Anda di halaman 1dari 4

1.

HAKIKAT TERJADINYA PENELITIAN

Salah satu ciri khas manusia adalah rasa ingin tahu tidak pernah mencapai kepuasan
mutlak untuk menerima kenyataan yang dihadapinya penelitian adalah penyaluran hasrat rasa
ingin tahu manusia dalam taraf keilmuan manusia selalu mencari tahu sebab – sebab dari
serentetan sesuatu. Hasrat ingin tahu manusia mendorong kegiatan penelitian dan akan
mendorong pada pengembangan ilmu penelitian yang behasil harus berakhir dengan terjawabnya
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada saat dimulai penelitian

Ciri – Ciri Penelitian


 merupakan proses yang berjalan secara terus menerus suatu penelitian tidak akan pernah
merupakan hasil yang bersifat final yang tak dapat di ganggu gugat lagi
 hasil penelitian seseorang harus tunduk pada penelitian orang lain yang datang
belakangan apabila data yang baru mampu membantah kebenaran data sebelumnya

Persyaratan Untuk Menjadi Seorang Peneliti :


a) Intelligence (kecerdasan) : merupakan factor yang sensial
b) interest (perhatian) : keinginan tahu yang spesifik dan mendalam atas bidang penelitian
c) imagination (daya hayal) : jadilah pemikir yang orisinil dan penghayal
d) initiative (inisiatif) : mulai dari sekarng jangan menunggu orang lain atau mencari-cari
alasan untuk memulai sesuatu
e) information (informasi) : kumpulkan keterangan dan hasil penelitian terdahulu
f) inventive (daya cipta) : peralatan yang tepat belum tentu tersedia, usahakan untuk
menciptakan sendiri bila perlu
g) industrious : berusaha dan jangan segan-segan untuk menggunakan kedua tangan atau
bagian fisik lainnya
h) intense observation (pengamatan yang intensif) : hiduplah dengan penelitian saudara,
kerjakan pengamatan harian dan waspadala terhadap hal yang tidak wajar
i) integrity (kejujuran) : diperlukan secra mutlak, jangan membohongi diri sendiri
j) Infectious enthusiasm (entusiesme yang meluap-luap) ceritakan penelitian saudara
kepada yang lain dengan cara yang menarik
k) indefetigable write (penulisan yang tidak mudah putus asa) penelitian baru menjadi ilmu
pengetahuan jika hasilnya sudah di publikasikan

Sesungguhnya telah kami ciptakan Manusia dengan cara yang sempurna, alquran (At- Tin : 4).
Salah satu ciri khas manusia adalah rasa ingin tahu, tidak pernah mencapai kepuasan mutlak
untuk menerima kenyataan yang dihadapinya
Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang merupakan gabungan
dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa
research adalah berasal dari bahasa Perancis recherche.Intinya hakekat penelitian adalah
“mencari kembali”.
Definisi tentang penelitian yang muncul sekarang ini bermacam-macam, salah satu yang cukup
terkenal adalah menurut Webster’s New Collegiate Dictionary yang mengatakan bahwa
penelitian adalah “penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau
eksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang
telah diterima”.
Dalam buku berjudul Introduction to Research, T. Hillway menambahkan bahwa penelitian
adalah “studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna
terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut”.
Ilmuwan lain bernama Woody memberikan gambaran bahwa penelitian adalah “metode
menemukan kebenaran yang dilakukan dengan critical thinking (berpikir kritis)”.
Penelitian bisa menggunakan metode ilmiah (scientific method) atau non-ilmiah (unscientific
method). Tapi kalau kita lihat dari definisi diatas, penelitian banyak bersinggungan dengan
pemikiran kritis, rasional, logis (nalar), dan analitis, sehingga akhirnya penggunaan metode
ilmiah (scientific method) adalah hal yang jamak dan disepakati umum dalam penelitian. Metode
ilmiah juga dinilai lebih bisa diukur, dibuktikan dan dipahami dengan indera manusia. Penelitian
yang menggunakan metode ilmiah disebut dengan penelitian ilmiah (scientific research).

PenelitianKualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berguna untuk memperoleh penemuan-penemuan
yang tidak terduga sebelumnya dan membangun kerangka teoritis baru. Penelitian kualitatif
biasanya mengejar data verbal yang lebih mewakili fenomena dan bukan angka-angka yang
penuh prosentaase dan merata yang kurang mewakili keseluruhan fenomena. Dari penelaitian
kualitatif tersebut, data yang diperoleh dari lapangan biasanya tidak terstruktur dan relative
banyak, sehingga memungkinkan peneliti untuk menata, mengkritis, dan mengklasifikasikan
yanglebih menarik melalui penelitian kualitatif. Istilah penelitian kualitatif, awalnya beraasal dari
sebuah pengamatan pengamatan kuantitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kualitatif
(Suwardi Endraswara, 2006:81).
Menurut Brannen (1997:9-12), secara epistemologis memangada sedikit perbedaan antara
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jika penelitian kuantitatif selalu menentukan data dengan
variabel-veriabel dan kategori ubahan, penelitian kualitatif justru sebaliknya. Perbedaan penting
keduanya, terletak pada pengumpulan data. Tradisi kualitatif, peneliti sebagai instrument
pengumpul data, mengikuti asumsi cultural, dan mengikuti data.
Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif)adalah penelitian yang tidak
menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai
dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian.
Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan
dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif
informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat
peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif.
Penelitian kualitatif mencakup berbagai pendekatan yang berbeda satu sama lain tetapi memiliki
karakteristik dan tujuan yang sama. Berbagai pendekatan tersebut dapat dikenal melalui berbagai
istilah seperti: penelitian kualitatif, penelitian lapangan, penelitian naturalistik, penelitian
interpretif, penelitian etnografik, penelitian post positivistic, penelitian fenomenologik,
hermeneutic, humanistik dan studi kasus. Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk
pengumpulan data seperti transkrip wawancara terbuka, deskripsi observasi, serta analisis
dokumen dan artefak lainnya. Data tersebut dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian
teks yang memaknainya. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks sosial dan institusional. Sehingga
pendekatan kualitatif umumnya bersifat induktif.
Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian humanistik, yang menempatkan manusia
sebagai subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Jenis penelitian ini berlandaskan pada
filsafat fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1928) dan kemudian dikembangkan oleh
Max Weber (1864-1920) ke dalam sosiologi. Sifat humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari
pandangan tentang posisi manusia sebagai penentu utama perilaku individu dan gejala sosial.
Dalam pandangan Weber, tingkah laku manusia yang tampak merupakan konsekwensi-
konsekwensi dari sejumlah pandangan atau doktrin yang hidup di kepala manusia pelakunya.
Jadi, ada sejumlah pengertian, batasan-batasan, atau kompleksitas makna yang hidup di kepala
manusia pelaku, yang membentuk tingkah laku yang terkspresi secara eksplisit.

2. Penelitian Kuantitatif
Menurut August Comte (1798-1857) menyatakan bahwa paradigma kuantitatif merupakan satu
pendekatan penelitian yang dibangun berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah satu
aliran filsafat yang menolak unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Karena
penolakannya terhadap unsur metafisis dan teologis, positivisme kadang-kadang dianggap
sebagai sebuah varian dari Materialisme (bila yang terakhir ini dikontraskan dengan Idealisme). 
Dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa satu-satunya pengetahuan (knowledge) yang valid
adalah ilmu pengetahuan (science), yaitu pengetahuan yang berawal dan didasarkan pada
pengalaman (experience) yang tertangkap lewat pancaindera untuk kemudian diolah oleh nalar
(reason). Secara epistemologis, dalam penelitian kuantitatif diterima suatu paradigma, bahwa
sumber pengetahuan paling utama adalah fakta yang sudah pernah terjadi, dan lebih khusus lagi
hal-hal yang dapat ditangkap pancaindera (exposed to sensory experience). Hal ini sekaligus
mengindikasikan, bahwa secara ontologis, obyek studi penelitian kuantitatif adalah fenomena
dan hubungan-hubungan umum antara fenomena-fenomena (general relations between
phenomena). Yang dimaksud dengan fenomena di sini adalah sejalan dengan prinsip sensory
experience yang terbatas pada external appearance given in sense perception saja. Karena
pengetahuan itu bersumber dari fakta yang diperoleh melalui pancaindera, maka ilmu
pengetahuan harus didasarkan pada eksperimen, induksi dan observasi (Edmund Husserl 1859-
1926).
Sejalan dengan penjelasan di atas, secara epistemologi, paradigma kuantitatif berpandangan
bahwa sumber ilmu itu terdiri dari dua, yaitu pemikiran rasional data empiris. Karena itu, ukuran
kebenaran terletak pada koherensi dan korespondensi. Koheren besarti sesuai dengan teori-teori
terdahulu, serta korespondens berarti sesuai dengan kenyataan empiris. Kerangka pengembangan
ilmu itu dimulai dari proses perumusan hipotesis yang deduksi dari teori, kemudian diuji
kebenarannya melalui verifikasi untuk diproses lebih lanjut secara induktif menuju perumusan
teori baru. Jadi, secara epistemologis, pengembangan ilmu itu berputar mengikuti siklus; logico,
hypothetico, verifikatif.

3. Tindakan
Tindakan adalah suatu perbuatan yang dilakukan dalam penelitian guna mencapai penelitian
yang senpurna. Tindakan ini dimaksudkan agar peneliti mengetahui dengan jelas bahwa ada
beberapa ketentuan dalam melakukan tindakan penelitian. Seperti halnya penelitian kualitatif dan
kuantitatif, tindakan termasuk aspek yang perlu dikaji oleh seorang peneliti. Tindakan
merupakan salah satu ketentuan dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai