PEMBUATAN PRODUK
BAHAN BACAAN
3. Tujuan Produksi
Kegiatan produksi memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan konsumen
Masyarakat memiliki beragam kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan yang tidak terpenuhi,
Mulai dari kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier, dapat menjadikan kehidupan manusia
tidak seimbang.
Pakaian, makanan dan minuman, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, informasi, komunikasi,
gaya hidup, dan lain sebagainya merupakan contoh konkret dari kebutuhan manusia. Oleh
karena itu, produsen memproduksi produk-produk yang dibutuhkan oleh konsumen tersebut
dengan cara menciptakan nilai guna atau menambahkan nilai guna.
b. Memperoleh keuntungan
Bagi produsen, produksi bertujuan agar perusahaan mendapatkan keuntungan. Dengan
menciptakan atau memberikan nilai guna pada sebuah produk, produsen dapat mengambil
selisih dari harga jual dan biaya produksi. Produk yang dikonsumsi oleh masyarakat dibeli dan
produsen mendapatkan pemasukan. Semakin baik perencanaan produksinya, semakin besar
keuntungan yang didapatkan.
b. Menghasilkan barang setengah jadi
Barang setengah jadi yang diproduksi perlu diolah lebih lanjut sampai dapat dikonsumsi
langsung oleh masyarakat.
c. Menjadi stimulan tumbuhnya usaha produksi lain
Adanya produksi suatu produk dapat memicu muncul usaha produk lain yang berkaitan.
Misalnya institusi pendidikan tinggi sebagai produsen jasa pendidikan. Di area dekat kampus
tersebut akan muncul usaha kos-kosan, usaha warung makan dan jajanan, pelayanan
kesehatan, minimarket, pasar tradisional, angkutan, jasa terjemah, dan sebagainya.
d. Mengurangi angka pengangguran
Proses produksi perusahaan mulai dari skala kecil dan menengah tidak mungkin dilakukan
seorang diri oleh owner-nya. Bagaimanapun ingin menekan biaya produksi memerlukan
bantuan orang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan karyawan dengan cara melakukan perekrutan.
Dari rekrutmen ini menambah angka pekerja di Indonesia dan mengurangi angka
pengangguran. Semakin besar perusahaan, semakin besar menyerap tenaga kerja.
e. Meningkatkan penghasilan masyarakat dan negara
Berkurangnya pengangguran tentu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin banyak
masyarakat yang sejahtera, semakin banyak masyarakat membelanjakan keuangannya untuk
mengkonsumsi makanan dan minuman, berwisata, dan membayar pajak. Dengan demikian,
semakin lancar pergerakan ekonomi negara dan pendapatan negara pun naik.
f. Menjadikan produksi Indonesia dikenal di dunia internasional
Kegiatan produksi seringkali tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan lokal atau
domestik. Tidak jarang pasar luar negeri juga membutuhkan produk-produk yang dihasilkan
oleh produsen Indonesia. Sebut saja sambal pecel, kerupuk, arang batok kelapa, sabut
kelapa, furniture, rempah-rempah, dan lain-lain.
4. Jenis-jenis produksi
Di bawah ini beberapa contoh jenis produksi adalah sebagai berikut :
a. Produksi Agraris
Produksi agraris adalah kegiatan produksi yang memanfaatkan sumber daya alam untuk
menghasilkan produk dengan melakukan pengelolaan yang baik. Pengelolaan alam tersebut
akan menghasilkan produk yang dibutuhkan masyarakat.
Contoh produksi agraris:
Menanam padi di sawah, hasil panennya kemudian dijual ke pedagang beras.
Menanam sayuran dan buah, hasil panennya kemudian dijual ke pedagang atau ke
konsumen langsung.
Beternak lele, hasil panennya kemudian di jual ke pedagang ikan atau ke konsumen
langsung.
b. Produksi Industri
Produksi industri adalah kegiatan produksi yang bertujuan untuk mengubah bahan baku
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang nantinya dijual ke konsumen.
Contoh produksi industri:
Industri makanan setengah jadi yang menjual biji jagung kepada pengusaha makanan.
Pengusaha makanan ringan yang mengubah biji jagung menjadi popcorn dan dijual ke
konsumen akhir.
c. Produksi Ekstraktif
Produksi ekstraktif adalah kegiatan produksi yang mengambil sumber daya alam dari dalam
bumi kemudian menjualnya ke perusahaan lain untuk diproses menjadi sesuatu yang baru.
Contoh produksi ekstraktif :
Penambangan batu bara
Penambangan emas
Penambangan minyak bumi
d. Produksi Perdagangan
Produksi perdagangan adalah kegiatan produksi yang berperan sebagai perantara antara
produsen dengan konsumen.
Contoh produksi perdagangan :
Membeli hasil pertanian dari para petani dan kemudian menjualnya kepada perusahaan
dagang atau ke konsumen akhir.
Membeli hasil peternakan dari para peternak dan kemudian menjualnya kepada perusahaan
dagang atau ke konsumen akhir.
e. Produksi Jasa
Produksi jasa adalah kegiatan produksi yang bertujuan untuk menjual jasa berupa keahlian
tertentu yang dapat menangani masalah orang lain.
Contoh produksi jasa:
Jasa bengkel mobil yang membantu memperbaiki dan merawat mobil.
Jasa pijat reflexi yang membantu seseorang untuk menjaga kesehatan seseorang melalui
pijat kesehatan.
f. Produksi Pengangkutan
Produksi pengangkutan adalah kegiatan produksi yang tujuannya untuk melayani pemindahan
atau distribusi barang dari produsen ke lokasi terdekat dengan konsumen.
Contoh produksi pengangkutan:
Mengangkut hasil pertanian dari lokasi pertanian ke pasar untuk dijual ke konsumen.
Mengangkut bahan-bahan sembako ke toko-toko kelontong untuk dijual kembali ke
konsumen.
5. Sistem produksi
Sistem produksi adalah satu rangkaian operasi yang mnegolah atau memproses input berupa
bahan mentah, bahan setengah jadi, part, komponen dan/atau rakitan untuk menghadilkan output
bernilai tambah atau produk akhir dengan mempergunakan sumber daya dari elemen teknologi
(mesin, peralatan, fasilitas produksi dan energi) dan elemen organisasi (tenaga kerja, manajemen,
informasi dan modal). Sistem produksi dikenal dengan 3 komponen yaitu masukan ( input), proses
dan keluaran (output).
Umpan Balik
C. Proses produksi
Proses produksi adalah suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan dan peralatan
untuk menghasilkan produk yang berguna atau bernilai lebih. Porses produksi melalui beberapa
tahapan yang merupakan altivitas menyeluruh yang dilakukan oleh tenaga kerja produksi yang
membuat produk disebut tahapan produksi.
Proses produksi terdiri atas dua jenis yaitu proses produksi terus menerus dan proses produksi
terputus-putus
1. Proses produksi terus menerus (Continous)
Proses produksi terus menerus adalah proses produksi yang berlangsung secara terus menerus
tandap berhenti. Sejak dimulainya kegiatan ushaa selalu mengerjakan produk yang sama,
sehingga prosesnya tidak pernah terputus dengan mengerjakan barang lain. Ciri-ciri proses
produksi terus menerus adalah :
a. Produksi yang dihasilkan pada umumnya dalam jumlah besar (produksi massa) dengan variasi
produk sangat kecil dan sudah distandarisasikan
b. Sistem atau cara penyusunan peralatannya berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang
dihasilkan, disebut product lay out / departementation by product
c. Mesin-meisn yang digunakan untuk menghasilkan produk bersifat khusus ( special purpose
machines)
d. Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan sangat kecil karena mesin biasanya bekerja
secara otomatis sehingga seorang operator tidak perlu mempunyai keahlian skill yang tinggi
untuk pengerjaan produk tersebut.
e. Apabila salah satu mesin/peralatan rusak atau terhenti, maka seluruh proses produksi akan
terhenti
f. Job strukturnya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak
g. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih rendah daripada persediaan bahan
mentah dan bahan dalam proses pada proses produksi yang terputus-putus
h. Diperlukan perawatan khusus terhadap mesin-mesin yang digunakan
i. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan yang tetap ( fixed path equipment) yang
menggunakan tenaga mesin seperti konveyor
Sedangkan kebaikan dan kekurangan sistem produksi terus menerus adalah sebagai berikkut :
Kebaikan Kekurangan
Biaya per unit rendah bila produk dalam Terdapat kesulitan dalam perubahan
volume yang besar dan distandarisir produk
Pemborosan dapat diperkecil karena Proses produksi mudah terhenti, yang
menggunakan tenaga mesin menyebabkan kemacetan seluruh proses
Biaya tenaga kerja rendah produksi
Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah Terdapat kesulitan menghadapi perubahan
karena jaraknya lebih pendek tingkat permintaan
Kelebihan Kekurangan
a. Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi a. Dibutuhkan scheduling, routing yang
perubahan produk yang berhubungan banyak karena produk berbeda
dengan: tergantung pemesan
Process lay out b. Pengawasan produksi sangat sukar
Mesin bersifat umum (general purpose dilakukan
machines) c. Persediaan bahan mentah dna bahan
Sistem pemindahan menggunakan tenaga dalam proses cukup besar
manusia d. Biaya tenaga kerja dan pemindahan
b. Diperoleh penghematan yang dalam bahan sangat tinggi karena
investasi mesin yang bersifat umum menggunakan tenaga kerja yang
c. Proses produksi tidak mudah terhenti, banyak dan mempunyai tenaga ahli
walaupun ada kerusakan di salah satu mesin
4. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas secara umum dapat menggunakan 3 pendekatan yaitu pendekatan
masukan, pendekatan proses dan pendekatan keluaran.
a. Pendekatan masukan
Kualitas produk akhir ditentukan oleh kualitas masukan (input) produksi baik bahan baku,
tenaga kerja maupun fasilitas/peralatan produksi yang digunakan. Pengendalian kualitas
berdasarkan pendekatan masukan adalah pengendalian dengan cara menetapkan standar yang
sangat ketat terhadap spesifikasi masukan proses produksi.
Pengendalian kualitas bahan baku
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pengendalian kualitas bahan baku adalah:
Seleksi sumber-sumber bahan, yang meliputi hal-hal berikut :
- Kualitas dari bahan yang akan digunakan
- Kemampuan pengadaan dari pihak supplier
- Harga bahan
Pemeriksaan dokumen pengadaan dan pemeriksaan penerimaan bahan
Penyimpanan bahan
Pengendalian kualitas bahan setengah jadi
Pengendalian ini dimaksudkan untuk mengetahui adakah bahan setengah jadi yang
mengalami kerudakan. Ada dua jenis kerusakan yang mungkin terjadi dan perlu penanganan
tersendiri agar tidak mengecewakan konsumen serta dapat mengurangi biaya produksi lebih
lanjut yaitu sebagai berikut :
Jika terjadi kerusakan berat pada bahan setengah jadi, bahan tersebut harus dikeluarkan
dari proses produksi berikutnya.
Jika mengalami kerusakan namun masih bisa diperbaiki, bahan setengah jadi tersebut
harus segera diperbaiki.
Pengendalian kualitas barang jadi
Pengendalian kualitas barang jadi harus dilakukan secara teliti. Hal ini dikarenakan kualitas
barang jadi hampir menunjukkan kualitas proses secara keseluruhan. Dengan demikian jika
telah dilakukan pengendalian kualitas bahan baku dan bahan penolong serta pengendalian
kualitas proses, kualitas barang jadi dengan sendirinya telah terkendali.
b. Pendekatan proses
Pengendalian kualitas dengan pendekatan proses dilakukan melalui pengendalian yang ketat
terhadap standar proses produksi yang dijalankan. Setiap pekerja berusaha meminimalisasi
penyimpangan dan setiap kerusakan fasilitas diperbaiki dengan segera. Sebelum melakukan
proses produksi, setiap pekerja terlebih dahulu diberikan pedoman pelaksanaan proses produksi
dan harus betul-betul memahami sampai pekerja tersebut tahu apa yang harus dilakukannya
dan berusaha optimal melakukan sesuai dengan pedoman.
c. Pendekatan keluaran
Pengendalian kualitas dengan menggunakan pendekatan keluaran dilakukan dengan melihat
kesesuaian produk skahir dengan pesanan atau standay yang telah ditetapkan yaitu dilakukan
dengan melihat dan memeriksa sampel produk.
Lampiran 4
GLOSARIUM
Direct material : Bahan yang secara menyeluruh membentuk produk jadi yang dapat
diidentifikasikan secara langsung pada produk yang bersangkutan dan
tidak dapat dipisahkan
Form utility : Suatu barang lebih bernilai guna jika telah diubah bentuknya. Contoh:
kayu diubah menjadi kursi, meja, lemari
Indirect material : bahan yang ikut berperan dalam proses produksi dalam industri tetapi
tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan
Intermittent process : Proses produksi yang mana pola atau urutan pelaksanaan produksinya
production dilakukan sejak bahan baku sampai hingga jadi produk akhir
Ownership utility : Suatu barang lebih bernilai guna jika dimiliki oleh orang yang tepat.
Contoh: cangkul lebih bernilai guna jika dimiliki petani
Performance quality :
Place utility : Suatu barang lebih bernilai guna jika dipindahkan ke tempat yang tepat,
misalnya sayuran di desa akan bernilai guna tinggi jika dibawa ke kota
Plant Layout : suatu pengaturan dan penempatan yang optimal terhadap Fasilitas Pabrik
termasuk Tenaga Kerja, peralatan produksi, ruang penyimpanan,
peralatan penanganan material dan semua layanan pendukung lainnya
dengan desain struktur terbaik untuk menampung semua fasilitas
tersebut.
Principle of Flow : Layout atau Tata letak yang baik adalah Layout yang dapat memperlancar
aliran perpindahan material hingga tahap penyelesaiannya.
Principle of Integration : Suatu Tata Letak yang baik adalah mengintegrasikan manusia, material,
mesin dan layanan pendukung lainnya untuk mendapatkan pemanfaatan
yang optimal terhadap sumber daya yang dimilikinya
Principle of Maximum : Layout yang tidak memakan biaya besar dan waktu lama saat terjadi
Flexibility) perubahaan.
Principle of minimum : Tata Letak harus diatur sedekat mungkin untuk meminimalisasi
distance perjalanan dan pergerakan. Perlu diingat bahwa jarak yang jauh dapat
meningkatkan penggunaan waktu kerja yang juga akan meningkatkan
biaya operasional
Principle of minimum : sebuah Layout atau tata letak yang baik adalah layout yang dapat
handling meminimalisasi penanganan material
Principle of Safety, : Sebuah layout atau tata letak yang baik adalah Layout yang
Security and mempertimbangkan keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kepuasan
Satisfaction tenaga kerja serta keamanan fasilitas seperti menghindari terjadinya
kebakaran dan kemalingan.
Principle of Space : Sebuah Layout atau tata letak yang baik adalah memanfaatkan
Utilisation keseluruhan ruang baik ruang Horizontal maupun ruang Vertikal-nya.
Pemanfaatan optimal bukan saja pada lantai ruangan saja, namun juga
meliputi tinggi ruangan (pemanfaatan tiga dimensi).
Time utility : Suatu barang lebih bernilai guna jika digunakan pada waktu yang tepat.
Contoh: jas hujan ketika hujan.
Lampiran 5
DAFTAR PUSTAKA
Sujatmiko, Harjo (2020) Produk Kreatif dan Kewirausahaan Teknik Komputer dan
Informatika kelas XI, Malang : Kuantum Buku Sejahtera
Patmiyanti, S.Kom (2018) Produk Kreatif dan Kewirausahaan Program Keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan, Yogyakarta : Andi
Ulfa Rahmah Ayuningsih (2018) Produk Kreatif dan Kewirausahaan semua bidang keahlian,
Surakarta : Mediatama
Iman Firmansyah, S.Pd. (2018) Produk Kreatif dan Kewirausahaan SMK/MAK XI, Bandung :
Humaniora
Budiyanto, SE. (2017) Produk Kreatif dan Kewirausahaan, Yogyakarta : CV Nusantara
Nurbani, Novita (2016) Modul Diklat PKB Guru SMK Mata Pelajaran Kewirausahaan C ,
Jakarta : Dirjen GTK Kemendikbud
Hendro (2010) Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas XI, Jakarta : Erlangga
Atty Srie Sulastri (2008) Kewirausahaan untuk SMK Tk. I, Bandung : Grafindo
Mardiyatmo, Drs. (2008) Kewirausahaan untuk kelas X SMK, Surakarta : Yudhistira
Erni Kartikawati, Dra. (2008) Modul Acuan Siswa Terampil (Master) Kewirausahaan Xa,
Klaten : Aviva
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-produksi/
https://ilmumanajemenindustri.com/prinsip-perencanaan-tata-letak-fasilitas-pabrik-plant-
layout/