Anda di halaman 1dari 19

ILMU USAHATANI

BAB 2
SEJARAH PERKEMBANGAN
USAHATANI

Pertemuan. 2
Semester 3 (Ganjil)
Tahun Ajaran 2018/2019
Dosen Pengampu: Nyoman Darsana, SP., Mp
1.1. Sejarah Perkembangan
Usahatani di Indonesia
 Awalnya pertanian dilakukan hanya semata untuk
dapat bertahan hidup. Untuk memenuhi keperluan
hidup, masyarakat menanam apa saja yang diperlukan,
awalnya adalah umbi-umbian. Masyarakat berfikir
sederhana bagaimana mempersiapkan lahan, alat-alat,
hewan dan sebagainya.
 Dari pengalaman bercocok tanam tersebut, nantinya
akan muncul kelompok manusia yang melanjutkan
pekerjaan yang berhubungan dengan bercocok tanam
dan yang merasa tidak berbakat mereka akan
memelihara dan menggembalakan ternak.
Lanjutan...!
 Padi merupakan jenis tanaman yg paling cocok
bagi mereka, karena padi dapat tumbuh baik di
lahan kering maupun tergenang air.
 Kelompok masyarakat tersebut berkelompok di
satu tempat, tetapi belum mempunyai tempat
bermukim secara tepat (permanen).
Lanjutan...!
 Kalau tanah pertaniannya mulai merosot
kesuburannya, maka seluruh kelompok tersebut
berpindah lahan pertanian, sehingga berpindah
pula tempat bermukim. Mereka membuka tanah
baru lagi, bisa tanah hutan atau tanah padang
rumput.
 sistem pertanian tersebut dikenal dengan nama
“berladang” yang berpindah-pindah (shifting
cultivation).
Lanjutan...!
 Kemudian setelah sistem bersawah di temukan,
Dengan timbulnya persawahan, orang mulai
tinggal tetap disuatu lokasi yang dikenal dengan
nama “kampong” walaupun usaha tani
persawahan sudah dimulai, namun usaha tani
secara “berladang yang berpindah-pindah”
belum ditinggalkan,namun ada perubahan
yang terjadi dalam pengusahaan jenis tanaman
umbi-umbian, daun-daunan dan buah-buahan.
Lanjutan...!

 Di Jawa, sejak VOC menguasai di Batavia,


mulailah dilakukan penjualan atau pemberian
tanah yang luas oleh VOC kepada pihak-pihak
yang berjasa kepada Belanda.
 Tahun 1830, Van Den Bosch sebagai gubernur
Jendral Hindia Belanda mendapatkan tugas
rahasia untuk meningkatkan ekspor dan
muncullah yang disebut tanam paksa.
Lanjutan...!

 Setelah Indonesia merdeka, maka kebijakan


pemerintah terhadap pertanian tidak banyak
mengalami perubahan.
 Tanah masih sebagian besar dikuasai pemodal
besar.
 permulaan tahun 1970-an pemerintah
meluncurkan suatu program pembangunan
pertanian yang dikenal dgn nama BIMAS
Lanjutan...!
 Tujuan utama BIMAS adalah meningkatkan
produktivitas sektor pertanian dengan program
panca usahatani
 Revolusi Hijau memakan waktu lebih dari 20
tahun dan telah berhasil mengubah sikap para
petani khususnya para petani sub sektor pangan,
dari anti teknologi ke sikap yang mau
memanfaatkan teknologi pertanian modern,
sehingga produktivitas meningkat
Lanjutan...!
 Namun kerugian yang ditimbulkan Revolusi
Hijau pun tidak sedikit, diantaranya adalah
membuat petani menjadi bodoh. Banyak
pengetahuan lokal yang menyangkut pertanian
telah banyak dilupakan, dan para petani
tergantung pada paket- paket teknoloogi
pertanian produk industri.
Lanjutan...!
 Pada tahun 1998 usahatani di Indonesia
mengalami keterpurukan karena adanya krisis
multi-dimensi.
 Pada waktu itu telah terjadi perubahanyang
mendadak bahkan kacau balau dalam pertanian
kita. Kredit pertanian dicabut, suku bunga kredit
membumbung tinggi sehingga tidak ada kredit
yang tersedia ke pertanian. Karena desakan IMF
waktu itu, subsidi pertanian (pupuk, benih, dll)
juga dicabut dan tarif impor komoditi khususnya
pangan dipatok maksimum 5%.
Lanjutan...!

 Akibat perubahan mendadak tersebut pelaku


agribisnis khususnya para petani mengalami
kegamangan dan kekacauan.
 Kredit untuk petani tidak ada, harga pupuk
melambung baik karena depresiasi rupiah
maupun karena pencabutan subsidi.
Lanjutan...!
 Perubahan mendadak waktu itu, tidak memberi
waktu bagi para petani untuk menyesuaikan diri.
Sehingga PDB pertanian mengalami
pertumbuhan rendah, yaitu hanya sebesar 0,88
persen (terendah sepanjang sejarah) (Saragih,
2004).
Lanjutan...!
 Bungaran Saragih (2004 pemerintah dalam hal
ini departemen pertanian sebagai stake holder
pembangunan pertanian mengambil suatu
keputusan untuk melindungi sektor agribisnis
yaitu “pembangunan sistem dan usaha agribisnis
yang berdaya saing, berkerakyatan,
berkelanjutan dan terdesentralisasi.”
Lanjutan...!
 Karena kondisi dan perubahan yang ada adalah
persoalan sistem, maka pendekatan recoverynya
maupun pembangunan kembali landasan
pembangunan tidak boleh sepotong-sepotong,
melainkan harus dilakukan secara sistem, yakni
sistem agribisnis.

 Paradigma baru pembangunan pertanian tersebut


diimplemantasikan dengan kebijakan dasar yakni
kebijakan perlindungan dan promosi agribisnis
(protection and promotion policy).
Lanjutan...!
 Prinsip kebijakan ini adalah pemerintah
memfasilitasi dan membantu tumbuh
kembangnya usaha agribisnis khususnya petani
di seluruh daerah dan sekaligus melindungi
agribisnis domestik dari praktek unfair-trade
(dumping) dari negara lain.
Lanjutan...!
 Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2003,
perkembangan pertanian di Indonesia mengalami
kemajuan pesat melebihi apa yang telah
direncanakan departemen pertanian sembilan
komoditi yang dimaksud adalah padi, jagung,
kacang tanah, ubi kayu, sayuran dan buah, kelapa
sawit, kakao, dan karet.
Lanjutan...!
 Produksi padi meningkat dari 49 juta ton tahun
1998 menjadi 52,1 juta ton pada tahun 2003 yang
merupakan record tertinggi sepanjang sejarah.
Bahkan tahun 2004, angka ramalan II BPS
menunjukkan produksi padi 53,67 juta ton, yang
merupakan record tertinggi baru sepanjang
sejarah.
1.2. Sejarah Perkembangan Usahatani
beberapa propinsi di
Indonesia
Tugas:
a. Aceh Daruussalam
b. Bengkulu
c. Lampung
d. Karawang Propinsi Jawa Barat
e. Daerah Istimewa Yogyakarta
f. Lombok dan Bali
g. Sulawesi Utara
h. Sulawesi Tengah
i. Kalimantan
j. Irian Jaya
Thank you.....!
Presented by;
Nyoman Darsana, SP., MP.

*****hopefully useful*****

Anda mungkin juga menyukai