Anda di halaman 1dari 61

Bab II Gear Analysis

BAB II
ANALISIS GEAR
• Power train
• Analisis gaya
• Tekanan permukaan dan
analisis umur

Training on Gear Technology 1


Bab II Gear Analysis

2.1. Power Train


Gear train adalah kumpulan dari dua atau lebih gear meshing

Susunan roda gigi External dan internal


Training on Gear Technology 2
Bab II Gear Analysis

Perbandingan kecepatan putar antar gear adalah konstan:

N in
nout  nin mv  
jumlah gigi driving gear
N out jumlah gigi driven gear

N = Jumlah gigi tanda negatif untuk


n = Kecepatan putar external sets
mv = rasio kecepatan  10:1

Persamaan ini berlaku untuk semua jenis roda gigi

Training on Gear Technology 3


Bab II Gear Analysis

2.1.1. Simple Gear Trains


Pada gear train, digunakan istilah train
value (mv) untuk menyatakan ratio
kecepatan keseluruhan.
N2
n3   n2 Train value:
N3
 N2  N3  N4  N5 
N3 n6          n2
n4   n3  N3  N4  N5  N6 
N4
N2
N4 n 6   n2
n5   n4 N6
N5
N2
N5 nout   nin
n6   n5 N6
N6
N2
mv 
N6
Training on Gear Technology 4
Bab II Gear Analysis

2.1.2. Compound Gear Trains

Perhatikan bahwa pada dasarnya rangkaian (a)


sama dengan rangkaian (b)
Training on Gear Technology 5
Bab II Gear Analysis

N2
n3   n2  N 2  N 4 
N3 n5      n 2
n 4  n3  N 3  N 5 
N4  N2  N 4 
n5   n4 nout    nin
N5  N3  N 5 

Sehingga train ratio untuk kedua rangkaian di atas adalah:

nout  N2  N4 
mv       
nin  N3  N5 

Training on Gear Technology 6


Bab II Gear Analysis

Contoh kasus : Merancang compound gear train

Masalah : merancang gabungan, spur-gear train untuk rasio


keseluruhan rangkaian 29:1
Diketahui : menggunakan 25o sudut tekan dengan modul 3 mm
untuk semua tingkatan
Asumsi : Rasio terbesar pada setiap gearset dibatasi 10:1
jumlah minimum gigi dari tiap pinion adalah 12

Solusi :
1. Rasio yang diinginkan terlalu besar untuk satu tingkat. Oleh
karena itu untuk mendapat rasio yang sesuai, dilakukan
dengan menarik akar dari rasio total yang diinginkan,
yaitu (29)0.5 = 5.385. (ini merupakan salah satu cara)
Sehingga kedua gearset diharuskan memiliki rasio yang sama.
Training on Gear Technology 7
Bab II Gear Analysis

2. Karena jumlah gigi pada tiap gear harus merupakan bilangan


bulat, maka dilakukan simulasi untuk melihat seberapa dekat
rasio gearset 5,385 dapat memenuhi kombinasi jumlah gigi
yang bulat, dengan memperhatikan batas jumlah gigi
minimum pada pinion.

125,385  64,622

135,385  70,007

145,385  75,392

Kemungkinan kedua
memberikan hasil yang lebih
mendekati rasio yang tepat
sampai 2 digit di belakang
koma.

Training on Gear Technology 8


Bab II Gear Analysis

3. Usaha pertama dicoba dua gearset identik dengan 13t dan


70t. Berapa rasio rangkaiannya (train ratio) ?
 70  70 
    28,994
 13  13 

4. Jika hasil ini telah cukup dekat dengan aplikasi. Masalah


telah terpecahkan. Satu-satunya situasi yang mungkin
tidak dapat diterima adalah di mana rasio eksak
diperlukan untuk menyediakan sebuah fungsi waktu.

5. Perhatikan bahwa menggunakan dua gearset yang identik


pada compound train secara otomatis memberikan
keuntungan geometris yaitu poros input dan output yang
konsentris.

Training on Gear Technology 9


Bab II Gear Analysis

2.1.3. Epicyclic atau Planetary Gear Trains


Jenis gear ini mempunyai 2 dof (dua derajat kebebasan). Dua
input diperlukan untuk menjaga output seperti yang
diperkirakan.
Kelebihan planetary train:
• Rasio train yang lebih tinggi pada package yang lebih kecil.
• Reverse dengan sendirinya
• Simultan/serempak
• Konsentris
• Output dua arah dimungkinkan dari satu input searah

Kelebihan-kelebihan tersebut yang membuat jenis train ini


menjadi populer sebagai transmisi otomatis pada automobil dan
truk.
Training on Gear Technology 10
Bab II Gear Analysis

Pada gambar (a), gearset


mempunyai 1-dof dengan link 1
tidak bergerak sebagai ground.

Gambar (b), link 1 bebas


bergerak sebagai lengan yang
menghubungkan dua gear
sehingga mempunyai 2-dof, ini
yang disebut sebagai epicyclic
train dengan planet gear yang
mengorbit mengitari sun gear.
Training on Gear Technology 11
Bab II Gear Analysis

Gambar planetary gear train dengan tambahan ring gear. Ring


gear ini berhubungan dengan planet dan berputar konsentris
dengan pinion, sehingga dengan mudah menjadi bagian output.
Karena gear berputar tergantung pada lengan dan lengan sendiri
berputar, maka digunakan persamaan kecepatan relatif sbb.
gear  arm  gear / arm
Training on Gear Technology 12
Bab II Gear Analysis

Untuk gear pertama dalam sistem

 F / arm   F  arm
Untuk gear terakhir dalam sistem

 L / arm   L  arm
Sehingga didapat rasio train keseluruhan

 L  L / arm  L   arm
   mV
 F  F / arm  F   arm
jumlah gigi pada driving gear  L   arm
 
jumlah gigi pada driven gear  F   arm
Training on Gear Technology 13
Bab II Gear Analysis

Contoh kasus
Masalah : Tentukan rasio train untuk epicyclic train pada pada
planetary train di bawah ini

Diketahui : sun mempunyai 40 gigi, planet 20 gigi, dan ring


gear 80 gigi. Lengan (arm) adalah input dan sun
adalah output. Ring gear di anggap diam.
Training on Gear Technology 14
Bab II Gear Analysis

Asumsi : sun gear adalah gear pertama pada train dan ring gear
adalah gear terakhir. Arm berputar pada 1 rpm (cw).
Rasio train yang diinginkan adalah sun/arm

Solusi :  N2  N3  L  arm
    
 N3  N4  F  arm

 40  20  0 1
   
 20  80  F  1

1 1 1 3
   F    F  3 rpm
2 F  1 2 2
Jadi rasio train adalah +3. Sun gear berputar tiga kali lebih
cepat pada arah perputaran yang sama dengan lengan.
Training on Gear Technology 15
Bab II Gear Analysis

2.2. Load Analysis


Analisis Gaya Spur Gear

Diagram benda
bebas gaya pada
dua roda gigi pada
simple gear trains

n2 = kecepatan putar roda gigi 2 (rotasi/menit)


F32 = gaya yang dikenakan oleh gear 3 ke gear 2
Training on Gear Technology 16
Bab II Gear Analysis

Dari diagram benda bebas


pinion di samping, diperoleh:
t
Transmitted load = Wt  F32
d2
Applied Torque T  Wt
2
Wt V
Power H 
33 000

V  dn / 12 dalam satuan feet/menit

Dalam satuan SI Wt = transmitted load, kN


3 H = power, kW
60(10) H
Wt  d = diameter gear, mm
dn n = kecepatan putar, rpm
Training on Gear Technology 17
Bab II Gear Analysis

Contoh kasus
Diketahui : Pinion dengan jumlah gigi 20 berputar dengan kecepatan
putar 1750 rpm dan mentransmisikan 2,5 kW ke gear
idler yang mempunyai gigi 50 buah. gigi dipotong pada
20o dan mempunyai modul m=2,5 mm
Ditanya : Gambarkan diagram benda bebas idler gear dan tunjukkan
semua gaya yang bekerja
Jawab :
d2  N2m  20(2,5)  50 mm

d3  N3m  50(2,5)  125 mm

Training on Gear Technology 18


Bab II Gear Analysis

Transmisi load :

60(10)3 H
Wt 
d2n

60(10)3 (2,5)
Wt 
(50)(1750 )

Wt  0,546 kN
t
Sehingga F23  0,546 kN seperti pada gambar (b)
r t
Oleh karena itu F23  F23 tan 20 o  (0,546) tan 20 o  0,199 kN
t
Jadi F23 0,546
F23  o
 o
 0,581 kN
cos 20 cos 20
Training on Gear Technology 19
Bab II Gear Analysis

Karena gear 3 merupakan gear idler, gear 3 tidak


mentransmisikan daya (torque) ke porosnya, jadi reaksi
tangensial dari gear 4 pada gear 3 juga sama dengan Wt
Oleh karena itu
t r F43  0,581 kN
F43  0,546 kN F43  0,199 kN
Arahnya ditunjukkan pada gambar (b)
Reaksi poros pada arah x dan y adalah
Fbx3  (F23
t r
 F43 )  ( 0,546  0,199)  0,347 kN
Fby3  (F23
r t
 F43 )  (0,199  0,546)  0,347 kN
Reaksi resultan poros

Fb3  (0,347)2  0,347 2 )  0,491 kN


Training on Gear Technology 20
Bab II Gear Analysis

2.3. Analisis Tegangan Kaki Gigi

Training on Gear Technology 21


Bab II Gear Analysis

2.3.1. Loading on spur gear


Keterangan :
Wt gaya tangensial
Wr gaya radial
W gaya resultan
Tp torsi dari pinion
ke gear
rp jari-jari pitch
pinion
dp diameter pitch
pinion
Tp Tp 2p d Tp
Wt    pd diametral pitch
dp / 2 rp Np Np jumlah gigi
pinion
Wt
Wr  Wt tan  W Φ sudut tekan
cos  Training on Gear Technology 22
Bab II Gear Analysis

• Ada dua bentuk kegagalan pada roda gigi:


Fatigue fracture sebagai akibat bending stress
yang berfluktuasi pada kaki gigi
Surface fatigue terjadi pada permukaan gigi, seperti:
pitting, abrasive atau adhesive wear
(scuffing atau scoring)
• Beban yang terjadi pada gear teeth:
– Bending
– Gaya tangensial

Catatan:
Dalam desain roda gigi yang dihitung adalah beban bending
(bending stress) dan tekanan pada permukaan gigi (surface
stress)
Training on Gear Technology 23
Bab II Gear Analysis

A. Bending stresses
• Lewis equation: Keterangan:
σb bending stress
Wt Pd
 Wt gaya tangensial
FY Pd diametral pitch
F face width
• AGMA bending stress J AGMA bending geometry factor
m modul
U.S specification gear:
Y lewis form factor
WtPd K aK m
 K sK bK I Ka application factor
FJ Kv Km load distribution factor
Kv dynamic factor
SI specification gear:
Ks size factor
Wt K aK m KB rim bending factor
 K sK bK I
FmJ K v KI idler factor
Training on Gear Technology 24
Bab II Gear Analysis

1. Bending strength geometry factor, J

AGMA bending geometry factor J for 200.


Full depth teeth with tip loading

Training on Gear Technology 25


Bab II Gear Analysis

AGMA bending geometry factor J for 200.


Full depth teeth with HPSTC loading

Training on Gear Technology 26


Bab II Gear Analysis

AGMA bending geometry factor J for 200.


20 % long addendum with tip loading

Training on Gear Technology 27


Bab II Gear Analysis

AGMA bending geometry factor J for 200.


20 % long addendum with HSPTC loading

Training on Gear Technology 28


Bab II Gear Analysis

AGMA bending geometry factor J for 250.


Full depth teeth with tip loading

Training on Gear Technology 29


Bab II Gear Analysis

AGMA bending geometry factor J for 250.


Full depth teeth with HPSTC loading

Training on Gear Technology 30


Bab II Gear Analysis

AGMA bending geometry factor J for 250.


25% Long Addendum with tip loading

Training on Gear Technology 31


Bab II Gear Analysis

AGMA bending geometry factor J for 250.


25% Long Addendum with HSPTC loading

Training on Gear Technology 32


Bab II Gear Analysis

2. Dynamic factor, Cv dan Kv


B
 A 
  (Vt dalam ft/min)
 A  V1 / 2 
 t 
C  K   B
 A 
  (Vt dalam m/s)
 A  200 V 1 / 2 
 t 
A  50  561  B 
B  12  Q  
2/3 Untuk 6<Qv<11
/4
Keterangan:
KV = Cv = dynamic factor
Vt = pitch line velocity
QV = gear quality number
Training on Gear Technology 33
Bab II Gear Analysis

Gear quality number, Qv

Gear quality
berdasarkan
kecepatan pitch

Training on Gear Technology 34


Bab II Gear Analysis

Gear quality
berdasarkan
aplikasi roda gigi

Training on Gear Technology 35


Bab II Gear Analysis

• Untuk Qv≤5, digunakan persamaan:


B
 
 50 
 1/2  (Vt dalam ft/min)
 50  Vt 
C  K    
B
 50 
  (Vt dalam m/s)
 50  200 V 1 / 2 
 t 

• Keterangan: valid jika Vt ≤ 2 500 ft/min (13 m/s)

Training on Gear Technology 36


Bab II Gear Analysis

Kurva empiris dynamic factor, Kv dan Cv

Training on Gear Technology 37


Bab II Gear Analysis

3. Load distribution factor, Km

• Load distribution factor


adalah faktor untuk
mengakomodasi ketidak-
rataan beban yang
ditransmisikan melalui
muka gigi.

• Rule: memastikan lebar


spur gear bernilai diantara
8/Pd < F < 16/Pd

Training on Gear Technology 38


Bab II Gear Analysis

4. Application factor, Ka

• Application factor adalah faktor untuk mengakomodasi


fluktuasi beban.

Training on Gear Technology 39


Bab II Gear Analysis

5. Size factor, Ks

• Untuk menentukan fatigue strength digunakan roda gigi


dengan diameter 0,3 inch. Untuk roda gigi yang lebih besar
dari 0,3 inch ada kemungkinan terjadi penurunan fatigue
strength roda gigi diakomodir dengan size factor

• AGMA tidak mengeluarkan standard untuk size factor, Ks dan


merekomendasikan nilai Ks = 1

Training on Gear Technology 40


Bab II Gear Analysis

6. Rim thickness factor, Kb

Untuk 0,5 ≤ mB ≤ 1,2  Kb=3,4 - 2mB

mB
Untuk mB >1,2  Kb = 1

tR
Keterangan: mB 
ht
Training on Gear Technology 41
Bab II Gear Analysis

7. Idler factor, KI
Idler gear mendapat more stress per unit time dan
larger-magnitude alternating load dibandingkan non-
idler gear, sehingga:

KI = 1,42 Untuk idler gear (idler)

KI = 1,00 Untuk non-idler gear (pinion dan gear)

Training on Gear Technology 42


Bab II Gear Analysis

B. Surface stress, σc
Keterangan
σ c surface stress
Wt transmitted load
F face width
Wt C aCm
c  Cp CsCf I AGMA surface geometry factor
FId C v d diameter pitch
Ca application factor
Cm load distribution factor
CV velocity factor
Cs size factor
Cf rim thickness factor

Training on Gear Technology 43


Bab II Gear Analysis

1. Surface geometry factor, I


cos 
I Keterangan:
1 1 
  dp C center distance
  
 p g  dp diameter pitch
pinion
 1  xp  
  rp cos  2 
rp radius pitch
p   rp  cos 
pd  pd pinion

xp pinion adden-
dum coefficient
g  C sin   p pd diametral pitch

Tanda (-) : external gear Ф pressure angle

Tanda(+): internal gear

Training on Gear Technology 44


Bab II Gear Analysis

2. Elastic coefficient, Cp

Data:
vp poison ratio pinion
= 0,28
1
Cp  vg poison ratio gear
 1  p2   1   2g  = 0,28
   
 Ep   E g 
Ep modulus elastisitas
pinion = 30E6

Eg modulus elastisitas
gear = 30E6

Training on Gear Technology 45


Bab II Gear Analysis

Training on Gear Technology 46


Bab II Gear Analysis

3. Surface finish factor, CF

• Surface finish factor digunakan untuk


memperhitungkan kekasaran permukaan gigi.

• AGMA tidak mengeluarkan standard untuk surface


factor, Cf dan merekomendasikan nilai Cf = 1 untuk
gear yang dibuat secara konvesional.

Training on Gear Technology 47


Bab II Gear Analysis

2.3.2 Material Strength

• Ada dua:

– AGMA bending fatigue strength, Sfb

– AGMA surface fatigue strength, Sfc

Training on Gear Technology 48


Bab II Gear Analysis

A. Corrected bending fatigue-endurance


strength, Sfb

Keterangan:
KL
S fb  S'fb Sfb corrected bending-fatigue

K TK R strength
KL life factor
KT temperature factor
KR reliability factor
S’fb uncorrected bending fatigue-
endurance strength

Training on Gear Technology 49


Bab II Gear Analysis

1. Uncorrected bending fatigue strength, Sfb’

Training on Gear Technology 50


Bab II Gear Analysis

2. Life factor, KL

Training on Gear Technology 51


Bab II Gear Analysis

3. Temperature factor, KT

KT =1 Untuk temperatur < 2500 F

460  TF
KT  Untuk temperatur > 2500 F
620

Training on Gear Technology 52


Bab II Gear Analysis

4. Reliability factor, KR

Untuk level reliability 99%, didapatkan:

Training on Gear Technology 53


Bab II Gear Analysis

B. Corrected surface fatigue-endurance


strength, Sfc

Keterangan:
Sfc corrected surface-fatigue strength
CL CH
S fc  S fc' CL life factor
C T CR CT temperature factor
CR reliability factor
CH hardness factor
S’fc uncorrected surface fatigue-
endurance strength

Training on Gear Technology 54


Bab II Gear Analysis

1. Uncorected surface fatigue-endurance


strength, Sfc’

Training on Gear Technology 55


Bab II Gear Analysis

2. Life factor, CL

Training on Gear Technology 56


Bab II Gear Analysis

3. Temperature factor, CT

CT = K T

4. Reliability factor, CR

CR=KR

Training on Gear Technology 57


Bab II Gear Analysis

5. Hardness ratio factor, CH

a) Untuk through hardened pinion dan gear:


CH  1  A mG  1

Dimana mG adalah gear ratio dan nilai A diperoleh


dari persamaan berikut:
HBp
 1,2  maka A  0
HB g
HBp HBp
1,2   1.7  maka A  0,00898  0,00829
HB g HB g
HBp
 1,7  maka A  0,00698
HB g
Training on Gear Technology 58
Bab II Gear Analysis

b)Untuk surface hardened pinion(>48 HRC) berpasangan


dengan through hardened gear

cH  1  B(450  HB g )
0 ,0112R q
B  0,00075 e US unit system
0 ,052R q
B  0,00075 e SI unit system

Keterangan:
Rq=RMS (Root Mean Square) kekasaran permukaan gigi pinion

Training on Gear Technology 59


Bab II Gear Analysis

2.3.3. Safety factor, N


A. Safety factor terhadap bending failure, Nb

S fb
Nb 
b
B. Safety factor terhadap surface failure, Nc

S fc
Nc 
c

Training on Gear Technology 60


Bab II Gear Analysis

Training on Gear Technology 61

Anda mungkin juga menyukai