Anda di halaman 1dari 3

BIODATA

Nama Lengkap : Vika Rachmania Hidayah


TTL : Tegal, 04 Oktober 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln Manunggal Desa Harjosari Lor Rt 26 Rw 06 Kecamatan
Adiwerna Kabupaten Tegal
No. Hp : 085742846115
Email : rachmaniavika@gmail.com
Fb : Vika Rachmania
IG : @vikarachmania
WA : 082243411232
Universitas : UIN Walisongo Semarang
Fakultas : Sains dan Teknologi
Tahun Masuk : 2017
MIDSKUN CUP YANG AMAN DAN BERGIZI SEBAGAI BENTUK
PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA LOKAL DI DESA HARJOSARI LOR
KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL
Vika Rachmania Hidayah
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang

Di Indonesia mie telah menjadi pangan alternatif utama setelah nasi. Bahan
baku utama dalam pembuatan berbagai produk mie adalah tepung gandum.
Sedangkan tanaman gandum sangat sulit untuk dapat tumbuh di Indonesia. Dikutip
pada Detikfinance Indonesia saat ini masih bergantung 100% dengan gandum impor.
Sepanjang tahun 2011, ada impor 6,3 juta ton gandum dengan nilai US$ 2,5
miliar. Jumlah ini akan terus bertambah karena besarnya permintaan produk gandum
di Tanah Air. Sementara produksi gandum di dalam negeri nyaris nihil hanya sebatas
produksi tingkat uji coba laboratorium. “Departemen Pemerintahan Amerika Serikat
memperkirakan impor gandum Indonesia pada 2017 mencapai 8,10 juta ton atau naik
sekitar 8 persen dari 2016 dengan impor 7,48 juta ton. Dengan impor sebanyak itu,
Indonesia merupakan importer gandum terbesar nomor dua di Indonesia setelah Mesir
yang diperkirakan impornya 11,50 ton” (Dikutip di Jurnalis Travel)
MIDSKUN CUP merupakan mie cup yang terbuat dari tepung sukun. Sukun
merupakan salah satu jenis tanaman penghasil buah terpenting dari famili Moraceae
yang merupakan salah satu jenis makanan pokok di Kepulauan Polinesia, Melanesia
dan Mikronesia (Hamilton, 1987 : 13). Sebaran tanaman sukun di Kepulauan
Indonesia meliputi Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Nias,
Lampung), Pulau Jawa (Kepulauan Seribu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Yogyakarta, Madura, P. Bawean, Kepulauan Kangean), Bali, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi (Minahasa, Gorontalo, Bone, Makasar, Malino),
Maluku (Seram, Buru Kai, Ambon, Halmahera Dan Ternate), dan Papua (Sorong,
Manokwari, pulau-pulau kecil di daerah “Kepala Burung” (Heyne, 1987 : 670; Pitojo,
1992 : 10). Menurut Pitojo (1992 : 11); Alrasjid (1993 : 5); (Adinugraha, 2011 : 16)
tanaman sukun dapat tumbuh pada semua jenis tanah seperti tanah podsolik merah
kuning, tanah berkapur dan tanah berpasir (regosol), namun akan lebih baik apabila
ditanam pada tanah alluvial yang gembur, bersolum dalam, banyak mengandung
humus, tersedia air tanah yang cukup dangkal dan memiliki pH tanah sekitar 5-7.
Umumnya pertumbuhan tanaman sukun tidak baik apabila ditanam pada tanah yang
memiliki kadar garam (NaCl) tinggi. Demikian pula penanaman sukun di daerah yang
beriklim kering, di mana tanaman sering mengalami stress karena kekurangan air
(drought stress) dapat menyebabkan perontokan buah
Tamanan sukun merupakan tanaman lokal dapat tumbuh dan berbuah sampai
10-20 tahun sehingga dapat dijadikan sebagai alternative lain untuk pengganti
pangan yang sudah mulai krisis di Indonesia. Artikel ini pengembangan dari
penelitian Utiya Listi mahasiswi jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Jember. Berdasarkan penelitian setiap 100 gram
berat basah sukun mengandung karbohidrat 35,5%, protein0,1%, lemak 0,2%, abu
1,21%, fosfor 35,5%,protein 0,1%, lemak 0,2%, abu 1,21%, fosfor0,048%, kalsium
0,21%, besi 0,0026%, kadar air 61,8%, dan serat 2% sehingga sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai alternatif bahan baku pembuatan MIDSKUN CUP yang dapat
dijadikan inovasi pangan baru. Selain kandungannya yang luarbiasa, manfaat dari
sukunpun tidak bisa diragukan lagi diantaranya adalah menurunkan kadar kolesterol,
mengobati penyakit ginjal, mengobati asam urat, menurunkan gula darah, mencegah
kerusakan rambut, meingkatkan pertumbuhan sel baru, meningkatkan produksi
kolagen, menjaga imun tubuh dan lain sebagainya.
Pengembangan produk ini merupakan produk inovatif, visioner, efektif dan
bermanfaat. MIDSKUN CUP terbuat dari sukun yang nantinya sukun tersebut di
ekstrak dan dijadikan tepung dengan cara sukun dikupas, dicuci dan dipotong kecil-
kecil lalu dijemur atau dikeringkan menggunakan oven. Setelah kering sukun
tersebut lalu digiling sehingga menjadi tepung sukun. Setelah itu, tepung yang
terbuat dari sukun diolah menjadi mie dengan ditambahkan bumbu-bumbu seperti
bawang putih, bawang merah, merica, penyedap rasa, telur, garam dan gula. Setelah
tercampur semua, adonan tersebut dicetak serta dikukus menjadi mie basah dan
langkah selanjutnya dikeringkan serta dikemas dalam cup. Untuk membuat mie
tersebut siap pangan, maka disajikan bumbu instan didalam cup yang telah didesain
semenarik mungkin. Hal ini memudahkan kosumen untuk menyeduhnya dimana saja
dan kapan saja. Harapannya artikel ini dapat menjadi rujukan untuk penelitian
selanjutnya dan dapat berlanjut dengan penciptaan produk yang dapat diterapkan
pada masyarakat dan juga dapat dipasarkan.

Anda mungkin juga menyukai