Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PORTOFOLIO SEJARAH INDONESIA

“Peran Bangsa Indonesia Dalam Perkembangan Ilmu Pertanian”

DI
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama: Novia Ramadhani Yanis
Kelas: XII MIA
Guru MaPel: Ibu Juhria R Ibrahim, S.Pd

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BITUNG


2021-2022
A. Pengertian Pertanian
Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam membangun Indonesia, serta sebagai
jantung di setiap mahluk yang hidup. Suatu negara akan rusak apabila sektor penyedia pangan
(pertanian) rusak. Pertanian juga adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi,
serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam
(crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula
berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti
pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau
eksploitasi hutan. Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam
struktur pembangunan perekonomian nasional.

Indonesia dikenal sebagai Negara Agraris yang berarti Negara yang mengandalkan sektor
pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan.
Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman bahan makanan, subsektor holtikultura, subsektor
perikanan, subsektor peternakan, dan subsektor kehutanan. Pertanian merupakan salah satu
sektor yang sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas
penduduk Indonesia bekerja sebagai petani. Namun produktivitas pertanian masih jauh dari
harapan. Mayoritas petani di Indonesia masih menggunakan sistem manual dalam pengolahan
lahan pertanian.

Pembangunan ekonomi adalah salah satu tolak ukur untuk menunjukkan adanya pembangunan
ekonomi suatu daerah, dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat memperlihatkan adanya
pembangunan ekonomi. Namun, pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi
pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara, akan tetapi lebih dari itu pembangunan
mempunyai perspektif yang lebih luas.

B. Manfaat Pekembangan Ilmu Pertanian


1. Membangun Ekonomi Indonesia

Pertanian ikut andil dalam memajukan perekonomian Indonesia. Menteri Keuangan Indonesia,
Sri Mulyani menyatakan bahwa sektor pertanian Indonesia bisa menjadi salah satu instrumen
pemulihan perekonomian Indonesia. Beliau melihat adanya pergerakan positif yang signifikan
pada sektor pertanian dalam kurun waktu 3-4 tahun terakhir, yaitu sebesar 3-4% dan terus
bertumbuh positif walaupun di masa pandemi. Saat ini, Indonesia sedang mempersiapkan sektor
produktif ini khususnya dalam membangun ketahanan pangan agar dapat lebih siap dalam
menghadapi ancaman krisis pangan global.

2. Ketahanan Pangan Indonesia

Ketahanan pangan Indonesia akan terus meningkat jika seluruh rakyat Indonesia dapat
mendukung produktivitas para petani. Dengan adanya akses permodalan, petani dapat menjadi
lebih produktif dari waktu ke waktu.

3. Meningkatkan Pendapatan Nasional

Dengan meningkatnya sektor pertanian di Indonesia dan kemampuan para petani yang dapat
menghasilkan hasil yang berkualitas, tentunya pendapatan nasional pun dapat menjadi lebih
baik. Adanya perkembangan ini beriringan dengan dibutuhkannya manajemen yang lebih efektif
dalam mengelola sektor pertanian dari hulu ke hilir. Pengelolaan ini dimulai dari akses
permodalan, alokasi permintaan, penggunaan bibit dan bahan yang unggul, pengolahan hasil
tani, proses pengembangan sektor, hingga penyerapan pasar.
4. Menjaga Ekosistem Lingkungan

Budidaya pertanian organik saat ini dinilai memberikan dampak positif bagi kelestarian
lingkungan. Penggunaan bahan kimia dalam budidaya memang membuat proses menjadi lebih
instan, namun hal ini memberikan pengaruh buruk bagi biota yang ada pada lingkungan
tersebut. Walaupun hama akan mati, ada kemungkinan jenis strain lainnya akan bermunculan
dan justru dapat mematikan tanaman lainnya. Agar ekosistem lingkungan tetap terjaga dengan
baik, maka para petani membutuhkan modal dan tenaga kerja untuk membuat berbagai
pendekatan organik.

5. Mengurangi Pengangguran

Indonesia memiliki lahan pertanian yang sangat luas, inilah yang membuat sektor pertanian
menjadi sektor yang paling banyak menyerap SDM. Hanya saja, sering sekali kendala utama yang
dialami oleh para petani adalah akses permodalan untuk dapat memenuhi berbagai modal kerja
seperti membayar tenaga kerja. Jika saja permodalan mereka cukup, tentunya dampak
berkelanjutan yang dapat kita lihat adalah tingkat pengangguran dan kemiskinan dapat
berkurang.

C. Tokoh-Tokoh Ilmu Pertanian


Achmad Baihaki

Prof. (emeritus) Ir. H. Achmad Baihaki M.Sc. Ph.D. adalah Guru Besar Universitas Padjadjaran
sekaligus penggagas ilmu pemuliaan tanaman di Universitas Padjadjaran. Beliau lahir dan besar di
Serang, 31 Desember 1935 (usia 84 tahun). Sepanjang karirnya sebagai akademisi dan peneliti,
pada masa itu ia pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian selama 2 periode.

Adnan Sutan Samik

Seorang tokoh pertanian yang berasal dari Kamang Hilir, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Pada
dekade 1960an dan 1970an ia merintis pertanian jeruk di Kamang Hilir yang menyebabkan
kemajuan ekonomi di desa tersebut. Untuk kontribusinya tersebut ia memperoleh penghargaan
Kalpataru dari Pemerintah Indonesia pada tahun 1984 untuk kategori "Perintis Lingkungan", dan
juga penghargaan "Petani Teladan" dari provinsi Sumatra Barat pada tahun 1977.

Luthfi Fatah

Prof. Ir. H. Luthfi Fatah, M.S., Ph.D. (lahir 5 Desember 1962) adalah seorang pakar di bidang
ekonomi sumber daya alam dan pengajar Indonesia. Ia merupakan guru besar dan dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.

Ma Eroh

Ma Eroh atau Nyi Eroh (aksara Sunda: ᮙ ᮈᮛᮧᮂ atau ᮑ ᮤ ᮈᮛᮧᮂ) adalah seorang perempuan
petani dari kampung Pasirkadu, Desa Santanamekar, Cisayong, Tasikmalaya, yang terkenal
karena keberhasilannya memapras bukit cadas di lereng gunung Galunggung selama 40-an hari
hanya dengan bermodal alat belencong dan cangkul demi mengalirkan air menuju desanya yang
kekeringan.

Rudolf Solindungan

Adalah salah satu tokoh ahli pedesaan yang menggagas pelaksanaan land reform atau capital
reform (lahir 7 Agustus 1935). Saat kuliah, ia mengambil jurusan pertanian pada Fakultas
Pertanian di UI. Selain itu Rudi juga memperdalam pengetahuannya di Kentucky State University,
AS, hingga mencapai M.sc.Agriculture pada tahun 1964. Dan pada tahun 1975 ia mendapat
gelar Ph.D di Montana State University AS.
Suhaimi Sulaiman

Dr. Ir. Suhaimi Sulaiman, M.S (lahir 25 Mei 1940) adalah seorang peneliti Indonesia di bidang
pertanian. Salah satu hasil karyanya adalah keberhasilannya mengawinkan padi lokal Banjar
pasang surut jenis Siam Unus dengan padi unggul sawah irigasi yang berasal dari Jawa. Varietas
tersebut dilepas oleh Menteri Pertanian dan Kehutanan Bungaran Saragih pada 27 Oktober 2000
dan dikenal dengan varietas Margasari dan Martapura.

Suparjiyem

Seorang perempuan petani asal Desa Wareng, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul dan seorang
aktivis pangan yang mengampanyekan produksi dan konsumsi pangan lokal non-beras, seperti
tiwul dan gaplek. Ia juga membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Menur yang merupakan
wadah bagi para perempuan petani untuk mengembangkan diri mereka, serta mempelajari
seluk-beluk budidaya umbi-umbian, seperti singkong, gembili, uwi, suweg dan garut.

Teuku Munirwan

Teuku Munirwan adalah seorang petani, pengusaha dan kepala Desa Meunasah Rayeuk,
Kecamatan Nisam, Aceh Utara yang ditahan Polda Aceh pada 23 Juli 2019 atas tuduhan
memperdagangkan bibit padi unggul IF (Indonesian Farmers) 8 yang belum tersertifikasi.

Wardojo

(Aksara Jawa = ꦮ
ꦂꦢꦺꦴꦪꦺꦴ, 20 Agustus 1933 – 27 Juli 2008) adalah Menteri Pertanian
Indonesia pada Kabinet Pembangunan V pada tahun 1988 hingga tahun 1993 pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto. Sebelumnya, Ia menjabat sebagai Menteri Muda Urusan
Peningkatan Produksi Tanaman Keras pada Kabinet Pembangunan IV tahun 1983 hingga tahun
1988. Wardojo yang menerima bintang Mahaputra Utama dan Adipradana ini dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan Kalibata.

D. Dampak Perkembangan Ilmu Pertanian


Dampak Pertanian Terhadap Lingkungan

Pertanian memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan, karena menggunakan 40 persen dari
area bumi dan menyerap 70 persen air serta sekaligus menyumbang 30 persen gas rumah kaca,
ungkap Associate Professor of Murray State University, Kentucky, USA – Iin Handayani, MSc.,
PhD. di acara Kuliah Tamu dengan tema Future Agriculture For A Sustainable World: Global
Challenge and Innovation pada hari Senin (17/6) di Fakultas Pertanian UB.

Amerika hingga saat ini memandang bahwa pertanian adalah backbone dari perekonomian,
maka dari itu pemerintah memperhatikan keberlangsungan keluarga petani dengan memberikan
subsidi, pinjaman dan beasiswa pada penerus keluarga agar lahan pertanian tidak akan
berkurang. Ini yang harus menjadi perhatian kita semua jika ingin menjadi negara yang maju.

Pertanian di dunia masih menghadapi 4F (food, fibre, feed dan bio-fuel) dimana selama masih
ada kebutuhan akan empat hal tersebut, bidang kerja pertanian dunia tidak akan kekurangan
lahan pekerjaan. Masing-masing hal tersebut mendapatkan tantangan tersendiri, contohnya
pada 2050 nanti kebutuhan makanan secara global akan meningkat dua kali lipat. Indonesia food
security-nya rendah, karena tergantung oleh negara lain, ungkap Iin. Amerika memiliki keinginan
untuk menguasai sistem pertanian dunia, mereka berusaha menjadi yang terbaik dan menguasai
pasar dengan anggapan dari hal tersebut yang lain dapat diatur.

Yang harus dicermati adalah secara penghasilan rata-rata penduduk Indonesia 26 sampai 30
persen adalah untuk pembelian makanan. Jika kita bandingkan dengan negara maju, penduduk
Singapura menghabiskan 8 persen, Amerika 9 persen dan Malaysia hanya 15 persen. Semakin
besar pengeluaran yang ditujukan untuk makanan membuat pembelian hal lain menjadi sangat
eksklusif, ungkap dosen yang sekarang telah menjadi warga negara Amerika.

Secara global sistem pertanian terbagi empat, Modern Agriculture, Semi-Modern Agriculture,
Traditional Farming dan Mixed System. Masing-masing bagus dan memiliki tujuannya sendiri-
sendiri. Yang harus diperhatikan adalah dari sisi society, economy dan environment dimana
sebaiknya dengan sistem yang terintegrasi. Yang sering diabaikan dari sebuah sustainable
development adalah soil management. Karena tanah dan yang dibawahnya sering terlupakan.
Tanah dapat diibaratkan sebagai jiwa yang tidak terlihat, dan tanaman diibaratkan segala hal
yang terlihat secara fisik. Keseimbangan diantara keduanya harus dilihat sebagai faktor kontribusi
sebagai dasar.

Dampak Pertanian Modern Terhadap Ekosistem Global

Polusi lingkungan disebabkan erosi tanah yg berlebihan sehingga sedimen tanah mengangkut
pupuk kimia dan pestisida dari permukaan air dan bawah air, dan perlakuan yang tidak tepat
terhadap kotoran manusia dan hewan dapat menyebabkan masalah serius bagi kehidupan
lingkungan maupun sosial diseluruh dunia.

Banyak percobaan sering dibuat oleh para ahli untuk memecahkan masalah tsb dengan
menggunakan metode ilmu kimia dan fisika tetapi hanya untuk mengetahui dasar, bahwa
metode ini tidak dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan teknologi ilmu mikroba
dikoordinasikan dengan hasil pertanian. Limbah organik dari hasil proses industri peternakan,
pertanian dan kelautan dan limbah perkotaan (sampah), telah menjadi sumber utama polusi
lingkungan gas metana dari sawah dan peternakan, hewan dan karbondioksida dari bahan bakar
pembakaran fosil, penebangan hutan dan pembusukkan bahan organik. Semua itu erat
hubungan nya dengan Pemanasan Global, yaitu "Green House Gasses" Dasar kimia hasil
pertanian sistem konvensional telah menciptakan banyak sumber polusi yang secara langsung
maupun tak langsung dapat mengkontribusi penurunan daya dukung lingkungan dan
penghancuran pokok sumber daya alam kita. Situasi ini secara signifikan akan berubah apabila
polutan-polutan ini dapat berguna sebagai sumber energi bagi hasil pertanian.

Oleh karena itu diperlukan kecocokan teknologi pertanian yang modern dengan ekosistem
global dan memecahkan beberapa masalah dengan sistem konvensional teknologi pertanian di
beberapa area berbeda. Sebuah area yang tampak memegang peranan terbesar bagi kemajuan
teknologi dalam hasil panen, perlindungan panen dan pembicaraan sumber daya alam yaitu
keuntungan inokulan-inokulan mikroorganisme yang ditetapkan sebagai tanah, tanaman dan
lingkungan.

Dampak Positif Dari Aktivitas Pertanian

1. Untuk mencukupi kebutuhan manusia manusia seperti nasi, sayur-sayuran, atau hasil pertanian
lainnya.

2. sebagai sumber penghasilan bagi petani.

3. sebagai penunjang pendapatan nasional.

4. sebagai penunjang kegiatan produksi dalam negeri.

Dampak Negatif Dari Aktivitas Pertanian

1. Menyebabkan pencemaran lingkungan apabila penggunaan pestisidanya berlebihan.

2. Menyebabkan pencemaran air dan rusaknya ekosistem akibat pembuangan sisa2 kompos ke
dalam sungai.

Anda mungkin juga menyukai