MIKROMETER SEKERUP
Disusun Oleh
Kelompok III (A3)
ABSTRAK
3. Dari gambar diatas, garis skaa atas menunjukkan angka 5 mm dan garis
skala bagian bawah menunjukkan 0,5 mm, jumlahkan ksdua hasil diatas
maka skala utama pada mikrometer diatas menunjukkan angka 5,5 mm.
4. Selanjutnya baca skala nonius atau skala putarnya yaitu garis yang berada
tepat segaris dengan garis pembagi pada skala utama. Pada gambar diatas,
skala nonius menunjukkan angka 30 dikalikan dengan 0,01 mm sehingga
skala noniusnya menunjukkan 0,30 mm.
5. Kemudian jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dengan hasil
pengukuran dari skala nonius msalnya 5,5 mm + 0,3 mm = 5,8 mm.
4.1 Hasil
Adapun hasil percobaan yang telah dilakukan sebagaimana ditunjukkan
pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Hasil Penrcobaan Mikrometer Sekerup
No Seng (mm) Penghapus (mm) Modul (mm)
1 0,725 12,43 3,02
2 0,7 12,35 3,45
3 0,69 12,45 3,05
4 0,71 12,41 3,08
5 0,69 12,41 3,15
6 0,68 12,43 3,07
Rata- 0,69 12,41 3,13
rata
Sumber: (Praktikum Fisika Dasar, 2023)
4.2 Pembahasan
Pada Percobaan Pertama Yaitu Pengukuran ketebalan seng, Pada
Pengukuran Pertama diperoleh hasil skala utama 0.5 mm dan skala nonius 22.5
lalu dikalikan dengan ketelitian 0.01mm dan hasilnya 0,225mm. Selanjutnya
dijumlahkan skala utama dan skala nonius diperoleh 0,725 mm. Pada pengukuran
kedua diperoleh skala urama 0.5 mm dan skala nonius 20 lalu dikalikan dengan
ketelitian 0.01 mm diperoleh 0,2 mm talu dijumlah- kan skala utama dengan skala
nonius diperoleh hasil 0.7mm.Pada Penguku- ran ketiga diperoleh skala utama 0.5
mm dan skala nonius ig lalu dikalikan 0.01 mm didapat 0.19 mm. Kemudian skala
utama ditambah dengan Skala nonius, diperoleh hasil 0.69 mm Pada Pengukuran
keempat diperoleh skala utama 0,5 mm dan skala nonius 21 law dikalikan dengan
0,01mm diperdeh 0,21mm lalu skala utama ditambah dengan skala nonius
diperoleh 0.71mm.
Pada Pengukuran kelima diperoleh skala utama 0,5 mm dan skala nonius 19, lalu
dikalikan dengan 0.01 mm didapat hasil 0,19 mm, lalu skala utama ditambahkan
dengan skala nonius diperoleh hasil 0,69 mm. Pada Pengukuran keenam diperoleh
hasil skala utama 0.5 mm dan skala nonius 18 lalu di kalikan dengan ketelitian
0.01mm dan hasilnya 0.18 mm, selanjutnya dijumlahkan skala utama dan skala
nonius diperoleh hasil 0.68 mm.
Pada percobaan kedua pengukuran ketebalan Penghapus. Pada
Pengukuran Pertama diperoleh skala utama 12mm dan skala nonius 43 dikali
dengan ketelitian 0,01 mm hasilnya 0,43 mm, Selanjutnya dijumlahkan skala
utama dan skala nonitus hasilnya 12,43 mm. Pada pengukuran kedua skala utama
yaitu 12 mm dan skala nonius 35 dikali dengan ketelitian 0,01mm hasilnya 0,35
mm, selanjutnya jumlahkan skala utama dan skala nonius hasilnya 12,35 mm.
Pada Pengukuran ketiga skala yaitu 12mm dan skala nonius 43 dikalikan dengan
retelitian 0,01 mm hasilnya 0,43 mm kemudian jumlahkan skala utama dan skala
nonius hasilnya 12, 43 mm. Pada pengukuran keempat skala utama yaitu 12 mm
dan skala nonius 41 dikali dengan ketelitian 0,01 mm diperoleh 0,41 mm,
selanjutnya dijumlahkan skala utama dan skala nonius hasilnya 12,41 mm.
Pengukuran kelima diperdeh skala urama 12 mm dan Skala nonius 0, 41 mm
setelah di kalikan dengan ketelitian o.ol mm, Selanjutnya Jumlahkan skala utama
dan skala nonius hasilnya 12, 41mm. Pada Pengukuran keenam skala utamanya
yaitu 12mm dan skala nonius 43 dikalikan 0,01 diperoleh 0,43 mm, selanjutnya
jumlahkan skala utama dan skala nonius hasilnya 12, 43 mm.
Pada Percobaan keriga Pengukuran ketebalan modul, pada pengukuran
Pertama skala nonius yaitu 8 dikali dengan 0,01 mm diperoleh 0,08mm dan skala
utama 3mm kemudian jumlahkan skala utama dan skala nonius hasilnya 3,08 mm.
Pada Pengukuran kedua skala utama yaitu 3 mm dan skala nonius 2 dikali dengan
ketelitian 0,01mm hasilnya 0,02 mm, kemudian jumlahkan skala utama dan skala
nonius hasilnya 3,02mm. Pada Pengukuran ketiga skala utama yaitu 3mm dan
skala nonius 5 dikalikan 0,01 mm hasilnya 0,05mm selanjutnya jumlahkan skala
utama dan skala nonius diperoleh 3,05 mm. Pada Pengukuran keempat skala
utamanya yaitu 3 mm dan skala noniusnya 45 dikalikan dengan 0,01 mm hasilnya
0,45 mm, selanjutnya dijumlahkan skala utama dengan skala nonius hasilnya 3,45
mm. Pada pengukuran kelima Skala utamanya 3mm dan skala nonius 15 dikali
dengan keteletian 0,01 mm hasilnya 0,15 mm kemudian skala utama dan skala
nonius dijumlahkan hasilnya 3,15 mm. Pada Pengukuran keenam skala utama 3
mm dan skala noniusnya 7 dikalikan dengan ketelitian 0,01 mm diperoleh
0,07mm, kemudian Jumlahkan skala utama dan skala nonius hasilnya 3,07 mm.
Perbedaan hasil pengukuran yang diperoleh pada setiap kali
pengulangan pengukuran disebabkan karena Perbedaan titik permukaan yang
diambil Saat Pengukuran. Bisa juga disebabkan kurangnya ketelitian pada saat
pembacaan skala.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, diantaranya sebagai berikut:
1. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh bentuk zat, jenis zat, suhu,
konsentrasi dan katalis.
2. Paku yang berbentuk padat lebih cepat bereaksi daripada serbuk besi.
3. Serbuk Zn yang berbentuk serbuk lebih cepat bereaksi daripada paku.
5.2 Saran
Adapun saran pada percobaan ini adalah dapat digunakan Cu (tembaga)
sebagai pengganti Zn (seng).
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2006. Kimia Dasar: Konsep Inti Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Charles. 1992. Kimia untuk Universitas. Gramedia: Jakarta.
Dian Wuri Astuti. 2009. Cepat Tuntas Kuasai Kimia untuk SMP. Jakarta: Galang
Press Media Utama.
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif dan Belajar Kimia.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
LAMPIRAN B
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Tuliskan rumus molekul reaksi?
2. Mengapa terjadi perubahan warna pada reaksi?
3. Sebutkan endapan apa yang terjadi pada percobaan?
4. Jelaskan mengapa warna setelah reaksi terjadi perubahan?
Jawaban:
1. Fe + HCl → FeCl + H2
Zn + H2SO4 → ZnSO4 + H2
2. Karena larutan HCl dan H2SO4 berwarna bening ketika dimasukkan
serbuk besi yang berwarna hitam maka larutannya menjadi keruh.
3. Endapan yang terjadi yaitu endapan serbuk seng
Zn + H2SO4 → ZnSO4 + H2
4. Karena setelah reaksi, HCl mulai bercampur dengan besi walaupun tidak
larut, tetapi serbuk besi dapat mengeruhkan larutan sehingga terjadi
perubahan warna.
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT
No Nama dan Gambar Alat Fungsi
1. Tabung Reaksi
Sebagai wadah penampung untuk reaksi
kimia.