(0,001 mm).
7 / 49
jenis alat ukur yaitu alat ukur standar dan alat ukur pembanding. Beberapa macam alat
ukur dari dua jenis alat ukur tersebut antara lain adalah:
} Alat ukur standar:
~ Blok ukur (gauge block)
Blok ukur sering disebut juga sebagai End gauge, Slip gauge, Jo gauge atau
Johannsen gauge adalah merupakan alat ukur standar. Sesuai fungsinya maka
blok ukur mempunyai dua permukaan yang disebut muka ukur, dimana kedua
permukaan ini sangat halus, rata, sejajar serta bertolak belakang dengan jarak/
ukuran tertentu.
8 / 49
Tabel 1. 2 Set blok ukur 112 buah dengan tebal dasar 2 mm
Selang/ jarak antara Kenaikan Jumlah blok
Digunakan sbg
Kelas blok ukur Kenaikan ukuran standar
pada
9 / 49
Blok ukur dapat digunakan secara langsung dalam beberapa proses pengukuran
dan atau kalibrasi.
Dengan menggunakan perlengkapan khusus , maka kemampuan serta kemudahan
proses pengukuran yang menggunakan blok ukur dapat ditingkatkan.
10 / 49
Gambar 1. 17 Contoh penggunaan kaliber induk tinggi
Susunan blok tersebut dipasang dalam alur vertikal pada suatu rangka/ badan dan
dapat dinaikan atau diturunkan melalui suatu mikrometer peka yang terletak diatas
badan. Terkadang dua susunan blok ukur dipasang tetap secara berdampingan
dengan posisi tonjolan blok yang berbeda. Jarak gerak mikrometer terbatas sesuai
dengan jarak antara tingkatan muka ukur (15 mm, 20 mm atau 25 mm).
11 / 49
berbeda, misalnya 20, 10, 5, 2 atau 1 mm. Untuk kapasitas ukur yang besar
biasanya dilengkapi dengan jam kecil pada piringan jam yang besar, dimana satu
putaran penuh dari jarum jam yang besar adalah sesuai dengan satu angka dari
jam yang kecil. Pada pinggir piringan adakalanya dilengkapi dengan dua tanda
pembatas yang dapat diatur kedudukannya. Pembatas ini menyatakan batas atas
dan batas bawah dari daerah toleransi suatu produk yang akan diperiksa. Selain itu
piringan skala dapat juga diputar untuk mengatur posisi nol sewaktu pengukuran
dimulai.
Gambar 1. 20 Pupitas
12 / 49
Posisi jarum peraba (sensor) dapat diatur sehingga dapat membuat sudut atau
sejajar dengan sumbu badan pupitas. Pada setiap kedudukan tersebut sensor dapat
digerakkan secara perlahan-lahan melintasi busur yang pendek dengan arah
tertentu sehingga jarum jam penunjuk bergerak searah jarum jam. Setelah jarum
penunjuk bergerak satu putaran lebih sedikit maka penekanan pada sensor lebih
lanjut tidak akan menggerakkan jarum penunjuk melainkan hanya akan mengubah
posisi sensor (dengan demikian posisi nol berubah). Gerakan pengukuran dapat
diubah dengan mengubah posisi kunci pada badan pupitas, sehingga
memungkinkan pengukuran permukaan pada dua arah (menghadap ke atas atau ke
bawah). Suatu jenis pupitas yang lain mampu mengukur dalam dua arah gerakan
pengukuran (tanpa kunci pengubah).
Kedudukan sensor sewaktu melakukan pengukuran harus diperhatikan, sebab
dalam segala hal garis pengukuran harus berimpit dengan garis dimensi dari
obyek ukur. Sesungguhnya garis pengukuran dari sensor pupitas adalah berupa
busur, akan tetapi karena kecilnya sudut gerakan sensor maka panjang busur
tersebut hampir sama dengan tali busurnya. Dengan demikian tali busur ini harus
tegak lurus terhadap permukaan benda ukur atau dengan kata lain posisi sensor
harus sejajar dengan permukaan benda ukur. Apabila posisi sensor terlalu miring
maka akan terjadi kesalahan cosinus sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar
1.25.
Karena lemahnya tekanan sensor maka pupitas sangat sesuai sebagai alat ukur
pembanding, dalam hal ini diperlukan alat pemegang pupitas yang disebut sebagai
dudukan pemindah (transfer stand).
13 / 49