Anda di halaman 1dari 37

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
PERBENGKELAN PERTANIAN

Hari/Tanggal Praktikum : Rabu / 16 Oktober 2019


Shift : B2
Nama (NPM) : 1. Syifa Unawahi (240110170057)
2. Putri Arisna (240110170065)
3. Rini Azharini (240110170068)
4. Fauzan Qolby (240110170087)
5. Desviana Devanni F. (240110170088)
6. Rainier Adrian (240110170097)
Asisten Praktikum : 1. Khaerudin
2. Maulid Nabil Al-Qurthubi
3. Mochammad Ilham
4. Teguh Laksono
Praktikum ke : 3 (Tiga)
Disusun oleh : Kelompok 3

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
Desviana Devanni F
240110170088

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Pembuatan mesin dan peralatan saat ini sudah
memekai teknologi yang canggih untuk mempermudah pekerjaan. Benda-benda
tersebut tentunya memerlukan pengetahuan dasar dalam pembuatnya Teknik kerja
bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam
mengerjakan benda kerja dan sebagai dasar untuk materi teknik pemesinan pada
tingkat selanjutnya.
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis konstruksi geometris yang
sesuai dengan perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman
seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang
meliputi tingkat keterampilan dasar penguasaan alat tangan, tingkat kesulitan
produk yang dibuat dan tingkat kepresisian hasil kerja. Praktikum kerja bangku
dilakukan untuk melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang
baik dan benar serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar
tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika
mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan
tatacara pengerjaan praktek kerja bangku. Pekerjaan kerja bangku meliputi
mengkikir, mengebor, memotong, membengkokan, dan sebagainya.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum kali ini adalah :
1. Mampu membuat pola (layout) dengan baik;
2. Memiliki keterampilan memotong plat dengan beberapa macam alat potong;
3. Memahami prinsip dan cara menggergaji dengan baik dan benar;
4. Memahami prinsip mengikir dengan baik dan benar;
5. Memiliki keterampilan mengikir; dan
6. Memiliki keterampilan merivet plat.
Nama : Rini Azharini
NPM : 240110170068

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerja Bangku


Kerja bangku merupakan teknik dasar yang harus dikuasai dalam
mengerjakan benda kerja secara manual. Pekerjaan kerja bangku melakukan suatu
penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di
bangku kerja atau suatu ruang untuk melakukan kerja dengan peralatan yang telah
disediakan. Kegiatan-kegiatan yang termasuk kerja bangku adalah sebagai
berikut: proses pemotongan, proses penggergajian, meratakan permukaan, yaitu
membuat chamfer dengan pengikiran, proses pelubangan: pengeboran, proses
pembuatan ulir, pengetapan dan penyenaian, penandaan dengan penitik dan
penggores, dan pengukuran. Peralatan untuk melukis atau menggambar bukaan
dapat berupa mistar ukur, panjang 30-50 cm atau sampai 100 cm, mistar ukur
gulung, macam-macam siku (siku biasa, siku lipat), penggores (tepi, balok gores,
penitik pusat), dan berbagai bermacam jangka (Nanse, dkk. 2017).

2.2 Sheet Metal Working


Sheet Metal Working adalah suatu proses pembentukan dimana proses
pembuatannya menggunakan lembaran pelat, sehingga membentuk suatu part.
Bahan baku pada proses ini memiliki perbandingan luas permukaan bidang
dengan volume yang tinggi. Pengerjaan plat dapat dilakukan dengan
menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang
meliputi macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah menggunting, melukis,
melipat, melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-
lain (Sulistiyo, 2014).
Terdapat tiga prinsip dalam proses memotong plat logam searing, blanking
dan punching. Shearing adalah pemotongan plat logam yang memanjang dan
lurus antara dua pemotong tepi. Blanking adalah pemotongan plat untuk
memisahkan potongan dari plat awal sehingga membentuk lubang. Punching
adalah pemotongan plat yang hampir sama dengan blanking tapi hasil
potongannya disebut slug (Wakeford, 1999).
Sifat-sifat yang dimiliki sheet metal antara lain sebagai berikut:
1. Mampu bentuk yaitu sifat dari material sheet metal yang mudah atau sulit
dibentuk. Mampu bentuk tidak ada korelasi yang pasti antara sifat-sifat
mekanik dari sheet metal;
2. Sheet metal dengan mampu bentuk yang baik dapat dipakai untuk membuat
produk sheet metal yang proses utamanya adalah drawing dan deep drawing.

2.3 Proses-proses sheet metalworking


Proses-proses sheet metalworking anatara lain adalah sebagai berikut :
2.3.1 Cutting
Pemotongan atau biasa yang disebut dengan cutting ini adalah kegiatan
dimana menekan bagian yang akan dipotong dengan dua buah sisi yang tajam
dimana ada satu sisi diam dan ada satu sisi yang beregerak. Untuk mengurai
besarnya gaya geser sewaktu tejadinya proses pemotongan posisi mata pisau
atas dimiringkan, sehingga luas penampang pelat yang dipotong mengecil.
Untuk mendapatkan hasil pemotongan yang baik tehadap pelat yang dipotang
sesuai antara ke 2 mata pisau harus jenis pelat yang dipotong (Mahadi, 2007).
Dalam proses pemotongan plat (Cutting Forces) terdapat 2 macam
pemotongan berdasarkan potongan yang diinginkan, diantaraya sebagai berikut:
(Mahadi, 2007)
a. Blanking : pemotongan plat untuk memisahkan potongan dari plat awal,
sehingga membentuk lubang. Potongan (part) adalah yang diinginkan dan
biasanya disebut blank.
b. Punching : pemotongan plat yang hamper sama dengan balnking tapi hasil
potongannya disebut slug. Potongan sisa atau slugnya (scrap) yang
diinginkan.

2.3.2 Bending
Melipat atau sering disebut dengan bending adalah kegiatan pemberian
tegangan pada sebuah plat logam yang lurus agar mendapatkan lekukan. Pada
proses tekuk ini, mesin yang digunakan untuk melipat atau menekuk plat adalah
mesin bending manual dan bending hydraulic Pipe Bender. Dalam melipat
terdapat dua jenis lipatan, yaitu: V - Bending dan Edge –Bending.
Perbedaannya terletak pada bentuk alat untuk melipatnya. V-Bending biasanya
dilakukan dalam produksi yang berskala kecil karena biaya yang dibutuhkan
untuk melakukan pelipatan tidak mahal. Kualitas dari hasil pelipatan ini
ditentukan pada pengereman pelipat yang bergerak. Edge-Bending ini
kebalikan dari V-Bending, biasanya dilakukan pada produksi yang berskala
besar dan memerlukan banyak biaya untuk mengadakan alat pelipat ini.
Kualitas hasil kerja proses ini ditentukan dari tekanan bantalan (pad) yang
membuat plat tetap diam saat dilipat (Nugroho, 2016).

2.3.3 Drawing
Drawing adalah proses pembentukan sheet metal yang dalam dan kontur
kompleks. Cold drawing merupakan proses pembentukan dingin secara plastis
dari metal sepanjang sumbunya. Proses ini dapat dibagi 5 kelompok besar,
diantaranya (Mahadi, 2007):
1. Bar and Tube Drawing
Hasil dari bar drawing adalah penegecilan penampang melintang dan
pemanjangan batang dengan konsekuensinya timbul strain. Hardening pada
umumnya dilakukan secara bertahap. Proses bar drawing ini biasanya diikuti
dengan proses annealing jika reduksi penampangnya melebihi 30-50%. Proses
tube drawing digunakan untuk membuat pipa tanpa sambungan.
2. Wire Drawing
Prinsipnya sama dengan bar drawing. Hanya saja diameternya lebih kecil,
dan dikerjakan secara kontinu melalui beberapa die. Jika diperlukan kawat yang
lunak, annealing dilakukan didalam dapur dengan mengontrol temperaturnya
setelah proses drawing terakhir. Pada proses penarikan kontinu, kawat ditarik
melalui beberapa die dan rol penarik yang disusun seri.
3. Stretch Forming
Pada proses ini, die (form block) hanya dikenai tegangan kompresi, benda
kerja yang diikat dengan grip dan ditarik ke arah horisontal. Die umumnya
terbuat/dapat dibuat dari kayu atau plastik. Stretch forming merupakan proses
yang dikembangkan dari aerospace dalam pembuatan penampang yang lebar dari
sheet dan ditarik untuk membentuk lengkungan penampang.
4. Deep Drawing
Proses ini ditujukan untuk membuat tangki dengan berbagai bentuk dimana
kedalamannya lebih besar dibandingkan dengan ukuran diameter, dan disamping
itu dikenal juga istilah shallow drawing.
5. Forming with Ruber
Pada proses ini karet dipakai sebagai penekan, ditujukan untuk
mengeliminir salah satu die atas atau bawah. Proses guerin forming didasarkan
pada kenyataan bahwa sifat konsisten dari karet dapat mentransfer seluruh
tekanan yang diberikannya secara uniform ke segala arah.

2.3.4 Sambungan Keling Biasa (Rivet)


Rivet atau dalam istilah sehari-hari sering disebut paku keeling adalah suatu
metal pin yang mempunyai kepala dan tangkai rivet. Bentuk dan ukuran dari rivet
ini telah dinormalisasikan menurut standar dan kodenya. Pengembangan
penggunaan rivet dewasa ini umumnya digunakan untuk pelat-pelat yang sukar
dilas dan dipatri dengan ukuran yang relatif kecil. Setiap bentuk kepala rivet ini
mempunyai kegunaan tersendiri, masing-masing jenis mempunyai kekhususan
dalam penggunaannya (Sulistiyo, 2014).

2.4 Alat – Alat Pendukung Pengerjaan Plat


Kerja pelat memerlukan sejumlah peralatan pendukung untuk
menyelesaikan benda kerja yang akan kita bentuk, peralatan tersebut diantaranya
adalah: (Rahmanto,2013).
1. Penggores
Terdapat ada 3 jenis penggores yang sering digunakan yaitu penggores
teknik, penggores saku, dan penggores mekanik. Penggores (scriber) adalah alat
untuk menggores benda kerja sebagai persiapan untuk dikerjakan atau sebagai
gantinya pensil apabila hendak menggambar di atas kertas.
2. Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor.
Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung
tirus yang bersudut 250 sampai 300.
3. Mistar baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran
pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam
melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini
bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.
4. Mistar siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran
panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja.
5. Kikir
Kikir ini digunakan untuk menghilangkan bagian yang tajam. Pada
umumnya pekerjaan yang sederhana akan lebih ekonomis. Kikir terbuat dari baja
karon tinggi yang ditempa sesuai dengan panjangnya.
6. Alat Pemotong Manual
Mesin ini digunakan untuk memotong pelat dengan ketebalan maksimal 3
mm dan panjang maksimal 1,5 meter.
7. Mesin Bending Manual
Mesin ini digunakan untuk melipat atau menekuk pelat kerja yang telah
diselesaikan untuk pekerjaan awal. Mampu menekuk pelat dengan tebal
maksimum 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter.
8. Mesin Bor
Mesin bor digunakan untuk melubangi benda yang akan dikerjakan, dalam
hal ini untuk menyambung pelat satu dengan yang lain menggunakan paku keling
serta untuk jalan keluar panas pada benda yang dibuat.
9. Gergaji Tangan
Merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian sisinya
terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun gergaji pada umumnya
terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS/high speed
steel), dan baja tungsten (tungsten steel).
Syifa Unawahi
240110170059

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Amplas;
2. Bor;
3. Bending Machine;
4. Kikir;
5. Mesin Guillotine;
6. Pelipat plat
7. Pemotong Plat;
8. Penggaris;
9. Penggores;
10. Penitik;
11. siku-siku
12. Ragum; dan
13. Rivet Gun.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Pengunci;
2. Pensil;
3. Plat besi; dan
4. Rivet.

3.2 Pelaksanaan Praktikum


Pelaksanaan praktikum kali ini adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan;
2. Membuat sketsa pada plat dengan menggunakan penggores dan penggaris
sesuai dengan lembar panduan praktikum;
3. Memastikan ukuran sketsa pada plat sudah sesuai dengan panduan
praktikum;
4. Memotong lempengan plat sesuai dengan skema yang telah dibuat dengan
menggunakan mesin pemotong guillotine;
5. Hasil plat yang telah dipotong kemudian dihaluskan dengan alat pengikir
agar ujung-ujung palt tumpul dan tidak membahayakan;
6. Melakukan proses penekukan/ bending mengikuti pola sketsa pada plat
yang sudah dipotong dengan menggunakan mesin bending proses
penekukan dilakukan sampai plat terbentuk menjadi baki penyimpanan;
7. Memberikan tanda untuk memasang rivet pada baki penyimpanan
setengah jadi dengan menggunakan penitik;
8. Melubagi bagian yang sudah ditandai untuk memasang rivet dengan
menggunakan mesil bor;
9. Memasang rivet pada setiap sambungan plat yang sudah ditandai untuk
menyatukan bagian sisi sisi dari nampan menggunakan rivet gun; dan
10. Menghaluskan setiap sisi bagian baki penyimpanan yang telah dibuat
dengan menggunakan pengikir serta menghilangkan debu dan karat pada
plat menggunakan amplas.
Fauzan Qolby
240110170087

BAB IV
HASIL
4.1 Sketsa Baki Penyemaian
600 mm
10 mm

400 mm

40 mm
Gambar 1. Sketsa Baki Penyemaian
(Sumber: Dokumentasi Pribadi,2019)

Gambar 2. Layout Baki Setalah Pemotongan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi,2019)
10 mm

15 mm

60 mm

25 mm

60 mm

Gambar 3. Sketsa siku pengikat


(Sumber: Dokumentasi Pribadi,2019)

4.2 Gambar Hasil Praktikum

Gambar 4. Proses pengeboran plat


(Sumber: Dokumentasi Pribadi,2019)

Gambar 5. Proses pemasangan rivet


(Sumber: Dokumentasi Pribadi,2019)
Syifa Unawahi
240110170059

BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum perbengkelan pertanian kali ini mempelajari tentang proses


pembuatan kerja bangku dimana pada bagian tersebut adalah termasuk ke dalam
kerja logam lembaran atau plat besi (sheet metal working). Sheet metal working
sendiri merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk merubah dan membentuk
suatu plat besi berbentuk lembaran tipis sehingga dihasilkan jenis produk yang
baru dengan melalui beberapa proses seperti pemotongan, pembengkokan,
pembentukan, pengikiran, dan pengeboran. Praktikum tentang proses pembuatan
kerja bangku ini diaplikasikan pada pembuatan baki penyimpanan yang terbuat
dari plat besi yang di perlakukan sedemikian rupa. Plat besi sangat umum
digunakan sebagai bahan baku pembuatan benda untuk berbagai keperluan sehari-
hari dikarenakan sifatnya yang mudah dibentuk. Perlakuan yang diterapkan
kepada plat yaitu pembuatan tanda (corak), pemotongan plat, pelipatan plat,
pengikiran plat, membuat lubang pada plat, dan memasang paku keling. Pekerjaan
yang dilakukan tentunya tidak selalu dengan cara manual bisa juga dengan alat
alat bantu sederhana yang tersedia sesuai dengan kebutuhan.
Benda kerja yang digunakan pada praktikum ini merupakan selembar plat
besi yang kemudian dilakukan proses perubahan bentuk untuk menjadikannya
sebuah baki penyimpanan. Ukuran standar plat besi yang biasa digunakan dalam
kerja bengkel yaitu 1,2 m x 2,4 m dan memiliki tebal dari 0,4 mm hingga 6 mm.
Bahan awal atau ukuran plat besi yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
600 mm x 400 mm. Pembuatan baki penyimpanan ini dilakukan dengan melewati
beberapa tahap diantaranya tahap pengukuran, tahap pemotongan, tahap melipat,
tahap melubangi, tahap merakit dan tahap menghaluskan. Tahap pengukuran
dapat dilakukan dengan menggunakan penggores dan penitik, akan tetapi
penggores yang digunakan pada saat praktikum sudah tumpul sehingga tanda
yang dibuat tidak terlihat, oleh karena itu digunakan spidol untuk menandai
ukuran pada plat besi. Garis penanda untuk bagian yang hendak dipotong dan
dilipat sebaiknya dibuat berbeda untuk memudahkan proses selanjutnya dan juga
agar tidak terjadi kesalahan pengerjaan. Pembuatan pola pada dasarnya adalah hal
yang paling esensial dilakukan pertama kali karena dalam pembuatan pola itu
sendiri praktikan merancang bagaimana sebuah plat berukuran besar akan
dibentuk menjadi sebuah benda dengan ukuran yang pas, selain untuk
mencocokkan ukuran yang akan dibentuk praktikan juga dapat membuat plat
tersebut terpakai seutuhnya (tidak terbuang) dan memudahkan pengerjaan yang
nantinya akan dilakukan.
Bagian plat yang telah ditandai dipotong menggunakan alat pemotong plat
besar. Tanda garis potongan pada plat harus terlihat jelas agar dapat dilihat saat
melakukan pemotongan. Pemotongan plat pada benda kerja tentunya dilakukan
untuk memudahkan dalam proses selanjutnya yaitu pelipatan plat, pemotongan
benda kerja yaitu plat ini pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara yang
pertama adalah cara manual dengan menggunakan gergaji yang tentunya akan
menguras banyak energi dan cara yang kedua adalah dengan menggunakan alat
pemotong plat dengan prinsip pesawat sederhana sehingga tidak menggunakan
energi lain yaitu dengan prinsip pengungkitan. Plat yang telah di potong pada
ujung nya terdapat sisi yang runcing dan tajam yang akan membahayakan pekerja,
oleh karena itu diperlukan nya proses pengkikiran pada sisi plat yang telah di
potong. Pengikiran plat pada bagian-bagian yang cenderung tajam dan berbahaya
diperuntukan agar bagian yang telah terpotong oleh pemotong plat atau gergaji
menjadi halus dan tidak berbahaya. Alat pengikir ini pada tidak membutuhkan
teknik khusus untuk menggunakannya, akan tetapi pada dasarnya ada teknik yang
diperuntukkan agar pengikiran plat dapat dilakukan secara efisien dan tidak
menguras tenaga yaitu dengan melakukan penggesekan kikir dengan benda kerja
secara satu arah.
Pelipatan benda kerja berupa plat tentunya tidak semudah melipat kertas,
untuk melipat plat dibutuhkan suatu alat bantu untuk melipatnya yaitu alat pelipat
yang prinsip kerjanya mirip dengan alat pemotong plat yaitu dengan prinsip
pengungkitan sehingga plat dapat dibengkok- kan atau Proses bending menuju
arah yang diinginkan. Proses bending terkadang menghasilkan tekukan yang tidak
benar-benar membentuk sudut sehingga perlu dilakukan perataan dengan
menggunakan tumpuan berupa bidang yang lebih keras dan dipuku dengan benda
yang lebih keras pula agar permukaannya dapat lebih rata. Hal yang harus di
perhatikan pada proses bending adalah pada saat penekukan dengan menggunakan
mesin bending yang benar adalah sudut pembengkokan harus melebihi sedikit
melebihi sudut pada ukurannya hal ini dikarenakan ketika plat dibengkokan plat
masih memiliki sifat elastis sehingga akan berbalik ke bentuk asalnya beberapa
derajat, tetapi jangan telalu melebihi ataupun sering membulak-balik lekukan, Hal
ini dikarenakan jika penekukan terlalu berlebihan dapat menyebabkan plat patah.
Plat yang telah terbentuk menjadi bentuk yang diinginkan selanjutnya
dilubangai sesuai dengan skemanya yang dilakukan dengan menggunakan bor
listrik dan mesin frais yang memiliki diameter yang sama dengan paku keling.
Proses melubangai plat atau rivet diawali dengan membentuk tanda dengan
penitik sebagai acuan dalam membuat lubang yang akan digunakan sebagai titik
rivet. Acuan perlu dibentuk sebab menggunakan bor secara langsung dapat
menyebabkan posisi tidak sesuai dan hasil kerja tidak rapih. Proses penitikan dan
membor dapat dibantu dengan pemasangan klem agar bidang yang ingin
disatukan dapat lebih menyatu dan tidak terpisah-pisah selama pengerjaan,
sehingga hasil yang didapatkan juga bidang yang menyatu pada posisi yang telah
disesuaikan. Proses rivet membutuhkan paku rivet dan tang rivet atau rivet gun
yang prinsip kerjanya adalah sebagai pengungkit sehingga dapat memberikan
gaya yang maksimal kepada paku keling dan akan terpasang secara permanen.
Kedua bidang yang sudah dirivet dapat menjadi lebih kokoh, tetapi pemasangan
juga perlu memperhatikan ukuran lubang sebab ukuran lubang yang terlalu besar
dapat menyebabkan paku rivet tidak kencang mengikat dan akhirnya terlepas,
posisi yang terlalu kepinggir juga dapat menyebabkan paku rivet merobek bagian
pinggir yang lebih lemah. Hal yang perlu diperhatikan pada saat merivet adalah
posisi rivet harus tegak lurus dengan plat sehingga paku rivet akan benar-benar
menempel pada plat Jenis sambungan dengan menggunakan paku keling,
merupakan sambungan tetap karena sambungan ini bila dibuka harus merusak
paku kelingnya dan tidak bisa dipasang lagi, kecuali mengganti paku kelingnya
dengan yang baru, pemakaian paku keling ini digunakan untuk sambungan dapat
kuat dan rapat. Baki penyimpanan yang terikat dengan kuat oleh paku keling,
maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah penghalusan bagian-bagian yang
cenderung tajam menggunakan kikir yang dapat berfungsi untuk meminimalisir
kecelakaan kerja yang dapat terjadi.
Putri Dewi Arisna
240110170065

BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini praktikan melakukan pengaplikasian mengenai kerja


bangku. Kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam
mengerjakan benda kerjasecara manual. Pekerjaan kerja bangku melakukan
penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di
bangku kerja. Kerja bangku sendiri termasuk dalam proses sheet metal working
yang merupakan proses pengubahan bentuk lembaran logam atau biasa disebut
dengan pelat, menjadi bentuk yang sesuai dengan apa yang diinginkan dengan
mempergunakan gaya tekan. Dalam praktikum kali ini, kerja bangku diaplikasikan
dalam pembuatan baki penyemaian dengan bahan utama terbuat dari plat.
Terdapat beberapa proses dalam pembuatan baki ini diantaranya membuat pola
baki, cutting (pemotongan), mengikir, bending (melipat), mengebor, dan
memasang paku rivet meggunakan tang rivet. Plat yang digunakan dalam proses
pembuatan baki penyemaian adalah 600mm x 400 mm.
Proses awal dalam pembuatan baki penyemaian adalah pembuatan pola
pada plat. Pembuatan pola dilakukan dengan menggunakan penitik dan penggores.
Penggunaan penitik dan penggores dikarenakan bahan yang terbuat dari plat
sehingga jika menandakan titik / membuat garis menggunakan spidol atau pulpen
akan mudah terhapus. Proses selanjutnya setelah pembuatan pola adalah
pemotongan plat sesuai dengan pola yang telah dibentuk pada plat. Pemotongan
plat menggunakan alat pemotong plat dengan cara menekan batang tuas panjang
sehingga pisau mendekati pola yang telah dibuat, setelah sudah dipastikan pisau
berada tepat diatas pola penekanan pada batang tuas panjang dilanjutkan hingga
plat terpotong. Proses selanjutkan adalah mengikir potongan plat hasil
pemotongan menggunakan kikir. Kegunaan kikir untuk meratakan dan
menghaluskan suatu bidang dan siku pada potongan plat. Menghaluskan dan
meratakan siku yang tajam berguna untuk mengurangi resiko tergoresnya pekerja
sehingga proses pengikiran sangat penting dilakukan dalam proses kerja
perbengkelan.
Proses pembuatan baki penyemaian dilanjutkan dengan proses bending
(melipat) plat. Bending merupakan pengerjaan dengan cara memberi tekanan
pada bagian tertentu sehingga terjadi deformasi plastis pada bagian yang diberi
tekanan. Pada prosesnya bending menyebabkan logam pada sisi luar sumbu netral
mengalami tarikan, sedangkan pada sisi lainnya mengalami tekanan. Proses
bending dilakukan dengan menggunakan alat bending plat manual. Alat ini
menggunakan tenaga manusia yang dibantu dengan bandul pemberat. Kelebihan
mesin ini adalah murah dan hemat biaya opersionalnya sedangkan kelemahannya
hanya cocok untuk plat berbahan dasar mild steel tipis atau alumunium.
Proses dilanjutkan dengan pemotongan potongan plat sehingga membentuk
L. Pola dibuat dengan menggunakan penitik dan penggores sesuai ukuran pola
yang ditentukan yaitu panjang dan tinggi 60mm serta lebar 10mm. Setelah proses
pembuatan pola selesai, dilanjutkan dengan pemotongan plat menggunakan alat
pemotong plat manual. Pemotongan kali ini, plat tidak dipotong sepenuhnya
melainkan sampai batas yang telah ditentukan sehingga membentuk L. Ketelitian
sangat dibutuhkan dalam proses pemotongan kali ini dikarenakan plat dapat
terpotong melebihi batas yang ditentukan jika tidak teliti. Setelah terpotong
dengan sempurnah membentuk huruf L, proses selanjutnya adalah pengeboran.
Pengeboran dalam dilakukan menggunakan bor tangan atau bor mesin. Hasil
penggunaan mesin bor lebih presisi namun tingkat ketelitiannya kurang,
dikarenakan proses menempatkan titik yang ingin dilubangi dengan mengatur tuas
horizontal dan vertikal membutuhkan waktu yang lama. Pada mesin bor
membutuhkan pelumas saat pengerjaannya. Hal ini untuk menghindari overheat
antara mata bor dengan plat. Mesin bor tangan menghasilkan ketelitian yang lebih
dikarenakan pengerjaannya yang lebih mudah tanpa harus mengatur tuas, namun
dalam pengerjaannya dibutuhkan pengetahuan mengenai langkah-langkah yang
tepat dalam penggunaan mesin bor tangan. Salah satunya adalah mata bor harus
tegak lurus dengan benda kerja.
Proses selanjutnya adalah pemasangan paku keling. Alat ini biasanya
bekerja secara hidrolik, memanfaatkan tekanan uap, atau menggunakan tekanan
udara. Setelah lubang pemasangan sudah terbentuk sempurna, selanjutnya
masukkan paku keling ke dalam lubang plat yang akan disambung. Kemudian
masukkan pula bagian kepala lepas dari paku keling tersebut ke dalam lubang plat
yang ingin disatukan.
Rini Azharini
240110170068

BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini melakukan percobaan mengenai kerja bangku, dimana


proses pengerjaan suatu alat maupun benda pada suatu meja pengerjaan atau suatu
ruang untuk melakukan pekerjaan tersebut. Kerja bangku yang dilakukan
membuat baki penyemaian dengan rangkaian yang dikerjakan manual namun
proses lainnya memakai alat dan mesin. Kegiatan yang termasuk ke dalam kerja
bangku ini ada beberapa macam, diantaranya adalah membuat pola, memotong,
mengikir, melipat, mengebor, dan memasang paku rivet meggunakan tang rivet.
Bahan yang digunakan adalah sebuah lembaran plat untuk dibuat sebuah baki
penyemaian. Kegiatan membuat pola pada sebuah plat menggunakan ukuran yang
telah ditentukan agar rangkaian sesuai dengan rancangan, proses awal dari kerja
bangku dimana plat diukur menggunakan penggaris besi, penggaris siku, maupun
busur derajat yang digunakan sebagai bahan diberi tanda atau digores
menggunakan penggores dan penitik mengikuti ukuran yang ditentukan.
Kegiatan setelah proses pembuatan pola yaitu dipotong menggunakan alat
pemotong manual yang akan memotong pola sesuai ukuran yang ditentukan agar
proses pembentukan mudah. Pemberian tanda atau pola menggunakan penggores
dan penitik bertujuan agar pola yang dibuat dapat terlihat dengan jelas dan tidak
hilang karena jika memakai alat penanda seperti pulpen maupun spidol maka
model pada plat akan mudah terhapus. Proses membuat pola dilakukan disertai
dengan pengukuran sehingga diperlukan ketelitian yang baik agar pola yang
dibuat sesuai dengan ukurannya. Kegiatan setelah pemotongan ukuran sesuai pola
maka akan dilakukan proses pengikiran, yang bertujuan untuk menghaluskan sisi
bagian yang tajam karena jika tidak dihaluskan pinggirannya dikhawatirkan akan
melukai selama proses pengerjaan.
Pemotongan pola dapat menggunakan gergaji namun selama pengerjaan plat
bisi lebih tebal dan susah untuk dipotong menggunakan gergaji besi. Gergaji
tangan dapat digunakan untuk pekerjaan seperti memendekan benda kerja yang
ukurannya lebih karena pemotongan yang tidak mengikuti pola, membuat alur
atau celah, dan melakukan pemotongan kasar/pekerjaan awal sebelum benda kerja
dikerjakan lagi oleh peralatan lain. Gergaji tangan terdiri dari beberapa bagian,
yaitu rangka, mur, tangkai dan daun gergaji. Daun gergaji inilah yang sangat
penting karena terdapat mata gergaji yang jika tidak terdapat bagian ini, maka
proses pemotongan tidak dapat dilakukan.
Proses yang dilakukan jika pola mulai terbentuk dan pinggiran plat halus
adalah pelipatan atau melipat plat. Plat dilipat dengan menggunakan alat pelipat
plat, proses melipat juga harus dilakukan dengan teliti terutama ketika
menentukan arah lipatannya agar tidak terbalik. Plat yang sudah dipotong dan
dikikir tadi kemudian dilipat hingga membentuk sebuah baki. Proses pelipatan
tidak menghasilkan lipatan yang sempurna, karena penguncian plat pada alat tidak
akurat dan saat melipat plat tidak secara konstan tekanan yang diberikan sehingga
perlu disempurnakan oleh palu untuk meratakan dan meluruskan bentuk plat agar
sesuai dengan bentuk aslinya. Baki yang sudah dilipat sampai ujung satu sama
lain disatukan ujung-ujungnya dengan dipasang plat berlubang dimana plat
tersebut telah dilubangi dengan menggunakan mesin bor.
Penggunaan mesin bor dibantu dengan tangan, terutama untuk
menempatkan posisi mata bor dan lubang dengan tepat. Penggunaan mesin bor
harus dengan cairan pendingin untuk mencegah terjadinya kelebihan panas atau
overheat karena jika tejadi maka akan ada percikan api yang muncul dan hasil
pengeboran tidak akan baik. Mesin bor yang digunakan memiliki dua jenis proses
pengeboran, diantaranya adalah pengeboran dengan menggunakan tuas yang
berputar secara vertikal dan horizontal. Tuas horizontal dapat digunakan untuk
pengeboran lubang yang dihasilkan akan rapih namun membutuhkan waktu yang
lama. Tuas vertikal dapat digunakan untuk pengeboran dengan cepat namun hasil
pengeboran kurang maksimal karena diperlukannya ketelitian agar benda tidak
bergeser lubangnya.
Tahap akhir dari kerja bangku yang dilakukan adalah merivet plat dengan
menggunakan alat tang rivet dan juga paku rivet. Rivet digunakan untuk
menyambungkan komponen-komponen besi sehingga menjadi satu. Rivet atau
paku keling merupakan sambungan permanen yang tidak dapat dibuka lagi jika
sudah terpasang. Proses pemasangan tang rivet dilakukan dengan menekan
beberapa kali tang rivet hingga paku rivet di dalamnya terpisah antara paku dan
penguncinya. Diperlukan tenaga yang besar untuk melakukan pengelingan. Proses
pemotongan tidak secara langsung memotong bagian yang diinginkan karena
untuk membuang plat yang tidak dibutuhkan, pisau alat potong akan mengenai
bagian plat yang dibutuhkan jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan teliti.
Kendala pada saat proses pengeboran adalah ketika plat yang akan dibor tidaklah
memiliki posisi lubang yang sama sehingga harus dibor satu per satu, juga plat
perlu dipegangi dengan kuat agar tidak bergeser ketika dilakukan pengeboran.
Kendala yang terjadi pada proses pembuatan baki penyemaian ini adalah terletak
pada pembuatan pola yang kurang teliti dimana ketika pemotongan plat, meskipun
sudah sesuai dengan pola namun ukuran plat akan berkurang setelah melakukan
perangkaian.
Fauzan Qolby
240110170087

BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum perbengkelan pertanian kali ini membahas mengenai kerja


bangku. Kerja bangku ini merupakan pekerjaan perbengkelan yang dilakukan
dengan cara manual. Praktikum kali ini melaksanakan pekerjaan perbengkelan
dari mulai mendesain sampai merivet benda kerja yaitu baki Penyemaian.
Praktikum kali ini menggunkakan peralatan bengkel yaitu penggores, penggaris,
alat penyiku, alat pemotonng, bor, kikir dan juga rivet. Bahan yang digunakan
dalam membuat baki penyemaian yaitu lembaran plat. Pembuatan pola dilakukan
pada plat yang diberikan dengan mengikuti pola yang telah disediakan. Pembutan
pola ini dilakukan dengan menggunakan alat penggores dan juga penggaris besi
utuk mengukurnya. Alat penggores ini memiliki ujung besi sehinngga dalam
pengerjaan pada plat tersebut terlihat hasil goresan yang menjadi hasil pola
pembuatan baki penyemaian. Lembaran plat yang memiliki ukuran kurang dari
apa yang telah ditentukan yaitu pada 400x600 menyesuaikan dengan panduan
pembuatan baki penyemaian. Pemotongan dapat dilakukan setelah dilakukannya
kegiatan pemolaan selesai, bagian yang dipotong tersebut mengikuti panduan
yang telah disediakan. Proses pemotongan ini dilakukan menggunakaan alat
pemotong skala besar. Sebenarnya dalam melakukan proses pemotongan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan gergaji besi, namun untuk mengefektifkan waktu
digunakanlah alat pemotong. Pengikiran menggunakan kikir dilakukan setelah
proses pemotongan ini bertujuan sebagai antisipasi agar siku hasil pemotongan
tidak melukai penggunanya dan juga agar plat memiliki area yang halus. Proses
pengikiran ini dilakukan secara searah agar mendapatkan hasil yang tumpul.
Proses pemotongan dan pengikiran selesai dapat dilanjutkan dengan proses
lainnya. Proses lainnya tersebut dapat membagi kelompok menjadi 2 tim agar
kerja bangku dapat menjadi lebih efektif dan efisien. Tim satu mengerjakan
pembuatan siku pengikat dan tim lainnya melanjutkan pembuatan baki
penyemaian. Proses penyikuan pada pola baki penyemaian harus dilakukan secara
teliti agar benda yang dibuat sesuai dengan ukuran yang seharusnya. Pola baki
penyemaian yang telah dilakukan penyikuan dapat dipukul menggunakan palu
agar bentuk dari siku menjadi lebih sempurna. Proses pembuatan siku pengikat ini
menggunakan besi hasil potongan lembaran plat baki penyemaian. Pembuatan
siku pengikat ini pertama dilakukan pemolaan pada lembaran plat yang sudah
dipotong tersebut dengan ukuran yang sudah ditentukan. Proses pemolaaan ini
salah satunya ada proses penandaan bagian yang harus dilubangi, proses
penandaan tersebut menggunakan penanda (punch). Proses penandaan tersebut
dilakukan dengan cara memukulkan penanda kepada bidang siku pengikat sebagai
tanda bagian yang harus dilubangi. Pemolaan yang telah dilakukan dilanjutkan
dengan proses melubangi siku pengikat. Proses melubangi siku pengikat ini
dilakukan menggunaan mesin bor dan menjepit lembaran plat dengan
menggunakan ragum. Proses melubangi menggunkan bor ini harus menggunakan
pelumas agar proses melubangi plaat tidak merusak mata bor. Proses pengikiran
harus dilakukan secara benar agar penampang dari siku pengikat ini tidak
memiliki bagian yang tidak rata. Proses yang selanjutnya adalah proses
pemotongan bagian pola siku pengikat yang tidak dibutuhkan. Pemotongan bagian
yang tidak dibutuhkan ini menggunakan pemotong skala kecil harus dilakukan
secara perlahan karena untuk menghindari kesalahan dalam pemotongan yang
mengakibatkan perlunya pengulangan dalam pembuatan siku pengikat ini.
Bagaian yang dihasilkan dari proses pemotongan bagian siku pengikat yang tidak
dibutuhkan akan mendapatkan hasil besi seperti huruf L.
Tahapan terakhir adalah penyatuan antara siku pengikat dengan hasil baki
penyemaian yang telah dilakukan penyikuan. Proses penyatuan siku pengikat
dengan baki penyemaian hasil penyikuan ini pertama kali dilakukan dengan cara
menempelkan besi penyiku dengan ujung baki penyemaian. Proses menempelkan
besi penyiku dengan ujung baki tersebut dimaksudkan agar lubang yang dibuat
pada baki untuk dipasang rivet tersebut tidaklah mengalami kesalahan. Proses
selanjutnya jika telah ditempelkan antara kedua bidang tersebut dilakukanlah
pengeboran. Pengeboran disarankan untuk satu titik terlebih dahulu agar dapat
langsung dipasang oleh rivet. Pengeboran satu titik yang telah selesai dapat
dilanjutkan dengan memasang rivet pada bagian lubang tersebut. Pemasangan
rivet ini dilakukan dengan cara memasukan bagian yang lebih pendek pada rivet
kedalam lubang hasil bor. Rivet tersebut dapat menyatukan kedua bidang tersebut
dengan menggunakan tang rivet. Penggunaan tang rivet ini biasanya dibutuhkan
3-4 kali tekanan utuk mendapatkan hasil menyatukan kedua bidang. Pemasangan
semua rivet setelah dilakukan maka dilakukanlah perataan bagian rivet yang
menonjol agar lebih baik. Perataan bagian rivet ini dilakuakan dengan cara
memalu bagian yang menonjol. Proses yang sangat penting agar benda yag
dihasilkan terlihat lebih baik adalah dengan cara memperhatikan bagain runcing
yang ada pada sekeliling baki untuk dihaluskan menggunakan kikir.
Kerja bangku ini sangatlah bermanfaat untuk bidang keteknikan pertanian
karena dalam mempelajari kerja bangku ini diajarkan bagaimana membuat suatu
benda dengan cara manual. Kerja bangku ini dapat mengetahui dan mengasah
keterampilan tersebut dapat berguna untuk pembuatan benda lainnya yang
sederhana yang memiliki tingkat kesulitan yang rendah.
Desviana Devanni F
240110170088

BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum perbengkelan pertanian kali ini mempelajari tentang kerja


bangku. Kerja bangku merupakan kegiatan membuat suatu peralatan dengan
tenaga manusia. Kerja bangku yang dilakukan pada praktikum adalah membuat
baki penyemaian. Bahan yang dipakai dalam kerja bangku ini adalah plat besi.
Plat tersebut memiliki ketebalan yang tipis sehingga mudah untuk diproses,
seperti di bengkokan, di potong, ataupun dikikir. Alat-alat yang digunakan pada
kerja bangku ini memakai alat-alat sederhana seperti gergaji, bor, kikir, penggaris,
penitik, dan sebagainya.
Plat besi pada awalnya memiliki ukuran berbeda-beda diberi pola sesuai
sketsa menggunakan penggores. Alat penggores ini dapat memberikan pola garis
pada plat yang berfungsi sebagai batas pemotongan pada plat. Plat yang sudah
membentuk pola sesuai sketsa (600mm x 400mm) selanjutnya masuk ke tahap
pemotongan. Pemotongan plat dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan alat
pemotong dan menggunakan gergaji. Alat pemotong bekerja dengan prinsip tuas
dan gergaji bekerja secara manual. Tingkat keakuratan pemotongan yang lebih
besar terdapat pada gergaji, namun jika menggunakan gergaji terkadang tidak
sesuai dengan garis yang sudah di tentukan. Alat pemotong dapat dipakai untuk
mempercepat proses pemotongan karena lebih mudah diaplikasikan sehingga
tidak perlu banyak tenaga dibandingkan menggunakan gergaji. Perlakuan yang
diberikan pada kelompok kami adalah dengan memotong kelebihan plat yang
tidak sesuai sketsa dengan alat pemotong plat karena lebih efisien dalam
memotong, apabila hasil pemotongan belum sesuai maka dilakukan pemotongan
dengan menggunakan gergaji. Plat yang sudah terpotong terdapat 2 bagian, yaitu 1
bagian yang besar dan 1 bagian yang terdiri dari 4 komponen plat yang berkuran
kecil yang akan menjadi siku pengikat. Plat terseut kemudian dilakukan proses
pengikiran. Tujuan proses pengikiran adalah untuk menghilangkan sudut tajam
pada plat dan meratakan tekstur plat yang tidak seragam hasil perlakuan
sebelumnya pada plat. Teknik pengikiran yang baik adalah dengan cara
menyimpan bahan yang akan dikikir pada ragum dan kemudian mengkikir bahan
tersebut dari satu arah secara berlulang. Perlakuan selanjutnya adalah
membengkokan plat. Plat bagian yang besar di bengkokan sesuai dengan garis
yang sudah ditandai dengan penggores menggunakan alat pembengkok.. Alat ini
dapat membengkokan plat sebesar 90 °. Alat pembengkok memerlukan ketelitian
tinggi pada saat pengamatan ketika plat dibengkokan. Pembengkokan bernilai
diluar 90 derajat dapat mengakibatkan tidak sesuainya sisi plat satu sama lain
ketika di bentuk menjadi baki.
Bagian plat yang kecil, yang terdiri dari 4 buah plat dilakukan pengeboran
pada plat tersebut. Pengeboran bertujuan untuk membuat lubang pada plat.
Pengeboran 2 titik dilakukan pada sisi plat terluar. Pemboran yang dilakukan pada
plat dapat menggunakan 2 cara yaitu dengan mesin bor dan bor listrik biasa.
Pengeboran pada plat memerlukan pelumas berupa cairan agar tidak terjadi
gesekan yang tinggi yang dapat menyebabkan overheat antara mata bor dengan
permukaan plat. Tahapan akhir dari baki penyemaian ini adalah perivetan plat
untuk menyambungkan komponen besi dan sudut pada plat. Proses ini bertujuan
untuk menjaga bentuk baki. Alat yang digunakan adalah tang rivet yang bekerja
dengan prinsip tuas. Diperlukan tenaga yang cukup besar untuk menekan tuas
sehingga paku keling dapat tertanam dengan baik. Hasil dari perivetan ini bersifat
permanen pada benda kerja.
Rainier Adrian
240110170097

BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini membahas tentang kerja bangku. Praktikum kali ini
mempraktekkan mengenai kerja bangku. Kerja bangku merupakan teknik dasar
yang harus dikuasai dalam mengerjakan benda kerja secara manual. Pekerjaan
kerja bangku melakukan penekanan pada pembuatan benda kerja dengan perkakas
tangan atau alat tangan dan dilakukan di bangku kerja. Pada praktikum kali
kegiatan kerja bangku yang dilakukan adalah pembuatan baki. Tujuan dari
dilakukannya kerja bangku ini adalah agar nantinya praktikan dapat melakukan
atau membuat serta menghasilkan benda kerja sesuai dengan model yang
diingnkan melalui tata cara yang benar. Adapun macam macam kegiatan kerja
bangku yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah membuat layout pada plat,
mengukur plat, memotong plat, melipat plat, merangkai plat dan proses finishing
seperti memberi dempul pada plat dan riveted plat.
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah membuat layout pada plat. Pada
plat di buat layout sesuai dengan ukuran dan bentuk layout yang telah ditentukan.
Ukuran bahan awal yang ditentukan adalah 400 x 600 mm. Plat diukur sesuai
dengan ukuran yang ada, namun plat yang ada memiliki ukuran yang tidak presisi
hal ini dapat ditangani dengan melakukan pengurangan pada sisi terluar plat yang
paling panjang. Untuk pembuatan pola, gambar benda kerja telah digambar
terlebih dahulu pada modul panduan praktikum, kemudian digambar langsung
pada plat tersebut menggunakan penggores dengan alat pengukur penggaris baja.
Penggores (scriber) adalah alat untuk menggores benda kerja (logam) sebagai
persiapan untuk dikerjakan. Penggores digunakan untuk menggambar bentangan
pada permukaan pelat. Pada tahap penggambaran pola pada plat, digunakan
penggores agar garis yang dibuat nampak jelas pada plat yang dapat memudahkan
kita pada saat pemotongan dan pelipatan, selanjutnya bagian plat yang akan dibor
diukur dan kemudian ditandai dengan penitik yang diketuk menggunakan palu.
Penitik akan memberi tanda berbentuk cekung pada plat sehingga akan
memudahkan proses pengeboran.
Setelah plat diukur dan di buat pola selanjutnya plat dipotong berdasarkan
garis yang telah ditentukan. Pada proses pemotongan harus dilakukan dengan hati
hati dan teliti karena pemotongan plat haruslah sesuai dengan garis yang akan
dipotong. Ujung plat dipotong hal ini dilakukan karenan nantinya plat akan
ditekuk membentuk balok tanpa tutup. Pemotongan plat besar dilakukan dengan
mesin pemotong plat besar, hal yang harus diperhatikan pada proses pemotongan
plat adalah garis bantu pada plat yang akan dipotong dan ketelitian praktikan.
Setelah proses pemotongan, dilakukan proses penekukan untuk ketiga plat.
Awalnya setiap ujung plat ditekuk sampai 180 o untuk menekuk sisi tajam pada
plat dan menghindari bahaya yang dapat terjadi, selanjutnya keempat sisi plat
ditekuk sebesar 90o, namun pada sisi yang tidak dapat mencapai 90o pada mesin
bending, maka penekukan dilanjutkan dengan bantuan ragum dan palu. Akibat
proses pemotongan ujung ujung plat menjadi tajam atau potongan tidak sesuai
garis, maka dari itu plat dikikir agar tidak ada lagi ujung plat yang tajam dan
menjadi rapi. Plat besi yang sudah ditekuk nantinya akan dirivet agar dapat
membentuk baki yang kokoh, untuk membuat baki yang kokoh tersebut dibentuk
juga plat besi berbentuk L untuk menghubungkan ujung – ujung plat. Tahap
selanjutnya setelah plat berbentuk L dibuat adalah mengebor ujugn – ujung plat
agar dapat plat dapat dirivet. Untuk mempermudah proses pengeboran, titik titik
yang akan dibor di punch dapat terlebih dahulu sehingga ada lobang kecil
sehingga mempermudah mata bor pada saat mengebor. Pada tahap ini hal yang
harus diperhatikan yaitu praktikan harus mengetahui cara pengeboran yang benar
agar mempermudah pada saat jalannya praktikum. Tahap selanjutnya setelah
pengeboran adalah merivet plat dengan plat berbentuk L agar ujung – ujung plat
dapat terhubung. Tahap terakhir atau finisihing adalah mengkikir kembali ujung –
ujung plat yang masih tajam dan memiliki ukuran berlebih.
Kerja bangku ini sangat dibutuhkan dalam bidang keteknikan pertanian.
Kemampuan kerja bangku perlu dimiliki oleh mahasiswa teknik pertanian agar
dapat membuat barang yang nantinya akan berguna pada bidang pertanian. Teknik
pertanian juga erat dengan penerapan teknologi tepat guna dan penerapan
teknologi tersebut biasanya direalisasikan dengan membuat barang, sehingga kerja
bangku ini sangat dibutuhkan dalam bidang keteknikan pertanian.
Syifa Unawahi
240110170059

BAB VI
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:


1. Membuat layout yang baik memerlukan alat yang mumpuni dan keahlian
dalam menggambar, Pembuatan layout ini merupakan hal yang paling
esensial dilakukan pertama kali karena dalam pembuatan layout atau pola
itu sendiri harus merancang bagaimana sebuah plat berukuran besar akan
dibentuk menjadi sebuah benda dengan ukuran yang pas, selain untuk
mencocokkan ukuran yang akan dibentuk praktikan juga dapat membuat
plat tersebut terpakai seutuhnya;
2. Memotong plat dengan menggunakan alat perlu ketelitian saat
memotongnya, memotong dengan cara manual menggunakan gergaji yang
tentunya akan menguras banyak energi dan cara yang kedua dengan
menggunakan alat pemotong plat dengan prinsip pesawat sederhana
sehingga tidak menggunak-an energi lain yaitu dengan prinsip
pengungkitan;
3. Menggergaji plat memerlukan teknik khusus dengan benar seperti
memegang alat dengan erat dan memiringkan mata pisau dengan benda;
4. Alat pengikir tidak membutuhkan teknik khusus untuk menggunakannya,
akan tetapi pada dasarnya ada teknik yang diperuntukkan agar pengikiran
plat dapat dilakukan secara efisien dan tidak menguras tenaga yaitu dengan
melakukan penggesekan kikir dengan benda kerja secara satu arah;
5. Benda yang akan dillubangi dengan bor perlu berada dalam posisi sejajar
dan mata bor yang tegak lurus dengan benda; dan
6. Hal yang perlu diperhatikan pada saat merivet adalah posisi rivet harus
tegak lurus dengan plat sehingga paku rivet akan benar-benar menempel
pada plat.
Putri Arisna
240110170065

BAB VI
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:


1. Pola layout memperlukan ketelitian yang lebih dalam pengerjaannya
sehingga menghasilkan pola sesuai dengan yang diinginkan. Keterampilan
serta pengetahuan dalam menggunakan penitik dan penggores yang baik dan
benar juga sangat dibutuhkan;
2. Memotong plat membutuhkan ketelitian dan presisi yang tinggi;
3. Proses pengikiran dilakukan dengan menggeser kikir dengan benda kerja
secara satu arah;
4. Proses menggergaji plat dilakukan dengan cara-cara yang tepat seperti posisi
memegang alat dengan dan memiringkan mata pisau dengan benda;
5. Fungsi pelumas pada proses pengeboran adalah untuk mengindari dari
overheat;
6. Porses pengeboran dilakukan dengan posisi mata bor tegak lurus dengan
benda kerja;
7. Posisi tang rivet diharuskan tegak lurus untuk menghasilkan sambungan
yang lebih kokoh.
Rini Azharini
240110170068

BAB VI
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini yaitu:


1. Kerja bangku merupakan aktivitas untuk membuat benda dengan cara
manual yang dominan dan adanya alat bantu. Kegiatan yang termasuk ke
dalam kerja bangku ini ada beberapa macam, diantaranya adalah membuat
pola, memotong, mengikir, melipat dan mengebor;
2. Pemberian tanda atau pola menggunakan penggores dan penitik bertujuan
agar pola yang dibuat dapat terlihat dengan jelas dan tidak hilang;
3. Pembuatan pola ini merupakan pekerjaan yang dilakukan sebelum dilakukan
proses pemotongan atau pengeboran pada plat dan akan mempermudah
pemotongan dan pengeboran karena sudah terdapat tanda pada bagian-
bagian tertentu sehingga tidak menyimpang dari bentuknya;
4. Penggunaan mesin bor harus dengan oli bor atau cairan pendingin untuk
mencegah terjadinya kelebihan panas atau overheat dan tidak menimbulkan
percikan api pada bahan;
5. Mesin bor yang digunakan memiliki dua jenis proses pengeboran,
diantaranya adalah pengeboran dengan menggunakan tuas yang berputar
secara vertikal dan horizontal;
6. Rivet atau paku keling merupakan sambungan permanen yang tidak dapat
dibuka lagi jika sudah terpasang; dan
7. Kendala yang terjadi pada proses pembuatan baki penyemaian ini adalah
terletak pada pembuatan pola yang kurang teliti, pemotongan plat yang tidak
hati-hati dan pengeboran lubang plat.
Fauzan Qolby
240110170087

BAB VI
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:


1. Pola layout yang digambar pada lembaran plat dilakukan dengan
menggunakan penggores yang ukurannya menggunakan penggaris besi;
2. Pemotongan pola layout keseluruhan menggunakan alat pemotong skala
besar sementar untuk pemotongan siku pengikat menggunakan alat
pemotong skala kecil;
3. Pengikiran benda yang tajam untuk menjadi tumpul harus dilakukan secara
searah;
4. Proses pemotongan harus dilakuakan dengan benar agar mendapatkan
hasil yang memiliki kesamaan dalam ukurannya;
5. Pengeboran harus menggunakan pelumas agar tidak merusak mata bor;
dan
6. Proses pemasangan rivet merupakan proses penyatuan dua bidang yang
tidak dapat dibuka kembali kecuali dengan cara dirusak bagian rivetnya.
Desviana Devanni F
240110170088
BAB VI
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini yaitu:


1. Kerja bangku merupakan aktivitas untuk membuat benda dengan cara
manual menggunakan tangan dan tenaga manusia. Kegiatan yang termasuk
ke dalam kerja bangku ini ada beberapa macam, diantaranya adalah
membuat pola, memotong, mengikir, melipat dan mengebor;
2. Pemberian pola garis pada plat yang menggunakan penanda harus jelas
bentuk garisnya untuk mempermudah proses pemotongan plat;
3. Pemotongan plat lebih cepat menggunakan alat pemotong karena
memerlukan tenaga lebih sedikit dibandingkan menggunakan gergaji;
4. Pembengkokan plat memerlukan ketelitian pada pengamatan
pembengkokannya karena apbila tidak berbentuk sudut 90° antar sisinya
maka ketika dirapatkan plat tidak akan sesuai satu sama lain;
5. Pengikiran bertujuan untuk keamanan dimana pengikiran dapat
menghilangkan sisi tajam dari plat yang sudah dipotong;
6. Penggunaan mesin bor harus menggunakan pelumas agar tidak terjadi
overheat; dan
7. Rivet merupakan sambungan permanen yang tidak dapat dibuka lagi jika
sudah terpasang.
Rainier Adrian
240110170097

BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Kerja bangku adalah proses pengerjaan benda kerja secara manual dimana
pekerjaan kerja bangku melakukan penekanan pada pembuatan benda kerja
dengan perkakas tangan atau alat tangan dan dilakukan di bangku kerja;
2. Bengkel kerja bangku dalam pembuatan rak 3 lantai ini yaitu membuat
layout, memotong plat, mengikir, menekuk plat, mengebor, merangkai plat
dan proses finishing; dan
3. Kerja bangku sangat dibutuhkan dalam bidang keteknikan pertanian karena
kerja bangku merupakan dasar dari perbengkelan.
DAFTAR PUSTAKA

Mahadi, 2007. Teknik Pembuatan Lembaran Polimer Pada Proses Ektruksi.


Universitas Sumatera Utara.

Nanse H. P., Edison E., Amelia W. 2017. Pelatihan Sheet Metal Pembuatan Oven
Guna Peningkatan Usaha Mikro Skala Industri Rumah Tangga di Desa
Rumahtiga. Jurnal Simetrik Vol 7, No. 2.

Nugroho, Cahyo Budi. 2016. Studi Cacat Permukaan Plat Alumunium Pada
Proses Pembengkokkan Sudut Mesin Bending
.
RE. Wakeford, 1999, “Sheet Metal Work”, Argus Books Ltd. Brimingham

Rahmanto, R. Hengki. 2013 ”Simulasi V-Bending Dengan Variasi Kecepatan


Pembebanan Terhadap Keausan Dies Menggunakan Software Finite
Element Methode” Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Volume 1,No.1.

Sulistiyo A, 2014. Macam-macam Bending Pada Proses Pengerjaan Plat. Fakultas


Teknik. Universitas Negeri Yogyakarta.
LAMPIRAN

Gambar 1.Proses merivet


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

Gambar 2. Plat yang dibuat pada praktikum


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Gambar 3. Proses mengebor
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

Anda mungkin juga menyukai