Anda di halaman 1dari 5

Nama kelompok:

Anggota kelompok:
1. ...................................
2. ...................................
3. ...................................
4. ...................................
5. ...................................

LK 7.1
Kemampuan akhir pertemuan : Merekonstruksi ulasan buku
Indikator : Ketepatan menganalisis isi ulasan yang berbeda dari buku
yang sama, meliputi: (a) cara masing-masing teks
memanfaatkan genre mikro, (b) kedalaman informasi yang
diungkapkan, (c) aspek-aspek yang dinilai, (d) derajat
ketajaman penilaian, dan (e) pertimbangan-pertimbangan
yang digunakan sebagai dasar penilaian

Pada pertemuan yang lalu telah kita pelajari hakikat dan bagian-bagian ulasan buku. Apa
yang Saudara pahami tentang materi tersebut?

Sebagai kelanjutan pertemuan yang lalu, dalam pertemuan kali ini kita akan membandingkan
dua teks ulasan yang berbeda dari buku yang sama. Tujuan kegiatan ini adalah agar kita
memperoleh gambaran tentang isi ulasan buku sehingga mampu merekonstruksinya sebagai
sebuah ulasan yang ideal.

Bacalah dua teks ulasan buku di bawah ini. Dua teks tersebut mengulas buku yang sama. Dari
teks ini, Saudara diharapkan dapat membandingkan isi teks ulasan buku, antara lain: (a)
kedalaman informasi yang diungkapkan, (b) aspek-aspek yang dinilai, (c) derajat ketajaman
penilaian, dan (d) pertimbangan-pertimbangan yang digunakan sebagai dasar penilaian.

Teks 1
Resensi Ilusi Negara Islam

Judul : Ilusi Negara Islam


Penerbit: PT. Desantar Utama Media
Tebal : 322 hlm

Buku ini dieditori oleh KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab kita sapa dengan
sebutan Gus Dur. Buku ini berjudul lengkap “Ilusi Negara Islam – Ekspansi Gerakan
Islam Transnasional di Indonesia”. Buku ini sepertinya dikerjakan secara urunan oleh
beberapa peneliti yang tergabung dalam Gerakan Bhineka Tunggal Ika, the Wahid
Institute, dan Maarif Institute dimana ketiga lembaga ini terkenal sebagai lembaga yang
memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan, NKRI, perjuangan terhadap Hak Azasi
Manusia, dan nilai-nilai pluralisme di Indonesia.

Buku ini, saya masukkan sebagai salah satu buku “berani”. Kenapa saya sebut demikian?
Karena buku ini adalah sebuah buku yang menelanjangi gerakan-gerakan Islam radikal
yang bersifat transnasional yang menyusup disetiap sendi bangsa ini, mulai dari
institusi paling kecil seperti masjid-masjid di daerah, institusi pendidikan yang paling
rendah sampai tertinggi, dan lembaga pemerintahan yang merumuskan perda-perda
syariah diberbagai daerah. Selain itu, buku ini juga sangat berani dalam membuka
identitas dan nama secara gamblang dalam setiap pergerakan Islam transnasional itu.
Buku ini tidak segan menyebut nama-nama organisasi “beken” di bangsa ini seperti FPI,
HTI, dan PKS yang “dituduh” Gus Dur sebagai agen-agen gerakan Islam radikal.

Apa itu Islam transnasional? Islam transnasional adalah sebuah nama gerakan yang
mencoba menyebarkan pandangan atau sebuah ideologi dari “salah satu” tafsir atas
Islam keberbagai negara. Islam yang dimaksud dalam hal ini adalah Islam dalam
pemahaman kaum Wahabi. Kaum Wahabi adalah sebuah kelompok Islam yang lahir
dari pengikut Muhammad ibn ‘Abdul Wahab. Dalam buku ini, Wahabi dikategorikan
sebagai sebuah sekte Islam garis keras yang kaku dan ketat dalam menjalankan sesuatu
yang mereka anggap benar. Mereka memahami Islam dengan cara yang sangat literal
harafiah. Penafsiran literal harfiah yang dimaksud adalah penafsiran memandang kitab
Suci Al Quran yang melupakan konteks situasi sosio historis teks itu dan
menerapkannya secara langsung dalam konteks sekarang. Bisa dikatakan metode ini
adalah sebuah metode yang berusaha meniru setiap teks, kata demi kata, sesuai dengan
apa yang tertera dalam kitab itu.

Berkembangnnya paham Wahabi ini, tidak bisa dilepaskan dari cara pandang mereka
terhadap perubahan zaman yang sering kita kenal sebagai globalisasi. Globalisasi
ditenggarai sebagai biang kerok hancurnya kehidupan moral masyarakat dewasa ini.
Bahkan lebih jauh lagi, kemunduran dominasi Islam dalam peradaban dunia sekarang
ini digadang-gadang karena “ulah” globalisasi ini. Globalisasi dituduh sebagai musuh
Islam. Globalisasi dituduh sebagai faktor utama kemunduran dari nilai-nilai Islam.
Sebagai respon atau tanggapan terhadap globalisasi ini, sekte ini berkeyakinan bahwa
jalan satu-satunya adalah peradaban dunia, mulai dari skala lokal sampai global, harus
kembali kepada ajaran Islam yang “benar”. Persoalan yang muncul kemudian adalah,
“Bagaimana Islam yang benar itu dipahami?” Seperti yang sudah disampaikan di atas,
sekte Wahabi menjawab bahwa Islam yang benar adalah ketika Islam dalam Al Quran
ditaati sebagai sebuah teks hurufiah dengan melupakan konteks yang mengiringi teks
tersebut.

Buku ini menceritakan bahwa gerakan ini ditopang oleh dana yang kuat, melimpah, dan
buku ini memberi istilah yang cukup menarik yaitu, “petrodollar” dari Arab Saudi.
Khusus untuk Indonesia, dana segar sebesar 70.000.000.000 US dollar dikucurkan demi
menyebarkan paham Wahabi ini ke seluruh pelosok tanah air. Dengan kucuran dana
sebesar ini, gerakan Wahabi bisa dikategorikan sebagai gerakan yang TSM alias,
terstruktur, sistematis, dan massif, yaitu mulai dari gerakan kecil sampai besar, mulai
menduduki masjid-masjid di daerah sampai menyusup ke Muhammadiyah dan NU,
mulai dari gerakan politik PKS sampai usaha-usaha perda syariah. Dengan kucuran
dana sebesar itu, apa pun bisa dilakukan, bukan?

Hal menarik dalam buku ini adalah bagaimana penilaiannya terhadap sekte ini sangat
“blak-blakan”, bahkan cenderung menilai dengan nada mengejek. Kesan bahwa sekte ini
dipandang sangat tidak terpelajar, memiliki kebodohan yang tersembunyi, dan sangat
berpikir dangkal kental sekali disepanjang buku. Kesan bodoh inilah yang membuat
pengikut Wahabi di Indonesia itu mudah terprovokasi oleh klaim dan dogma teologis
yang kebenarannya tidak lagi diverifikasi atau dipikirkan ulang. Masyarakat yang
mudah diprovokasi ini akhirnya menghasilkan seorang muslim garis keras, mau
melakukan apa saja, radikal, serta militan.

Buku ini memberi gambaran yang cukup komprehensif mengenai apa itu gerakan
Wahabi yang bersifat transnasional dan bagaimana strategi gerakan ini dalam
menyebarkan pahamnya di Indonesia. Bisa dikatakan juga bahwa buku ini sebagai
usaha pencegahan gerakan Wahabi tumbuh subur di Indonesia karena dampaknya yang
bisa mencederai semangat NKRI dan Pancasila.

Buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh
setiap pembaca, apalagi yang non muslim seperti saya.

Buku ini wajib dibaca karena bisa memberikan wawasan dan cara pandang baru dalam
membaca peta politik dan kehidupan sosio religious di Indonesia sekarang ini. Walau
ditulis pada tahun 2009, tapi isi dari buku tetap relevan dan malah semakin terbukti
semua “ramalan” dan “nubuatan”nya terhadap gerakan Islam garis keras, Wahabi.***

Analisislah dua teks di atas dalam tabel 7.1 dengan berpedoman pada pertanyaan di bawah
ini:
1. Sedalam apa informasi yang disajikan dalam dua teks di atas? Teks manakah yang
menyajikan informasi yang paling dalam?
2. Aspek apa sajakah yang dinilai dalam dua teks ulasan buku di atas?
3. Pertimbangan-pertimbangan apa sajakah yang digunakan sebagai dasar penilaian?
4. Di antara dua teks tersebut, manakah yang menyajikan penilaian yang paling tajam?

Setelah membandingkan dua teks ulasan buku di atas, saran apakah yang Saudara
berikan untuk penulis mengenai isi ulasan buku mereka, khususnya menyangkut
kedalaman informasi yang diungkapkan, aspek-aspek yang dinilai, pertimbangan-
pertimbangan yang digunakan sebagai dasar penilaian, dan derajat ketajaman penilaian?

No. Isi Ulasan Buku Teks 1 Teks 2


1. Kedalaman informasi
yang diungkapkan

Saran
2. Aspek-aspek yang
dinilai

Saran

3. Pertimbangan-
pertimbangan yang
digunakan sebagai
dasar penilaian

Saran

4. Derajat ketajaman
penilaian

Saran
Tabel 7.1 Perbandingan Dua Teks Ulasan Buku

Berdasarkan saran yang Saudara berikan, Seandainya Saudara memiliki kesempatan


untuk menulis ulasan buku Ilusi Negara Islam, bagaimana rancangan ulasan buku
tersebut? Tulislah rancangan ulasan buku dalam tabel 7.2.

Bagian-Bagian Informasi yang terdapat dalam Bagian Ulasan Buku


Ulasan Buku
identitas Saya akan menyebutkan judul buku, nama pengarang, ……
(opsional)
Orientasi

Tafsiran isi

Evaluasi

Rangkuman

Tabel 7.2 Rancangan ulasan buku

Anda mungkin juga menyukai