Penjelasan :
Dikenal dengan berbagai nama yaitu gauge block, End Block, slip gauge, Jo
Gauge atau johannsen gauge adalah merupakan jenis alat ukur standar. Mempunyai
dua permukaan (disebut dengan muka ukur) yang sangat halus, rata, sejajar dan kedua
muka ukur ini dibuat dengan jarak nominal tertentu.
Blok ukur ini biasanya dibuat dari baja karbon tinggi, baja paduan atau karbida karbon
yang telah mengalami proses perlakuan panas (heat transfer) sehingga akan
menghasilkan sifat–sifat penting yang harus dipunyai oleh suatu alat ukur standar
yaitu :
a. Tahan aus, karena kekerasannya tinggi (65 RC)
b. Tahan korosi, serupa dengan stailess steel
c. Koefisien muai yang sama dengan baja komponen mesin (12 x 10 -6 0C-1), jenis
yang dibuat dari karbida memang lebih keras dari pada baja, sementara itu
umumnya komponen mesin terbuat dari baja.
d. Kestabilan dimensi yang baik.
Blok ukur ini tersedia dalam suau set yang terdiri atas bermacam – macam ukuran
nominal. Jumlah blok ukur dalam satu set dapt bermacam – macam dan menurut
ukuran standar metrik jumlah tersebut adalah : 20 , 33 , 50 , 87 , 105 atau 112
Pemeliharaan :
1. Blok ukur harus disimpan dalam kotak khusus yang mempunyai tempat bagi
masing – masing ukuran blok.
2. Blok ukur hanya digunakan dalam ruangan dalam ruangan yang bersih dan
sebaiknya dalam ruangan yang dikontrol temperaurnya (20 0C 50% s.d. 60%
RH).
Pemakaian :
1. Ambil beberapa blok ukur dengan ukuran yang dikehendaki, letakan di atas lap
yang bersih lalu tutup kembali korak penyimpanannya.
2. Bersihkan vaselin yang menutupinya dengan bensin pembersih dan keringkam
dengan lap lembut yang bersih (kain katun, kertas tissue atau kulit lembut)
letakan blok ukur yang telah bersih di atas alas yang bersih dengan mukua ukr
terletak di samping.
3. Cara menyatukan blok ukur adalah dengan meletakan salah satu blok ukur
menyilang (900) terhadap blok ukur yang lain dan kemudian dengan penekanan
yang cukup, salah satu diputar sehingga mereka sejajar.
4. Blok ukur yang tipis jangan disatukan dengan blok ukur tipis lain, sebab secara
tak sengaja mereka dapat terdeformasi secara permanen (melengkung)
5. Susun balok ukur secara berurutan sehingga dicapai ukuran yang dikehendaki
6. Dengan ukuran yang relatif kecil, bila blok ukur dipegang terlalu lama akan
mempunyai temperatur yang lebih tinggi dari pada temperatur benda ukur dan
alat – alat ukur yang lain.
7. Sewaktu pengukuran atau kalibrasi dilakukan, muka ukur kedua ujung susunan
balok ukur harus dijaga dengan hati – hati.
8. Setelah digunakan pisahkan susunan tersebut dengan cara menggeserkan satu
satu persatu, jangan dipisahkan secara kasar dengan gerakan mematahkan
9. Blok ukur harus disimpan kembali untuk itu bersihkan blok ukur dari sidik jari,
dari jari yang tidak sengaja menyentuh muka ukur, dengan lap yang bersih, bila
ada kotoran yang melekat bersihkan dengan bensin pembersih
Cara ukur :
1. Misalkan ukuran standar yang harus diperoleh adalah : 58.970 mm
2. Mulailah dengan angka desimal yang terbelakang, dalam hal ini adalah 0.005
mm, berarti blok ukur yang harus diambil adalah berukuran 1.005 mm (atau
2.005 mm bila tebal dasar set yang dipakai adalah 2 mm)
3. Sisa ukuran yang tertinggal adalah 58.975 – 1.005 = 57.970 mm
4. Perhatikan dua angka desimal terakhir, jadi diambil blok berukuran 1.47 mm
sebab blok 1.97 mmm tak tersedia. Apabila diambil ukuran 1.07 mm akan
mengharuskan untuk memakai blok sebesar 1.4 mm. Tujuan pemilihan blok
ukur adalah untuk mendapatkan kombinasi beberapa blok ukur dengan jumlah
minimum,
5. Sisa ukuran adalah : 57.97 – 1.47 = 56.5 mm,
6. Untuk itu dapat dipilih blok ukur dengan ukuran 6.5 mm dan 50 mm
7. Dengan demikian, diperoleh susunan sebagai berikut :
1.5 1.47 + 9.5 + 50 = 58.975 mm
8. Jikalau tersedia dan akan memakai blok ukur pelindung, tebal dasarnya harus
diperhitungkan terlebih dahulu.
Penjelasan :
Batang ukur ini terbuat dari baja karbon dengan penampang lingkaran
berdiameter kurang lebih 22 mm. Proses pengerasan hanya diberikan pada kedua
ujung batang dan selanjutnya digosok halus sehingga rata dan sejajarguna mencapai
harga nominal dalam batas – batas toleransisesuai dengan kelas kuantitasnya.
Sehingga dengan blok ukur, batang ukur ini dibuat dalam beberapa kelas dan setiap set
terdiri dari berbagai ukuran. Meskipun kedua muka ukurnya mempunyai sifat
keterlekatan. Namun karena batang ukur lebih berat, mereka hanya bisa disatukan
dengan bantuan baut lepas. Dengan demikian pada kedua muka ukur dibuat lubang
yang berulir.
Penjelasan :
Merupakan penggabungan antara susunan blok ukur dengan mikrometer yang
cermat (0.001 mm). Dua kelompok blok ukur dengan ukuran atau tebal nominal yang
sama (10 mm atau 20 mm) mempunyai panjang yang berbeda. Mereka disusun secara
tepat (diikat dengan poros pengikat melalui lubang yang dibuat disetiap blok) bergantian
sehingga terlihat sebagai tonjolan blok – blok yang beraturan setiap 10 (20) mm. Jarak
antara muka ukur atas dan muka ukur atas berikutnya adalah 20 mm, dan selang ini
memiliki ketelitian jarang yang tinggi sehingga bisa dipakai sebagai acuan dalam proses
pengukuran tak langsung.
Cara pemeriksaan :
Cara pemakaian :
1. Aturlah posisi pupitas sedemikian rupa sehingga sensor dapat digerakan
secara halus dan menempel pada permukaan objek ukur (bagian dari benda
ukur yang hendak di ukur tingginya) sampai jarum menunjukan angka nol.
2. Geserkan pupitas bersama – sama dengan landasan pemindah sehingga
sensor pupitas terletak di atas salah satu muka ukur kaliber induk tinggi.
Apabila ternyata muka ukur lebih tinggi posisinya dari pada posisi sensor ,
naikan atau turunkan muka ukur tersebut dengan menggunakan mikrometer
pada kaliber induk tinggi (mungkin tidak dapat diturunkan lenih jauh karena
muka ukur yang paling bawah telah mengenai permukaan meja rata, untuk
itu harus dinaikan, yang berarti muka ukur berikutnya yang dibawah yang
akan digunakan sebagai muka ukur referensi).
3. Naikan muka ukur referensi sampai sensor pupitas tersentuh dan jarumnya
menunjukan angka nol. Dalam keadaan ini berarti tinggi muka ukur refensi
sama dengan tinggi objek ukur.
4. Tinggi muka ukur tersebut dapat diketahui dengan melihat :
a. Angka puluhan di bawah muka ukur referensi pada skla vertikal
disampingnya, misalnya 70.
b. Angka satuan dan dua angka desimal pada penunjuk digital di bawah
mikrometer, misalnya 6.72
c. Jumlah garis setelah garis utama (yang bernomor) pada skala putar
mikrometer sampai dengan garis yang ditunjuk oleh garis indeks.
Misalnya antara jarak dua garis adalah sebesar 0.001 mm maka lima
garis berarti 0.005 mm.
d. Tinggi objek ukur = 70 + 6.72 + 0.005 = 76.725 mm
Penjelasan :
Merupakan jenis alat ukur pembanding yang banyak digunakan dalam industri
pemesinan di bagian produksi, dan di kamar ukur. Prinsip kerjanya adalah secara
mekanik, dimana gerakan linear sensor diubah menjadi gerakan putaran jarum
penunjuk pada piringan yang berskala dengan perantara batang bergigi dan susunan
roda gigi.
Komponen dasar :
Pegas koil berfungsi sebagai penekan batang bergigi sehingga sensor selalu
menekan ke bawah. Pegas spiral berfungsi sebagai penekan system transmisi roda gigi
sehingga permukaan gigi yag berpasanga selalu meneka sisi yang sama untuk kedua
arah putara (guna meghindari backlash yangmungkin terjadi karena profil gigi yang tak
sempurna ataupun karena keausan). Sebagaimaa dengan jam tangan mekanik,
beberapa jenis jam ukur mempunyai batu (jewel) untuk mengurangi gesekan pada
duduka porors roda giginya.
Kecermatan :
Kecermatan pembacaan skala dari jam ukur ini ialah 0.01, 0.005 atau 0.002 mm
dengan kapasitas ukur yang beragam misalnya 20, 10, 5, 2 atau 1 mm.
Jenis – jenis :
1. Dudukan pemindah
Karakteristik :
Mempunyai alas yang halus dan rata, oleh karena itu dapat digeserkan dengan
mudah pada meja rata. Tiang dudukan sangat kuat dimaa pemegang pupitas dapat
digeserkan padanya naik turun sehingga posisi sensor pupitas dapat diatur sampai ke
dekat perukaan benda ukur atau blok ukur. Untuk empermudah penyetelan ol, sensor
pupitas dapat digerakan secara lebih halus dengan tombol pada pemegang atau pada
benda.
2. Dudukan bermagnit
Karakteristik :
Merupakan batang kaku ataupun yang fleksibel yang ana dipasangkan pada
beda ukur tyang besar ataupun pada mesi perkakas sehingga berbagai pengukuran
yang menggunaka pupitas maupun jam ukur dapat dilakukan. Karea permukaan
dudukan bermagnit ini tidak selembar pada dudukan pemindah sebaiknya jangan
digunakan sebagai pemegang pupitas pada pengukuran tak lagsung di atas meja rata.
C. Pembanding (comperator)
Penjelasan :
alat pembanding ini dipakai untuk proses pegukuran tak langsung dengan cara
memperbandingkan objek ukur dengan acuan. Objek ukur bisa berupa alat ukur standar
misalnya blok ukur yang akan dikalibrasi dengan alat ukur standar lain yaitu blok ukur
dengan kualitas yang lebih tinggi, kapasitas ukur alat pemanding ini sangat terbatas.
Jenis – jenis :
1. Caliber pemeriksa lubang
2. Kalier pemeriksa poros
3. Caliber peeriksa konis
4. Caliber pemeriksa posisi dan kedalaman
5. Kalier pemeriksa kombinasi
1. Lihat dimana letak divisi 0 (nol) skala nonius pada divisi skala utama, pada
gambar di atas divisi 0 skala nonius terletak antara divisi 13 mm dengan 14
mm, maka pembacaannya adalah 13 mm.
2. Lihat dimana letak divisi skala nonius yang segaris dengan divisi skala utama,
pada gambar di atas adalah divisi 21 skala nonius segaris dengan divisi skala
utama..
3. Maka pembacaan hasil pengukurannya adalah 13 + 21 x 0,02 (ketelitian dari
jangka sorong) = 13,42 mm.
1.
Skala Utama = 12 mm dan Skala nonius = 5 x 0,05 mm = 0,25 mm. Maka hasil
pengukuran jangka sorong diatas adalah 12 + 0,25 = 12, 25 mm.
2.
Menetukan NST alat dgn rumus SU/N, dimana jumlah skala adalah 50, maka
NST alat 0,1 cm/50 = 0,002 cm.
Seperti cara 1 skala yang dekat dengan 0 pada skala nonius dan skala utama
adalah 0,3 cm.
Jumlah Skala nonius yang beimpit dengan skala utama adalah 29 skala
maka 0,002 dikali dengan 29 maka 0,058 cm.
Setelah itu 0,3 cm + 0,058 =0,358 cm dengan ketidakpastian 0,002 cm.
Pelaporan fisikanya (0.358 +_0,002)cm
3.
Skala Utama = 12 mm dan Skala nonius = 5 x 0,05 mm = 0,25 mm. Maka hasil
pengukuran jangka sorong diatas adalah 12 + 0,25 = 12, 25 mm.
http://www.google.com/imgres?start=101&client=firefox-a&sa=X&rls=org.mozilla:en-
US:official&channel=np&biw=1366&bih=664&tbm=isch&tbnid=V_60G9SOTIB66M:&img
refurl=http://arifansyah.wordpress.com/&docid=X3wPWln27Tfl5M&imgurl=http://arifansy
ah.files.wordpress.com/2010/05/mikrometer-
sekrup.jpg&w=865&h=506&ei=dQFpUrj7Ms2tiQeR7oD4AQ&zoom=1&ved=1t:3588,r:2,
s:100,i:10&iact=rc&page=6&tbnh=167&tbnw=285&ndsp=22&tx=113&ty=56
B. Alat Ukur Linier Tak Langsung dan Cara Menggunakannya
Pada pengukuran linier langsung hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada
skala ukur alat ukur yang digunakan karena memang dari alat ukur tersebut
memungkinkan untuk maksud-maksud di atas. Akan tetapi, kadang-kadang kita tidak
bisa melakukan pengukuran langsung dikarenakan adanya pengukuran yang
memerlukan kecermatan yang tinggi ataupun karena bentuk benda ukur yang tidak
memungkinkan untuk diukur dengan alat ukur langsung.
Untuk keadaan seperti di atas maka biasanya dilakukan pengukuran tak langsung,
dalam hal ini adalah pengukuran linier. Seperti penjelasan di atas tadi Pengukuran linier
tidak langsung adalah pengukuran dengan instrumen pembanding, maksudnya dengan
membandingkan dimensi yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian membacanya
dengan bantuan alat ukur langsung. Pada pengukuran ini, akan terjadi dua kali proses
pengerjaan. Macam-macam alat ukur linier tidak langsung dibagi menjadi dua yaitu alat
ukur standar dan alat ukur pembanding.
Yang termasuk dalam kategori alat ukur standar untuk pengukuran linier tak langsung
adalah: blok ukur (gauge blok), batang ukur (length height), kaliber induk tinggi (height
master), jangka bengkok dan jangka kaki.
Blok ukur dikenal juga dengan berbagai nama misalnya end gauge, slip gauge, jo
gauge (johanson gauge). Sebagai alat ukur standar, maka blok ukur ini dibuat
sedemikian rupa sehingga fungsinya sesuai dengan namanya yaitu alat ukur standar.
Alat ukur ini berbentuk segi empat panjang dengan ukuran ketebalan yang bermacam-
macam. Dua dari 6 permukaannya adalah sangat halus, rata dan sejajar. Kedua
permukaan ini sangat halus dan rata maka antara blok ukur yang satu dengan blok ukur
yang lain dapat digabungkan/disusun tanpa perantara alat lain. Bila penyusunannya
dilakukan dengan teliti maka akan diperoleh suatu susunan blok ukur yang sangat kuat
seolah-olah blok ukur yang satu dengan yang lain sangat melekat. Dengan menyusun
blok ukur yang mempunyai ukuran tertentu maka kita dapat mengecek atau
mengkalibrasi ukuran yang lain. Karena blok ukur ini diperlukan untuk pengukuran
presisi sebagai alat ukur standar maka alat ukur ini harus dibuat dari bahan yang kuat
dan tahan lama. Biasanya bahan untuk membuat blok ukur adalah baja, karbon tinggi,
baja paduan atau karbida. Dengan perlakuan proses panas tertentu maka logam ini
mempunyai sifat-sifat: tahan terhadap keausan karena tingkat kekerasannya tinggi yaitu
65 RC, tahan terhadap korosi, koefisien muai panjangnya sama dengan baja karbon
yaitu
12 x 10-6 0C-1, tingkat kestabilan dimensinya tinggi. Kegunaan dari blok ukur ini antara
lain untuk: mengecek dimensi ukuran alat-alat ukur, mengkalibrasi alat ukur langsung
seperti mistar ingsut, mikrometer dan mistar ketinggian, menyetel komparator dan jam
ukur, menyetel posisi batang sinus dan senter sinus dalam pengukuran sudut, dan
mengukur serta menginspeksi komponen-komponen yang presisi di dalam ruang
inspeksi. Cara pemakaian
Untuk pengukuran celah, pilihlah balok-balok tersebut yang sesuai dengan celah yang
diukur, apabila antara celah dan balok terpasang dengan presisi maka itulah ukuran
dari celah tersebut.
Batang ukur merupakan alat ukur standar dalam proses pengukuran tak langsung,
diantaranya berfungsi untuk kalibrasi susunan blok ukur dan penyetelan posisi nol dari
alat ukur besar
Kaliber induk tinggi merupakan alat ukur standar dalam proses tak langsung,
diantaranya berfungsi sebagai penyetelan posisi nol pada micrometer dalam.
Jangka Bengkok
Guna jangka bengkok digunakan untuk mengukur tebal, lebar, panjang dan garis
tengah benda bulat secara kasar. Alat ini terbuat dari baja perkakas dengan ujungnya
dikeraskan. Bentuknya ada yang dilengkapi dengan mur penyetel dan ada pula yang
tidak. Panjang kakinya dalam inchi merupakan ukuran jangka bengkok.
Jangka Kaki
Jangka kaki digunakan antara lain untuk mengukur diameter lubang dan jarak sesuatu
celah. Bentuk kakinya menghadap keluar dan panjang kakinya itulah ukuran jangka
kaki dalam inchi. Hasil pengukuran yang diperoleh adalah ukuran kasar. Disebabkan
kedua kakinya itu mengeper bila menyentuh bidang-bidang yang diukur maka perlu
banyak berlatih. menggunakan untuk memperhalus permukaan jari-jari. Dengan jari-jari
yang tidak perasa kesalahan ukur mudah terjadi.
Yang termasuk dalam kategori alat ukur pembanding untuk pengukuran linier tak
langsung adalah : Jam ukur (dial gauge), Pupitas (Dial test Indikator), Alat Ukur
Pembanding Ketinggian, dan kaliber.
DIAL GAUGE atau ada yang menyebut dial indicator adalah alat ukur yang
dipergunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar,
bidang silinder atau permukaan bulat dan kesejajaran. Konstruksi sebuah alat dial
indikator terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat penopang
seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan baut penjepit.
CARA PEMBACAAN DAN PENGGUNAAN ALAT
Saat akan digunakan dial indikator tidak dapat digunakan sendiri, tapi memerlukan
kelengkapan seperti di atas yang harus diatur sedemikian rupa pada saat pengukuran.
Posisi dial gauge harus tegak lurus terhadap benda kerja yang akan diukur.
Pada dial indikator terdapat 2 skala. Yang pertama skala yang besar (terdiri dari 100
strip) dan skala yang lebih kecil. Pada skala yang besar tiap stripnya bernilai 0,01 mm.
Jadi ketika jarum panjang berputar 1 kali penuh maka menunjukkan pengukuran
tersebut sejauh 1 mm. Sedangkan skala yang kecil merupakan penghitung putaran dari
jarum panjang pada skala yang besar.
Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6 strip dan jarum
pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil pengukurannya adalah3,06 mm.
Pengukuran ini diperoleh dari :
Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk.
Penghitung putaran ukur jam berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan
benda yang akan diukur harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus
pada permukaan komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan.
Metode Pengukuran
a. Letakkan V-block di atas plat datar dan letakkan poros di atas block.
b. Sentuhkan spindel dial gauge pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial gauge lock
sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros.
(a) benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.
(b) Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.
(c) Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.
Pupitas disebut juga jam ukur tes atau dial test indicator yang berfungsi untuk
mengetahui kerataan permukaan benda kerja dan mengukur daerah toleransi suatu
produk. Perbedaan dengan dial indicator yaitu terletak pada sensornya. Sensor pada
pupitas berupa lengan dengan ujung berbentuk bola dan gerakkannya seperti busur,
mempunyai kapasitas pengukuran yang lebih kecil yaitu antara 0,2 s/d 0,8 mm.
· Blok gerak
· Blok diam
· Piring ukur
Pemakaian pupitas yaitu dengan cara pupitas dipasang pada dudukan pemindah
(transfer stand) dengan tiang dan lengan yang dapat diatur dengan baut penyetel atau
pengaturan secara feksibel.
Macam – macam pupitas dapat dilihat dari konstruksi piring pengukur, pupitas terdiri
atas: * Pupitas dengan konstruksi piring ukur sumbunya sejajar dengan sumbu rangka.
· * Pupitas dengan konstruksi piring ukur sumbunya tegak lurus dengan rangkanya.
Alat ukur pembanding ketinggian disebut juga kaliber ketinggian adalah sebuah alat
sebagai pembanding ukuran ketinggian standar dengan tinggi objek ukur yang terdiri
atas:
· Letakkan objek ukur, kaliber induk ketinggian dan blok geser pada meja rata.
· Geserkan kaliber ketinggian (blok geser dan kelengkapannya) pada alat ukur (kaliber
induk ketinggian) sebagai ukuran standar yang akan digunakan untuk mengukur atau
membandingkan dengan ukuran objek ukur (benda kerja).
· Usahakan ujung penggores atau sensor pada pupitas menyentuh permukaan blok
ukur pada kaliber induk ketinggian. Stel pada posisi nol atau kencangkan baut
pengikatnya jika menggunakan penggores.
· Geserkan kaliber ketinggian (blok geser) yang telah diset ukuran ketinggiannya pada
benda kerja.
· Bandingkan ketinggian blok ukur dengan ketinggian kaliber apakah sama, lebih tinggi
atau lebih rendah, memenuhi standar toleransi atau di luar standar toleransi yang
diberikannya.
Keterangan:
Untuk mengukur benda kerja yang ditoleransi kita harus membuat dua kaliber
katinggian, yang terdiri atas:
· Kaliber ketinggian yang diset untuk ukuran tinggi maksimum sebagai kaliber Go.
· Kaliber ketinggian yang diset untuk ukuran tinggi minimum sebagai kaliber Not – Go.
Pengukuran ukuran standar ketinggian pada kaliber induk dengan menggunakan dial
indicator atau pupitas. Ukuran diset pada ukuran nominal.
Pengukuran kaliber induk pada objek ukur, langsung dapat diketahui toleransinya pada
alat ukur pupitas atau dial indikatornya.
Pada kaliber ini, tidak perlu dibuat dua kaliber, tetapi cukup diset pada dial indicatornya
atau pada pupitasnya, mengenai besar toleransi yang diijinkan.
4. KALIBER
Kaliber adalah alat ukur yang digunakan untuk memeriksa batas ukur secara langsung
atau tidak langsung dan juga sebagai alat pembanding ukuran. Ukuran pada kaliber
terbagi menjadi dua, yaitu ukuran standart sebagai acuan dan ukuran standar batas
atau limit. Ukuran standar sebagi acuan adalah kaliber yang berbentuk blok ukur, yang
dibuat khusus dengan ketelitian yang sangat tinggi. Blok ukur ini digunakan untuk
mencocokan ukuran dari alat-alat ukur dan digunakan pula sebagai alat kalibrasi untuk
menera alat-alat yang aktif digunakan. Sedangkan ukuran batas atau limit digunakan
untuk mencocokan ukuran dari alat-alat ukur yang tingkat ketelitiannya dibawah dari
jenis kaliber ukuran standar.
Jenis dari kaliber ada beberapa macam antara lain kaliber roll, kaliber bola, kaliber
poros konis, dan kaliber celah ( snap gauge ).