Anda di halaman 1dari 11

MODUL AJAR 3

PEMBUATAN PRODUK

BAHAN BACAAN

A. Pengertian produksi dan sistem produksi


1. Pengertian produksi
Produksi adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menghasilkan atau menambah nilai manfaat
(faedah) pada suatu barang atau jasa. Arah kegiatannya ditujukan pada upaya pengaturan yang
sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan ( utility) dari suatu barang atau jasa.
 Produksi merupakan kegiatan menghasilkan barang atau jasa.
Contoh : Tuan Husen seorang pengusaha mebel dari bahan kayu jati. Dalam satu bulan dia
mampu menghasilkan 3 set kursi dan 4 buah lemari.
 Produksi merupakan kegiatan mempertinggi (menambah) nilai guna suatu barang atau jasa
Contoh : Tuan Husen yang mengubah kayu jati menjadi kursi dan lemari bisa dikatakan proses
produksi karena pada awalnya sebelum diproses, kayu jati memiliki nilai guna yang rendah
tetapi setelah diolah dan diproses menjadi berbagai bentuk (kursi dan lemari) maka nilai guna
dari kayu jati tersebut menjadi tinggi.

2. Nilai guna suatu barang/jasa


Nilai guna merupakan nilai yang dapat digunakan dari memperoduksi suatu barang atau jasa. Nilai
guna suatu barang atau jasa dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :
a. Berdasarkan bentuknya (form utility)
Suatu barang akan bernilai tinggi apabila telah mengalami perubahan bentuk. Misalnya tanah
liat yang diolah menjadi pot bunga, macam-macam gerabah, genting. Nilai guna tanah liat
sebelum diolah rendah tetapi setelah diproses menjadi pot bunga dan sebagainya menjadi lebih
tinggi.
b. Berdasarkan tempatnya (place utility)
Nilai guna suatu barang atau jasa dapat dipengaruhi oleh tempat. Misalnya letusan gunung
merapi yang membawa jutaan pasir, bagi masyarakat sekitar nila guna pasir rendah tetapi
setelah pasir tersebut diangkut ke kota-kota besar, nilai guna pasir menjadi lebih tinggi.
c. Berdasarkan waktu (time utility)
Pada musim kemarau, nilai guna jas hujan rendah karena orang tidak akan menggunakan jas
hujan tersebut. Namun ketika musin hujan datang, jas hujan nilainya menjadi lebih tinggi
karena orang akan menggunakan jas hujan tersebut. Dengan demikian jas hujan memiliki nilai
guna yang tinggi pada musin hujan.
d. Berdasarkan kepemilikan (ownership utility)
Bagi seorang petani, cangkul/bajak merupakan alat yang paling penting untuk mengolah
tanahnya. Namun cangkul tersebut akan bernilai rendah jika petani memiliki/menggunakan
traktor yang lebih cepat untuk mengolah sawahnya.

3. Tujuan Produksi
Kegiatan produksi memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan konsumen
Masyarakat memiliki beragam kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan yang tidak terpenuhi,
Mulai dari kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier, dapat menjadikan kehidupan manusia
tidak seimbang.
Pakaian, makanan dan minuman, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, informasi, komunikasi,
gaya hidup, dan lain sebagainya merupakan contoh konkret dari kebutuhan manusia. Oleh
karena itu, produsen memproduksi produk-produk yang dibutuhkan oleh konsumen tersebut
dengan cara menciptakan nilai guna atau menambahkan nilai guna.
b. Memperoleh keuntungan
Bagi produsen, produksi bertujuan agar perusahaan mendapatkan keuntungan. Dengan
menciptakan atau memberikan nilai guna pada sebuah produk, produsen dapat mengambil
selisih dari harga jual dan biaya produksi. Produk yang dikonsumsi oleh masyarakat dibeli dan
produsen mendapatkan pemasukan. Semakin baik perencanaan produksinya, semakin besar
keuntungan yang didapatkan.
b. Menghasilkan barang setengah jadi
Barang setengah jadi yang diproduksi perlu diolah lebih lanjut sampai dapat dikonsumsi
langsung oleh masyarakat.
c. Menjadi stimulan tumbuhnya usaha produksi lain
Adanya produksi suatu produk dapat memicu muncul usaha produk lain yang berkaitan.
Misalnya institusi pendidikan tinggi sebagai produsen jasa pendidikan. Di area dekat kampus
tersebut akan muncul usaha kos-kosan, usaha warung makan dan jajanan, pelayanan
kesehatan, minimarket, pasar tradisional, angkutan, jasa terjemah, dan sebagainya.
d. Mengurangi angka pengangguran
Proses produksi perusahaan mulai dari skala kecil dan menengah tidak mungkin dilakukan
seorang diri oleh owner-nya. Bagaimanapun ingin menekan biaya produksi memerlukan
bantuan orang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan karyawan dengan cara melakukan perekrutan.
Dari rekrutmen ini menambah angka pekerja di Indonesia dan mengurangi angka
pengangguran. Semakin besar perusahaan, semakin besar menyerap tenaga kerja.
e. Meningkatkan penghasilan masyarakat dan negara
Berkurangnya pengangguran tentu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin banyak
masyarakat yang sejahtera, semakin banyak masyarakat membelanjakan keuangannya untuk
mengkonsumsi makanan dan minuman, berwisata, dan membayar pajak. Dengan demikian,
semakin lancar pergerakan ekonomi negara dan pendapatan negara pun naik.
f. Menjadikan produksi Indonesia dikenal di dunia internasional
Kegiatan produksi seringkali tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan lokal atau
domestik. Tidak jarang pasar luar negeri juga membutuhkan produk-produk yang dihasilkan
oleh produsen Indonesia. Sebut saja sambal pecel, kerupuk, arang batok kelapa, sabut
kelapa, furniture, rempah-rempah, dan lain-lain.

4. Jenis-jenis produksi
Di bawah ini beberapa contoh jenis produksi adalah sebagai berikut :
a. Produksi Agraris
Produksi agraris adalah kegiatan produksi yang memanfaatkan sumber daya alam untuk
menghasilkan produk dengan melakukan pengelolaan yang baik. Pengelolaan alam tersebut
akan menghasilkan produk yang dibutuhkan masyarakat.
Contoh produksi agraris:
 Menanam padi di sawah, hasil panennya kemudian dijual ke pedagang beras.
 Menanam sayuran dan buah, hasil panennya kemudian dijual ke pedagang atau ke
konsumen langsung.
 Beternak lele, hasil panennya kemudian di jual ke pedagang ikan atau ke konsumen
langsung.
b. Produksi Industri
Produksi industri adalah kegiatan produksi yang bertujuan untuk mengubah bahan baku
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang nantinya dijual ke konsumen.
Contoh produksi industri:
 Industri makanan setengah jadi yang menjual biji jagung kepada pengusaha makanan.
 Pengusaha makanan ringan yang mengubah biji jagung menjadi popcorn dan dijual ke
konsumen akhir.
c. Produksi Ekstraktif
Produksi ekstraktif adalah kegiatan produksi yang mengambil sumber daya alam dari dalam
bumi kemudian menjualnya ke perusahaan lain untuk diproses menjadi sesuatu yang baru.
Contoh produksi ekstraktif :
 Penambangan batu bara
 Penambangan emas
 Penambangan minyak bumi
d. Produksi Perdagangan
Produksi perdagangan adalah kegiatan produksi yang berperan sebagai perantara antara
produsen dengan konsumen.
Contoh produksi perdagangan :
 Membeli hasil pertanian dari para petani dan kemudian menjualnya kepada perusahaan
dagang atau ke konsumen akhir.
 Membeli hasil peternakan dari para peternak dan kemudian menjualnya kepada perusahaan
dagang atau ke konsumen akhir.
e. Produksi Jasa
Produksi jasa adalah kegiatan produksi yang bertujuan untuk menjual jasa berupa keahlian
tertentu yang dapat menangani masalah orang lain.
Contoh produksi jasa:
 Jasa bengkel mobil yang membantu memperbaiki dan merawat mobil.
 Jasa pijat reflexi yang membantu seseorang untuk menjaga kesehatan seseorang melalui
pijat kesehatan.
f. Produksi Pengangkutan
Produksi pengangkutan adalah kegiatan produksi yang tujuannya untuk melayani pemindahan
atau distribusi barang dari produsen ke lokasi terdekat dengan konsumen.
Contoh produksi pengangkutan:
 Mengangkut hasil pertanian dari lokasi pertanian ke pasar untuk dijual ke konsumen.
 Mengangkut bahan-bahan sembako ke toko-toko kelontong untuk dijual kembali ke
konsumen.

5. Sistem produksi
Sistem produksi adalah satu rangkaian operasi yang mnegolah atau memproses input berupa
bahan mentah, bahan setengah jadi, part, komponen dan/atau rakitan untuk menghadilkan output
bernilai tambah atau produk akhir dengan mempergunakan sumber daya dari elemen teknologi
(mesin, peralatan, fasilitas produksi dan energi) dan elemen organisasi (tenaga kerja, manajemen,
informasi dan modal). Sistem produksi dikenal dengan 3 komponen yaitu masukan ( input), proses
dan keluaran (output).

Bagan Proses Transformasi pada Input-Output Sistem Produksi

Input Proses Transformasi


1. SDM
2. Modal 1. Memindahkan Output
3. Bahan Baku 2. Mengubah fisik 1. Barang
4. Keahlian 3. Penyimpanan 2. Jasa
5. Mesin 4. Pelayanan
6. Informasi dari luar 5. Penjualan

Umpan Balik

Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik yaitu :


a. Mempunyai kompnen atau elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu
kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen structural yang membangun sistem
produksi.
b. Mempunyai tujuan yang mendasari keberagaman, yaitu menghasilkan produk berkalitas dan
dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.
c. Mempunyai aktivitas berupa proses tranformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif
dan efisien
d. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya berupa optimalisasi
pengalokasian sumber-sumber daya

B. Kebutuhan proses produksi


Sebelum melaksanakan proses produksi, seorang wirausaha perlu merancang kebutuhan sarana dan
prasarana yang akan digunakan dalam menghasilkan produk. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan
dalam proses produksi disebut sebagai input yang meliputi bahan baku, tenaga kerja,
mesin/peralatan, lokasi dan biaya produksi.
1. Bahan baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk di mana bahan tersebut
secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari bentuk
barang). Dalam mneyusun kebutuhan bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi harus
mengacu pada karakteristik produk yang akan dihasilkan. Misalnya setelah melakukan analisis
yang telah dilakukan terhadap pasar produk yang akan dihasilkan, konsumen menginginkan
produk yang memiliki rasa manis dan beraroma coklat. Maka bahan yang dibutuhkan dalam
proses produksi adalah gula dan perasa coklat.
Bahan baku terdiri dari dua jenis yaitu bahan baku langsug ( direct material) dan bahan baku
tidak langsung (indirect material).
a. Bahan baku langsung
Bahan baku langsung atau direct material adalah semua bahan baku yang merupakan bagian
dari barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang di keluarkan untuk membeli bahan baku langsung
ini mempunyai hubungan erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
b. Bahan Baku Tidak langsung
Bahan baku tidak langsung atau disebut juga dengan indirect material, adalah bahan baku
yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung tampak pada barang
jadi yang dihasilkan.
Sebagai contoh dari jenis bahan baku adalah apabila barang jadi yang dihasilkan adalah meja
dan kursi, maka yang merupakan bahan baku langsung dari pembuatan meja dan kursi tersebut
adalah kayu, sedangkan yang termasuk ke dalam bahan baku tidak langsung adalah paku dan
plamir yang berfungsi sebagai perekat kayu dan dasar cat untuk kursi yang dihasilkan.
Adapun kriteria dari bahan baku, meliputi :
 Fungsi, jika bahan tidak tersedia maka produk tidak dapat dihasilkan atau tidak dapat berfunsi
 Penggunaan, memiliki porsi yang lebih dominan daripada bahan yang lain.
Syarat-syarat pemilihan bahan baku agar produksi berjalan dengan lancar yaitu sebagai berikut :
 Memiliki kualitas yang baik
 Mudah diperoleh
 Mudah diolah
 Harga yang relative murah
2. Tenaga kerja
Dalam proses produksi, tenaga kerja merupakan penggerak berjalannya proses produksi.
Wirausaha perlu melakukan perencanaan tenaga kerja, agar kebutuhan tenaga kerjanya di masa
sekarang dan masa yang akan datang sesuai dengan beban kerja yang ada. Jika tenaga kerja
melebihi beban kerja yang ada, maka akan berakibat banyak tenaga kerja yang menganggur
atau tidak bekerja secara optimal. Sebaliknya jika jumlah tenaga kerja lebih sedikit dibandingkan
dengan beban kerja yang ada, akan berakibat pada adanya pekerjaan yang tidak terselesaikan
secara optimal dan tentunya tenaga kerja akan bekerja melebihi kemampuannya.
3. Mesin dan peralatan
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam suatu proses produksi memiliki peran yang cukup
besar di dalam keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produksi baik dalam hal kuantitas,
kualitas maupun kontinuitasnya. Setelah wirausaha menetapkan produk yang akan diproduksi,
maka wirausaha mengidentifikasi kebutuhan mesin dan peralatan produksi baik jumlah, jenis,
kapasitas dan spesifikasi lainnya.
Setelah dilakukan pengadaan mesin atau peralatan produksi, maka selanjutnya yang perlu
diperhatikan adalah penempatan atau tata letaknya pada ruangan produksi. Mesin atau peralatan
produksi yang digunakan perlu senantiasa dilakukan perawatan agar proses produksi dapat
berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
Selain perencanaan dalam kebutuhan, penyusunan tata letak dan pemeliharaan mesin atau
peralatan produksi, perusahaan juga harus senantiasa memperhatikan dan mengikuti
perkembangan teknologi terkait dengan penggunaan mesin atau peralatan produksi.
4. Lokasi
Lokasi untuk usaha memerlukan tempat yang strategis, efisien dan menarik baik bagi wirausaha
maupun bagi konsumen, sehingga konsumen tetap loyal. Contoh dekat ke pemasok, konsumen,
transportasi atau alat. Lokasi usaha yang baik akan menghasilkan biaya transportasi, biaya
produksi dan biaya distribusi jadi relatif lebih kecil.
Faktor-faktor utama dalam memilih lokasi usaha yaitu sebagai berikut :
 Kedekatan dengan lokasi sumber bahan baku
 Kedekatan dengan lokasi pasar produk perusahaan
 Ketersediaan fasilitsa transportasi
 Ketersesiaan tenaga kerja
 Ketersediaan pembangkit tenaga
5. Biaya produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh
faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan
barang-barang yang diproduksi perusahaan tersebut.
Biaya produksi digolongkan menjadi dua yaitu menurut perilaku dan menurut jenisnya
a. Biaya produksi menurut perilaku
 Biaya tetap, yaitu biaya yang besarnya tetap, berapapun jumlah produksinya bahkan saat
perusahaan tidak berproduksi. Misalnya biaya gaji untuk tenaga kerja tetap, penyusutan
peralatan, pajak lahan, biaya asuransi, sewa tempat usaha dan sebagainya.
 Biaya tidak tetap, yaitu biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya
produksi atau dengan kata lain biaya yang dalam periode tertentu jumlahnya dapat
berubah tergantung pada tingkat produksi yang dihasilkan. Misalnya biaya untuk
pembelian bahan baku, biaya upah tenaga kerja borongan dan sebagainya.
b. Biaya produksi menurut jenisnya
 Biaya langsung (pokok), merupakan biaya yang langsung terkait atau menjadi bagian
pokok dari produk yang dihasilkan. Biaya yang digolongkan dalam jenis ini adalah biaya
bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
 Biaya tidak langsung, merupakan biaya yang secara tidak langsung digunakan untuk
menghasilkan produk atau biaya yang terikat bukan pada bagian pokok dari produk yang
dihasilkan. Biaya yang digolongkan dalam jenis ini adalah biaya bahan tidak langsung dan
tenaga kerja tidak langsung.
 Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
administrasi kantor perusahaan dan umum, misalnya biaya untuk menggaji pimpinan dan
pegawai kantor, perlengkapan kantor dan sebagainya.

C. Proses produksi
Proses produksi adalah suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan dan peralatan
untuk menghasilkan produk yang berguna atau bernilai lebih. Porses produksi melalui beberapa
tahapan yang merupakan altivitas menyeluruh yang dilakukan oleh tenaga kerja produksi yang
membuat produk disebut tahapan produksi.
Proses produksi terdiri atas dua jenis yaitu proses produksi terus menerus dan proses produksi
terputus-putus
1. Proses produksi terus menerus (Continous)
Proses produksi terus menerus adalah proses produksi yang berlangsung secara terus menerus
tandap berhenti. Sejak dimulainya kegiatan ushaa selalu mengerjakan produk yang sama,
sehingga prosesnya tidak pernah terputus dengan mengerjakan barang lain. Ciri-ciri proses
produksi terus menerus adalah :
a. Produksi yang dihasilkan pada umumnya dalam jumlah besar (produksi massa) dengan variasi
produk sangat kecil dan sudah distandarisasikan
b. Sistem atau cara penyusunan peralatannya berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang
dihasilkan, disebut product lay out / departementation by product
c. Mesin-meisn yang digunakan untuk menghasilkan produk bersifat khusus ( special purpose
machines)
d. Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan sangat kecil karena mesin biasanya bekerja
secara otomatis sehingga seorang operator tidak perlu mempunyai keahlian skill yang tinggi
untuk pengerjaan produk tersebut.
e. Apabila salah satu mesin/peralatan rusak atau terhenti, maka seluruh proses produksi akan
terhenti
f. Job strukturnya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak
g. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih rendah daripada persediaan bahan
mentah dan bahan dalam proses pada proses produksi yang terputus-putus
h. Diperlukan perawatan khusus terhadap mesin-mesin yang digunakan
i. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan yang tetap ( fixed path equipment) yang
menggunakan tenaga mesin seperti konveyor
Sedangkan kebaikan dan kekurangan sistem produksi terus menerus adalah sebagai berikkut :

Kebaikan Kekurangan
 Biaya per unit rendah bila produk dalam  Terdapat kesulitan dalam perubahan
volume yang besar dan distandarisir produk
 Pemborosan dapat diperkecil karena  Proses produksi mudah terhenti, yang
menggunakan tenaga mesin menyebabkan kemacetan seluruh proses
 Biaya tenaga kerja rendah produksi
 Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah  Terdapat kesulitan menghadapi perubahan
karena jaraknya lebih pendek tingkat permintaan

2. Proses produksi terputus-putus (Intermittent)


Proses produksi terputus-putus adalah kegiatan produksi yang tidak memiliki standar, tetapi
didasarkan pada produk yang dikerjakan, sehingga peralatan produsi yang digunakan disusun dan
diatur secara fleksibel untuk dapat dipergunakan dalam menghasilkan berbagai produk dan
berbagai ukuran. Proses produksi ini digunakan untuk pabrik yang mengerjakan bermacam-macam
barang dengan jumlah setiap macam hanya sedikit. Ciri-ciri proses produksi terputus-putus adalah
sebagai berikut :
a. Produk yang dihasilkan biasanya dalam jumlah kecil, variasi sangat besar dan berdasarkan
pesanan
b. Sistem atau vara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau
peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut dengan process lay
out (departementation by equipment)
c. Mesin-mesin yang digunakan bersifat umum ( general purpose machines) dan dapat digunakan
untuk menghasilkan bermacam-macam produk dengan variasi yang hampir sama.
d. Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan cukup besar, sehingga operator
memerlukan keahlian yang tinggi dalam pengerjaan produk serta terhadap pekerjaan yang
bermacam-macam yang menimbulkan pengawasan yang lebih sulit.
e. Proses produksi tidak mudah berhenti walaupu terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu
mesin
f. Persediaan bahan mentah pada umumnya tinggi karena dapat ditentukan pesanan apa yang
harus dipesan oleh pembeli, dan persediaan bahan dalam proses lebih tinggi dari proses
produksi yang terus menerus karena prosesnya terputus-putus.
g. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat berpindah secara
bebas yang menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong ( forklift)
h. Pemindahan bahan sering dilakukan bolak balik sehingga perlu adanya ruang gerak yang besar
dan ruang tempat bahan-bahan dalam proses yang besar.

Sedangkan kelebihan dan kekurangan proses produksi terputus-putus adalah :

Kelebihan Kekurangan
a. Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi a. Dibutuhkan scheduling, routing yang
perubahan produk yang berhubungan banyak karena produk berbeda
dengan: tergantung pemesan
 Process lay out b. Pengawasan produksi sangat sukar
 Mesin bersifat umum (general purpose dilakukan
machines) c. Persediaan bahan mentah dna bahan
 Sistem pemindahan menggunakan tenaga dalam proses cukup besar
manusia d. Biaya tenaga kerja dan pemindahan
b. Diperoleh penghematan yang dalam bahan sangat tinggi karena
investasi mesin yang bersifat umum menggunakan tenaga kerja yang
c. Proses produksi tidak mudah terhenti, banyak dan mempunyai tenaga ahli
walaupun ada kerusakan di salah satu mesin

D. Pengendalian mutu produk


1. Pengertian pengendalian kualitas
Secara definisi, kualitas adalah suatu istilah relatif yang sangat bergantung pada sitausi atau
secara subjektif konsumen, kualitas adalah sesuatu yang cocok dengan selera. Oleh karena itu,
produk yang berkualitas jika produk tersebut memiliki kecocokan penggunaan bagi dirinya. Kualitas
produk dapat berkaitan dengan kehandalan, ketahanan waktu yang tepat, penampilannya,
integritasnya, kemurniannya, individualitasnya atau kombinasi dari faktor tersebut.
Adapun secara objektif, kualitas adalah suatu standar khusus berdasarkan kemampuannya
(availability), kinerja (performance), keandalan (reability), kemudahan pemeliharaannya
(maintainability), dan karakteristiknya dapat diukur. Pengawasan kualitas barang lebih mudah
dibandingkan dengan pengawasan kualitas jasa. Dalam hal ini terdapat 3 ukuran kualitas yang
dapat digunakan untuk barang yaitu sebagai berikut :
a. Kualitas desain (design quality)
Berhubungan dengan sifat-sifat keunggulan pada saat barang tersebut diimpikan. Kualitas
desain dipengaruhi oleh faktor kualitas input, teknologi yang digunakan dan kualitas tenaga
kerja.
b. Kualitas penampilan (performance quality)
Mencakup performa produk waktu yang akan datang, dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
 Kehandalan produk, yang berkaitan dengan waktu penggunaan sebelum kerusakan
 Perawatan produk, yang berkaitan dengan kemampuan mereparasi dan mengganti dengan
cepat produk yang rusak
c. Kualitas memenuhi (conformance quality)
Berkaitan dengan apakah produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan
atau yang diharapkan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas


a. Pasar atau tingkat persaingan
Makin tinggi persaingan akan memberikan pengaruh pada perusahaan untuk menghasilkan
produk yang berkualitas.
b. Tujuan organisasi
Apabila perusahaan bertujuan untuk menghasilkan volume output tinggi, barang yang berharga
rendah atau menghasilkan barang yang berharga mahal dan eksklusif ?
c. Pengujian produk
Pengujian yang kurang memadai terhadap produk yang dihasilkan akan berakibat kegagalan
dalam mengungkapkan kekurangan yang terdapat dalam produk
d. Desain produk
Cara mendesain produk pada awalnya dapat menentukan kualitas produk itu sendiri
e. Proses produksi
Prosedur untuk memproduksi produk dapat juga menentukan kualitas produk yang dihasilkan
f. Kualitas input
Jika bahan yang digunakan tidak memenuhi standar, tenaga kerja tidak terlatih atau
perlengkapan yang digunakan tidak tepat akan berakibat pada kualitas produk yang dihasilkan
kurang baik pula.
g. Perawatan perlengkapan
Jika perlengkapan tidak dirawat dan dipelihara secara tepat atau suku cadang tidak tersedia
maka kualitas produk akan kurang baik
h. Standar kualitas
Jika perhatian pada kualitas dalam oragnisasi tidak terlihat, tidak ada pengujian maupun
inspeksi maka output yang berkualitas tinggi akan sulit dicapai
i. Umpan balik konsumen
Apabila perusahaan kyrang sensitif terhadap keluhan-keluhan konsumen, kualitas tidak akan
meningkat secara signifikan.

3. Manfaat pengendalian kualitas


Pengendalian kualitas produk diperlukan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan rencan
produksi. Oleh karena itu, dengan terkendalinya kualitas produksi baik pengendalian kualitas
dengan pendekatan masukan, proses maupun keluaran akan memberi manfaat baik bagi
perusahaan maupun bagi konsumen.
a. Manfaat bagi perusahaan :
 Tercapainya efisiensi, karena tidak ada pemborosan bahan baku dan tidak ada pemborosan
waktu maupun tenaga
 Menekan biaya sehingga biaya rata-rata dan harga jual menjadi rendah
 Meningkatkan penjualan di samping karena harga jual relatif rendah juga karena kualitas
barang yang terjamin
b. Manfaat bagi konsumen
Konsumen merasa puas karena dapat memperolah barang yang berkualitas dengan harga yang
bersaing.

4. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas secara umum dapat menggunakan 3 pendekatan yaitu pendekatan
masukan, pendekatan proses dan pendekatan keluaran.
a. Pendekatan masukan
Kualitas produk akhir ditentukan oleh kualitas masukan (input) produksi baik bahan baku,
tenaga kerja maupun fasilitas/peralatan produksi yang digunakan. Pengendalian kualitas
berdasarkan pendekatan masukan adalah pengendalian dengan cara menetapkan standar yang
sangat ketat terhadap spesifikasi masukan proses produksi.
 Pengendalian kualitas bahan baku
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pengendalian kualitas bahan baku adalah:
 Seleksi sumber-sumber bahan, yang meliputi hal-hal berikut :
- Kualitas dari bahan yang akan digunakan
- Kemampuan pengadaan dari pihak supplier
- Harga bahan
 Pemeriksaan dokumen pengadaan dan pemeriksaan penerimaan bahan
 Penyimpanan bahan
 Pengendalian kualitas bahan setengah jadi
Pengendalian ini dimaksudkan untuk mengetahui adakah bahan setengah jadi yang
mengalami kerudakan. Ada dua jenis kerusakan yang mungkin terjadi dan perlu penanganan
tersendiri agar tidak mengecewakan konsumen serta dapat mengurangi biaya produksi lebih
lanjut yaitu sebagai berikut :
 Jika terjadi kerusakan berat pada bahan setengah jadi, bahan tersebut harus dikeluarkan
dari proses produksi berikutnya.
 Jika mengalami kerusakan namun masih bisa diperbaiki, bahan setengah jadi tersebut
harus segera diperbaiki.
 Pengendalian kualitas barang jadi
Pengendalian kualitas barang jadi harus dilakukan secara teliti. Hal ini dikarenakan kualitas
barang jadi hampir menunjukkan kualitas proses secara keseluruhan. Dengan demikian jika
telah dilakukan pengendalian kualitas bahan baku dan bahan penolong serta pengendalian
kualitas proses, kualitas barang jadi dengan sendirinya telah terkendali.
b. Pendekatan proses
Pengendalian kualitas dengan pendekatan proses dilakukan melalui pengendalian yang ketat
terhadap standar proses produksi yang dijalankan. Setiap pekerja berusaha meminimalisasi
penyimpangan dan setiap kerusakan fasilitas diperbaiki dengan segera. Sebelum melakukan
proses produksi, setiap pekerja terlebih dahulu diberikan pedoman pelaksanaan proses produksi
dan harus betul-betul memahami sampai pekerja tersebut tahu apa yang harus dilakukannya
dan berusaha optimal melakukan sesuai dengan pedoman.
c. Pendekatan keluaran
Pengendalian kualitas dengan menggunakan pendekatan keluaran dilakukan dengan melihat
kesesuaian produk skahir dengan pesanan atau standay yang telah ditetapkan yaitu dilakukan
dengan melihat dan memeriksa sampel produk.
Lampiran 4
GLOSARIUM

Direct material : Bahan yang secara menyeluruh membentuk produk jadi yang dapat
diidentifikasikan secara langsung pada produk yang bersangkutan dan
tidak dapat dipisahkan
Form utility : Suatu barang lebih bernilai guna jika telah diubah bentuknya. Contoh:
kayu diubah menjadi kursi, meja, lemari
Indirect material : bahan yang ikut berperan dalam proses produksi dalam industri tetapi
tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan
Intermittent process : Proses produksi yang mana pola atau urutan pelaksanaan produksinya
production dilakukan sejak bahan baku sampai hingga jadi produk akhir
Ownership utility : Suatu barang lebih bernilai guna jika dimiliki oleh orang yang tepat.
Contoh: cangkul lebih bernilai guna jika dimiliki petani
Performance quality :
Place utility : Suatu barang lebih bernilai guna jika dipindahkan ke tempat yang tepat,
misalnya sayuran di desa akan bernilai guna tinggi jika dibawa ke kota
Plant Layout : suatu pengaturan dan penempatan yang optimal terhadap Fasilitas Pabrik
termasuk Tenaga Kerja, peralatan produksi, ruang penyimpanan,
peralatan penanganan material dan semua layanan pendukung lainnya
dengan desain struktur terbaik untuk menampung semua fasilitas
tersebut.
Principle of Flow : Layout atau Tata letak yang baik adalah Layout yang dapat memperlancar
aliran perpindahan material hingga tahap penyelesaiannya.
Principle of Integration : Suatu Tata Letak yang baik adalah mengintegrasikan manusia, material,
mesin dan layanan pendukung lainnya untuk mendapatkan pemanfaatan
yang optimal terhadap sumber daya yang dimilikinya
Principle of Maximum : Layout yang tidak memakan biaya besar dan waktu lama saat terjadi
Flexibility) perubahaan.
Principle of minimum : Tata Letak harus diatur sedekat mungkin untuk meminimalisasi
distance perjalanan dan pergerakan. Perlu diingat bahwa jarak yang jauh dapat
meningkatkan penggunaan waktu kerja yang juga akan meningkatkan
biaya operasional
Principle of minimum : sebuah Layout atau tata letak yang baik adalah layout yang dapat
handling meminimalisasi penanganan material
Principle of Safety, : Sebuah layout atau tata letak yang baik adalah Layout yang
Security and mempertimbangkan keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kepuasan
Satisfaction tenaga kerja serta keamanan fasilitas seperti menghindari terjadinya
kebakaran dan kemalingan.
Principle of Space : Sebuah Layout atau tata letak yang baik adalah memanfaatkan
Utilisation keseluruhan ruang baik ruang Horizontal maupun ruang Vertikal-nya.
Pemanfaatan optimal bukan saja pada lantai ruangan saja, namun juga
meliputi tinggi ruangan (pemanfaatan tiga dimensi).
Time utility : Suatu barang lebih bernilai guna jika digunakan pada waktu yang tepat.
Contoh: jas hujan ketika hujan.
Lampiran 5
DAFTAR PUSTAKA

 Sujatmiko, Harjo (2020) Produk Kreatif dan Kewirausahaan Teknik Komputer dan
Informatika kelas XI, Malang : Kuantum Buku Sejahtera
 Patmiyanti, S.Kom (2018) Produk Kreatif dan Kewirausahaan Program Keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan, Yogyakarta : Andi
 Ulfa Rahmah Ayuningsih (2018) Produk Kreatif dan Kewirausahaan semua bidang keahlian,
Surakarta : Mediatama
 Iman Firmansyah, S.Pd. (2018) Produk Kreatif dan Kewirausahaan SMK/MAK XI, Bandung :
Humaniora
 Budiyanto, SE. (2017) Produk Kreatif dan Kewirausahaan, Yogyakarta : CV Nusantara
 Nurbani, Novita (2016) Modul Diklat PKB Guru SMK Mata Pelajaran Kewirausahaan C ,
Jakarta : Dirjen GTK Kemendikbud
 Hendro (2010) Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas XI, Jakarta : Erlangga
 Atty Srie Sulastri (2008) Kewirausahaan untuk SMK Tk. I, Bandung : Grafindo
 Mardiyatmo, Drs. (2008) Kewirausahaan untuk kelas X SMK, Surakarta : Yudhistira
 Erni Kartikawati, Dra. (2008) Modul Acuan Siswa Terampil (Master) Kewirausahaan Xa,
Klaten : Aviva
 https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-produksi/
 https://ilmumanajemenindustri.com/prinsip-perencanaan-tata-letak-fasilitas-pabrik-plant-
layout/

Anda mungkin juga menyukai