Anda di halaman 1dari 4

PAPER

LINGKUNGAN PERTANIAN DAN BIOSISTEM


(Pengembangan Agroindustri Beras Ketan Unggulan Jatimulya, Kabupaten
Subang, Jawa Barat)

Disusun Oleh:
Angkatan : 2017
Nama : 1. Rizal Anwar Fauzi (240110170057)
2. Syifa Unawahi (240110170059)
3. Geraldine Aradhana S. (240110170062)
4. Rini Azharini (240110170068)
5. Febrianti (240110170072)
6. Maghfira Maulani (240110170073)
7. Abella Yogi S.B (240110170077)
8. Annisa Ramadhani P. (240110170080)
9. Zhaqqu Ilham Alhafidz (240110170084)
10. Widia Tri Agustina (240110170085)
11. Luqman Indra F. (240110170086)
12. Azhari Dwi Pramesti (240110170092)
13. Hestuning Halimbar (240110170095)
14. Rainier Adrian (240110170097)
15. Rafly Adri Septian (240110170099)
16. Putu Chatyline C.S. (240110170112)

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
Pengembangan Agroindustri Beras Ketan Unggulan Jatimulya,
Kabupaten Subang, Jawa Barat
Departemen Teknik Pertanian, Universitas Padjadjaran
Jln. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Kab. Sumedang 45363 Jawa
Barat.

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia produksi beras ketan sekitar 42.000 ton per tahun. Penggunaan
beras ketan umumnya sebagai bahan olahan untuk industri makanan, namun
persediaan beras ketan masih terbatas sehingga membuat Indonesia harus
mengimpor beras ketan dari Thailand. Data pada tahun 2013 menyebutkan bahwa
impor beras ketan mencapai 120.000 ton, beras ketan diimpor dari Thailand dan
Vietnam, sedangkan sentra produksi beras ketan di Indonesia hanya ada di tiga
daerah seperti di Subang, Jawa Tengah dan Jawa Timur (Pokja, 2013 dalam
Fathnoer, 2014).
Beras ketan banyak dijumpai di pasaran umumnya berasal dari varietas
lokal. Varietas lokal umumnya berumur dalam (5-6 bulan) dengan potensi hasil 40-
50% lebih rendah dibanding varietas unggul. Varietas unggul beras ketan yang telah
dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian merupakan varietas
unggul lahan sawah irigasi yang jumlahnya sedikit dan penelitian tentang padi ketan
ini sangat terbatas. Selain penyediaan beras ketan yang masih sedikit, penelitian
tentang benih padi ketan secara umum di Indonesia masih sangat sedikit. Pada
beberapa daerah khususnya wilayah Subang masih ada petani yang menanam padi
beras ketan lokal. Ketan merupakan salah satu komoditas pangan yang sangat
potensial sebagai sumber karbohidrat, antioksidan, senyawa bioaktif (antosianin)
dan serat yang penting bagi kesehatan. Pati merupakan karbohidrat utama pada
ketan. Fraksi protein yang paling dominan adalah glutelin yang bersifat tidak larut
air sehingga dapat menghambat penyerapan air dan pengembangan butir pati
selama pemanasan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:
1. Bagaimana kondisi agroindustri padi ketan di Kabupaten Subang?
2. Bagaimana cara peningkatan kondisi agroindustry beras ketan di Subang?
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah:
1. Mengkaji kondisi agroindustri padi ketan putih di kabupaten Subang.
2. Menganalisis usaha peningkatan usaha agroindustry kanupaten Subang.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN


2.1 Lokasi dan Kondisi Geografi
Wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi tiga bagian wilayah
diantaranya bagian selatan wilayah Kabupaten Subang terdiri atas dataran
tinggi/pegunungan, merupakan daerah perkebunan. bagian tengah wilayah
kabupaten Subang berupa dataran, berkembang perkebunan karet dan pabrikpabrik
dibidang Industri, selain perumahan dan pusat pemerintahan serta instalasi militer.
sedangkan bagian Utara merupakan dataran rendah merupakan daerah sawah
berpengairan teknis dan tambak serta pantai. Sebagian besar penduduk di Desa
jatimulya masih berpenghasilan utama sebagai petani dan buruh pertanian, maka
perekonomian di Desa Jatimulya masih banyak ditunjang dari sektor pertanian.
Tabel 1. Penggunaan Lahan Jatimulya, Subang

2.3 Luas Lahan


Lahan merupakan faktor penting dalam usahatani padi, luasan lahan sangat
menentukan hasil produksi yang diperoleh. Hingga tahun 2015 silam, Kabupaten
Subang memiliki luasan lahan beras ketan, baru mencapai 8.000 ha dan akan
berkembang hingga mencapai 11 ribu ha.
2.4 Pengairan (Irigasi)
Kebutuhan air untuk kegiatan usahatani padi pada umumnya tercukupi
dengan adanya irigasi, air irigasi diperoleh dari bendunga Jatiluhur Purwakarta
yang kemudian di alirkan dan dibagikan sesuai kebutuhan ke irigasi – irigasi, tiap
irigasi mempunyai pegawai yang bertugas membuka atau menutup saluran irigasi
supaya aliran air tetap terkontrol. Pengairan yang dilakukan oleh petani padi adalah
pada pengairan sawah sebelum dibajak bertujuan untuk mempermudah pembajakan
karena saat basah tanah menjadi lembek dan saat penanam (tandur) lahan dalam
kondisi tidak terlalu tergenang (macak – macak), hal ini berguna dalam
mengoptimalkan pertumbuhan akar. Kemudian pada umur padi 7 – 10 hari hingga
umur 45 – 50 kondisi lahan tetap macak – macak terkecuali jika akan dilakukan
penyiangan kondisi lahan harus tergenang, hal ini dilakukan untuk memudahkan
penyiangan agar tanah lebih berstruktur dan munculnya tunas – tunas baru tiap
rumpunnya.
2.5 Program Pemerintah yang Sdah Ada
Dalam pelaksanaanya, pertanian beras ketan di Subang sudah berjalan
cukup baik dengan adanya program dari kelompok petani setempat dan pemerintah
pusat maupun daerah seperti pemberian bibit dari pemerintah, program BEKERJA
(Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera), Sistem resi Gudang dan selalu diadakan
diskusi antar kelompok petani di kabupaten Subang sebagai ajang tukar pikiran
untuk pertanian agroindustry yang baik.
2.6 Produk Kreatif
Produk yang dihasilkan dari agroindustry biasanya adalah beras ketan yang
tanpa dilakukan proses pengolahan untuk di distribusikan ke seluruh Indonesia
bahkan impor, oleh sebab itu diperlukan pengolahan agar agroindustry beras ketan
semakin baik. Peuyeum ketan merupakan hasil dari biodiversifikasi pangan yang
terbuat dari beras ketan sebagai oleh-oleh khas. Namun, penelitian menunjukan
bahwa beras ketan memiliki antioksidan yang tinggi dan dapat digunakan untuk
produk kosmetika yang baik bagi kulit.

DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Ahmad. 2013. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Ketan Putih Studi
Kasus Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Propinsi
Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Fathnoer. 2014. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai