Anda di halaman 1dari 9

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

“ KEGIATAN PRODUKSI , KONSUMSI DAN DISTRIBUSI ”

DISUSUN OLEH :

EGI AULIA PUTRI

KELAS :

VII A

MTS NEGERI 5 KOTA JAMBI

TAHUN AJARAN

2019/2020
KEGIATAN PRODUKSI, DISTRIBUSI DAN KONSUMSI

A. KEGIATAN PRODUKSI

Secara sempit produksi dapat diartikan sebagai kegiatan manusia untuk


membuat suatu barang atau mengubah suatu barang menjadi barang lain.
Sedangkan secara luas produksi dapat diartikan sebagai segala kegiatan manusia
baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung yang ditunjukkan
sebagai upaya menambah atau mempertinggi nilai guna suatu barang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka mencapai kemakmuran.

Produksi meliputi semua kegiatan yang tidak hanya membuat barang saja,
tetapi dapat juga termasuk pembuatan atau penciptaan dalam bentuk pelayanan
atau jasa. Contohnya : jasa Akuntan, jasa Ojek Online, dan
sebagainya. Perhatikan gambar 3.3.1

Gambar 3.3.1 ibu-ibu yang sedang menjahit termasuk contoh kegiatan produksi ( sumber : www.google.co.id)

Adapun tujuan dari kegiatan produksi suatu barang atau jasa, yaitu sebagai
berikut :
1. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan keperluan barang dan jasa
2. Menghasilkan barang atau jasa
3. Meningkatkan nilai guna suatu barang atau jasa
4. Memperluas lapangan kerja
5. Memenuhi kebutuha pasar baik dalam negeri maupun luar negeri
6. Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya

Dalam melakukan produksi tentunya diperlukan bahan-bahan untuk


menopang proses produksi, proses tersebut dinamakan faktor produksi. Dalam
ilmu ekonomi faktor produksi tersebut terdiri dari 4 faktor, yaitu :
1. Faktor Produksi Alam
Faktor produksi alam adalah segala sumber daya ekonomi yang disediakan oleh
alam dan dapat menunjang kegiatan produksi. Faktor produksi alam terdiri atas
tanah, bahan tambang, mineral, air, udara, dan iklim.
2. Faktor Produksi Tenaga Kerja
Faktor tenaga kerja adalah segala kegiatan yang dilakukan manusia , baik jasmani
maupun pikiran , yang ditunjukkan untuk kegiatan produksi. Faktor tenaga kerja
dikelompokkan menjadi :
a. Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau
kemahiran dalam bidang tertentu dengan menempuh pendidikan terlebih dahulu.
Contoh : guru, akuntan, pengacara, aristek, psikolog, dan lain sebagainya.
b. Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu yang sudah melalui
latihan dan pengalaman sebelum bekerja. Contoh : sopir, mekanik, penjahit,
pemangkas rambut, dan sebagainya.
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang bekerja
tidak pendidikan dan latihan secara khusus dalam pekerjaannya. Contoh : tukang
cuci, tukang sapu, juru parkir, dan lain sebagainya.
3. Faktor Produksi Modal
Faktor produksi modal adalah segala hasil produksi yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa lainnya. Faktor produksi modal tidak hanya berupa
uang, melainkan dapat berupa barang yang dihasilkan.
4. Faktor Produksi Kewirausahaan
Faktor produksi kewirausahaan (entreprenuer ) adalah kemampuan manusia untuk
menjalankan dan mengatur kegiatan produksi sehingga produksi dapat berjalan
dengan efisien dan memperoleh keuntungan yang maksimal.

Semakin hari jumlah penduduk terus bertambah. Pertambahan jumlah


penduduk tentunya diikuti dengan peningkatan permintaan barang/ jasa sebagai
alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Disisi lain, sumber daya yang tersedia
jumlahnya terbatas. Kondisi ini mendorong manusia untuk berpikir dan berbuat
sesuatu untuk mencari jalan keluar. Dalam bidang ekonomi, jalan keluar yang
ditempuh, antara lain melalui upaya peningkatan jumlah dan kualitas produksi.

Cara yang dapat dilakukan untuk peningkatan jumlah dan kualitas


produksi, antara lain sebagai berikut :
1. Intensifikasi
Intensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara
meningkatkan kemampuan atau memaksimalkan produktivitas faktor-faktor
produksi yang sudah ada. Misalnya, berusaha meningkatkan kualitas tenaga kerja,
memperbaiki cara-cara berproduksi, dan lain sebagainya.
2. Ekstensifikasi
Ekstensifikasi adalah usaha untuk meningkatkan produksi dengan cara menambah
atau memperluas faktor-faktor produksi yang digunakan. Misalnya, membuka
cabang baru, menambah jumlah tenaga kerja baru, menambah peralatan baru, dan
sebagainya.
3. Diversifikasi
Diversifikasi adalah usaha untuk meningkatkan produksi dengan cara menambah
jenis atau keanekaragaman hasil produksi. Misalnya selain membuat roti tawar
juga membuat roti manis.
4. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah usaha untuk meningkatkan produksi dengan cara penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya, untuk menghemat tenga kerja dan
efektivitas produksi digunakan tenaga mesin.
B. KEGIATAN DISTRIBUSI

Dalam kehidupan ekonomi, kegiatan distribusi tidak hanya sekedar


menyalurkan barang, tetapi mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dari itu.
Kegiatan itu antara lain meliputi perdagangan, pengangkutan, penyimpanan dan
seterusnya sampai barang tersebut diterima konsumen dalam keadaan baik.
Dengan demikian, ruang lingkup aktivitas distribusi mencakup keseluruhan
penanganan barang sejak lepas dari produsen sampai barang tersebut sampai
konsumen.

Walaupun pengertian distribusi bisa dikatakan sangat luas, namun


secara singkat yang dimaksud dengan distribusi adalah semua kegiataan yang
ditunjukkan untuk menyampaikan atau menyalurkan barang dan jasa dari
produsen ke konsumen.

Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menghubungkan antara


kegiatan produksi dengan konsumsi. Berkat distribusi, barang dan jasa dapat
sampai ke tangan konsumen dengan mudah, sehingga kegunaan barang dan jasa
akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi. Adapun tujuan dari kegiatan
distribusi sebagai berikut :
1. Menyampaikan barang dan jasa dari konsumen ke produsen
2. Mempercepat hasil produksi agar sampai ke konsumen
3. Tercapainya pemerataan produksi
4. Menjaga kesinambungan produksi
5. Memperbesar dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi
6. Meningkatkan nilai guna barang dan jasa
Gambar 3.3.2 Kegiatan mengangkut barang merupakan contoh kegiatan distribusi ( sumber : www.google.co.id)

Perhatikan gambar 3.3.2 ! Untuk mencapai tujuan distribusi ada beberapa cara
yang dilakukan agar barang sampai kepada konsumen.

C. KEGIATAN KONSUMSI

Konsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan menghabiskan / mengurangi


nilai guna atau manfaat suatu barang maupun jasa yang ditunjukkan langsung
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Perhatikan gambar 3.3.4

Gambar 3.3.4 makan merupakan contoh kegiatan konsumsi (sumber :


www.google.co.id)
Pada saat barang dan jasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan , nilai gunanya
akan semakin berkurang dan akhirnya akan habis. Oleh sebab itu, barang dan jasa
yang dikonsumsi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Barang dan jasa yang langsung habis dalam satu kali pakai. Contoh : makanan,
minuman, pasta gigi, sabun, shampo dan lain sebagainya.
2. Barang dan jasa yang bisa digunakan berkali – kali. Contoh : sepatu, tas, buku
pelajaran, HP, komputer, dan lain sebagainya.

Kita tahu bahwa untuk melakukan kegiatan konsumsi kita harus


memiliki barang atau jasa untuk dikonsumsi. Untuk mendapatkan barang atau jasa
konsumsi kita harus membuat atau membelinya. Konsumsi barang atau jasa oleh
konsumen satu dengan konsumen lainnya tentunya berbeda. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor berikut :
1. Tingkat pendapatan
2. Tingkat pendidikan
3. Harga barang
4. Usia
5. Jenis kelamin
6. Tempat tinggal atau lingkungan
Dalam mengkonsumsi barang dan jasa perilaku konsumen dibedakan menjadi 2, yaitu
:
1. Perilaku konsumen rasional
Suatu kegiatan konsumsi dikatakan rasional apabila memperhatikan hal-hal
berikut ini :
a. Barang atau jasa yang dikonsumsi dapat memberikan kegunaan optimal bagi
konsumen
b. Barang atau jasa yang tersebut benar-benar barang yang dibutuhkan
c. Mutu dan kualitas barang terjamin
d. Harga barang atau jasa sesuai dengan kemampuan konsumen tersebut.
2. Perilaku konsumen irasional
Suatu kegiatan konsumsi dapat dikatakan tidak rasional apabila konsumen
tersebut membeli barang atau jasa tanpa dipikirkan terlebih dahulu kegunaannya.
Misalnya alasan membeli barang tersebut hanya karena :
a. Tertarik oleh promosi atau iklan di media elektonik maupun media cetak
b. Ingin memiliki barang bermerek yang sudah banyak dikenal oleh konsumen
c. Tertarik dengan adanya diskon atau bonus yang ditawarkan oleh pedagang
d. Membeli barang hanya karena prestise atau gengsi
Masyarakat yang melakukan kegiatan konsumsi dapat dibedakan ke
dalam 3 golongan, yaitu:
1. Rumah tangga keluarga
Rumah tangga keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Setiap anggota
dalam keluarga disamping memiliki kebutuhan hidup yang sama juga memiliki
kebutuhan hidup yang berbeda. Namun pada umumnya setiap keluarga senantiasa
berupaya memenuhi konsumsinya yang beraneka ragam dengan cara
menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran. Agar kebutuhan rumah
tangga dapat terpenuhi sesuai dengan besarnya pendapatan, maka perlu
diperhatikan beberapa hal berikut :
a. Menyusun anggaran belanja rumah tangga
b. Membuat catatan penerimaan dan pengeluaran
c. Pembagian secara bijaksana atas semua kebutuhan
d. Berusaha menabung
2. Rumah tangga perusahaan
Perusahaan merupakan salah satu penyedia barang dan jasa yang dibutuhkan
konsumen. Untuk hal itu maka perusahaan melakukan kegiatan produksi.
Perusahaan untuk berproduksi harus mengeluarkan sejumlah dana untuk
pengadaan faktor-faktor produksi. Pengeluaran perusahaan sangat beragam dan
sangat ditentukan oleh bidang produksi yang ditangani, jenis produk yang
dihasilkan, jenis perusahaan besar kecilnya perusahaan, serta peraturan
perusahaan yang bersangkutan.
Contoh : Perusahaan tempe melakukan kegiatan konsumsi membeli bahan baku
(kedelai) untuk digunakan sebagai menghasilkan tempe.
3. Rumah tangga pemerintah
Konsumsi yang dilakukan oleh negara adalah segala pengeluaran yang dilakukan
oleh pemerintah selaku penyelenggara negara. Pengeluaran yang dilakukan oleh
negara disebut belanja negara. Adapun belanja negara terdiri atas :
a. Belanja rutin
Belanja rutin adalah pengeluaran negara yang bersifat habis pakai dan non
investasi serta berlangsung terus menerus. Belanja negara, diantaranya : belanja
pegawai, belanja barang, belanja perjalanan dinas, dan belanja pemeliharaan
b. Belanja pembangunan

Belanja pembangunan adalah pengeluaran negara yang bersifat pembangunan


fisik dan non fisik. Contoh pembangunan fisik, yaitu membangun sekolah,
puskesmas, pasar dan lain sebagainya. Adapun contoh pembangunan non fisik,
yaitu diklat pegawai, prajabatan, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai