Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MIKROMETER SEKRUP
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Fisika Dasar

Disusun Oleh:

Kelompok Vl (A1)

Mulia Rahmi NIM.210140011

Seni Laurentia NIM.210140014

Rama Riyanto NIM.210140026

Rafiqa Febrianisyah NIM.210140028

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE

2021
ABSTRAK
Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian
tertinggi. Tingkat ketelitian mikrometer sekrup mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm
Pratikum ini bertujuan untuk mengukur diameter atau ketebalan plat/lempengan
Pratikum ini dilakukan dengan meletakkan benda yang akan diukur diantara ujung
A dan B, putar sekrup hingga ujung A dan B menyentuh kedua sisi benda, catat
skala utama dan skala nonius dikali dengan ketelitian mikrometer yaitu 0,01 mm.
Pada percobaan mikrometer sekrup ini bahan yang digunakan adalah kelereng,
triplek, asbes, dan lempengan. Untuk kelereng diperoleh hasil rata-rata
diameternya adalah 15,938 mm. Untuk triplek diperoleh hasil rata-rata
ketebalannya adalah 1,964 mm. Untuk asbes diperoleh hasil rata-rata
ketebalannya adalah adalah 6,1 mm. Untuk lempengan diperoleh rata-rata
ketebalannya adalah 0,526 mm. Untuk setiap kali ulangan pengukuran didapatkan
hasil yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena permukaan yang tidak merata.
Perbedaan hasil yang diperoleh pada setiap kali ulangan pengukuran disebabkan
karena perbedaan titik permukaan yang diambil saat pengukuran. Bisa juga
disebabkan karena kurangnya ketelitian pada saat pembacaan skala.

Kata Kunci : Diameter, Ketebalan, Mikrometer, Skala Utama dan Skala Nonius
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Mikrometer Sekrup


1.2 Tanggal Pratikum : 2 November 2021
1.3 Pelaksana Praktikum : Kelompok VII ( A1 )
1. Natasya Amelia NIM.210140011
2. JibranAtasea NIM.210140014
3.. Nabila Sutari NIM.210140026
4. Salsabila Utami NIM.210140028
1.4 Tujuan Praktikum : Adapun tujuan dari pengukuran ini adalah
agar dapat dan mahir dalam menggunakan
mikrometer sekrup untuk mengukur
diameter atau ketebalan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat


ketelitian tertinggi. Tingkat ketelitian mikrometer sekrup mencapai 0,01 mm atau
0,001 cm. Dengan ketelitian yang sangat tinggi mikrometer sekrup dapat
digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun
tipis seperti kertas, pisau silet, maupun kawat. Secara luas fungsi dari mikrometer
sekrup adalah sebagai alat ukur dalam teknik mesin elektro untuk mengukur
ketebalan secara tepat dari blok-blok luar dan garis tengah kerendahan batang-
batang slot (Bambang, 2006 ).

2.1.1 Mikrometer Luar


Alat ukur yang dapat mengukur dimensi luar dengan cara membaca jarak
antara dua muka ukur sejajar yang berhadapan, yaitu sebuah ukur tetap yang
terpasang pada satu sisi rangka berbentuk V, dan sebuah muka ukur lainnya yang
terletak pada ujung spindle yang dapat bergerak tegak lurus terhadap muka ukur
dan dilengkapi dengan sleeve dan timble yang mempunyai graduasi yang sesuai
dengan pergerakan spindle. Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang
kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang (Brid,1987).
2.1.2 Mikrometer Dalam
Alat ukur yang dapat mengatur dimensi dalam dengan cara membaca jarak
antara dua muka ukur sferis yang saling membelakangi, yaitu sebuah muka ukur
tetap yang terpasang pada batang utama dan sebuah muka ukur lainnya yang
terletak pada ujung spindle yang dapat bergerak searah dengan sumbunya, dan
dilengkapi dengan sleeve dan timble yang mempunyai graduasi yang sesuai
dengan pergerakan spindle. Mikrometer sekrup digunakan untuk garis tengah dari
lubang suatu benda.
2.1.3 Mikrometer Kedalaman
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari
langkah-langkah dan slot-slot. Skala pada mikrometer sekrup ada dua yaitu:
1. Skala Utama (SU), yaitu skala pada pegangan yang diam (tidak beerputar)
ditunjuk oleh bagian kiri pegangan putar dari mikrometer sekrup.
2. Skala Nonius (SN). yaitu skala pada pegangan putar yang membentuk
garis lurus dengan garis mendatar skala diam 0,01 mm. Bagian utama
mikrometer sekrup ialah poros berulir yang terpasang pada sebuah silinder
pemutar yang disebut bidal. Poros berulir masuk mengulir pada silinder
yang berskala 0,01 mm dan 0,5 mm. Silinder berskala tepat dilingkup oleh
silinder pemutar tepat terbagi oleh garis-garis skala menjadi 50 bagian
yang sama. Ulir pada batang silinder pemutar mempunyai kecepatan 0,5
mm, ini artinya kalau ulir silinder diputar satu putaran, ia maju atau
mundur 0,5/50 mm = 0,01mm atau 0,001 cm. Dengan demikian skala pada
silinder berskala menunjukkan ukuran dalam milimeter dan tengahan
milimeter, sedangkan skala pada silinder pemutar menunjukkan ukuran
dalam persatuan milimeter. Mikrometer sekrup memiliki batas ukur
maksimal 25 mm. Tanpa skala nonius, skala utama alat ini adalah 5 mm,
karena pada jarak 25 mm skala utama terbagi dalam 50 skala. Sehingga
jarak dua skala terdekat adalah 0,5 mm.
Mikrometer sekrup memiliki skala nonius putar yang terdiri atas 50 skala
(untuk satu kali putar ) merupakan skala nonius sekaligus merupakan ketelitian
mikrometer sekrup. Benda yang ukurannya sangat tipis seperti kertas atau kawat
yang ukurannya sangat kecil tidak dapat diukur menggunakan jangka sorong.
Untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat tipis digunakan mikrometer
sekrup.
Secara garis besar, mikrometersekrup terdiri atas :
1. Rahang tetap, yang berisi skala utama yang dinyatakan dalam
satuan mm. Panjang skala utama umumnya mencapai 25 mm. 
2. Poros berulir, yang dipasang pada silinder pemutar (bidal).
3. Rahang geser, yang dihubungkan dengan bidal, yang digunakan untuk
memegang benda yang akan diukur bersama dengan rahang tetap.
Untuk menggunakan mikrometer sekrup dapat dilakukan dengan langkah
berikut :
1. Putar bidal (pemutar) berlawanan arah dengan arah jarum jam sehingga
ruang antara kedua rahang cukup untuk ditempati benda yang akan diukur.
2. Letakkan benda di antara kedua rahang.
3. Putar bidal (pemutar) searah jam sehingga saat poros hampir menyentuh
benda, pemutaran dilakukan dengan menggunakan roda bergigi agar poros
tidak menekan benda. Dengan memutar roda berigi ini, putaran akan
berhenti segera setelah poros menyentuh benda. Jika sampai menyentuh
benda yang diukur, pengukuran menjadi tidak teliti.
4.   Putar sekrup penggeser hingga terdengar bunyi klik satu kali.
5.  Baca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dengan rumus.
H = (skala utama x 0,5 mm) + (skala nonius x 0,01 mm)..........(2.1)
Beberapa hal yang diperlukan sewaktu menggunakan mikrometer sekrup:
1. Permukaan benda ukur, mulut ukur dari mikrometer sekrup harus
dibersihkan dahulu adanya kotoran, terutama bekas proses pengukuran
dapat menyebabkan kesalahan ukur maupun merusak permukaan mulut
ukur.
2. Sebelum dipakai kedudukan nol mikrometer sekrup harus diperiksa.
Kedudukan nol disetel dengan cara merapatkan mulut ukur dengan
ketelitian silindet tetap diputar dengan memakai kunci penyetel sampai
garis referensi dari skala tetap bertemu dengan garis nol dari skala putar.
3. Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur. Apabila
dimensi tersebut cukup satu bar maka poros ukur dapat digerakkan dengan
cepat dengan cara menyelindingkan silinder putat pada telapak tangan.
Jangan sekali-kali memutar rangkanya dengan memegang silinder putar
seolah-olah memegang mainan kanak-kanak.
4. Benda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer sekrup di telapak
tangan kanan, dan ditahan oleh kelingking, jari manis, serta jari tengah.
Telunjuk dan ibu jari dugunakan untuk memutar silinder pusat
(Dudi,2007).
Setelah digunakan dalam jangka waktu yang lama, mikrometer perlu
dikalibrasi untuk mendapatkan tingkat kecermatan sesuai dengan standarnya. Hal
- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkalibrasi mikrometer adalah.
a. Gerakan silinder putar/poros ukur harus dapat berputar dengan baik dan
tidak terjadi goyangan karena ausnya ulir utama.
b. Kedudukan nol. Apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi harus
menunjukan nol.Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor).
c. Kebenaran dari hasil pengukuran. Hasil pengukuran dibandingkan dengan
standar yang benar.
d. Bagian - bagian seperti gigi gelincir dan pengunci poros ukur harus
berfungsi dengan baik

2.2 Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup


Bagian bagian mikrometer sekrup adalah sebagai berkut:
1. Bingkai (Frame)
Bingkai ini berbentuk U terbuat dari bahan yang tahan panas serta dibuat
lebih tebal dan kuat. Tujuannya untuk memisahkan peregangan dan
pengaturan yang mengganggu pengukukuran. Selain itu, bingkai dilapisi
plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika pengukuran.
Kr = arena jika memegang bingkai lama akan menimbulkan panas hingga
10 derajat celcius.
2. Landasan (Anvil)
Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan di antara
anvil dan sindle
3. Gelendong (Spindle)
Sindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan.
4. Pengunci (Lock)
Pengunci berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak.
5. Tempat skala utama (Slavee)
6. Tempat skala nonius (Thimble)
7. Slinder searah (Ratchet)
Digunakan untuk memundurkan spindle agar sisi benda yang akan diukur
tepat berada antara spindle dan anvil.

2.3 Kesalahan dalam Pengukuran


Kesalahan dalam pengukuran biasanya terjadi karena beberapa hal sebagai
berikut:
1. Kesalahan sistematik, merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat
yang digunakan atau lingkungan disekitar alat yang mempengaruhi kinerja
alat. Misalnya kesalahan kalibrasi, kesalahann titik nol, kesalahan
komponen alat atau kerusakan alat, kesalahn paralaks, perubahan suhu
atau kelembaban.
2. Kesalahan kalibrasi, terjadi karena pemberian nilai skala pada saat
pembuatan atau kalibrasi tidak tepat. Hal ini mengakibatkan pembacaan
hasil pengukuran lebih besar atau lebih kecil dari nilai sebenarnya.
3. Kesalahan titik nol, terjadi karena titik nol pada skala alat yang digunakan
tidak berhimpit dengan jarum penunjuk. Akibatnya hasil pengukuran dapat
mengalami penambahan atau pengurangan sesuai dengan selisih dari skala
nol.
4. Kesalahan komponen alat, kesalahan pada alat sangat jelas berpengaruh
pada pembacaan alat ukur. Misalnya pada neraca pegas, jika pegas yang
digunakan sudah lama dan aus, maka akan perpengaruh pada pengurangan
konstanta pegas (Zaelani, 2006).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat – alat
Adapun alat-alat yang digunakan yaitu:
1. Mikrometer sekrup 1 buah

3.1.2 Bahan – bahan


Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu:
1 Asbes 1 buah
2 Kelereng 1 buah
3. Triplek 1 buah
4, Kardus 1 buah

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Sebelum
dilakukan pengukuran terlebih dahulu dilihat apakah mikrometer   berada
pada posisi nol atau tidak. Sekrup S diputar hingga ujung A dan B bertemu
dan didengar bunyi krik-krik lalu dilihat lingkaran nonius telah berimpit
dengan garis nol.
2. Diletakkan benda yang akan diukur diantara ujung A dan B, diputar sekrup
S sehingga ujung A dan B tepat menyentuh kedua sisi benda, pemutar
sekrup S diputar lagi sampai didengar suara krip-krip, penahan K digeser
kearah anak panah agar skala tidak berubah ketika mikrometer diletakkan
sembarang.
3. Dilakukan percobaan pengukuran dengan mencatat skala utama yang
terlihat, kemudian ditambahkan dengan angka skala nonius setelah
dikalikan dengan ketelitian mikrometer yaitu 0,01 mm.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
          Adapun hasil dari praktikum ini, dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3, dan
4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tebal Pada Asbes

NO Skala Utama Skala Nonius Hasil Pengamatan


1 6 mm 0,07 mm 6,07 mm
2 6 mm 0,1 mm 6,1 mm
3 6 mm 0,12 mm 6,12 mm
4 6 mm 0,12 mm 6 12 mm
5 6 mm 0,09 mm 6,09 mm
Rata-rata 6,1 mm
Sumber : (Pratikum Fisika Dasar, 2021)

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Tebal Pada Kardus

N Skala Utama Skala Nonius Hasil Pengamatan


O
1 0,5 mm 0,03 mm 0,53 mm
2 0,5 mm 0,03 mm 0,53 mm
3 0,5 mm 0,02 mm 0,52 mm
4 0,5 mm 0,02 mm 0,52 mm
5 0,5 mm 0,03 mm 0,53 mm
Rata-rata 0,526 mm
Sumber : (Pratikum Fisika Dasar, 2021)

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Tebal Pada Triplek

N Skala Utama Skala Nonius Hasil Pengamatan


O
1 2 mm 0,05 mm 2,05 mm
2 1,5 mm 0,08 mm 1,58 mm
3 2 mm 0,07 mm 2,07 mm
4 2 mm 0,06 mm 2,06 mm
5 2 mm 0,06 mm 2,06 mm
Rata-rata 1,964 mm
Sumber : (Pratikum Fisika Dasar ,2021)
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Diameter Pada Kelereng

NO Skala Utama Skala Nonius Hasil Pengamatan


1 15,5 mm 0,43 mm 15,93 mm
2 15,5 mm 0,42 mm 15,92 mm
3 15,5 mm 0,43 mm 15,93 mm
4 15,5 mm 0,45 mm 15,95 mm
5 15,5 mm 0,46 mm 15,96 mm
Rata-rata 15,`938 mm
Sumber : (Praktikum Fisika Dasar, 2021)

4.1 Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu pengukuran pada tebal asbes. Pada
percobaan diperoleh hasil dari lima kali pengulangan. Dimana hasil pengukuran
diperoleh skala utama (SU) yaitu 6 mm, 6 mm, 6 mm, 6 mm, dan 6 mm.
Diperoleh skala nonius (SN) 0,07 mm, 0,1 mm, 0,12 mm, 0,12 mm, dan 0,09 mm,
kemudian skala nonius dikalikan dengan ketelitian mikrometer sekrup yaitu
0,01mm. Diperoleh hasilnya 0,0007 mm, 0,001 mm, 0,0012 mm, 0,0012 mm dan
0,0009 mm. Lalu skala utama dan skala nonius dijumlah dan diperoleh hasilnya
yaitu 6,07 mm, 6,1 mm, 6,12 mm, 6,12 mm, dan 6,09 mm. Rata-rata ketebalannya
adalah 6,11 mm.
Pada percobaan pertama yaitu pengukuran pada tebal kardus. Pada
percobaan diperoleh hasil dari lima kali pengulangan. Dimana hasil pengukuran
diperoleh skala utama (SU) yaitu 0,5 mm, 0,5 mm, 0.5 mm, 0,5 mm, dan 0,5 mm.
Diperoleh skala nonius (SN) 0,03 mm, 0,03 mm, 0,02 mm, 0,02 mm, dan 0,03
mm, kemudian skala nonius dikalikan dengan ketelitian mikrometer sekrup yaitu
0,01mm. Diperoleh hasilnya 0,0003 mm, 0,0003 mm, 0,0002 mm, 0,0002 mm dan
0,0003 mm. Lalu skala utama dan skala nonius dijumlah dan diperoleh hasilnya
yaitu 0,53 mm, 0,53 mm, 0,52 mm, 0,52 mm, dan 0,53 mm. Rata-rata
ketebalannya adalah 0,526 mm.
Pada percobaan pertama yaitu pengukuran pada tebal triplek. Pada
percobaan diperoleh hasil dari lima kali pengulangan. Dimana hasil pengukuran
diperoleh skala utama (SU) yaitu 2 mm, 1,5 mm, 2 mm, 2 mm, dan 2 mm.
Diperoleh skala nonius (SN) 0,05 mm, 0,08 mm, 0,07 mm, 0,06 mm, dan 0,06
mm, kemudian skala nonius dikalikan dengan ketelitian mikrometer sekrup yaitu
0,01mm. Diperoleh hasilnya 0.0005 mm, 0,0008 mm, 0,0007 mm, 0,0006 mm dan
0,0006 mm. Lalu skala utama dan skala nonius dijumlah dan diperoleh hasilnya
yaitu 2.05 mm, 1,58 mm, 2,07 mm, 2,06 mm, dan 2,06 mm. Rata-rata
ketebalannya adalah 1,964mm.
Pada percobaan pertama yaitu pengukuran diameter kelereng. Pada
percobaan diperoleh hasil dari lima kali pengulangan. Dimana hasil pengukuran
diperoleh skala utama (SU) yaitu 16 mm, 16,5 mm, 15,5 mm, 15,5 mm, dan 15,5
mm. Diperoleh skala nonius (SN) 0,43 mm, 0,42 mm, 0,43 mm, 0,45 mm, dan
0,46 mm, kemudian skala nonius dikalikan dengan ketelitian mikrometer sekrup
yaitu 0,01mm. Diperoleh hasilnya 0.0045 mm, 0,0042 mm, 0,0043 mm, 0,0045
mm dan 0,0046 mm. Lalu skala utama dan skala nonius dijumlah dan diperoleh
hasilnya yaitu 15,93 mm, 15,92 mm, 15,93 mm, 15,95 mm, dan 15,96 mm. Rata-
rata ketebalannya adalah 15,938 mm.
Dari percobaan yang dilakukan didapat hasil pengukuran yang berbeda-
beda. Hal tersebut karena perbedaan ukuran dan jenis material yang digunakan.
Perbedaan hasil pengukuran juga dapat terjadi karena permukaan benda yang
tidak rata, serta kurang teliti dalam menggunakan alat sehingga terjadi
perbededaan pengukuran antara bahan yang sama. Mikrometer sekrup merupakan
alat pengukur ketabalan benda yang sangat teliti sehingga kekeliruan yang timbul
selama pengukuran tidak terlalu besar.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

            Berdasarkan dari hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :


1.   Pada percobaan asbes diperoleh ketebalan rata-rata 6,1 mm.
2.   Pada percobaan kardus diperoleh ketebalan rata-rata 0,526 mm.
3.   Pada percobaan triplek diperoleh ketebalan rata-rata 1,964 mm.
4.   Pada percobaan kelereng diperoleh diameter rata-rata 15,938 mm.
5. Perbedaan hasil yang diperoleh pada setiap kali ulangan pengukuran
disebabkan karena perbedaan titik permukaan yang diambil saat
pengukuran. Bisa juga disebabkan karena kurangnya ketelitian pada saat
pembacaan skala.

5.2 Saran
Sebaiknya sebelum dilakukan praktikum harus sudah memahami prosedur
kerjanya. Dan pastikan mikrometer berada pada posisi nol dan juga sebelum
dugunakan sebaiknya mikrometer dikalibrasi terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, Ruwonto. 2006. Asasa-Asas Fisika. Jakarta : Yudhistira.


Bird, 1987. Kimia Fusika ubtuk Universutas. Jakarta : Gramedia
Dudi Indrajit. 2007. Mudan dan Aktif Belajar Fisika. Bandung : PT.Setia Purna Invers.
Pristiadi Utomo. 2007. Fisika Interaktif. jakarta : Azka Press
Zaelani. 2006. Fisika Terjemahan. Jakarta : Erlangga
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

A. Asbes
1. Skala utama = 6 mm
Skala nonius = 7 x 0,01 mm
= 0,07 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 6 mm + 0,07 mm
= 6,07 mm

2. Skala utama = 6 mm
Skala nonius = 10 x 0,01 mm
= 0,1 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 6 mm + 0,1 mm
= 6,1 mm

3. Skala utama = 6 mm
Skala nonius = 12 x 0,01 mm
= 0,12 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 6 mm + 0,12 mm
= 6,12 mm

4. Skala utama = 6 mm
Skala nonius = 12 x 0,01 mm
= 0,12 mm

Tebal asbes = SU + SN
= 6 mm + 0,12 mm
= 6,12 mm

5. Skala utama = 6 mm
Skala nonius = 9 x 0,01 mm
= 0,09 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 6 mm + 0,09 mm
= 6,09 mm
Ketebalan rata-rata 30,5 mm
=
5
= 6,1 mm

B. Kardus
1. Skala utama = 0,5 mm
Skala nonius = 3 x 0,01 mm
= 0,03 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 0,5 mm + 0,03 mm
= 0,53 mm

2. Skala utama = 0,5 mm


Skala nonius = 3 x 0,01 mm
= 0,03 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 0,5 mm + 0,03 mm
= 0,53 mm

3. Skala utama = 0,5 mm


Skala nonius = 2 x 0,01 mm
= 0,02 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 0,5 mm + 0,02 mm
= 0,52 mm

4. Skala utama = 0,5 mm


Skala nonius = 2 x 0,01 mm
= 0,02 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 0,5 mm + 0,02 mm
=0,52 mm

5. Skala utama = 0,5 mm


Skala nonius = 3 x 0,01 mm
= 0,03 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 0,5 mm + 0,03 mm
= 0,53 mm
Ketebalan rata-rata 2,63 mm
=
5
= 0,526 mm

C. Triplek
1. Skala utama = 2 mm
Skala nonius = 5 x 0,01 mm
= 0,05 mm

Tebal asbes = SU + SN
= 2 mm + 0,05 mm
= 2,05 mm
2. Skala utama = 1,5 mm
Skala nonius = 8 x 0,01 mm
= 0,08 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 1,5 mm + 0,08 mm
= 1,58 mm

3. Skala utama = 2 mm
Skala nonius = 7 x 0,01 mm
= 0,07 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 1,5 mm + 0,07 mm
= 2,07 mm

4. Skala utama = 1,5 mm


Skala nonius = 6 x 0,01 mm
= 0,06 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 1,5 mm + 0,06 mm
= 1,56 mm

5. Skala utama = 2 mm
Skala nonius = 6 x 0,01 mm
= 0,01 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 2 mm + 0,06 mm
= 2,06 mm
Ketebalan rata-rata 9,82
=
5
= 1,964 mm

D. Kelereng
1. Skala utama = 15,5 mm
Skala nonius = 43 x 0,01 mm
= 0,43 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 16 mm + 0,43 mm
= 16,43 mm

2. Skala utama = 15,5 mm


Skala nonius = 42 x 0,42 mm
= 0,42 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 15,5 mm + 0,42 mm
= 15,92 mm

3. Skala utama = 16 mm
Skala nonius = 43 x 0,01 mm
= 0,43 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 16 mm + 0,43 mm
= 16,43 mm

4. Skala utama = 15,5 mm


Skala nonius = 45 x 0,01 mm
= 0,45 mm

Tebal asbes = SU + SN
= 15,5 mm + 0,45 mm
= 15,95 mm

5. Skala utama = 15,5 mm


Skala nonius = 5 x 0,01 mm
= 0,05 mm
Tebal asbes = SU + SN
= 15,5 mm + 0,05 mm
= 15,55 mm

Ketebalan rata-rata 79,69


=
5
= 15,938 mm
LAMPRIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Apakah mungkin ketelitian mikrometer sekrup ini dapat diperkecil lagi


dari 0,01 mm? Jelaskan pendapat saudara!

JAWABAN
1. Tidak. Ketelitian pada mikrometer sekrup sudah merupakan
ketepatan, karena untuk satu kali putaran nonius pergeserannya pada skala
utama adalah0,5 mm. Satu skala nonius terdiri dari 50 skala. Oleh karena
itu ketelitian mikrometer sekrup adalah:
0,5 mm
=0,01 mm
50
LAMPIRAN D
GAMBAR ALAT

N Nama Alat dan Gambar Fungsi


O
1 Mikrometer Sekrup Sebagai alat ukur diameter dan
keteblan benda yang berukuran
kecil dengan tingkat ketelian
0,01mm.

Anda mungkin juga menyukai