Pertemuan. 3
Semester 3 (Ganjil)
Tahun Ajaran 2018/2019
Dosen Pengampu: Nyoman Darsana, SP., Mp
BAB 3.
UNSUR-UNSUR USAHATANI
Soekartawi (1987) menjelaskan bahwa tersedianya sarana
atau faktor produksi (input) belum berarti produktifitas
yang diperoleh petani akan tinggi, Namun bagaimana
petani melakukan usahanya secara efisien adalah
upaya yang sangat penting.
Efisiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan
faktor produksi sedemikian rupa sehingga produksi tinggi dapat
tercapai.
Bila petani mendapat keuntungan besar dalam usahataninya
dikatakan bahwa alokasi faktor produksi efisien secara alokatif.
Cara ini dapat ditempuh dengan membeli faktor produksi pada harga
murah dan menjual hasil pada harga relatif tinggi.
Bila petani mampu meningkatkan produksinya dengan harga sarana
produksi dapat ditekan tetapi harga jual tinggi, maka petani tersebut
melakukan efisiensi teknis dan efisiensi harga atau melakukan
efisiensi ekonomi.
Lanjutan....!
Berdasarkan pengertian tsb, maka produktivitas usahatani
semakin tinggi bila petani atau produsen mengalokasikan faktor
produksi berdasarkan prinsip efisiensi teknis dan efisiensi harga.
Faktor produksi dalam usahatani memiliki kemampuan terbatas
untuk berproduksi secara berkelanjutan, tetapi dapat
ditingkatkan nilai produktivitasnya melalui pengelolaan yang
tepat, misalnya faktor produksi lahan.
1.1. Tanah
A. Sumber pemilikan tanah dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain:
a. Beli
b. Sewa
c. Sakap
d. Pemberian oleh negara
e. Warisan: tanah yang karena hukum agama dibagikan kepada ahli warisnya.
f. Wakaf: tanah yang diberikan atas seseorang atau badan kepada pihak lain
(misalnya untuk kegiatan sosial).
g. Membuka lahan sendiri/ hak ulayat
B. Tanah Sebagai Ukuran Usahatani
Total tanah usahatani : jumlah luas tanah yang digunakan untuk usahatani (ha).
Misalnya : petani A memiliki tanah di 3 tempat untuk usahataninya.
Setiap tanah di suatu tempat disebut persil. Persil 1 = 3 ha, Persil 2 = 0,5 ha, Persil 3 = 0,8 ha,
sehingga totalnya adalah 4,34 ha. Total luas pertanian adalah jumlah luas per tanaman pada
tanah usahatani yang diusahakan dalam waktu satu tahun.
1.2. Tenaga Kerja
A. Tenaga kerja
adalah energi yang dicurahkan dalam suatu proses kegiatan untuk
menghasilkan suatu produk.
Tenaga kerja manusia (laki-laki, perempuan dan anak-anak) bisa
berasal dari dalam maupun luar keluarga.
Tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara upahan dan
sambatan (tolong-menolong, misalnya arisan dimana setiap peserta
arisan akan mengembalikan dalam bentuk tenaga kerja kepada
anggota lainnya).
Lanjutan....!
B. Petani
adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian
atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi
usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil laut.
Petani memiliki banyak fungsi dan kedudukan atas perannya, antara lain:
a. Petani sebagai pribadi
b. Petani sebagai kepala keluarga
c. Petani sebagai guru (tempat bertanya bagi petani lain)
d. Petani sebagai pengelola usahatani
e. Petani sebagai warga sosial, kelompok
f. Petani sebagai warga negara
C. Potensi dan pencurahan tenaga kerja usahatani
Contoh soal:
Pak Abdul berumur 25 tahun, dia adalah pemilik penggarap dan sebagi
buruh tani untuk menambah penghasilan. Istrinya, ibu Abdul berumur 20
tahun. Dengan lahan 0,31 ha, setahun Pak Abdul mencurahkan 340 hari
kerja (HK). Anaknya masih berumur 1 tahun, Ibu Pak Abdul berumur 50
tahun dan menjadi tanggungan Pak Abdul. hitunglah potensi tenaga kerja
yang tersedia:
Dik:
Tenaga kerja pria =1 orang
Tenaga kerja wanita = 2 orang
Anak-anak = 0 orang
Untuk mengetahui potensi tenaga kerja keluarga harus dilipatkan atau
dikalikan pencurahannya dalam satu tahun dengan mengurangkan hari libur dan hari
besar, maka perhitungan optimal dalam kondisi normal, ditetapkan sebagai berikut :
Kredit usaha tani adalah kredit modal kerja yang disalurkan melalui koperasi/KUD dan LSM, untuk
membiayai usaha tani dalam intensifikasi tanaman padi, palawija dan hortikultura.
Ukuran keberhasilan Kredit Usaha Tani ini berpijak pada tiga hal, yaitu:
1. Sukses penyaluran
2. Sukses penggunaan
3. Sukses pengembalian
2. Parsial
Investor hanya bergerak pada
satu atau lebih lingkup kegiatan
kemitraan usaha tani tetapi tidak
secara keseluruhan. Misalnya
hanya mengenai penyediaan
sarana dan prasarana, atau
produksi saja atau pemasaran
saja.
Model Kemitraan
a. Model Intiplasma
Model Intiplasma adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah
atau usaha besar, yang didalamnya usaha menengah atau usaha besar bertindak sebagai
inti dan usaha kecil selaku plasma.
Plasma Plasma
Perusahaan
inti
Kelompok
Plasma
b. Model Kontrak Beli
Model kontrak beli pada model kemitraan ini, terjadi hubungan kerjasama antara kelompok skala
kecil dengan perusahaan agroindustri skala menengah atau besar yang dituangkan dalam suatu
perjanjian kontrak jual beli secara tertulis untuk jangka waktu tertentu yang disaksikan oleh
Instansi Pemerintah.
Gambar . 4
Mekanisme pola
kerjasama
operasional
agribisnis (KOA)
Next ............?
Thank you.....!