Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MIKROMETER SEKERUP

Diajukan untuk Memenuhi Laporan Praktikum Fisika Dasar

Disusun Oleh
Kelompok III (A3)

Nur Ummi Isela NIM. 230140059


Sofhia Nabilla NIM. 230140069
Rajuhil Muni NIM. 230140076

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2023

ABSTRAK

Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat


ketelitian tertinggi. Tingkat ketelitian mikrometer sekrup mencapai
0,01 mm atau 0,001 cm. Tujuan dari praktikum mikrometer sekrup
adalah agar dapat dan mahir dalam menggunakan mikrometer sekrup.
Pada percobaan ini dilakukan dengan 3 bahan yaitu seng, modul, dan
penghapus dengan masing-masing bahan dilakukan enam kali
pengulangan. Sebelum menggunakan mikrometer sekrup terlebih
dahulu atur mikrometer sekrup pada posisi nol, lalu diletakkan benda
yang akan di ukur di antara ujung A dan B dan pemutar diputar hingga
terdengar bunyi krip-krip. Hasil rata rata yang didapat dari
pengukuran ketebalan seng adalah 0,69 mm. Rara-rata pengukuran
ketebalan modul adalah 3,13 mm. Rata-rata pengukuran ketebalan
penghapus adalah 12,41mm. Dari percobaan yang dilakukan didapat
hasil pengukuran yang berbeda-beda dikarenakan perbedakan ukuran
dan jenis material yang digunakan serta kurang teliti dalam
menggunakan alat.

Kata Kunci : Diameter, Ketebalan,Mikrometer, Skala Utama dan


Skala Nonius
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Mikrometer Sekerup


1.2 Tanggal Praktikum : 15 November 2023
1.3 Pelaksana Praktikum: Kelompok III (A3)
1. Nur Ummi Isela NIM. 230140059
2. Sofhia Nabilla NIM. 230140069
3. Rajuhil Muni NIM. 220140108
1.4 Tujuan Praktikum : Dapat dan mahir menggunakan mikrometer
untuk mengukur diameter dan ketebaln pellet
atau lempengan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikrometer Sekerup


Mikrometer sekerup adalah alat ukur panjang yang memilik i tingkat
Ketelitian tertenggi. Tingkat ketelitian mikrometer sekerup Mencapai 0.01 mm
atau 0,001 cm. Dengan ketelitian yang sangat tinggi mikrometer sekerip dapat
digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun
tipis seperti kertas, pisal silet, maupun kawat. Secara was Fungsi dari mikrometer
sekerup adalah Sebagai alat ukur dalam teknik mesin elektro untuk megukur
ketebalan cecara tepat dari blok luar dan garis tengah Ferendahan batang-batang
Slot (Bambang, 2006).

2.2 Mikrometer Luar


Alat ukur yang dapat mengukur dimensi luar dengan cara mem baca
jarak antara dua muka ukur sejajar yang berhadapan, yaitu sebuah Ukur tetap yang
terpasang Pada satu sisi rangka berbentuk V, dan sebuah muka ukur lainnya yang
terletak pada ujung spindle yang dapat bergerak tegak lurus terhadap muka ukur
dan dilengkapi dengan sleeve dan timble yang mempunyai graduasi yang sesuai
dengan pergerakan spindle.

2.3 Mikrometer Dalam


Alat ukur yang dapat mengatur dimensi dalam dengan cara membaca
Jarak antara dua muka ukur sferis yang saling membelakangi yaitu sebuah muka
ukur lainnya yang terpasang pada ujung spindle Yang dapat bergerak searah
dengan sumbunya dan dilengkapi dengan sleeve dan timble yang mempunyai
graduasi yang sesuai dengan pergerakan Spindle.

2.4 Mikrometer Kedalaman


Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari

Langkah-langkah dan slot-slot- Skala pada mikrometer sekerup ada 7, yaitu:


1. Skala utama
Skala utama (su) yaitu skala pada Pegangan yang diam. (tidak
berputar) ditunjuk oleh bagian Kiri Pegangan putar dari
mikrometer sekrup.
2. Skala nonius
Skala Nonius (SN) Yaitu skala pada pegangan putar yang
membentuk garis lurus dengan garis mendatar Skala diam 0.01
mm. Bagian utama mikrometer sekrup ialah poros berulir yang
terpasang Pada sebuah filinder Pemultar yang disebut bidal. Poros
berulir masuk mengulir pada silinder yang berskala 0.01 mm dan
0.5 mm silinder berskala tepat dilingkup och silinder pemutar tepat
terbagi och garis-garis skala menjadi 50 bagian yang sama. Illir
pada batang Silinder pemutar mempunyai kecepatan 0.5 mm, ini
artinya kalau ulir silinder diputar satu putaran, ia maju atau mundur
0.5/50 mm = 0,1 mm atal 0,001 cm. Dengan demikian skala pada
silinder berskala menunjukkan ukuran dalam milimeter dan
tengahan milimeter, sedangkan skala pada ritender pemutar
menunjukkan ukuran dalam persatuan milimeter. Mikrometer
sekerup memiliki batas ukur maksimal 25 mm. Tanpa skala nonius,
Skala utama alat ini adalah 5 mm, karena pada jarak 25 mm skala
utama terbagi dalam so skala. Sehingga Jarak dua skala terdekat
adalah 0,5 mm.
Mikrometer sekrup memiliki skala nomus Putar yang terdiri Skala
(untuk satu kali putar) merupakan skala nonius sekaligus merupakan ketelitian
mikrometer sekrup. Benda yang ukurannya sangat tipis seperti Kertas atau kawat
yang ukurannya sangat kecil tidak dapat diukur meng gunakan jangka Sorong.
Untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat tipis digunakan mikrometer
sekerup. Secara garis besar, mikrometer sekrup perdiri atas;
1. Rahang tetap, yang berisi skala utama yang dinyatakan dalam satuan mm.
Panjang skala utama umumnya mencapai 25mm.
2. Poros berulir, yang dipasang pada silinder pemutar
3. Rahang gerer, yang dihubungkan dengan bidal yang digunakan Untuk
memegang benda yang akan diukur bersama dengan rahang tetap.
Untuk menggunakan Mikrometer severup dapat dilakukan dengan
langkah berikut:
1. Putar bidal (pemutar) berlawanan arah dengan arah jarum jam sehingga
ruang antara kedua rahang cukup untuk ditempati benda yang akan diukur.
2. Letakkan benda diantara kedua rahang
3. Putar bidal (pemutar) serah jam sehingga saat poros hampir menyentuh
benda, pemutaran dilakukan dengan menggunakan roda bergigi ini, putaran akan
berhenti segera setelah poros menyentuh benda. Jika sampai menyentuh benda yg
diukur, pengukuran menjadi tidak teliti.
4. Putar sekerup penggeres hingga terdengar bunyi klik satu kali.
5. Baca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dengan rumus.
H = (skala utama × 0,5 mm) + (skala nonius × 0,01mm) ……………
(2.1)
Beberapa hal yang diperlukan sewaktu menggunakan mikrometer
sekerup:
1. Permukaan benda diukur, mulut ukur dari mikrometer sekerup harus
dibersihkan dahulu jika terdapat kotoran, terutama bekas proses
pengukuran dapat menyebabkan kesalahan ukur maupun merusak
permukaan mulut ukur.
2. Sebelum dipakai kedudukan nol mikrometer sekerup harus diperiksa.
Kedudukan nol disetel dengan cara merapatkan mulut ukur dengan
ketelitian silinder tetap diputar dengan memakai kunci penyetel sampai
garis referensi dari skala tetap bertemu dengan garis nol dari skala putar.
3. Buka mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur. Apabila
dimensi tersebut cukup satu bar maka poros ukur dapat digerakkan dengan
cepat dengan cara menyelindingkan silinder putar pada telapak tangan.
Jangan sekali-kali memutar rangkanya dengan memegang silinder putar
seolah-olah memegang mainan anak-anak.
4. Benda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer sekerup
ditelapak tangan kanan, dan ditahan oleh kelingking jari manis serta jari
tengah. Telunjuk dan ibu jari digunakan untuk memutar silinder
pusat(Dudi, 2007)
Setelah digunakan dalam jangka waktu lama, mikrometer perlu
dikalibrasi untuk mendapatkan tingkat kecermatan sesuai dengan standarnya. Hal-
hal yg perlu diperhatikan dalam mengkalibrasi mikrometer adalah:
a. Gerakan silinder putar/proses ukur harus dapat berputar dengan baik dan
tidak terjadi goyangan karena ausnya ulir utama.
b. Kedudukan nol. Apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi harus
menunjukkan nol. Kerapatan dan kesejajaran muka ukur (permukaan
sensor).
c. Kebenaran dari hasil pengukuran. Hasil pengukuran dibandingkan dengan
standar yang benar.
d. Bagian-bagian seperti gigi gelincir dan pengunci poros ukur harus
berfungsi dengan baik.

2.5 Bagian-bagian Mikrometer Sekerup


Bagian-bagian yang terdapat pada mikromster sekerup adalah sebagai
berikut:
1. Bingkai (Frame)
Bingkai ini berbentu U terbuat dari bahan yng tahan panas serta dibuat
lebih tebal dan kuat. Tujuannya untuk memisahkan peregangan dan pengaturan
yang mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai dilapisi plastik untuk
meminimalkan transfer panas dari tangan ketika pengukuran. Karena jika
memegang bingkai lama akan menimbulkan panas hingga 10°C.
2. Landasan (Anvil)
Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan diantara
anvil dan spindle.
3. Gelendong (Spindle)
Spindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan.
4. Pengunci (Lock)
Pengunci berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak
5. Tempat skala utama (slavee)
6. Tempat skala nonius (Thimble)
7. Silinder searah (Ratchet)
Digunakan untuk memundurkan spindle agar sisi benda yang akan
diukur tepat berada antara spindle dan anvil.

2.6 Kesalahan dalam Pengukuran


Kesalahan dalan pengukuran biasanya terjadi karena beberapa hal
sebagai berikut:
1. Kesalahan sistematik, merupakan kesalahn yang disebabkan oleh alat yang
digunakan atau lingkungan disekitar alat yang mempengaruhi alat.
Misalnya kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen alat
atau kerusakan alat. Kesalahan paralaks, perubahan suhu atau kelembaban.
2. Kesalahan kalibrasi, terjadi karena pemberian nilai skala pada saat
pembuatan atau kalibrasi tidak tepat. Hal ini mengakibatkan pembacaan
hasil pengukuran lebih besar atau lebih kecil dari nilai sebenarnya.
3. Kesalahan titik nol, terjadi karena titik nol pada skala alat yang digunakan
tidak berhimpit dengan jarum penunjuk. Akibatnya hasil pengukuran dapat
mengalami penambahan atau pengurangan sesui dengan selisih dari skala
nol.
4. Kesalahan komponen alat dapat mengalami penambahan berpengaruh
pada pembacaan alat ukur. Misalnya, pada neraca pegas jika pegas yang
digunakan sudah lama dan aus maka akan berpengaruh pada pengurangan
konstanta pegas (Zaelani, 2006).

2.7 Cara Membaca Mikrometer Sekerup


Cara membaca mikrometer sekerup, diantaranya adalah:
1. Yang pertama silahkan letakkan mikrometer sekerup satu arah sehingga
bisa dilihat dengan jelas.
2. Baca skala utama dari mikrometer sekerup tersebut, dibagian atas garis
menunjukkan angka bulat mm seperti 1 mm dan seterusnya, sedangkan
pada garis skala bawah menunjukkan bilangan 0,5 mm.

3. Dari gambar diatas, garis skaa atas menunjukkan angka 5 mm dan garis
skala bagian bawah menunjukkan 0,5 mm, jumlahkan ksdua hasil diatas
maka skala utama pada mikrometer diatas menunjukkan angka 5,5 mm.
4. Selanjutnya baca skala nonius atau skala putarnya yaitu garis yang berada
tepat segaris dengan garis pembagi pada skala utama. Pada gambar diatas,
skala nonius menunjukkan angka 30 dikalikan dengan 0,01 mm sehingga
skala noniusnya menunjukkan 0,30 mm.
5. Kemudian jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dengan hasil
pengukuran dari skala nonius msalnya 5,5 mm + 0,3 mm = 5,8 mm.

2.8 Kalibrasi Mikrometer Sekerup


Setelah digunakan dalam jangka waktu yang lama, mikrometer Perlu
dikalibrasi untuk mendapatkan tingkat kecermatan sesuai dengan Standanya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkalibrasi mikrometer adalah:
1. Gerakan silinder Putar / poros ukur harus dapat berputar dengan baik dan
tidak terjadi goyangan karena ausnya Ulir lltama.
2. Kedudukan nol. Apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi harus
menunjukkan nol. Kerataan dan kesejajaran Muka ukur (Permukaan
sensor).
3. Kebenaran dari hasil pengukuran. Hasil Pengukuran dibanding kan dengan
standar yang benar.
4. Bagian-bagian seperti gigi gelincir dan pengunci poros ukur harus
berfungsi dengan baik (Kartika, 1995).

2.9 Cara Merawat Mikrometer Sekerup


Beberapa hal yang diperlukan sewaktu menggunakan mikrometer sekerup:
1. Permukaan benda ukur, mulut ukur dari mikrometer sekerup harus
dibersihkan dahulu adanya kotoran, terutama bekas Proses Pengukuran
dapat menyebabkan Kesalahan ukur maupun merusak Permukaan mulilt
ukur.
2. Sebelum dipakai Kedudukan nol mikrometer sekerup harus diperiksa.
kedudukan nol disetel dengan cara merapatkan mulut ukur dengan
ketelitian silinder tetap diputar dengan memakai kunci penyetel sampai
garis referensi dari skala tetap bertemu dengan garis nol dari skala putar.
3. Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur. Apabila
dimensi tersebut cukup satu bar maka poros ukur dapat digerakkan dengan
cepat dengan cara menyelindingkan silinder putar pada telapak tangan.
Jangan sekali-kali memutar rangkanya dengan memegang silinder putar
seolah-olah memegang mainan kanak-kanak.
4. Benda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer sekerup di
telapak tangan kanan, dan ditahan oleh kelingking, jari manis serta jari
tengah. Telunjuk dan ibu jari digunakan untuk memutar silinder pusat.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-Alat
Adapun alat-alat yang digunakan sebagai berikut:
1. Mikrometer sekerup 1 buah
3.1.2 Bahan-Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Penghapus 1 buah
2. Seng 1 buah
3. Modul 1 buah

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
1. Sebelum dipakai untuk pengukuran atau setiap kali akan dilakukan
Pengukuran terlebih dahulu dilihat apakah mikrometer berada dalam posisi
nol atau tidak. Caranya yaitu memutar sekrup S sehingga ujung A dan B
bertemu dan terdengar bunyi krik-krik laludilihat apakah lingkaran nonius
telah berimpit dengan garis nol atau tidak. Caranya dengan memutar
sekerup S sehingga ujung A dan B bertemu dan berbunyi krik-krik lalu
dilihat apakah lingkaran nonius telah satu garis dengan garis tengah skala
utama. Apabila belum maka perlu dilakukan penyetelan sehingga kondisi
nol tersebut dapat dicapai. Untuk penyetelan mikrometer dapat ditanyakan
pada asisten.
2. Setelah posisi nol dicapai maka letakkan benda yang akan diukur diantara
ujung A dan B dengan memutar sekerup S sehingga ujung A dan B tepat
menyentuh kedua sisi benda itu. Permukaan sekrup S diputar lagi sampai
terdengar krip-krip lalu Penahan K digeser ke arah anak panah (lihat
gambar) agar kedudukan tidak berubah lagi walaupun mikrometer tersebut
diletakkan sembarang.
3. Kemudian lakukan percobaan pengukuran, caranya sebagai berikut:
Catat angka skala utama yang kelihatan, dari angka nol sampai lingkaran
nonius. Kemudian tambahkan dengan angka skala nonius yang segaris
atau mendekati garis tengah utama skala utama setelah dikalikan dengan
ketelitian mikrometer (0.01mm). Contoh misalnya angka skala utama yang
terlihat adalah 1,50 mm dan angka skala nonius yang satu garis dengan
skala utama 21. Berarti basil Pengukuran itu adalah 150mm + 0,21mm =
1,71 mm atau 0.171cm.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil percobaan yang telah dilakukan sebagaimana ditunjukkan
pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Hasil Penrcobaan Mikrometer Sekerup
No Seng (mm) Penghapus (mm) Modul (mm)
1 0,725 12,43 3,02
2 0,7 12,35 3,45
3 0,69 12,45 3,05
4 0,71 12,41 3,08
5 0,69 12,41 3,15
6 0,68 12,43 3,07
Rata- 0,69 12,41 3,13
rata
Sumber: (Praktikum Fisika Dasar, 2023)

4.2 Pembahasan
Pada Percobaan Pertama Yaitu Pengukuran ketebalan seng, Pada
Pengukuran Pertama diperoleh hasil skala utama 0.5 mm dan skala nonius 22.5
lalu dikalikan dengan ketelitian 0.01mm dan hasilnya 0,225mm. Selanjutnya
dijumlahkan skala utama dan skala nonius diperoleh 0,725 mm. Pada pengukuran
kedua diperoleh skala urama 0.5 mm dan skala nonius 20 lalu dikalikan dengan
ketelitian 0.01 mm diperoleh 0,2 mm talu dijumlah- kan skala utama dengan skala
nonius diperoleh hasil 0.7mm.Pada Penguku- ran ketiga diperoleh skala utama 0.5
mm dan skala nonius ig lalu dikalikan 0.01 mm didapat 0.19 mm. Kemudian skala
utama ditambah dengan Skala nonius, diperoleh hasil 0.69 mm Pada Pengukuran
keempat diperoleh skala utama 0,5 mm dan skala nonius 21 law dikalikan dengan
0,01mm diperdeh 0,21mm lalu skala utama ditambah dengan skala nonius
diperoleh 0.71mm.

Pada Pengukuran kelima diperoleh skala utama 0,5 mm dan skala nonius 19, lalu
dikalikan dengan 0.01 mm didapat hasil 0,19 mm, lalu skala utama ditambahkan
dengan skala nonius diperoleh hasil 0,69 mm. Pada Pengukuran keenam diperoleh
hasil skala utama 0.5 mm dan skala nonius 18 lalu di kalikan dengan ketelitian
0.01mm dan hasilnya 0.18 mm, selanjutnya dijumlahkan skala utama dan skala
nonius diperoleh hasil 0.68 mm.
Pada percobaan kedua pengukuran ketebalan Penghapus. Pada
Pengukuran Pertama diperoleh skala utama 12mm dan skala nonius 43 dikali
dengan ketelitian 0,01 mm hasilnya 0,43 mm, Selanjutnya dijumlahkan skala
utama dan skala nonitus hasilnya 12,43 mm. Pada pengukuran kedua skala utama
yaitu 12 mm dan skala nonius 35 dikali dengan ketelitian 0,01mm hasilnya 0,35
mm, selanjutnya jumlahkan skala utama dan skala nonius hasilnya 12,35 mm.
Pada Pengukuran ketiga skala yaitu 12mm dan skala nonius 43 dikalikan dengan
retelitian 0,01 mm hasilnya 0,43 mm kemudian jumlahkan skala utama dan skala
nonius hasilnya 12, 43 mm. Pada pengukuran keempat skala utama yaitu 12 mm
dan skala nonius 41 dikali dengan ketelitian 0,01 mm diperoleh 0,41 mm,
selanjutnya dijumlahkan skala utama dan skala nonius hasilnya 12,41 mm.
Pengukuran kelima diperdeh skala urama 12 mm dan Skala nonius 0, 41 mm
setelah di kalikan dengan ketelitian o.ol mm, Selanjutnya Jumlahkan skala utama
dan skala nonius hasilnya 12, 41mm. Pada Pengukuran keenam skala utamanya
yaitu 12mm dan skala nonius 43 dikalikan 0,01 diperoleh 0,43 mm, selanjutnya
jumlahkan skala utama dan skala nonius hasilnya 12, 43 mm.
Pada Percobaan keriga Pengukuran ketebalan modul, pada pengukuran
Pertama skala nonius yaitu 8 dikali dengan 0,01 mm diperoleh 0,08mm dan skala
utama 3mm kemudian jumlahkan skala utama dan skala nonius hasilnya 3,08 mm.
Pada Pengukuran kedua skala utama yaitu 3 mm dan skala nonius 2 dikali dengan
ketelitian 0,01mm hasilnya 0,02 mm, kemudian jumlahkan skala utama dan skala
nonius hasilnya 3,02mm. Pada Pengukuran ketiga skala utama yaitu 3mm dan
skala nonius 5 dikalikan 0,01 mm hasilnya 0,05mm selanjutnya jumlahkan skala
utama dan skala nonius diperoleh 3,05 mm. Pada Pengukuran keempat skala
utamanya yaitu 3 mm dan skala noniusnya 45 dikalikan dengan 0,01 mm hasilnya
0,45 mm, selanjutnya dijumlahkan skala utama dengan skala nonius hasilnya 3,45
mm. Pada pengukuran kelima Skala utamanya 3mm dan skala nonius 15 dikali
dengan keteletian 0,01 mm hasilnya 0,15 mm kemudian skala utama dan skala
nonius dijumlahkan hasilnya 3,15 mm. Pada Pengukuran keenam skala utama 3
mm dan skala noniusnya 7 dikalikan dengan ketelitian 0,01 mm diperoleh
0,07mm, kemudian Jumlahkan skala utama dan skala nonius hasilnya 3,07 mm.
Perbedaan hasil pengukuran yang diperoleh pada setiap kali
pengulangan pengukuran disebabkan karena Perbedaan titik permukaan yang
diambil Saat Pengukuran. Bisa juga disebabkan kurangnya ketelitian pada saat
pembacaan skala.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, diantaranya sebagai berikut:
1. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh bentuk zat, jenis zat, suhu,
konsentrasi dan katalis.
2. Paku yang berbentuk padat lebih cepat bereaksi daripada serbuk besi.
3. Serbuk Zn yang berbentuk serbuk lebih cepat bereaksi daripada paku.

5.2 Saran
Adapun saran pada percobaan ini adalah dapat digunakan Cu (tembaga)
sebagai pengganti Zn (seng).

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2006. Kimia Dasar: Konsep Inti Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Charles. 1992. Kimia untuk Universitas. Gramedia: Jakarta.
Dian Wuri Astuti. 2009. Cepat Tuntas Kuasai Kimia untuk SMP. Jakarta: Galang
Press Media Utama.

Keenan. Dkk. 1989. Kimia untuk Universitas Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Oxtoby, David W. 2001. Prinsip Kimia Modern Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, Atkins. 1997. Kimia Fisika Jilid II Edisi 4. Jakarta: Erlangga.

Smith, C. Julian. 1999. Operasi Teknik Kimia. Jakarta: Erlangga.

Sukardjo. 1985. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.

Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif dan Belajar Kimia.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

LAMPIRAN B
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Tuliskan rumus molekul reaksi?
2. Mengapa terjadi perubahan warna pada reaksi?
3. Sebutkan endapan apa yang terjadi pada percobaan?
4. Jelaskan mengapa warna setelah reaksi terjadi perubahan?

Jawaban:
1. Fe + HCl → FeCl + H2
Zn + H2SO4 → ZnSO4 + H2
2. Karena larutan HCl dan H2SO4 berwarna bening ketika dimasukkan
serbuk besi yang berwarna hitam maka larutannya menjadi keruh.
3. Endapan yang terjadi yaitu endapan serbuk seng
Zn + H2SO4 → ZnSO4 + H2
4. Karena setelah reaksi, HCl mulai bercampur dengan besi walaupun tidak
larut, tetapi serbuk besi dapat mengeruhkan larutan sehingga terjadi
perubahan warna.

LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT
No Nama dan Gambar Alat Fungsi
1. Tabung Reaksi
Sebagai wadah penampung untuk reaksi
kimia.

2. Rak Tabung Reaksi Sebagai tempat Menyusun tabung


reaksi.

3. Pipet Tetes Memindahkan larutan dari wadah satu


ke wadah lain dengan ketelitian yang
rendah.
rendah.

4. Stopwatch Menghitung waktu berdasarkan jarak


yang ditempuh.

Anda mungkin juga menyukai