Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MIKROMETER SEKRUP

Diajukan untuk memenuhi Laporan Praktikum Fisika Dasar

Disusun Oleh :

Kelompok IV (A5)

Mizwa widiarman NIM. 190140073


Ajeng Syahfitri NIM. 190140093
Safira Ramadani NIM. 190140104
Alfikri Maulana NIM. 190140113
Nabila Hamnasia NIM. 190140119

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2021
ABSTRAK

Pada percobaan ini berjudul mikrometer sekrup. Yang bertujuan untuk mengukur
diameter atau ketebalan plat/lempengan. Mikrometer sekrup adalah alat ukur
panjang yang memiliki tingkat ketelitian tertinggi. Tingkat ketelitian mikrometer
sekrup mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm. Sebelum digunakan sebaiknya
mikrometer dikalibrasi terlebih dahulu. Pada percobaan mikrometer sekrup ini
bahan yang digunakan adalah kelereng, triplek, asbes, dan kaleng. Untuk kelereng
diperoleh hasil rata-rata diameternya adalah 15,992 mm. Untuk triplek diperoleh
hasil rata-rata ketebalannya adalah 8,102 mm. Untuk asbes diperoleh hasil rata-
rata ketebalannya adalah adalah 4,281 mm. Untuk Lempeng diperoleh rata-rata
ketebalannya adalah 1,124 mm. Untuk setiap kali ulangan pengukuran didapatkan
hasil yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena permukaan yang tidak merata.
Perbedaan hasil yang diperoleh pada setiap kali ulangan pengukuran disebabkan
karena perbedaan titik permukaan yang diambil saat pengukuran. Bisa juga
disebabkan karena kurangnya ketelitian pada saat pembacaan skala.

Kata kunci : Diameter, mikrometer, ketebalan.

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Mikrometer Sekrup


1.2 Tanggal Praktikum : 25 Januari 2021
1.3 Pelaksana Praktikum :1. Mizwa widiarman NIM. 190140073
2. Ajeng Syahfitri NIM. 190140093
3. Safira Ramadan NIM. 190140104
4. Alfikri Maulana NIM. 190140113
5. Nabila Hamnasia NIM. 190140119
1.4 Tujuan Praktikum : Dapat dan mahir menggunakan mikrometer
sekrup untuk mengukur diameter atau ketebalan
plat/lempengan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikrometer Sekerup


Mikrometer sekerup ini ditemukan pada abad ke-17 oleh seorang ilmuan
bernama Willaim Gascoigne dimana waktu itu sangat dibutuhkannya sebuah alat
yang lebih baik dan lebih persisi selain dari jangka sorong. Pada waktu awal
ditemukan digunakan untuk mengukur benda – benda di luar angkasa dari
teleskop dan mengukur jarak sudut di antara bintang – bintang.
Walaupun mikrometer sekrup ini memiliki kata mikro, namun alat ini
tidak dapat digunakan untuk menghitung suatu benda yang skala mikrometer.
Kata mikro di mikrometer sekup ini didapat dari bahasa yunani yaitu micros yang
artinya kecil , jadi bukan yang skalanya mikro 10-6.
Tetapi perlu kalian ketahui sebagai Pelajar maupun Masyarakat Umum
bahwa Fungsi Alat Ukur Mikrometer ini sebenarnya mempunyai kesamaan
dengan Fungsi Alat Ukur Jangka Sorong dalam menghitung suatu panjang, tebal
dan diameter sebuah benda, hanya saja tingkat ketelitian Alat Ukur Mikrometer
lebih tinggi sepuluh kali lipat daripada Jangka Sorong karena Jangka Sorong
memiliki tingkat ketelitian sebesar 0.1 dan Ketelitian Alat Ukur Mikrometer
mencapai 0.01 sehingga kesimpulannya mikrometer lebih baik daripada
Jangka Sorong. Mikrometer sekerup yang banyak dijual dipasaran adalah
mikrometer sekerup dengan skala 0-25 mm, 25-50 mm dan 50-75 mm.
Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat
ketelitian tertinggi. Tingkat ketelitian mikrometer sekrup mencapai 0,01 mm atau
0,001 cm. Dengan ketelitiannya yang sangat tinggi mikrometer sekrup dapat
digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun
tipis seperti kertas, pisau silet, maupun kawat. Secara luas, mikrometer sekrup
digunakan sebagai alat ukur dalam teknik mesin elektro untuk mengukur
ketebalan secara tepat dari blok-blok luar dan garis tengah kerendahan dan
batang-batang slot (Bambang, 2006).

4
2.2 Fungsi dari Mikrometer Sekrup
Mikrometer berfungsi untuk mengukur panjang/ketebalan/diameter dari
benda-benda yang cukup kecil seperti lempeng baja, aluminium, diameter kabel,
kawat, lebar kertas, dan masih banyak lagi. Penggunaan mikrometer sekrup sangat
luas, intinya adalah mengukur besaran panjang dengan lebih presisi (Giancoli,
2007).
Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat
ketelitian tertinggi. Tingkat ketelitian mikrometersekrup mencapai 0,01 mm atau
0,001 cm. Dengan ketelitiannya yang sangat tinggi, mikrometersekrup dapat
digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun
tipis seperti kertas, pisau silet, maupun kawat. Secara luas, micrometer sekrup
digunakan sebagai alat ukur dalam teknik mesin elektro untuk mengukur
ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan
batang-batang slot.

2.3 Mikrometer Luar


Alat ukur yang dapat mengukur dimensi luar dengan cara membaca jarak
antara dua muka ukur sejajar yang berhadapan, yaitu sebuah muka ukur lainnya
yang terpasang pada satu sisi rangkap berbentuk U, dan sebuah muka ukur lainnya
yang terletak pada ujung spindle yang dapat bergerak tegak lurus terhadap muka
ukur dan dilengkapi dengan sleeve dan thimble yang mempunyai graduasi yang
sesuai dengan pergerakan spindle. Mikrometer luar digunakan untuk dalam
memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.

5
2.4 Mikrometer Dalam
Alat ukur yang dapat mengukur dimensi dalam dengan cara membaca
jarak antara dua muka ukur sferis yang saling membelakangi, yaitu sebuah muka
ukur tetap yang terpasang pada batang utama dan sebuah muka ukur lainnya yang
terletak pada ujung spindle yang dapat bergerak searah dengan sumbunya, dan
dilengkapi dengan sleeve dan thimble yang mempunya graduasi yang sesuai
dengan pergerakan spindle. Mikrometer sekrup dalam digunakan untuk mengukur
garis tengah dari lubang suatu benda.

2.5 Mikrometer Kedalaman

Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari


langkah-langkah dan slot-slot, skala pada mikrometer sekrup ada dua cara yaitu:

1. Skala Utama (SU), yaitu skala pada pegangan yang diam (tidak berputar)
ditunjuk oleh bagian kiri pegangan putar dari mikrometer sekrup.
2. Skala Nonius (SN), yaitu skala pada pegangan putar yang membentuk garis
lurus dengan garis utama mendatar skala diam dikalikan 0,01 mm.

Bagian utama mikrometer sekrup ialah sebuah poros yang berulir dan
terpasang pada sebuah silinder pemutar yang disebut bidal. Poros berulir masuk

6
mengulir pada silinder berskala 0,01 mm atau 0,5 mm. Dengan demikian skala
pada silinder pemutar menunjukkan ukuran dalam persatuan milimeter.

Mikrometer sekrup memiliki batas ukur maksimal 25 mm. Tanpa skala


nonius maka skala utama alat utama ini adalah 0,5 mm. Karena pada jarak 25 mm
skala utama terbagi dalam 50 skala. Sehingga skala terdekat 0,5 mm. Seperti
halnya jangka sorong, mikrometer sekrup juga memiliki dua skala yakni skala
utama dan skala nonius.

a. Frame (Rangka)
Bagian bingkai atau sering disebut juga bagian frame mikrometer yang
berbentuk seperti huruf C ataupun huruf U dan terbuat dari bahan logam
yang tahan panas dan tebal serta kuat karena bertujuan agar dapat
meminimalkan terjadinya peregangan yang dapat menganggu proses
pengukuran sebuah benda.
b. Anvil (Poros Tetap)
Bagian ke-dua ialah bagian poros tetap mikrometer yang mempunyai
Fungsi untuk penahan sebuah benda saat akan diukur menggunakan alat
ukur mikrometer ini.
c. Spindel (Poros Gerak)
Bagian mikrometer yang ke-tiga ialah poros gerak yang merupakan sebuah
silinder yang dapat digerakan menuju poros tetap mikrometer.
d. Lock Nut (Pengunci)
Bagian mikrometer sekrup ke-empat ialah pengunci (LOCK) yang
memiliki fungsi untuk menahan poros gerak agar tak bergerak saat proses
pengukuran sebuah benda.
e. Sleeve (Skala Utama)
Bagian ke-lima disebut juga dengan sleeve yang merupakan tempat
terletaknya skala utama dalam satuan milimeter (mm).
f. Thimbel (Skala Putar)
Bagian mikrometer ke-enam ialah thimble yang merupakan tempat skala
nonius (skala putar) mikrometer berada.
g. Ratchet Knob

7
Lalu untuk bagian mikrometer yang terakhir atau ke-tujuh ialah Ratchet
Knop yang berfungsi untuk memutar spindle (poros gerak) sesaat ujung
poros gerak tersebut sudah dekat dengan benda yang akan diukur serta
digunakan untuk mengencangkan poros gerak (spindle) tersebut sampai
terdengar bunyi suara sehingga untuk memastikan bahwa ujung poros
gerak sudah menempel dengan sempurna dengan benda yang akan diukur
maka ratchet knob tersebut diputar sebanyak dua atau tiga putaran.

Untuk mengukur dengan menggunakan mikrometer sekrup dapat


dilakukan dengan langkah berikut :

1. Putar bidal (pemutar) berlawanan arah dengan arah jarum jam sehingga
ruang antara kedua rahang cukup besar untuk ditempati benda yang akan
diukur.
2. Letakkan benda diantara kedua rahang.
3. Putar bidal (pemutar) searah jarum jam sehingga saat poros hampir
menyentuh benda, pemutar dilakukan dengan menggunakan roda bergigi
ini agar poros tidak menekan benda. Dengan memutar benda dibagian roda
bergerigi, putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda.
Jika sampai menyentuh benda yang diukur, pengukuran menjadi tidak
teliti.
4. Putar sekrup penggeser sehingga terdengar bunyi klik satu kali.
5. Baca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dengan rumus :
H=(Skala utama × 0,5 mm)+ (Skala nonius × 0,01 mm)

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan


mikrometer sekrup :

1. Permukaan benda diukur, mulut ukur dari mikrometer sekrup harus


dibersihkan dahulu dari adanya kotoran, terutama bekas proses
pengukuran dapat menyebabkan kesalahan ukur maupun merusak
permukaan mulut ukur.
2. Sebelum dipakai kedudukan nol mikrometer sekrup harus diperiksa.
Kedudukan nol diatur dengan cara mendapatkan muka ukur dengan

8
ketelitian silinder tetap diputar dengan memakai kunci pengatur sampai
garis referensi dari skala tetap bertemu dengan garis nol dari skala putar.
3. Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur. Apabila
dimensi tersebut cukup satu bar maka proses ukur dapat digerakkan
dengan cepat dan cara menggelindingkan silinder putar pada telapak
tangan. Jangan sekali-kali memutar rangkanya dengan memegang silinder
putar seolah-olah memegang mainan kanak-kanak.
4. Benda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer sekrup ditelapak
tangan kanan, dan ditahan oleh kelingking, jari manis, serta jari tangan.
Telunjuk dan ibu jari digunakan untuk memutar silinder pusat (Dudi,
2007).

Setelah digunakan dalam jangka waktu yang lama, mikrometer perlu


dikalibrasi untuk mendapatkan tingkat kecermatan sesuai dengan standarnya. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam mengkalibrasi mikrometer adalah :

1. Gerakan silinder putar/poros ukur harus dapat berputar dengan baik dan
tidak terjadi goyangan karena ulir utama.
2. Kedudukan nol. Apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi harus
menunjukkan nol.
3. Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor).
4. Kebenaran dari hasil pengukuran. Hasil pengukuran dibandingkan dengan
dengan standar yang benar.
5. Bagian-bagian seperti gigi gerigi dan pengunci poros ukur harus berfungsi
dengan baik.
1. Persyaratan Kalibrasi
Adapun syarat-syarat kalibrasi dalam mikrometer sekrup adalah :
1. Kalibrasi dilakukan dalam kelembaman relatif 55 %.
2. Untuk pemeriksaan digunakan optical float atau optical paralel dengan
kerataan kurang dari 0,1 μm.
3. Untuk pemeriksaan kesejajaran digunakan optical paralel dengan kerataan
kurang dari 0,1 μm dan kesejajaran kurang dari 0,2 μm atau gaya block.
4. Untuk pengukuran kesalahan penunjukan digunakan balok kelas nol.

9
Pengukuran merupakan suatu aktifitas atau tindakan membandingkan
suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain
yang sudah diketahui nilainya, misalnya

Dengan besara standard. Pekerjaan yang membandingkan ialah pekerjaan


pengukuran atau mengukur. Sedangkan pembandingnya yang disebut alat ukur.
Pengukuran banyak sekali dilakukan dalam bidang teknik atau industri, misalnya
objek yang diukur serta hasil yang diinginkan. Pengukuran semua besaran
sebenarnya atau satuan tertentu, dan satuan ini dipastikan disamping nilai
numeriknya. Saat melakukan pengukuran, kita tidak lepas dari kesalahan,
kesalahan dalam pengukuran terbagi menjadi dua macam yaitu kesalahan
sistematik dan kesalahan acak. Kesalahan sistematik diantaranya kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol, dan kesalahan alat lainnya, gesekan, kesalahan
paralaks dan keadaan saat kerja. Kesalahan-kesalahan tersebut akan menyebabkan
penyeimbangkan hasil pengukuran. Namun pada prinsipnya kesalahan tersebut
dapat dikoreksi dan diperhitungkan. Selain kesalahan, ada kepastian pengukuran
terulang. Sedangkan kesalahan acak ditimbulkan oleh kondisi lingkungan yang
tidak menentu yang mengganggu alat ukur, misalnya gerak brown, fluktualisasi,
tegangan listrik (Pristiadi, 2007).

Pengukuran sebenarnya merupakan proses perbandingan nilai besaran


yang belum diketahui dengan nilai standar yang sudah ditetapkan. Dalam fisika
dan teknik, pengukuran merupakan aktifitas yang membandingkan kualitas dan
kauntitas fisika dari objek dan kejadian dunia nyata. Alat pengukur adalah alat
yang digunakan untuk mengukur benda. Seluruh alat pengukuran terkena error
peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran
yang dinamakan metrologi. Alat ukur yang paling sering digunakan untuk
mengukur panjang ialah mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
Mikrometer sekrup memiliki batas ukur maksimal 25 mm, skala utama alat ini
adalah 0,5 mm (Osa, 2005).

10
2. Penyajian Data pada Hasil Pembacaan Mikrometer Sekrup
Ketelitian mikrometer sekrup atau skala terkecil mikrometer sekrup adalah
seperseribu centimeter atau 0,001 cm atau 0,01 mm. Misalkan dari sebuah
pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai hasil sebuah keping uang logam
adalah (3,25 ± 0,005) mm, ini dalam millimeter bukan centimeter, jadi cara
pelampiran data hasil pengeluaran alat ini mengikuti pola berikut :
L = X + ∆x atau L = X- ∆x ............................................................... (2.1)
Dimana :
X = Hasil yang pada mikrometer
Δx = Ketidakpastiannya
Sebagai contoh jika mikrometer sekrup yang kita gunakan untuk
mengukur ketebalan benda–benda yang sangat tipis atau benda yang kecil.
Mikrometer Sekrup memiliki dua skala tetap dan skala putar. Adapun aplikasi
mikrometer sekrup dalam kehidupan sehari–hari mikrometer sekrup sangat
penting. Karena alat inilah yang mempunyai tingkatan ketelitian paling tinggi
dalam mengukur panjang. Kerapkali alat ini digunakan untuk mengukur panjang,
tebal kertas, diameter kawat, tebal plat tipis yang memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi. Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur diameter benda–benda
berukuran millimeter atau beberapa centimeter saja.

2.6 Cara Membaca Mikrometer Sekerup

Untuk membaca nilai pada mikrometer sekrup ada 2 bagian yang harus
diperhatikan yaitu skala utama dan skala nonius. Untuk melihat ke-2 bagian
tersebut dapat dilihat dari sleve untuk skala utama dan thimble untuk melihat
skala nonius. Agar lebih jelas tentang cara membaca mikrometer sekrup, kalian
dapat perhatikan contoh gambar dibawah ini :

11
Penyelesaian cara membaca dari gambar diatas :
1. Perhatikan letak garis skala di bagian sleve yang dilewati oleh bagian
timhble yaitu 5 mm
2. Lihat garis skala bawah yaitu 0,5 mm
3. Perhatikan nilai di skala nonius yang berada dibagian thimble yaitu 30 mm
maka rumusnya dikalikan 0,01 mm maka hasilnya 30 x 0,01 = 0.3 mm
4. Jumlahkan lah hasil dari ketiga nilai diatas yaitu nilai skala atas + nilai
skala bawah + nilai di skala nonius = 5 + 0,5 + 0,3 = 5,8 mm
Maka hasil pengukuran dari contoh gambar diatas adalah 5,8 mm
(Esvandiasi, 2006)

2.7 Skala Mikrometer Sekerup

Ada dua skala dalam mikrometer sekrup yaitu :


1. Skala Utama
Skala mikrometer ini tiap satuannya sama dengan 1 mm, ditengah-tengah angka
skala tersebut ada angka tengahnya. Angka skala atas 1, 2, 3, 4 dan seterusnya.
2. Skala nonius atau skala putar
Di skala putar terdapat angka 1 sampai 5 (kelipatan 5). Tiap skala ini berputar
mundur sekali maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga 1 skala putar =
0,5/50 = 0,01 mm. Skala nonius diartikan sebagai skala tambahan yang membagi
skala utama menjadi nilai atau kualitas lebih kecil.(Halliday, 1984)

2.8 Cara Merawat Mikrometer Sekrup

Adapun cara merawat mikrometer sekerup adalah sebagai berikut :


1. Mengembalikan skala pada posisi nol.

12
2. Membersihkan rahang atau poros mikrometer.
3. Mengoles pelumas atau minyak pada micrometer sekerup.
4. Membersihkan atau mengelap pelumas tersebut sampai benar-benar
kering.
5. Memasukan mikrometer sekerup kedalam tempatnya.
(Haris, 2006)

13
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-Alat
Adapun alat-alat yang digunakan sebagai berikut :
1. Mikrometer sekerup dan pengunci 1 buah

3.1.2 Bahan-Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut :
1. Kelereng 1 buah
2. Triplek 1 buah
3. Karton 1 buah
4. Kaleng 1 buah

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan pengukuran terlebih dahulu dilihat apakah mikrometer
berada pada posisi nol atau tidak. Sekrup S diputar hingga ujung A dan B
bertemu dan didengar bunyi krik-krik lalu dilihat lingkaran nonius telah
berimpit dengan garis nol.
2. Diletakkan benda yang akan diukur diantara ujung A dan B, diputar sekrup
S sehingga ujung A dan B tepat menyentuh kedua sisi benda, pemutar
sekrup S diputar lagi sampai didengar suara krip-krip, penahan K digeser
kearah anak panah agar skala tidak berubah ketika mikrometer diletakkan
sembarang.
3. Dilakukan percobaan pengukuran dengan mencatat skala utama yang
terlihat, kemudian ditambahkan dengan angka skala nonius setelah
dikalikan dengan ketelitian mikrometer yaitu 0,01 mm.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil pengamatan tentang percobaan Mikrometer sekerup dapat
dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Mikrometer Sekrup

Ulangan Diameter Tebal Triplek Tebal Asbes Tebal


Kelereng (mm) (mm) (mm) Lempeng
(mm)

1 15,52 8,085 4,475 0,61

2 16,09 8,12 4,36 1,295

3 16,235 8,06 4,045 1,305

4 16,03 8,06 4,125 1,295

5 16,085 8,185 4,4 1,115

Rata-rata 15,992 8,102 4,281 1,124

4.2 Pembahasan
Pada percobaan mikrometer sekrup ini ada beberapa bahan yang
digunakan antara lain kelereng, triplek, asbes, dan lempeng besi. Untuk kelereng
yang akan diukur adalah diameternya sedangkan untuk triplek, asbes, dan
lempeng yang diukur adalah ketebalannya. Untuk mendapatkan hasil yang baik
masing-masing dilakukan pengukuran sebanyak 5 kali pengulangan. Untuk
kelereng dari 5 kali pengulangan diperoleh diameternya adalah 15,52 mm; 16,09
mm; 16,235 mm; 16,03 mm; 16,085 mm, dan diperoleh hasil rata-ratanya adalah
15,992 mm. Untuk triplek dari 5 kali pengulangan diperoleh ketebalannya yaitu
8,085 mm; 8,12 mm; 8,06 mm; 8,06 mm; 8,185 mm, dan diperoleh hasil rata-

15
ratanya adalah 8,102 mm. Untuk asbes dari 5 kali pengulangan diperoleh
ketebalannya adalah 4,475 mm; 4,36 mm; 4,045 mm; 4,125 mm; 4,4 mm, dan
diperoleh hasil rata-ratanya adalah adalah 4,281 mm. Untuk lempeng dari 5 kali
pengulangan diperoleh ketebalannya adalah 0,61 mm; 1,295 mm; 1,305 mm;
1,295 mm; 1,115 mm, dan diperoleh rata-ratanya adalah 1,124 mm. Percobaan ini
dilakukan lima kali pengulangan bertujuan untuk pembanding dan mendapatkan
hasil yang tepat serta untuk mencari nilai rata-rata dari pengukuran tersebut, pada
setiap kali pengulangan didapatkan hasil yang berbeda-beda karena permukaan
benda yang tidak merata. Dan untuk setiap kali ulangan pengukuran didapatkan
hasil yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena adanya kesalahan pengamatan
oleh pengamat yaitu kurangnya ketelitian pada saat pembacaan skala baik skala
utama maupun skala noniusnya. Dan juga perbedaan hasil yang diperoleh pada
setiap ulangan pengukuran disebabkan karena perbedaan titik permukaan yang
diambil saat pengukuran.

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk kelereng diperoleh rata-rata diameternya adalah 15,922 mm.
2. Untuk triplek diperoleh rata-rata ketebalannya adalah 8,102 mm.
3. Untuk asbes diperoleh rata-rata ketebalannya adalah 4,281 mm.
4. Untuk kaleng diperoleh rata-rata ketebalannya adalah 1,124 mm.
5. Perbedaan hasil yang diperoleh pada setiap kali ulangan pengukuran
disebabkan karena perbedaan titik permukaan yang diambil saat
pengukuran. Bisa juga disebabkan karena kurangnya ketelitian pada saat
pembacaan skala.

5.2 Saran

Sebaiknya untuk setiap pengukuran dilakukan secara teliti, pastikan


mikrometer berada pada posisi nol. Dan sebelum digunakan sebaiknya
mikrometer dikalibrasi terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA

Agus t. , Haris. 2006. Sains Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.


Bambang, Ruwonto. 2006. Asas-Asas Fisika. Jakarta : Yudhistira.
Dudi Indrajit. 2007. Mudan dan Aktif Belajar Fisika. Bandung : PT.Setia Purna
Invers.
Esvandiasi. 2006. Smart Fisika SMA. Jakarta : Puswa Swara.

Giancoli . Douglas . C . 2001 . Fisika . Jakarta : Erlangga.


Halliday. D. R. Resnich dan P. Silaban. 1984. Fisika Jilid 1 dan II. Jakarta :
Elangga.
Osa Pauliza. 2005. Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan. Bandung :
Grafindo.
Pristiadi Utomo. 2007. Fisika Interaktif. Jakarta : Azka Press.
Wirastuti Widyamanti dan Dini Natalia. 2006. Geografi. Bandung : Grafindo.

18
LAMPIRAN A

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


DATA PENGAMATAN

JUDUL PERCOBAAN : Mikrometer Sekrup


KELOMPOK : IV A5
NAMA/NIM : 1. Mizwa Widiarman NIM. 180140073
2. Ajeng Syahfitri NIM. 180140093
3. Safira Ramadhani NIM. 180140104
4. Alfikri Maulana NIM. 180140113
5. Nabila Hamnasia NIM. 180140119

Tanggal Praktikum : 25 Januari 2021

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Mikrometer Sekrup

Ulangan Diameter Tebal Triplek Tebal Asbes Tebal


Kelereng (mm) (mm) (mm) Lempeng
(mm)

1 15,52 8,085 4,475 0,61

2 16,09 8,12 4,36 1,295

3 16,235 8,06 4,045 1,305

4 16,03 8,06 4,125 1,295

5 16,085 8,185 4,4 1,115

Rata-rata 15,992 8,102 4,281 1,124

19
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

Triplek
1. SU = 8 mm
SN = 8,5 × 0,01 mm
= 0,085mm
SU + SN = 8 mm + 0,085 mm
= 8,085 mm

2. SU = 8 mm
SN = 12 × 0,01 mm
= 0,12 mm
SU + SN = 8 mm + 0,12 mm
= 8,12 mm

3. SU = 8 mm
SN = 6 × 0,01 mm
= 0,06 mm
SU + SN = 8 mm + 0,06 mm
= 8,06 mm

4. SU = 8 mm
SN = 6 × 0,01 mm
= 0,06 mm
SU + SN = 8 mm + 0,06 mm
= 8,06 mm

20
5. SU = 8 mm
SN = 18,5 × 0,01 mm
= 0,185 mm
SU + SN = 8 mm + 0,185 mm
= 8,185 mm

8,085 mm + 8,12 mm + 8,06 mm + 8,06 mm + 8,185 mm


Rata-rata =
5
40,51 mm
=
5
= 8,102 mm

Asbes
1. SU = 4 mm
SN = 47,5 × 0,01 mm
= 0,475 mm
SU + SN = 4 mm + 0,475 mm
= 4,475 mm

2. SU = 4 mm
SN = 36 × 0,01 mm
= 0,36 mm
SU + SN = 4 mm + 0,36 mm
= 4,36 mm

3. SU = 4 mm
SN = 4,5 × 0,01 mm
= 0,045 mm
SU + SN = 4 mm + 0,045 mm
= 4,045 mm

21
4. SU = 4 mm
SN = 12,5 × 0,01 mm
= 0,125 mm
SU + SN = 4 mm + 0,125 mm
= 4,125 mm

5. SU = 4 mm
SN = 40 × 0,01 mm
= 0,4 mm
SU + SN = 4 mm + 0,4 mm
= 4,4 mm

4,475 mm + 4,36 mm + 4,045 mm + 4,125 mm + 4,4 mm


Rata-rata =
5
21,405 mm
=
5
= 4,281 mm

lempeng
1. SU = 0,5 mm
SN = 11 × 0,01 mm
= 0,11 mm
SU + SN = 0,5 mm + 0,11 mm
= 0,61 mm

2. SU = 1 mm
SN = 29,5 × 0,01 mm
= 0,295 mm
SU + SN = 1 mm + 0,295 mm
= 1,295 mm

22
3. SU = 1 mm
SN = 30,5 × 0,01 mm
= 0,305 mm
SU + SN = 1 mm + 0,305 mm
= 1,305 mm

4. SU = 1 mm
SN = 29,5 × 0,01 mm
= 0,295 mm
SU + SN = 1 mm + 0,295 mm
= 1,295 mm

5. SU = 1 mm
SN = 11,5 × 0,01 mm
= 0,115 mm
SU + SN = 1 mm + 0,115 mm
= 1,115 mm

0,61 mm + 1,295 mm + 1,305 mm + 1,295 mm + 1,115 mm


Rata-rata =
5
5,62 mm
=
5
= 1,124 mm

Kelereng
1. SU = 15,5 mm
SN = 2 × 0,01 mm
= 0,02 mm
SU + SN = 15,5 mm + 0,02 mm
= 15,52 mm

23
2. SU = 16 mm
SN = 9 × 0,01 mm
= 0,09 mm
SU + SN = 16 mm + 0,09 mm
= 16,09 mm

3. SU = 16 mm
SN = 23,5 × 0,01 mm
= 0,235 mm
SU + SN = 16 mm + 0,235 mm
= 16,235 mm

4. SU = 16 mm
SN = 3 × 0,01 mm
= 0,03 mm
SU + SN = 16 mm + 0,03 mm
= 16,03 mm

5. SU = 16 mm
SN = 8,5 × 0,01 mm
= 0,0,085 mm
SU + SN = 16 mm + 0,085 mm
= 16,085 mm

Rata-rata =
15,52 mm + 16,09 mm+ 16,235 mm + 16,03 mm + 16,085 mm
5
79,96 mm
=
5
= 15,992 m

24
LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Apakah mungkin ketelitian mikrometer sekrup dapat diperkecil lagi dari


0,01 mm? Jelaskan pendapat saudara.

JAWABAN
1. Tidak. Ketelitian pada mikrometer sekrup sudah merupakan ketepatan,
karena untuk satu kali putaran nonius pergeserannya pada skala utama
adalah0,5 mm. Satu skala nonius terdiri dari 50 skala. Oleh karena itu
ketelitian mikrometer sekrup adalah :
0,5 mm
= 0,01 mm
50
LAMPIRAN D
GAMBAR ALAT

Bagian-bagian mikrometer sekrup :


1. Rachet : pengatur maju dan mundur spindle
2. Skala nonius : penunjuk skala dengan ketelitian 0,01 mm
3. Skala utama : penunjuk skala utama
4. Pengunci : penahan spindle agar tidak bergerak
5. Frame : terbuat dari plastik, agar tidak terjadi perpindahan panas
6. Poros : penahan benda
7. Landasan poros : penahan ketika diletakkan ditelapak tangan

26

Anda mungkin juga menyukai