, Ostwald, & Begeman, 1985).

III.1.9 Cacat coran

Faktor-faktor yang mempengaruhi cacat pada coran proses

pengecoran dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari pembuatan

cetakan, proses peleburan, penuangan dan pembongkaran. Untuk menghasilkan

coran yang baik maka semuanya harus direncanakan dan dilakukan dengan

sebaik-baiknya. Namun hasil coran sering terjadi ketidak sempurnaan atau

cacat. Cacat yang terjadi pada coran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain :
35

1. Desain pengecoran dan pola

2. Pasir cetak dan desain cetakan dan inti

3. Komposisi muatan logam

4. Proses peleburan dan penuangan

5. Sistim saluran masuk dan penambah.

Komisi pengecoran internasional telah membuat penggolongan cacat-

cacat coran dan dibagi menjadi 9 macam, yaitu :

1. Ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas

2. Lubang-lubang

3. Retakan

4. Permukaan kasar

5. Salah alir

6. Kesalahan ukuran

7. Inklusi dan struktur tak seragam

8. Deformasi

9. Cacat-cacat tak nampa

1. Cacat ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas

Cacat ekor tikus merupakan cacat dibagian luar yang dapat dilihat
36

dengan mata. Bentuk cacat ini mirip seperti ekor tikus, yang diakibatkan

dari pasir permukaan cetakan yang mengembang dan logam masuk

kepermukaan tersebut. Kekasaran yang meluas merupakan cacat pada

permukaan yang diakibatkan oleh pasir cetak yang tererosi. Bentuk cacat

ekor tikus dan kekasaran yang meluas dapat dilihat dibagaian bawah.

Pada gambar III..6.

Gambar III.6 Cacat Ekor Tikus

(UNY, 1964)

Penyebab cacat ekor tikus atau kekasaran yang meluas disebabkan oleh berbagai

faktor yaitu antara lain :

1. Kecepatan penuangan terlalu lambat.

2. Temperatur penuangan terlalu tinggi.

3. Ketahanan panas pasir cetak rendah.


37

4. Terjadi pemanasan setempat akibat letak saluran turun yang salah.

5. Pasir cetak banyak mengandung unsur kental atau lumpur.

6. Perbaikan cetakan yang tidak sempurna.

7. Pelapisan cetakan yang terlalu tebal.

8. Kepadatan cetakan pasir yang kurang.

9. Lubang angin pada cetakan kurang.

Untuk mencegah timbulnya cacat di atas dapat dilakukan dengan

merencanakan pembuatan cetakan, peleburan dan penuangan yang baik.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah :

1. Menggunakan pasir cetak yang berkualitas, tahan panas dan tidak

banyak mengandung unsur lumpur.

2. Pembuatan cetakan yang teliti baik pemadatan yang cukup, lubang

angin yang cukup dan pelapisan tipis yang merata.

3. Membuat saluran turun yang tepat, sesuai bentuk coran,

4. Mengecek temperatur logam sebelum penuangan, temperatur tuang

harus sesuai yang disyaratkan.

5. Melakukan penuangan dengan kecepatan yang cukup dan kontinyu.

6. Pastikan semua proses berjalan dengan baik dan sesuai.

2. Cacat lubang-lubang

Cacat lubang memiliki bentuk dan akibat yang beragam yang


38

diakibatkan. Berikut bentuk cacat lubang-lubang beserta penyebab dan

pencegahannya dapat dibedakan menjadi :

Tabel III.1 Cacat Lubang-lubang


39

(UNY, 1964)

3. Cacat Retakan

Cacat retakan dapat disebabkan oleh penyusutan atau akibat tegangan

sisa. Keduanya dikarenakan proses pendingan yang tidak seimbang selama

pembekuan. Bentuk cacat retakan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar III.7 Cacat Retakan

(UNY, 1964)
40

a. Penyebab cacat retakan adalah :

1. Perencanaan coran yang tidak memperhitungkan proses pembekuan,

seperti perbedaan tebal dinding coran yang tidak seragam.

2. Pemuaian cetakan, dan inti menahan pemuaian dari coran.

3. Ukuran saluran turun da penambah yang tidak memadahi.

b. Upaya untuk mencegah cacat retakan adalah sebagai berikut:

1. Menyeragamkan proses pembekuan logam dengan memanfaatkan cil

bila perlu.

2. Pengisian logam cair dari beberapa tempat.

3. Waktu penuangan harus sesingkat mungkin.

4. Menghindakan coran yang memiliki sudut-sudut tajam.

5. Menghindarkan perubahan mendadak pada dinding coran.

4. Cacat Permukaan Kasar

Cacat permukaan kasar menghasilkan coran yang permukaannya

kasar. Cacat ini dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain : cetakan

rontok, kup terdorong ke atas, pelekat, penyinteran dan penetrasi logam.

Bentuk, penyebab dan pencegahan cacat permukaan kasar dapat dilihat pada

tabel berikut.
41

Tabel III.2 Cacat Permukaan Kasar


42

(UNY, 1964)

5. Cacat salah alir

Cacat salah alir dikarenakan logam cair tidak cukup mengisi rongga

cetakan. Umumnya terjadi penyumbatan akibat logam cair terburu


43

membeku sebelum mengisi rongga cetak secara keseluruhan. Bentuk cacat

salah alir dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar III.8 Cacat Salah Alir

(UNY, 1964)

Penyebab cacat salah alir yaitu :

1. Coran terlalu tipis

2. Temperature penuangan terlalu rendah

3. Laju penuangan terlalu lambat

4. Aliran logam cair tidak seragam akibat sistim saluran yang jelek.

5. Lubang angin pada cetakan kurang

Pencegahannya adalah sebagai berikut :

1. Temperatur tuang harus cukup tinggi

2. Kecepatan penuangan harus cukup tinggi

3. Perencanaan sistim saluran yang baik


44

4. Lubang angin harus ditambah

5. Menyempurnakan sistim penambah

6. Cacat kesalahan ukuran

Cacat kesalahan ukuran terjadi akibat kesalahan dalam pembuatan

pola. Pola yang di buat untuk membuat cetakan yang ukurannya tidak

sesuai dengan ukuran coran yang diharapkan. Selain itu kesalahan ukuran

dapat terjadi akibat cetakan yang mengembang atau penyusutan logam

yang tinggi saat pembekuan. Pencegahan kesalah ukuran adalah membuat

pola dengan teliti dan cermat. Menjaga cetakan tidak mengembang dan

memperhitungkan penyusutan logam dengan cermat, sehingga penambahan

ukuran pola sesuai dengan penyuutan logam yang terjadi saat pembekuan.

7. Cacat Inklusi dan struktur tak seragam

Cacat inklusi terjadi karena masuknya terak atau bahan bukan

logam ke dalam cairan logam akibat reaksi kimia selama peleburan,

penuangan atau pembekuan. Cacat struktur tidak seragam akan

membentuk sebagian struktur coran berupa struktur cil. Bentuk, penyebab

dan pencegahan cacat inklusi dan struktur tidak seragam dapat dilihat

pada tabel berikut.


45

Tabel III.3 Cacat Inklusi Dan Struktur Tak Seragam

(UNY, 1964)
46

8. Deformasi

Cacat deformasi dikarenakan perubahan bentuk coran selama

pembekuan akibat gaya yang timbul selama penuangan dan pembekuan.

Bentuk, penyebab dan pencegahan cacat deformasi dapat dilihat pada tabel

Tabel III.4 Cacat Deformasi

(UNY, 1964)
47

9. Cacat-cacat tak tampak

Cacat-cacat tak tampak merupakan cacat coran yang tidak dapat dilihat oleh

mata. Cacat-cacat ini berada dalam coran sehingga tidak kelihatan dari

permukaan coran. Salah satu bentuk cacat tak tampak adalah cacat struktur butir

terbuka. Cacat ini akan membentuk seperti pori-pori dan kelihatan setelah

dikerjakan dengan mesin. Bentuk cacat struktur butir terbuka dapat dilihat pada

gambar berikut.

Gambar III.9 Cacat Tak Tampak

(UNY, 1964)

Penyebab cacat ini adalah komposisi kadar C, Si dan P yang tidak sesuai.

Pencegahan cacat ini adalah dengan merencanakan logam coran dengan kadar C,

Si dan P yang sesuai.

III.2 Pembuatan produk Fan FA5

Berdasarkan temuan selama kegiatan Kerja Industri di CV. Surya Pratama

Logam ini pada saat proses yang dilakukan dalam pengecoran pembuatan produk

Fan FA5 bisa dilihat pada flowchart dibawah ini.


48

Mulai B A

Cairan logam
Dokumen
di dalam
SOP yang ada
cetakan

Tunggu cairan logam


Persiapan Alat-alat
Aluminium
dan bahan
mendingin

Pembuatan model/ Cairan logam


pola aluminium
mendingin

Model/pola Pembongkaran
produk di dalam
cetakan

Pembuatan cetakan Produk sudah


terlepas dari
cetakan

Cetakan Tidak

Quality Control
(QC)

Peleburan/
mencairkan logam Ya
Aluminium
Proses machining/
Finishing

Logam Cair

Produk

Penuangan logam
Aluminium cair ke
dalam cetakan
Selesai

B A

Gambar III.10 Flowchart Proses Pengecoran

III.3 Penjelasan Flowchart

Untuk pertama yang dilakukan proses pengecoran adalah menyiapkan

dokumen Standart Operasi Produk (SOP) yang ada supaya produk tersebut tidak

menyebabkan kegagalan. Selajutnya mempersiapkan alat-alat dan bahan yang


49

digunakan seperti tungku, ladel, palu, sarung tangan, sekop, frame cetakan,

blower, thermometer, penumbuk, pasir silica, bentonit, air, aluminium, solar, oli,

talc, dll.

Apabila alat-alat dan bahan sudah dipersiapkan, selanjutnya pembuatan

model/ pola yang sesuai dengan benda yang akan dicetak yang terbuat dari logam

dengan proses pemesinan konvensional dengan dimensi lebih besar supaya

menghindari penyusutan pada saat proses pengecoran dan sesuai dengan produk

berkualitas yang akan dikirim ke sebuah perusahaan yang terkait.

Gambar III.11 Model

(Dokumentasi Pribadi)

Selanjutnya adalah pembuatan cetakan non permanen (pasir basah) dengan

langkah-langkah sebagai berikut:


50

1. Diawali dengan pembuatan adonan pasir cetak yang terdiri dari pasir

silica, bentonit, dan air lalu di aduk sampai merata dan membuat pasir

tersebut dapat dibentuk dengan tekstur yang baik dimana produk yang

akan dicetak dalam pasir mudah untuk dibuat.

2. Selanjutnya pembuatan cetakan bagian drag. Siapkan papan cetakan

dilantai lalu letakan frame cetakan, dan model/ pola yang sudah dibuat.

Gambar III.12 Pemasangan model kedalam cetakan

(Dokumentasi Pribadi)

3. Masukan pasir yang sudah dicampur tersebut sampai frame cetakan drag

terisi penuh sambil dipadatkan menggunakan penumbuk supaya pasir

menjadi padat.
51

Gambar III.13 Pengisian pasir kedalam cetakan drag

(Dokumentasi Pribadi)

4. Setelah cetakan bagian drag selesai, lalu dibalik dan papan cetakan

dilepas dan taburkan talc dibagian permukaan yang akan bersentuhan

langsung dengan cetakan cup supaya tidak menempel antara cetakan

drag dan cup.

Gambar III.14 Merapihkan bagian-bagian cetakan

(Dokumentasi Pribadi)
52

5. Selanjutnya pasang saluran masuk untuk jalan cairan logam masuk

kedalam cetakan, dan lubang pengontrol untuk mengetahui apabila

cairan sudah penuh, lalu isi pasir sampai penuh sambil di tumbuk supaya

cetakan menjadi padat

Gambar III.15 pengisian pasir kedalam cetakan cup

(Dokumentasi Pribadi)

6. Setelah cetakan bagian drag dan cup sudah selesai, cetakan drag dan cup

dibuka untuk mengambil model/pola tersebut dan memasangnya kembali

antara cetakan atas dan bawah agar sesuai dengan bentuk dari produk.

Gambar III.16 Membuka model dari cetakan

(Dokumentasi Pribadi)
53

7. Pembuatan cetakan selesai dan siap untuk di cor.

Gambar III.17 Cetakan siap melakukan pengecoran

(Dokumentasi Pribadi)

Setelah cetakan sudah selesai, langkah selanjutnya adalah melakukan

peleburan logam cair dengan memasukan bahan aluminium dari scrap yang

dikumpulkan kedalam tungku sampai mencair dengan suhu sekitar 500℃. Untuk

lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar III.18 Proses peleburan

(Dokumentasi Pribadi)
54

Setelah logam mencair, selanjutnya melakukan penuangan logam cair kedalam

cetakan yang sudah dibuat. Pastikan ketika proses penuangan dilakukan dengan

cepat dan sesuai dengan takaran hingga memenuhi ruang cetakan yang sudah

buat, agar hasil dari proses pengecoran logam sesuai dengan yang diinginkan.

Gambar III.19 Proses penuangan

(Dokumentasi Pribadi)

Setelah pemasukan logam cair kedalam cetakan, lalu tunggu hingga logam

mendingin hingga padat agar hasil dari produk tidak gagal atau mengalami

kecacatan.
55

Gambar III.20 Menunggu logam cair mendingin

(Dokumentasi Pribadi)

Setelah logam membeku menjadi padat , terakhir adalah pembongkaran di dalam

cetakan pasir.

Gambar III.21 Proses pembongkaran

(Dokumentasi Pribadi)
56

Setelah dibongkar sehingga terlihat hasil produknya

Gambar III.22 Hasil produk pengecoran Fan FA-5

(Dokumentasi Pribadi)

Apabila pada proses quality control hasil tidak sesuai standart, maka

barang tersebut akan di lebur kembali dalam tungku hingga hasilnya sesuai

dengan standart. Dan apabila hasilnya sesuai standart, maka tahap terakhir adalah

proses finishing.

Dari hasil produk Fan FA-5 menggunakan proses pengecoran pasir basah

terdapat cacat ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas yang mungkin

diakibatkan beberapa faktor, yaitu:

1. Kecepatan penuangan terlalu lambat

2. Temperatur penuangan terlalu tinggi

3. Ketahanan panas pasir cetak rendah

4. Kepadatan cetakan pasir yang kurang


57

5. Lubang angin pada cetakan kurang

Tetapi cacat ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas tersebut

dapat dihilangkan dengan menggunakan proses pemesinan tanpa melakukan

pelebuan kembali.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. Kesimpulan

Dari proses pembuatan Fan FA-5 dengan menggunakan cetakan non

permanen dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Almunium di panaskan di dalam tungku sumuran (kupola) sampai dengan

suhu antara 500˚C-700˚C.

2. Almunium cair tadi di masukan ke dalam cetakan permanen dengan

pengecoran gravity lalu di diamkan sejenak hingga membeku.

3. Lakukan proses pembongkaran cetakan, lalu pukul dengan palu hingga

benda kerja terlepas dari cetakan.

Adapun proses finishing pada pembuatan Fan FA-5 seperti berikut:

a. Lakukan proses cutting untuk cacat ekor tikus dan bagian yang tidak rata

pada sisi coran.

b. Lakukan proses penghalusan permukaan dengan menggunakan mesin

konvensional seperti pembubutan hingga halus.

c. Lakukan proses pengecatan menggunakan pilox dengan warna silver untuk

pengecatan dilakukan dengan jarak pilox dan benda kurang lebih 20 cm

agar cepat kering lalu panaskan menggunakan panas matahari.

Cacat coran atau kerusakan yang sering terjadi pada proses

pembuatan Fan FA-5 yaitu :

58
59

4. Cacat ekor tikus

5. Penyusutan

6. Barang yang tidak memenuhi standard dan gagal akan dileburkan kembali

menjadi logam cair.

IV.2. Saran

Adapun saran yang ingin disampaikan penulis dalam kerja praktek yang

dilakukan yaitu :

1. Universitas Jenderal Achmad Yani dapat menjalin kerja sama dengan

beberapa perusahaan agar mahasiswa dapat tersalurkan dan tidak telat

mendapatkan tempat praktek kerja industri.

2. Peralatan yang digunakan beserta alat safety di perusahaan lebih di

perbanyak dan digunakan berdasarkan keperuntukannya.

3. Timeline kerja praktek diharapkan dapat di tentukan dari Universitas

Jenderal Achmad Yani karena agar sesuai dengan jadwal yang sudah

ditentukan, dan praktikan dapat menargetkan kapan tugas tersebut selesai.


DAFTAR PUSTAKA

Amstead, B. H., Ostwald, P. F., & Begeman, M. L. (1985). Teknologi Mekanik

Jilid 1 Edisi ketujuh Versi S1. Jakarta Pusat: Erlangga.

Penyusun. (2014). Panduan Praktik Kerja Lapangan Fakultas Teknik Unjani

Edisi ke-1 . Cimahi: Unjani.

SPL. (2005). Pengecoran Logam dan Proses Permesinan. Bandung: CV. Surya

Pratama Logam.

UNY. (1964, Mei 21). 129-138. Retrieved Agustus 15, 2019, from Staff site

Universitas Negeri Yogyakarta:

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048523/pendidikan/11.+Cacat+coran+

dan+pencegahannya.pdf

60
LAMPIRAN

1. Dokumentasi

Menyimpan benda kedalam frame Memasukan pasir kedalam frame


berisi pola

Proses pengadukan pasir basah Proses membuat cetakan bagian cup

Cetakan pasir basah yang siap di Memasukan corong ke dalam


tuangkan logam cair cetakan untuk jalur masuk

61
62

Alat dan Bahan yang akan Bentuk pola cetakan bagian drag
digunakan untuk membuat produk dan cup

Bagian core untuk pembuatan


Proses pelubangan cetakan untuk
bagian produk Fan FA5
jalur masuk logam lebur

Penaburan pasir kering pada Produk jadi hasil dari proses


bagian permukaan cetakan pengecoran logam

Penumbukan pasir didalam frame Membersihkan kotoran yang


agar merata dan membuat pola masuk ke dalam sela-sela pola

Anda mungkin juga menyukai