Anda di halaman 1dari 8

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL

GEBYAR FARMASI 2019

ASBAK LABU
“ANTI STUNTING BERBASIS DAUN KELOR DAN LABU SIAM”

DISUSUN OLEH :

MUH. DARMAWANGZAH/ NIM. F201701137/ ANGKATAN 2017


NUR FILZANAH/ NIM. F201701097/ ANGKATAN 2017
YUNI FADILAH HUSAIN/ NIM. F201701166/ ANGKATAN 2017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA

KENDARI

2019
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ini diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional
dalam rangka Gebyar Farmasi 2019
Judul Karya Tulis : ASBAK LABU “Anti Stunting Berbasis Daun Kelor
dan Labu Siam”
Sub Tema yang Dipilih : Kewirausahaan
Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Muhammad Darmawangzah
b. NIM : F201701137
c. Alamat : Lorong Moramo, Kelurahan Andonohu
d. No.HP/Email : 081953987656/ darmawangzah1999@gmail.com
Anggota Tim 1
a. Nama Lengkap : Nur Filzanah
b. NIM : F201701097
c. Alamat : Lorong AKL Waluya, Kelurahan Andonohu
d. No.HP/Email : 082217478713/ nurfilzanah@gmail.com
Anggota Tim 2
a. Nama Lengkap : Yuni Fadilah Husain
b. NIM : F201701166
c. Alamat : Jl. Tunggala II G, Kelurahan Wua-wua
d. No.HP/Email : 082273302439/yuniunnie01@gmail.com
Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Selpirahmawati Saranani, S.Farm.,M.Si
b. NIP : 0905068902
c. Alamat : Perumnas Poasia
d. No.HP/Email : 085396730161
Kendari, 16 September 2019
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Ketua Tim

Selpirahmawati Saranani, S.Farm.,M.Si Muhammad Darmawangzah


NIP. 0905068902 NIM. F201701137

Mengetahui,
Ketua Prodi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Ahmad Saleh, S.Farm.,M.PH.,Apt.


NIPY. 01.1.072
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Ketua : Muhammad Darmawangzah
NIM/Angkatan : F201701137/ Angkatan 2017
Tempat, Tanggal Lahir : Lamekongga, 28 Desember 1999
Nama Instansi : STIKES Mandala Waluya
Alamat Instansi : Jl.Jend.A.H.Nasution, No.G-37, Telp 3193176 (0401)

Dengan ini, menyatakan bahwa karya tulis dengan judul: ASBAK LABU “Anti
Stunting Berbasis Daun Kelor dan Labu Siam” adalah benar-benar hasil karya
sendiri dan bukan merupakan plagiat atau saduran dari karya tulis orang lain serta
belum pernah dikompetisikan dan/atau dipublikasikan dalam bentuk apapun. Apabila
di kemudian hari pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana diperlukan.

Kendari, 16 September 2019

Menyetujui,
Ketua Prodi Farmasi STIKES Mandala Waluya Ketua Tim
Kendari,
Materai 6000

Ahmad Saleh, S.Farm.,M.PH.,Apt. Muhammad Darmawangzah


NIPY. 01.1.072 NIM. F201701137
FORMULIR PENDAFTARAN

Judul Karya : ASBAK LABU “Anti Stunting Berbasis Daun Kelor dan
Labu Siam
Nama Ketua : Muhammad Darmawangzah
NIM/Angkatan : F201701137
Nama Anggota 1 : Nur filzanah
Nama Anggota 2 : Yuni Fadilah Husain
Asal institusi : STIKES Mandala Waluya
Alamat institusi : Jl.Jend.A.H.Nasution, No.G-37, Telp 3193176 (0401)
Hp/Email (Ketua) : 081953987656/ darmawangzah1999@gmail.com
Dengan ini saya menyatakan ikut berpartisipasi dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah
Nasional (LKTIN) Gebyar Farmasi 2019.

Kendari, 16 September 2019

Muhammad Darmawangzah
NIM. F201701137
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kejadian balita stunting (pendek) merupakan masalah gizi utama yang dihadapi
Indonesia. Berdasarkan data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World
Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan
prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR).
Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%,
(Joint Child Malnutrition Eltimates, 2018). Sedangkan berdasarkan data kemenkes
mengenai gizi Prevalensi balita pendek mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu
27,5% menjadi 29,6% pada tahun 2017.
Pemerintah memiliki tantangan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
Indonesia, karena stunting ini berakar dari tidak terpenuhinya gizi sehat pra
kehamilan dan selama kehamilan sehingga berdampak besar pada kesehatan bayi, hal
ini merupakan ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Sebab mereka lah
yang akan menjadi penenrus bangsa kedepannya.
Dalam jangka pendek, stunting akibat kekurangan nutrisi dapat menyebabkan
terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan tubuh, dan
gangguan metabolisme. Oleh karena itu, pencegahan penyakit stunting ini adalah
lewat pemenuhan nutrisi baik pada saat pra kehamilan, dan kehamilan adalah langkah
yang efektif.
Menurut Dr. dr. Dian Novita Chandra, M. Gizi, staf pengajar dari Departemen
Ilmu Gizi FKUI mengatakan bahwa, penyebab terjadinya resiko stunting adalah
multifactorial. Penyebab paling utama adalah kekurangan gizi kronis pada awal 1.000
hari pertama kehidupan yaitu sejak awal kehamilan (konsepsi) hingga anak berusia
dua tahun, kekurangan gizi dapat berupa kurangnya jumlah asupan makana. Perlu
juga diingat bahwa semua zat gizi penting untuk pertumbuhan, terutama protein, dan
mikronutrein antara lain zinc, yodium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin B12,
asam folat.
Untuk mewujudkan terpenuhinya gizi tersebut, tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pangan adalah labu kuning dan daun kelor yang bergizi tinggi dan merupakan
tanaman yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti indonesia. Berdasarkan hasil penelitian,
nilai gizi labu kuning dalam setiap 100 gram mengandung 1,38 – 82,02% karbohidrat; 0,20
– 5,06% protein; 2,3 9 – 9,51% serat; 45,00 mg kalsium; 64,00 mg fosfor (Trisnawati et. al,
2014). Adapun untuk nilai gizi pada daun kelor dalam setiap 100 gram mengandung 57,01%
karbohidrat; 28,44% protein; 12,63% serat; 603,77 mg kalsium ; 12,84 mg fosfor; (Algafari,
2018; Melo et. al, 2013).
Dengan banyaknya kandungan gizi dan nutrisi yang terdapat dalam labu kuning dan
daun kelor serta kurangnya pemanfaatan sebagai pengobatan, di mana masyarakat hanya
mengonsumsinya dalam bentuk sayuran maka kami berinisiatif untuk menciptakan alternatif
baru dalam mengonsumsi labu kuning dan daun kelor yaitu dalam bentuk tablet isap.
Alternatif ini dengan mempertimbangkan bisa menyajikan labu kuning dan daun kelor dalam
bentuk yang lebih baru dan menarik agar mudah di konsumsi oleh ibu selama pra kehamilan
dan kehamilan layaknya mengonsumsi gula – gula dan dapat mencegah stunting pada bayi.

1.2 Tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, tujuan dari penulisan LKTI ini adlah :
1. Meningkatkan nilai guna labu kuning dan daun kelor adai aiandonesia
2. Memberikan alternative sumber pangan terbaru (inovasi) dalam mengonsumsi labu
kuning an daun kelor untuk mencegah stunting pada balita.

1.3 Manfaat
1. Mewujudkan hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan alternatif antistunting
2. Mengasah dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berinovasi
BAB 2 PEMBAHASAN
2. Gagasan
Dengan melihat tingginya prefelensi stunting pada balita di Indonesia, di
mana Indonesia menempati urutan ke tiga menurut WHO (2017) dengan jumlah
penderita stunting yaitu berjumlah 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita yang
merupakan dampak dari kekurangan gizi dan nutrisi pada ibu pra kehamilan dan
kehamilan karena krisis ekonomi, serta kurangnya minat sebagian ibu pada masa pra
kehamilan dan kehamilan untuk mengonsumsi sayur – sayuran, jadi demi pemenuhan
gizi dan nutrisi serta mempertimbangkan Indonesia merupakan Negara agraris yang
terdapat banyak hasil pertanian yaitu salah satunya labu kuning dan daun kelor di
mana pemanfaatannya masih kurang, jadi kami memberikan alternatif ini selain untuk
mencegah terjadinya stunting terhadap balita atau untuk meningkatkan Sumber Daya
Manusia (SDA) di Indonesia juga dapat meningkatkan jumlah ekonomi rakyat
Indonesia karena memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) lokal.

3. Solusi Yang Pernah Ditawarkan


Seperti yang kita ketahui pada umumnya bahwa pemanfaatan labu kuning
dan daun kelor hanya dijadikan sebagai sayur - sayuran. Inovasi lain pemanfaatan
labu juga dapat dijadikan sebagai terigu dalam pembuatan cake, dan bubur labu,
(Leolianda, et. al, 2017). Adapun daun kelor biasanya di konsumsi oleh masyarakat
dalam bentuk segar, dan di buat dalam bentuk tepung, (Isnan, 2017). Inovasi yang
telah ada ini menimbulkan banyak kebosanan pada ibu hamil dalam mengkonsumsi
sayur labu dan daun kelor. Inovasi terbaru dari labu kuning dan daun kelor adalah
pembuatan dalam bentuk tepung. Namun masalah lainnya adalah adakah inovasi
lainnya untuk mengkonsumsi sayur labu dan daun kelor secara bersamaan tampa
dimasak dan di buat dalam bentuk tepung dengan bentuk yang lebih unik dan
menambah daya tarik konsumen?

3. Kehandalan Gagasan Yang Diajukan


Labu kuning dan daun kelor merupakan tanaman lokal yang memiliki nilai
gizi tinggi dan baik untuk kesehatan tubuh khususnya untuk ibu hamil dan balita yang
sedang dalam masa pertumbuhan, labu kuning yakni mengandung banyak Beta
karoten, Vitamin A, Serat, Vitamin C, Vitamin K, dan Vitamin B3. Serta
mengandung mineral seperti kalium, zat besi, fosfor, magnesium, dan kalium,
(Sudarman, 2017). Adapun kandungan dari daun kelor mengandung Vitamin C,
Vitamin A, kalsium, potassium dan banyak kandungan asam amino, (Aminah, et.
al,2015).
Tablet hisap kaya nutrisi ini dapat menjadi solusi terbaru untuk mengurangi
kecenderungan kebosanan ibu hamil maupun ibu yang sedang menyusui dalam
mengkonsumsi sayur labu kuning dan daun kelor layaknya memakan gula - gula
dengan berbagai rasa buah dan mendapatkan nutrisi untuk tumbuh kembang janin
dalam kandungan atau tumbuh kembang balita yang sedang di susui.

Anda mungkin juga menyukai