Anda di halaman 1dari 20

TRANSMISI SABUK

Sabuk merupakan salah satu jenis transmisi yang digunakan untuk meneruskan daya
dan putaran melalui puli yang terpasang. Sabuk merupakan jenis system transmisi luwes.
Jenis sabuk berdasarkan bentuk penampang yang umum digunakan :
1. Sabuk V (V belt)
2. Sabuk rata (flat belt)
3. Sabuk gilir (timing belt)
Pemakaian jenis sabuk juga dapat dilihat berdasarkan jarak antar poros :
1. Sabuk V
Jarak sampai 5m dengan perbandingan putaran 1:1 sampai 7:1 (reduksi putaran)
2. Sabuk rata
Jarak sampai 10m dengan perbandingan putaran 1:1 sampai 6:1 (reduksi putaran)
3. Sabuk gilir
Jarak sampai 2m dengan perbandingan putaran 1:1 sampai 6:1 (reduksi putaran)

Jenis konstruksi atau susunan sabuk dan puli : ( Tabel 20 Dobrovolsky)


1. Open belt drive

2. Twist belt drive

3. Quarter twist belt drive


4. Quarter twist belt drive with guide pulleys

5. Belt drive with an idler pulley

6. Belt drive with many pulleys and guide pulleys


PERENCANAAN TRANSMISI SABUK V

Sabuk V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium dibelitkan pada puli
berbentuk V. keunggulan sabuk V antara lain aadanya gaya gesek yang menghasilkan
transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah.

DATA AWAL PERENCANAAN SABUK V


Daya awal P : kW, HP, PS, PK
Putaran puli kecil n1 : rpm, rps
Reduksi putaran i
RUMUS YANG DIGUNAKAN

DAYA RENCANA (Daya yang telah dikoreksi)


𝑃𝑑 = 𝑃 𝑥 𝑓𝑐
Dimana : P : daya (kW)
fc : faktor koreksi (table 5.1 Sularso)
Selanjutnya berdasarkan data daya rencana dan putaran puli kecil dapat ditentukan type
sabuk V berdasarkan diagram pemilihan sabuk V gambar 5.3 Sularso.

Ukuran penampang sabuk V standar

Ukuran penampang sabuk V sempit


Pemasangan sabuk pada puli (sabuk standart dan sabuk sempit)

REDUKSI PUTARAN (i)


Perbandingan putaran (u)
𝑛1 𝐷𝑝 1
𝑖= = =
𝑛2 𝑑𝑝 𝑢

1 𝑛2
𝑢= =
𝑖 𝑛1

Dimana n1 : putaran poros penggerak (rpm)


n2 : putaran poros yang digerakkan (rpm)
dp : diameter minimum puli kecil (mm)
Dp : diameter minimum puli besar (mm)

DIAMETER LINGKARAN JARAK BAGI


Selanjutnya diameter minimum puli yang diijinkan dan dianjurkan dapat dipillih
berdasarkan table 5.4 Sularso selanjutnya disebut sebagai dp (diameter lingkaran jarak bagi)

Diameter minimum puli sabuk V standart


Penampang A B C D E
Diameter minimum yang diizinkan (dp)
65 115 175 300 450
(mm)
Diameter minimum yang dianjurkan (dp)
95 145 225 350 550
(mm)
Diameter minimum puli sabuk V sempit
Penampang 3V 5V 8V
Diameter minimum yang diizinkan (dp)
67 180 315
(mm)
Diameter minimum yang dianjurkan (dp)
100 224 360
(mm)

dp = diameter lingkaran jarak bagi puli kecil (mm)


(berdasarkan table 5.4 Sukarso)
Dp = diameter lingkaran jarak bagi puli besar (mm)
(berdasarkan rumus reduksi putaran)

𝑛1
𝐷𝑝 = . 𝑑𝑝
𝑛2

KECEPATAN LINIER SABUK V

𝜋 𝑑𝑝 𝑛1
𝑣1 =
60 𝑥 1000

Dimana : v : kecepatan linier sabuk (m/dt)


dp : diameter lingkaran jarak bagi (mm)
n : putaran puli (rpm)

PANJANG KELILING SABUK (Open Belt Drive)

𝜋 1
𝐿 = 2𝐶 + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 ) + (𝐷 − 𝑑𝑝 )2
2 4𝐶 𝑝

Dimana: L : panjang sabuk (mm)


C : jarak sumbu poros (mm)
dp : diameter lingkaran jarak bagi puli kecil (mm)
Dp : diameter lingkaran jarak bagi puli besar (mm)
CATATAN :
Jarak sumbu poros C dapat direncanakan :

𝐶 = (1,5 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 2) 𝐷𝑝

Selanjutnya panjang sabuk V disesuaikan dengan panjang sabuk V standart sesuai table 5.3
Sularso dengan nomor nominal sabuk dalam inch.
JARAK SUMBU POROS YANG SEBENARNYA

𝑏 + √𝑏 2 − 8(𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )2
𝐶=
8
Dimana :
𝑏 = 2𝐿 − 3,14(𝐷𝑝 + 𝑑𝑝 )

Dimana L adalah panjang sabuk yang sudah distandartkan.


Tabel panjang sabuk V standart
Nomor nominal Nomor nominal Nomor nominal Nomor nominal
(inch) (mm) (inch) (mm) (inch) (mm) (inch) (mm)
10 254 45 1143 80 2032 115 2921
11 279 46 1168 81 2057 116 2946
12 305 47 1194 82 2083 117 2972
13 330 48 1219 83 2108 118 2997
14 356 49 1245 84 2134 119 3023
15 381 50 1270 85 2159 120 3048
16 406 51 1295 86 2184 121 3073
17 432 52 1321 87 2210 122 3099
18 457 53 1346 88 2235 123 3124
19 483 54 1372 89 2261 124 3150
20 508 55 1397 90 2286 125 3175
21 533 56 1422 91 2231 126 3200
22 559 57 1448 92 2337 127 3226
23 584 58 1473 93 2362 128 3251
24 610 59 1499 94 2388 129 3277
25 635 60 1524 95 2413 130 3302
26 560 61 1549 96 2438 131 3327
27 685 62 1575 97 2464 132 3353
28 711 63 1600 98 2489 133 3378
29 737 64 1626 99 2515 134 3404
30 762 65 1651 100 2540 135 3429
31 787 66 1676 101 2565 136 3454
32 813 67 1702 102 2591 137 3480
33 838 68 1727 103 2616 138 3505
34 864 69 1753 104 2642 139 3531
35 889 70 1778 105 2667 140 3556
36 914 71 1803 106 2692 141 3581
37 940 72 1829 107 2718 142 3607
38 965 73 1854 108 2743 143 3632
39 991 74 1880 109 2769 144 3658
40 1016 75 1905 110 2794 145 3683
41 1041 76 1930 111 2819 146 3708
42 1067 77 1956 112 2845 147 3734
43 1092 78 1981 113 2870 148 3759
44 1118 79 2007 114 2896 149 3785
Panjang sabuk V sempit
3V 5V

Panjang Panjang
Nomor Panjang Nomor Panjang
keliling pada keliling pada
nominal keliling nominal keliling
jarak bagi jarak bagi
sabuk (mm) sabuk (mm)
sabuk (mm) sabuk (mm)
1 2 3 4 5 6
3 V 250 635 631 5 V 500 1270 1262
3 V 265 673 669 5 V 530 1346 1338
3 V 280 711 707 5 V 560 1422 1414
3 V 300 762 758 5 V 600 1542 1516
3 V 315 800 796 5 V 630 1600 1592
3 V 335 851 847 5 V 670 1702 1694
3 V 355 902 898 5 V 710 1803 1795
3 V 375 953 949 5 V 750 1905 1897
3 V 400 1016 1012 5 V 800 2032 2024
3 V 425 1080 1076 5 V 850 2159 2151
3 V 450 1143 1139 5 V 900 2286 2278
3 V 475 1207 1203 5 V 950 2413 2405
3 V 500 1270 1266 5 V 1000 2540 2532
3 V 530 1346 1342 5 V 1060 2692 2684
3 V 560 1422 1418 5 V 1120 2843 2837

Rumus panjang sabuk akan berbeda pada pemakaian konstruksi sabuk yang berbeda (lihat
table 25 Dobrovolsky)
Selanjutnya dapat dilakukan penyetelan jarak sumbu poros dengan melihat table daerah
penyetelan sumbu poros. Tabel 5.8 Sularso

Tabel daerah penyetelan jarak sumbu poros


Ke sebelah dalam Ke sebelah luar dari
Nomor
Panjang keliling dari letak standar ΔCi letak standar ΔCt
nominal
Sabuk (umum untuk semua
sabuk A B C D E
tipe)
11-38 280-970 20 25 25
38-60 970-1500 20 25 40 40
60-90 1500-2200 20 35 40 50
90-120 2200-3000 25 35 40 65
120-158 3000-4000 25 35 40 50 75

BESAR SUDUT KONTAK


57(𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )
𝜃 = 1800 −
𝐶
Dimana C adalah jarak sumbu poros yang sebenarnya.
GAYA KELILING YANG BEKERJA PADA PULI
𝑃𝑑 𝑥 102
𝑃=
𝑣
Dimana P : gaya keliling yang bekerja pada puli (kg)
Pd : daya rencana (kW)
v : kecepatan keliling linear sabuk (m/s)

LUAS PENAMPANG V BELT


𝑃
𝐴=
𝑘
Dimana A : luas penampang V belt (cm2)
P : gaya keliling yang bekerja pada puli (kg)
k : 2. 𝜑. 𝜎0
𝜑 : faktor tarikan (0,7 s/d 0,9)
𝜎0 : tegangan awal V-belt (12 kg/cm2)
Catatan :
Luas penampang sesuaikan dengan tabel 5.3.a Sularso

Tabel luas penampang sabuk

JUMLAH SABUK (berdasarkan luas penampang)


𝑃
𝑍=
𝑘𝑥𝐴
Dimana Z : jumlah sabuk
P : gaya keliling yang bekerja pada puli (kg)
k : 2. 𝜑. 𝜎0
A : luas penampang (cm2)

JUMLAH SABUK (berdasarkan kapasitas daya yang ditransmisikan)


𝑃𝑑
𝑁=
𝑃0 𝐾𝜃
Dimana : N : jumlah sabuk
Pd : daya rencana (kW)
P0 : kapasitas daya yang ditransmisikan (kW) tabel 5.5 Sularso
𝐾𝜃 : factor koreksi table 5.7 Sularso

Apabila data kapasitas daya yang ditransmisikan tidak tercantum maka harus dicari
dengan cara interpolasi
Tabel Luas Penampang Sabuk V Standart (bertanda *)

Penampang A Penampang B
13 *65 117 16 *68 *122
14 *66 *118 17 *69 123
15 *67 119 18 *70 *124
16 *68 *120 19 *71 125
*17 *69 121 20 *72 *126
*18 *70 *122 21 *73 127
*19 *71 123 22 *74 *128
*20 *72 124 23 *75 129
*21 *73 *125 24 *76 *130
*22 *74 126 *25 *78 131
*23 *75 127 *26 *79 *132
*24 *76 *128 *27 *80 134
*25 *77 129 *28 *81 *135
*26 *78 *130 *29 *82 136
*27 *79 131 *30 *83 *137
*28 *80 132 *31 *84 138
*29 *81 133 *32 *85 *139
*30 *82 134 *33 *86 140
*31 *83 *135 *34 *87 *141
*32 *84 136 *35 *89 142
*33 *85 137 *36 *90 *143
*34 *86 138 *37 *91 145
*35 *87 139 *38 *92 *146
*36 *88 *140 *39 *93 *147
*37 *89 141 *40 *94 148
*38 *90 142 *41 *95 *149
*39 *91 143 *42 *96 150
*40 *92 144 *43 *97 *151
*41 *93 *145 *44 *98 152
*42 *94 146 *45 *99 *153
*43 *95 147 *46 *100 154
*44 *96 148 *47 101 *155
*45 *97 149 *48 *102 156
*46 *98 *150 *49 103 *157
*47 *99 151 *50 104 158
*48 *100 152 *51 *105 *159
*49 101 153 *52 106 160
*50 *102 154 *53 107 *161
*51 103 *155 *54 *108 162
*52 104 156 *55 109 *163
*53 *105 157 *56 *110 164
*54 106 158 *57 111 *165
*55 107 159 *58 *112 166
*56 *108 *160 *59 113 *167
*57 109 161 *60 114 168
*58 *110 162 *61 *115 *169
*59 111 163 *62 116 170
*60 *112 164 *63 117 *171
Tabel kapasitas daya yang ditransmisikan

Harga P0 bila tidak terdapat pada table dapat dicari dengan cara interpolasi

Factor koreksi 𝐾𝜃 dipilih dari table 5.7 Sulrso berdasarkan hasil perhitungan sudut kontak
𝐷𝑝 −𝑑𝑝
puli atau harga 𝐶
Tabel factor koreksi 𝐾𝜃

𝐷𝑝 − 𝑑𝑝
Sudut kontak puli kecil 𝜃 (0) Faktor koreksi 𝐾𝜃
𝐶
0.00 180 1.00
0.10 174 0.99
0.20 169 0.97
0.30 163 0.96
0.40 157 0.94
0.50 151 0.93
0.60 145 0.91
0.70 139 0.89
0.80 133 0.87
0.90 127 0.85
1.00 120 0.82
1.10 113 0.80
1.20 106 0.77
1.30 99 0.73
1.40 91 0.70
1.50 83 0.65

UMUR SABUK V
Nbase σfat m
H= ( ) (jam)
3600 . U. 𝑥 σmaks

di mana: Nbase : base of fatique = 107 cycles.


x : jumlah sabuk
σfat : 90 kg/cm2 (untuk V belt);
: 60 kg/cm2 (untuk rubber flat belt)
: 30 kg/cm2 (untuk cotton flat belt)
V
U = ;
L

U = kecepatan tangensial (m/detik)


V = kecepatan keliling (m/detik).
L = panjang keliling sabuk V sesuai nomor nominal (mm).
m : 8 (untuk V belt)
: 5 (untuk flat belt)
σmaks = tegangan maksimum sabuk V (kg/cm2).
TEGANGAN MAKSIMUM SABUK V
𝑘
𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝜎0 + + 𝜎𝑣 + 𝜎𝑏 𝑚𝑎𝑥
2
𝑆0 𝑃 𝛾𝑣 2 ℎ
𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠 = + + + 𝐸𝑏
𝐹 2𝐹 10𝑔 𝐷𝑚𝑖𝑛
Rumus diatas dapat ditulis :
𝑃 𝛾𝑣 2 ℎ
𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝜎0 + + + 𝐸𝑏
2𝐹 10𝑔 𝐷𝑚𝑖𝑛

Dimana : 𝜎0 : tegangan awal sabuk(kg/cm2)


𝜎0 : 12 kg/cm2 untuk sabuk V
P : gaya keliling yang bekerja pada puli (kg)
F : luas penampang sabuk (mm2)
𝛾 : berat jenis bahan sabuk (gr/cm3)
𝑣 : kecepatan sabuk (m/dt)
𝑔 : gravitasi = 9,81 m/dt2
𝐸𝑏 : modulus elastisitas bahan (kg/cm2)
h : tebal sabuk (mm)
𝐷𝑚𝑖𝑛 : diameter minimum puli = 𝐷𝑝 (mm)

Woven
Rubber Solid Woven Woven Interstitehed
Data Leather Semi –
Canvas Cotton Wollen Rubber
Linen

Width (b) in (mm) 20 -300 20 - 500 30 - 250 50 - 500 20 – 135 15 - 55

Thickness (h) in single 3 – 5,5


2,5 – 13,5 4,5 – 6,5 – 8,5 6,9 - 11 1,75 - 2,5 - 3,3 1,75
(mm) double 7,5 - 10

440 (without
Ultimate tensile strength
200 layers), 370 350 - 405 300 300 500
in kg/cm2)
(with layers)

Maximum elongation 10 % at 18 % at 20 – 25 % at 60 % at 16 % at 10 % at
(%) 100 kg/cm2 rupture rupture Rupture Rupture rupture

𝐷𝑚𝑖𝑛
recomended 35 40 30 -40 30 40 30
Ratio

allowable 25 30 25 - 35 25 30 25

Recommended maximum
40 20 - 30 25 30 50 50
velocity (Vmax in (m/sec)

Specific weight ( γ )
0,98 1,25 – 1,50 0,75 – 1,05 0,90- 1,24 ≈ 1,2 ≈ 1,0
Kg/dm3
Constants A 29 25 21 18 23 21
In formula
(191) W 300 100 150 150 200 150

Modulus of elasticity (Eb) in


35 40 30 -40 30 40 30
(kg/cm2)

PERENCANAAN PULI SABUK V

DIAMETER LINGKARAN JARAK BAGI


Diameter lingkaran jarak bagi puli kecil :
dp = dmin dapat dipilih berdasarkan table 5.4 Sularso

Diameter lingkaran jarak bagi puli besar :

𝐷𝑝
𝑖= atau dapat ditulis 𝐷𝑝 = 𝑖 . 𝑑𝑝
𝑑𝑝
Ukuran puli sabuk V (table sularso)
Penanpang dp α(o) W* Lo K Ko e f
Sabuk v (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)

71 – 100 34 11,95
A 101 – 125 36 12,12 9,2 4,5 8,0 15,0 10,0
126 atau lebih 38 12,30
125 – 160 34 15,86
B 161 – 200 36 16,07 12,5 5,5 9,5 19,0 12,5
201 – atau lebih 38 16,29
200 – 250 34 21,18
C 251 – 315 36 21,45 16,9 7,0 12,0 25,5 17,0
316 atau lebih 38 21,72
335 – 450 36 30,77
D 24,6 9,5 15,5 37,0 24,0
451 atau lebih 38 31,14

500 – 630 36 36,95


E 28,7 12,7 19,3 44,5 29,0
631 atau lebih 38 37,45

Tabel Dobrovolsky
DIAMETER LINGKARAN LUAR
Diameter lingkaran luar puli kecil :
𝑑𝑘 = 𝑑𝑝 + 2𝐾
Diameter lingkaran luar puli besar :
𝐷𝑘 = 𝐷𝑝 + 2𝐾
Dimana K : faktor konstanta diambil dari table 5.2 Sularso

LEBAR ALUR PULI


Lebar alur puli diambil dari harga L0 berdasarkan table 5.2 Sularso

LEBAR PULI
𝐵 = (𝑍 − 1)𝑡 + 2𝑠

Dimana : B : lebar puli (mm)


Z : jumlah sabuk
t : konstanta alur puli (Dobrovolsky) = e (table Sularso)
s : konstanta alur puli (Dobrovolsky) = f (table Sularso)

DIAMETER BOS / NAF PULI


Diameter bos puli kecil :
5
𝑑𝐵 ≥ 𝑑 + 10
3 𝑠1
Diameter bos puli besar :
5
𝐷𝐵 ≥ 𝑑 + 10
3 𝑠2

Dimana ds1 : diameter poros 1


ds2 : diameter poros 2

DIAMETER DALAM PULI


Diameter dalam puli kecil ;
𝑑𝑑 = 𝑑𝑘 − 2𝑒

Diameter dalam puli besar :


𝐷𝑑 = 𝐷𝑘 − 2𝑒

Dimana : dk : diameter luar puli kecil (mm)


Dk : diameter luar puli besar (mm)
e : harga diambil dari table alur puli (table 5.2 Sularso)

DIAMETER RIM PULI


Diameter rim puli kecil :
𝑑0 = 𝑑𝑑 − 2𝑒
Diameter rim puli besar :
𝐷0 = 𝐷𝑑 − 2𝑒

Dimana 𝑑0 , 𝐷0 : diameter rim (mm)


𝑑𝑑 , 𝐷𝑑 : diameter dalam puli (mm)
e : harga diambil dari table alur puli (table 5.2 Sularso)

BERAT PULI
Perhitungan berat puli harus dilihat berdasarkan berat puli secara utuh dikurangi berat yang
hilang akibat pengerjaan alur dan lubang poros
Berat puli keseluruhan :
𝜋
𝑊𝑝 = . 𝑑 2 . 𝐵. 𝛾
4 𝑘
Dimana ; Wp : berat puli V (kg)
dk : diameter luar puli (mm)
B : lebar puli (mm)
𝛾 : berat jenis bahan puli (g/cm3)
Karena adanya alur/profil pada puli rumus berat puli keseluruhan dapat digunakan :
𝝅
𝑾𝒑 = . 𝒅 𝟐 . 𝑩. 𝜸
𝟒 𝒑

Dimana ; Wp : berat puli V (kg)


dp : diameter lingkaran jarak bagi puli (mm)
B : lebar puli (mm)
𝛾 : berat jenis bahan puli (g/cm3)

Berat yang hilang akibat lubang poros


𝜋
𝑊𝑑𝑠 = . 𝑑𝑠 2 . 𝐵. 𝛾
4
Dimana ; Wds : berat hilang akibat lubang poros V (kg)
ds : diameter poros(mm)
B : lebar puli (mm)
𝛾 : berat jenis bahan puli (g/cm3)
Maka berat puli sebenarnya :
𝑊 = 𝑊𝑝 − 𝑊𝑑𝑠
Dimana Wp : berat puli (kg)
Wds : berat yang hilang akibat lubang poros (kg)

Anda mungkin juga menyukai