Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Mesin Arus Bolak Balik (AC)


Rangkaian Magnetisasi dan Energi
Dalam Medan Magnet
Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Elektro

E-Learning 02

Disusun oleh : Eko Ramadhan, S.T, M.T

Kode MK : W141700030

Abstract : Kompetensi :
Materi dalam pertemuan ke-2 ini Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip-
menjelaskan prinsip-prinsip dasar operasi prinsip dasar operasi generator, motor
generator, motor listrik dan transformator listrik dan transformator

.
KONSEP RANGKAIAN MAGNET

Arus listrik (i) yang dialirkan melalui penghantar yang dibelitkan pada inti besi yang berbentuk
cincin toroidal, akan menghasilkan medan magnet yang sebanding dengan jumlah lilitan (N)
dikalikan dengan besaran arus listrik (i). Ampere-turn Ni ini dikenal sebagai gaya gerak magnet
(ggm) dan dinyatakan dengan notasi F.
F=Ni ampere-turn
Gaya gerak magnet (ggm) adalah perbedaan potensial magnet yang cenderung menggerakkan
fluks di sekitar cincin toroidal. Gerak fluks di sekitar cincin, selain ditentukan oleh besaran ggm,
juga merupakan fungsi dari tahanan inti besi yang membawa fluks tersebut. Tahanan inti besi
itu disebut reluktansi R dari rangkaian magnet.
𝐹
∅= 𝑤𝑒𝑏𝑒𝑟
𝑅
Seperti juga tahanan dalam rangkaian listrik, reluktansi berbanding lurus dengan panjang (l),
berbanding berbalik dengan penampang luas bidang (A), dan bergantung pada bahan magnetic
rangkaian magnet tersebut, di mana besaran l dalam meter dan A dalam meter persegi:
𝑙
𝑅= 𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 − 𝑡𝑢𝑟𝑛/𝑤𝑒𝑏𝑒𝑟
𝜇𝐴

Gambar 1-1
Terdapat analogi antara hubungan rangkaian magnet (Gambar 1-1a) dan hubungan rangkaian
listrik (Gambar 1-1b) sebagai berikut:

𝐹 𝑙 𝑉 1
𝑅= = ↔𝑅= =
∅ 𝜇𝐴 𝐼 𝜎𝐴
Tabel 1-1. Analogi rangkaian magnet dan listrik

KURVA MAGNETASI

Perhitungan rangkaian magnet dapat pula dilakukan melalui pendekatangarfik dengan


penjelasan sebagai berikut:
∅ 𝐹 𝐹 𝐹
𝐵= = = = 𝜇 = 𝜇𝐻 𝑤𝑒𝑏𝑒𝑟/𝑚2
𝐴 𝐴𝑅 𝐴( 𝑙 ) 𝑙
𝜇𝐴
dengan
𝐹 𝑁𝑖
𝐻= = 𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 − 𝑡𝑢𝑟𝑛/𝑚
𝑙 𝑙

Besaran H disebut kuat medan dan merupakan harga ggm per unit panjang. Untuk rangkaian
magnet yang seragam seperti pada Gambar 1-2, harga ggm per unit panjang inti besi adalah
konstan. persamaan di atas memperlihatkan hubungan sifat magnetic suatu bahan dengan
permeabilitas μ, yang dapat ditunjukkan melalui kurva kerapatan fluks B sebagai fungsi dari
kuat medan H, yang biasanya disebut kurva B-H atau kurva magnetasi (lihat Gambar 1-3a).
kurva B-H hanya dipengaruhi oleh jenis bahan yang dipakai dan tidak bergantung pada dimensi
bahan tersebut. Apabila diketahui harga ampere-turn Ni dan harga panjang rata-rata jalur fluksi,
maka harga kuat medan Ni/l jatuh pada sumbu horizontal, dan secara grafik dengan mudah
dapat ditentukan kerapatan fluksi B yang terletak pada sumbu ordinat tegaknya.

Gambar 1-3
Karena H=Ni/l dan B=φ/A, maka dengan mudah terlihat bahwa kuat medan (H) sebanding
dengan gaya gerak magnet (Ni) dan kerpatan fluks (B) sebanding dengan gaya gerak magnet
(Ni) dan kerpatan fluks (B) sebanding dengan garis fluks (φ). Oleh karena itu hubungan kurva
B-H pada Gambar 1-3a, akan mempunyai bentuk yang sama dengan hubungan kurva φ-ggm
pada Gambar 1-3b. kemiringan B terhadap H pada Gambar 1-3a menunjukkan harga
permeabilitas inti besi (core). Dari kurva B-H dapat diketahui bahwa permeabilits besar untuk
keadaan tidak jenuh dan kemudian secara berangsur-angsur menurun rendah sekali pada
keadaan inti besi menjadi sangat jenuh.
Keuntungan menggunakan bahan feromagnet sebagai inti besi pada mesin-mesin listrik adalah
dimungkinkannya memperoleh fluks yang berlipat ganda untuk ggm tertentu yang diberikan.
Walaupun demikian, bila dikehendaki harga fluks yang sebanding dengan harga ggm-nya,
maka inti besi harus dioperasikan pada derah tidak jenuh. Bentuk nonlinear kurva magnetasi ini
akan berperan penting dalam pembahasan sifat mesin-mesin listrik dan transformator.

INTENSITAS MEDAN MAGNET-HUKUM AMPERE

Hokum Ampere bersama denganbeberapa persamaan lain membentuk persamaan Maxwell;


menyatakan bahwa integral keliling kuat medan magnet berbanding lurus sengan besar arus
listrik yang terkurung oleh integral keliling itu.

𝐻 𝑑𝑙 = 𝑙 𝑑𝐴
𝑠

di mana dA = unsur luas


Dalam proses konversi energy yang menyangkut mesin dengan elemen bergerak (berputar)
seperti transduser atau motor, pada inti besinya (core) akan terdapat celah udara. Melalui celah
udara ini dapat berlangsung proses konversi dari energy listrik ke energy mekanik atau
sebaliknya.

Gambar 1-4
Untuk inti yang bercelah udara berlaku hubungan

𝑁𝑖 = 𝐻𝑐 𝑙𝑐 + 𝐻𝑔 𝑔

𝐵𝑐 𝐵𝑔
𝑁𝑖 = 𝑙𝑐 + 𝑔
𝜇𝑐 𝜇𝑜

∅𝑙𝑐 ∅𝑔
𝑁𝑖 = +
𝐴𝑐 𝜇𝑐 𝐴𝑔 𝜇𝑜

di mana Ni=F adalah gaya gerak magnet (ggm), dan koefisien di sebelah kanan di kenal
sebagai reluctance R.
karena
𝑙𝑐 𝑔
𝑅𝑐 = 𝐴 dan 𝑅𝑔 = 𝐴
𝑐𝜇𝑐 𝑔𝜇𝑜

Maka

𝑁𝑖 = ∅ 𝑅𝑐 + 𝑅𝑔 = 𝐹

Oleh karena pada umumnya μc >> μo, maka sebagian besar rangkaian magnet hanya
dipengaruhi oleh reluktansi celah udara (𝑅𝑔 ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar ggm terkonsentrasi pada celah udara, yang merupakan potensi energy untuk
proses konversi.

ENERGI DALAM MEDAN MAGNET

Energy listrik yang diberikan oleh sumber akan digunakan oleh inti besi beserta belitannya
untuk menghasilkan medan magnet. Dengan demikian energy yang diperoleh akan tersimpan
dalam medanmagnet yang ditimbulkan.

𝑑𝑊𝐸 = 𝑑𝑊𝐹

Sedangkan

𝑑𝑊𝐹 = 𝑖 𝑑𝜆 = 𝐹 𝑑∅
Jadi energy yang tersimpan pada medan magnet adalah

𝜆 ∅

𝑊𝐹 = 𝑖 𝜆 𝑑𝜆 = 𝐹 ∅ 𝑑∅
0 0

Persamaan integral diatas mengandung arti bahwa besar energy yang tersimpan dalam medan
magnet tersebut merupakan suatu luas daerah tertentu; sedangkan luas daerah tersebut
ditentukan oleh jenis bahan pemagnetan inti.
Untuk bahan feromagnet, hubungan antara F dan φ akan tidak linear dan dilukiskan sepetrti
pada Gambar 1-5a. dari gambar 1-5a diketahui bahwa untuk kurva menaik oa, jumlah energy
yang dibutuhkan sama dengan luas daerah oac. Dan apabila harga F dikembalikan ke harga
nolnya (kurva menurun ab), sebagian energy yang besarnya sama dengan luas daerah abc
akan dilepaskan, sedangkan energy sebesar luar daerah oab hilang sebagai panas (rugi
hysteresis). Siklus penuh rugi hysteresis akan membentuk suatu gelang (lingkar tertutup)
seperti pada Gambar 1-5b.

Gambar 1-5

Untuk rangkaian listrik R-L dengan tegangan jepit V, berlaku:


𝑑𝜆
𝑉 = 𝑅𝑖 +
𝑑𝑡

𝑉𝑖 𝑑𝑡 = 𝑅𝑖 2 𝑑𝑡 + 𝑖 𝑑𝜆

atau
𝑡2 𝑡2 𝑡2
2
𝑉𝑖 𝑑𝑡 = 𝑅𝑖 𝑑𝑡 + 𝑑𝜆
𝑡1 𝑡1 𝑡1

Artinya

Kerja yang dilakukan=panas yang hilang + energy yang tersimpan dalam medan magnet.

Energy-dalam medan magnet adalah

𝑡2 𝜆 ∅

𝑊𝐹 = 𝑖 𝑑𝜆 = 𝑖 𝑑𝜆 = 𝑁𝑖 𝑑∅
𝑡1 0 0

di mana Ni= FHclc dan dφ=AcdB

jadi, Ni dφ=(Hclc)(AcdB)=(lcAc)H dB

lcAc adalah volume inti magnet.

Energy tersimpan per unit volume adalah

𝐵
𝑊𝐹
𝑊𝑝𝜇 = = 𝐻 𝑑𝐵
𝑙𝑐 𝐴𝑐
0

Persamaan di atas mengandung arti bahwa energy dalam medan magnet ditentukan oleh luas
daerah yang dibatasi antara kurva magnetasi dan sumbu B ataua luas daerah oac pada
Gambar 1-5a.
Contoh 1
Suatu kawat mmepunyai penampang lintang 0.5 cm2 dan panjang 5 m, dibengkokkan menjadi
(a) persegi empat dan (b) lingkaran. Tentukanlah kuat medan H di pusat, jika arus yang
mengalir melalui kawat 20 ampere.
Pemecahan
(a) Jika keliling persegi empat = 5 meter
Panjang masing-masing sisi = 5/4 = 1.25 meter
2𝐼
Besar kuat medan di pusatnya =
𝜋𝑎

di mana a = setengah panjang sisi


2 ×20
sehingga 𝐻 = 𝜇 ×0.625 = 14.4 𝐴𝑡/𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

(b) Jika keliling lingkaran = 5 meter


5
Jari-jari lingkaran =2𝜋 = 0.796 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
20
Besar gaya gerak magnet (ggm) =I/2r (r= jari-jari) = 2×0.796 = 12.6 𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛/𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
KONVERSI ENERGI ELEKTROMEKANIK

Konversi energy baik energy listrik menjadi energy mekanik (motor) maupun sebaliknya dari
energy mekanik menjadi energy listrik (generstor) berlsngsung melalui medium medan magnet.
Energy yang akan diubah dari satu sistem ke sistem lainnya, sementara akan tersimpan pada
medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadi energy sistem lainnya. Dengan
demikian, medan magnet di sisi selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan energy juga
sekaligus sebagai medium untuk mengkopel proses perubahan energy.

Gambar 2-1

Dengan mengingat hokum kekekalan energy, proses konversi energy elektromekanik (dalam
hal ini sebagai aksi motor) dapat dinyatakan sebagai berikut:

Energy listrik sebagai input = Energi mekanik sebagai output + Energi yang diubah
menjadi panas + Energi tersimpan pada medan magnet
Atau setelah ∑ rugi dikelompokkan:
Energy listrik minus rugi tahanan = energy mekanik minus rugi gesekan + energy
tersimpan pada medan magnet plus ∑ rugi yang menyertainya
Atau dalam bentuk diferensial
𝑑𝑊𝐸 = 𝑑𝑊𝑚 + 𝑑𝑊𝐹

Di atas telah diterangkan bahwa energy yang diubah dari satu lain ke sistem akan disimpan
sementara pada medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadienergi sistem
lainnya dan secara matematika dinyatakan oleh persamaan diferensial.

𝑑𝑊𝐸 = 𝑑𝑊𝑚 + 𝑑𝑊𝐹 (untuk aksi motor)

Hal tersebut di atas hanya berlaku ketika proses konversi energy sedang berlangsung; artinya
berlaku untuk keadaan dinamis yang transien. Untuk keadaan tunak, di mana fluks merupakan
harga yang konstan, maka
𝑑𝑊𝐹 = 0

𝑑𝑊𝐸 = 𝑑𝑊𝑀
GAYA GERAK LISTRIK
Apabila sebuah konduktor digerakkan tegak lurus sejauh 𝑑𝑠 emotong suatu medan magnet
dengan kerapatan fluks B, maka perubahan pada konduktor dengan panjang efektif ialah:

𝑑∅ = 𝐵𝑙𝑑𝑠

Dari Hukum Faraday diketahui bahwa gaya gerak listrik (ggl)

𝑑∅
𝑒=
𝑑𝑡

Maka

𝐵𝑙𝑑𝑠
𝑒=
𝑑𝑡
𝑑𝑠
= 𝑣 = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑑𝑡

Jadi,

𝑒 = 𝐵𝑙𝑣

Gambar 2-2

Arah daya gerak listrik ini ditentukan oleh aturan tangan kanan, dengan jempol, telunjuk, dan
jari tengah yang saling tegak lurus menunjukkan masing-masing arah v, B, dan e. bila
konduktor tersebut dihubungkan denganbeban, seperti misalnya suatu tahanan, maka pada
konduktor tersebut mengalir arus yang menjauhi kita dan digambarkan dengan symbol ujung
belakang anak panah (x). sedangkan arus yang mendekati kita digambarkan dengan symbol
ujung depan anak panah (.). persamaan 𝑒 = 𝐵𝑙𝑣 dapat diartikan bahwa apabila dalam medium
medan magnet diberikan energy mekanik (untuk menghasilkan kecepatan v), maka
akandibangkitkan energy listrik (e); dan ini merupakan prinsip dasar sebuah generator.

Bersambung…….
Daftar Pustaka

1. Zuhal,Dasar Tenaga Listrik,ITB,1990


2. Eugene Lister, Mesin dan Rangkaian Listrik vol 6, Erlangga, 1993
3. M.Kostenko and L.Piotrovsky,electrical Machines part two, 1950

Anda mungkin juga menyukai