Anda di halaman 1dari 10

MONOKULTUR: GANDUM

Dyah Ayu Tarunala Habiibah


196040200111025
PENDAHULUAN

Pada 2017, gandum telah menyumbang 25,4 persen proporsi pangan pokok di indonesia,
terutama tepung terigu yang menjadi bahan baku mi instan, roti, dan kue-kue.
Pola makan orang indonesia yang mulai kebaratan-baratan, sehingga negeri ini menjadi
“medan perang” negara eksportir gandum, seperti australia, amerika, kanada, ukraina,
dan rusia.
PENDAHULUAN

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor gandum dan biji meslin Indonesia dari
Australia di tahun 2018 tercatat mencapai 2,41 juta ton, turun dari 2017 yang mencapai 5,10 juta
ton. Australia merupakan negara penyuplai gandum terbanyak bagi pasar Indonesia. Sementara
itu, total impor gandum Indonesia pada tahun lalu mencapai 10,09 juta ton, turun dari realisasi
2017 sebanyak 11,43 juta ton. Dengan demikian, ini kesempatan bagi Indonesia untuk
mengembangkan produksi gandum dalam negeri.
LADANG GANDUM INDONESIA

Wilayah penghasil gandum di Indonesia di antaranya Pengalengan, Dieng, Tengger,


Karanganyar, Kopeng Salaran, Piji Salatiga Jawa Tengah, Malino, Enrekang dan
Bantaeng Sulawesi Selatan, Tomohon Sulawesi Utara, Napu Sulawesi Tengah,
Merauke Papua, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten
Solok, Sumatra Barat, dan NTT (Balitsereal 2013).

Benih gandum diperoleh dari Slovakia yang beriklim subtropic, yang


ternyata bisa tumbuh dengan baik di daerah tropis ketinggian 1.620 mdpl ini.
MONOKULTUR : GANDUM

Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di


lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal.

Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan


perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian
dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam.

Kelemahan utamanya adalah keseragaman kultivar mempercepat


penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan
penyakit tanaman).

Ulat dan Kutu Daun pada Gandum


Penyakit Karat Batang pada Gandum
ROTASI TANAMAN

Gandum dapat dibudidayakan secara monokultur atau pergiliran


dengan tanaman hortikultura untuk memutus siklus hama penyakit.
Berdasarkan peluang dan kejadian hujan, gandum dapat
dibudidayakan dengan pola rotasi sebagai berikut:
PENGARUH KERAPATAN TANAM

Jarak antar baris sama diikuti dengan jarak dalam baris yang bervariasi, akan diperoleh variasi kerapatan dan jumlah populasi tanaman. Pengaturan
jarak dalam baris merupakan salah satu teknik budidaya yang berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan gulma dan hasil tanaman yang akan dicapai.

Perbedaan kerapatan tanam akan mempengaruhi petumbuhan tanaman, khususnya dalam hal berat kering tanaman, indeks luas daun, dan laju
pertumbuhan tanaman. Biomassa tanaman akan meningkat dengan semakin menyempitnya jarak dalam baris sampai batas tertentu. Penyempitan
jarak dalam baris sampai batas tertentu diharapkan mampu menekan pertumbuhan gulma, sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman meningkat.
PENGARUH KERAPATAN TANAM

Kerapatan tanam 25 cm x 15 cm dan imbangan pupuk nitrogen


urea 75% dengan nitrogen kompos 25% memberikan
pertumbuhan tanaman gandum lebih baik dibanding
kombinasi perlakuan lainnya.
Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Mangera, Yosefina. 2013. Analisis Pertumbuhan Tanaman Gandum Pada Beberapa Kerapatan Tanaman Dan Imbangan Pupuk
Nitrogen Anorganik Dan Nitrogen Kompos. J. Agricola. 3(2). 102-116.
Nafziger, Emerson. Chapter 5: Cropping Systems. Department of Crop System. Illinois Agronomy Handbook. 49-63.
Aqil, Muhammad, Muhammad Yasin dan A. Haris Talanca. 2017. Kesesuaian Lahan dan Pengelolaan Air pada Tanaman Gandum.
Balai Penelitian Tanaman Serealia, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan. 107-122.

10 5/26/2020 Add a footer

Anda mungkin juga menyukai