Anda di halaman 1dari 11

LK 8.

1 Bagian-Bagian Proposal Penelitian

Teks Proposal Penelitian Bagian-bagian Isi Tiap Bagian (Secara


Umum)
PERANAN KETERSEDIAAN ECENG GONDOK (EICHRONIA CRASSIPES) PADA BADAN
AIR DALAM MENURUNKAN BEBERAPA PARAMETER PENCEMAR DI SUNGAI CITARUM
(WADUK SAGULING)

Tika Aprilda
Institut Teknologi Bandung

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang Penelitian

Sungai adalah salah satu sumber daya perairan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sungai
mempunyai berbagai fungsi strategis sebagai penunjang pengembangan suatu daerah yang sangat
vital, di antaranya sebagai sumber air minum, penunjang kegiatan industri dan pertanian, pusat listrik
tenaga air, serta sarana rekreasi air. Akan tetapi, peningkatan berbagai aktivitas manusia di sepanjang
sungai dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas sungai. Penyebab penurunan kualitas sungai
adalah limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah dari berbagai aktivitas penduduk lainnya.

Kualitas sumber air sungai-sungai utama di Indonesia pada umumnya tercemar sangat berat oleh
limbah organik yang berasal dari limbah penduduk, limbah industri, dan limbah lainnya. Berdasarkan
hasil penelitian Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Padjadjaran (2006)
Bandung, ditemukan adanya empat konsentrasi logam berat yang terdapat di dalam ikan yang diambil
dari jaring apung milik warga di Waduk Saguling. Empat kandungan logam berat itu adalah timbal
(Pb) 6 part per million (ppm), zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, crom (Cr) 0,1 ppm, dan air raksa atau
merkuri (Hg) 179,13 ppb. Merkuri adalah satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu ruang.
Merkuri, baik logam maupun metal merkuri (CH3Hg), biasanya masuk ke dalam 6 part per million
(ppm), zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, crom (Cr) 0,1 ppm, dan air raksa atau merkuri (Hg) 179,13 ppb.
Merkuri adalah satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu ruang. Merkuri, baik logam
maupun metal merkuri (CH3Hg), biasanya masuk ke dalam.

Akan tetapi, begitu terpapar ke alam, dalam kondisi tertentu merkuri dapat bereaksi dengan metana
yang berasal dari dekomposisi senyawa organik dan membentuk metil merkuri yang bersifat toksis.
Dalam bentuk metal, merkuri sebagian besar akan berakumulasi di otak. Karena penyerapannya
besar, dalam waktu singkat merkuri dapat menyebabkan berbagai gangguan. Jika terjadi akumulasi
yang berlebih merkuri dapat berakibat pada degenerasi sel-sel saraf di otak kecil yang menguasai
koordinasi saraf, gangguan pada luas pandang, degenerasi sarung selaput saraf, dan bagian dari otak
kecil (Edward, 2008).

Timbal banyak dipergunakan dalam pembuatan baterai, aki, peledak, pestisida, cat karat, dan
pelapisan logam. Timbal juga terdapat pada pipa untuk aliran air minum yang merupakan alloy di
logam timbal. Penggunaan timbal dalam skala besar dapat mengakibatkan polusi, baik di darat
maupun di perairan. Timbal yang masuk dalam perairan dalam bentuk limbah akan mengalami
pengendapan yang dikenal dengan istilah sedimentasi (Palar, 1994).

Namun, peneliti berkeyakinan bahwa permasalahan pencemaran ini dapat diatasi. Salah satu cara
mengatasi polusi perairan oleh logam berat adalah penanggulangan secara biologi dengan
memanfaatkan eceng gondok (eichhorniacrassipes). Penelitian-penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa eceng gondok mempunyai kemampuan menyerap logam berat dengan sangat
baik (Misalnya, Soerjani, 1975; Kirkby & Mengel, 1987).

Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian untuk melihat efisiensi penyerapan logam berat
Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb). Selanjutnya perlu dilihat pula perubahan kualitas air yang terjadi
setelah adanya tumbuhan eceng gondok.

2. Rumusan Masalah Penelitian

Pencemaran air sungai Citarum (waduk Saguling) sudah sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan status
mutu sungai Citarum kelas II PP No. 82 Tahun 2001, sungai Citarum termasuk dalam kategori
tercemar berat, baik di hulu maupun di hilir sungai. Pemakaian air sungai yang telah tercemar oleh
masyarakat untuk keperluan perikanan dan pertanian dapat berdampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat dengan akumulasi logam berat di tubuh manusia. Dalam jangka panjang hal itu dapat
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti penyakit minimata, bibir sumbing, kerusakan
susunan saraf, dan cacat pada bayi.

Untuk mengatasi pencemaran perairan oleh logam berat adalah dengan memanfaatkan eceng gondok.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa eceng gondok mempunyai
kemampuan untuk menyerap logam berat dengan sangat baik. Berdasarkan kenyataan di atas, perlu
dilakukan penelitian terhadap tingkat akumulasi logam berat di Sungai Citarum dengan menggunakan
eceng gondok serta terhadap perubahan kualitas air sebelum dan setelah adanya penyerapan logam
berat oleh eceng gondok.

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat efisiensi penyerapan logam oleh eceng gondok di sungai
Citarum (Waduk Saguling). Secara lebih khusus, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui
tingkat akumulasi logam berat Pb dan Hg dalam tumbuhan eceng gondok; dan (2) mengetahui
kualitas air sungai di lokasi sebelum dan sesudah adanya tumbuhan eceng gondok.

4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di lapangan dan laboratorium dengan batasan yang diambil sebagai
berikut:

(1) Tempat sampling disasarkan pada satu lokasi keberadaan tumbuhan eceng gondok di sungai
Citarum.

(2) Karakteristik fisika-kimia yang akan dianalisis adalah debit air, DHL, TSS, pH, DO, COD,
temperatur, nitrat, dan fosfat.
(3) Logam berat yang akan dianalisis pada tumbuhan eceng gondok adalah logam berat PB dan Hg.

(4) Sampling akan dilakukan pada empat waktu yang berbeda berdasarkan seri waktu dengan
pengulangan pada masing-masing stasiun.

5. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah: “Kehadiran tumbuhan eceng gondok (eichhornia crassipes) dapat
menurunkan konsentrasi logam berat Pb dan Hg di sungai Citarum (Waduk Saguling)”.

B. Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka

1. Landasan Teori

1.1 Pencemaran Sungai

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air, seperti danau,
sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai
hal. Meningkatnya kandungan nutrient dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air
comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang
mengarah pada kekurangan oksigen yang dapat berdampak negatif terhadap ekosistem.

Pencemaran air pada umumnya terjadi akibat aktivitas manusia, baik sektor rumah tangga, pertanian,
perikanan, maupun industri. Sumber utama limbah rumah tangga dari masyarakat adalah berasal dari
perumahan dan daerah perdagangan. Dari rumah tangga dapat dihasilkan berbagai macam zat organik
maupun zat anorganik yang dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai-
sungai.

Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air dan memberikan nutrient pada tanaman
air sehingga meningkatkan pertumbuhannya. Hal ini akan memengaruhi ekosistem perairan, baik
secara fisik maupun kimia. Selain itu pestisida yang digunakan oleh petani dapat membahayakan
lingkungan perairan karena bersifat toksik.

Industri mengeluarkan limbah yang dapat mencemari ekosistem air. Polutan yang dihasilkan pabrik
dapat berupa logam berat maupun panas. Suatu sumber air dapat dikatakan tercemar tidak hanya
karena tercampur dengan bahan pencemar, tetapi juga apabila air tersebut tidak sesuai dengan
kebutuhan tertentu.

1.2 Pencemaran Sungai Citarum

Dengan kategori sungai super prioritas, sungai Citarum merupakan sungai yang memiliki fungsi vital
dalam menunjang kehidupan masyarakat luas. Sungai ini memiliki berbagai pemanfaatan untuk
menunjang kebutuhan air di Provinsi Jawa Barat, juga menunjang kebutuhan air baku di DKI Jakarta
yang diambil dari Saluran Tarum Barat untuk diolah di PDAM DKU Jakarta.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2004, sungai
Citarum termasuk dalam status mutu tercemar berat, baik di bagian hulu maupun bagian hilir. Baku
mutu air mengacu pada kelas II PP No 82 Tahun 2001. Hal ini cukup mengkhawatirkan bila melihat
fungsi sungai Citarum yang penting sehingga memerlukan pengelolaan yang sangat komprehensif
dari semua pihak terkait.

Diperlukan solusi untuk mengatasi pencemaran sungai Citarum ini, baik secara kimia maupun secara
biologi. Namun, pengelolaan secara kimia relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan
penanggulangan secara biologi. Penanggulangan pencemaran air secara biologi dapat menggunakan
tanaman sebagai penyerap kontaminan yang umum disebut dengan teknik fitoremediasi.

1.3 Fitoremediasi

Fitoremediasi adalah pemanfaatan tumbuhan mikroorganisme untuk meminimalisasi dan


mendetoksifikasi polutan. Sebagai fitoakumulator dan fitochelator, tanaman itu dapat menyerap
logam dan mineral yang tinggi. Konsep Fitoremediasi adalah pemanfaatan tumbuhan mikroorganisme
untuk meminimalisasi dan mendetoksifikasi polutan. Sebagai fitoakumulator dan fitochelator,
tanaman itu dapat menyerap logam dan mineral yang tinggi. Konsep

1.4 Mekanisme Penyerapan Logam Berat oleh Eceng Gondok

Penyerapan dan akumulasi logam berat oleh tumbuhan dapat dibagi menjadi tiga proses yang
berkesinambungan, yaitu penyerapan logam oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian
tumbuhan lain, dan lokalisasi logam pada bagian tertentu untuk menjaga agar tidak menghambat
metabolisme tumbuhan tersebut (Priyanto & Priyanto, 2000).

2. Tinjauan Pustaka

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengatasi pencemaran air dengan memanfaatkan eceng
gondok. Misalnya, LIPI yang bekerja sama dengan pengelola waduk Saguling menanam eceng
gondok sebagai pilot project untuk memperbaiki kualitas air sungai yang masuk ke Waduk Saguling.

Menurut Kirkby dan Mengel (1987), eceng gondok mampu menyerap logam karena terdapatnya akar
yang bercabang-cabang halus yang berfungsi sebagai alat untuk menyerap senyawa logam sehingga
logam yang terlarut semakin berkurang (Kirkby & Mengel, 1987). Selanjutnya Soerjani menyatakan
tumbuhan ini mempunyai daya regenerasi yang cepat dan toleransinya terhadap lingkungan cukup
besar sehingga eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan pengendali pencemaran
lingkungan (Soerjani, 1975).

Di pihak lain, penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Universitas Padjadjaran (2006) Bandung mengungkap adanya empat kandungan logam berat –yaitu
timbal (Pb) 6 part per million (ppm), zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, crom (Cr) 0,1 ppm, dan air raksa atau
merkuri (Hg) 179,13 ppb –di dalam ikan yang dipelihara di jaring apung di Waduk Saguling. Apabila
hipotesis penelitian yang akan dilakukan ini terbukti, hasil-hasil penelitian ini dapat memperkuat
temuan-temuan pada penelitian-penelitian sebelumnya dalam hal tingkat akumulasi logam berat Pb
dan Hg dalam tumbuhan eceng gondok di Waduk Saguling, dan dalam hal kualitas air sungai di
lokasi tersebut sebelum dan sesudah adanya tumbuhan eceng gondok.
C. Metodologi Penelitian

1. Waktu dan Lokasi Studi

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2008 sampai dengan Maret 2009 yang merupakan
musim hujan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang akan dilaksanakan di DAS Citarum.

2. Sumber Data Penelitian

Data penelitian ini diambil dari tiga stasiun. Stasiun I berlokasi di Kampung Balakasap. Stasiun I
dibagi menjadi enam titik pengambilan sampel air, masing- masing pada jarak ¼ (IA), ½ (IB), ¾ (IC)
lebar sungai pada 0,2 dan 0,8 kali kedalaman sungai. Sampel sedimen dibagi menjadi tiga titik sesuai
dengan lokasi pengambilan sampel air. Jarak antara stasiun I sampai dengan Stasiun II adalah 700 m.
dst.

3. Alur Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan alur yang ketat. Alur tersebut terdiri atas langkah-langkah
sebagai berikut. (1) Penelitian Pendahuluan; (2) Pengambilan Sampel Air dan Sedimen; (3)
Pengambilan Sampel Eceng Gondok; (4) Analisis Sampel; (5) Analisis Data.

DAFTAR PUSTAKA

Edward. (2008). “Pengamatan kadar merkuri di perairan Teluk Kao (Halmahera) dan Perairan Anggai
(Pulau Obi) Maluku Utara”. Makara Sains, Vol. 12, No. 2, 97- 101.

Kirkby, & Mengel, K. (1987). Principles of Landnutrition. International Potash Institute.

Swithzerland. Palar, H. (1984). Pencemaran dan Toksologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
(Diadaptasi dan ditata kembali dari Aprilda, 2008)
Kesimpulan: Apakah hakikat teks proposal
penelitian? ................................................................................................................................. ....................................................................................
........................................................................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................

LK 8.2 Bagian-Bagian Proposal Kegiatan

Teks Proposal Kegiatan Bagian-bagian Isi Tiap Bagian (Secara


Umum)
KEGIATAN MAGANG MENJADI STAF
DI CV EXPLORE SOLO

Disti Irfani Nurjanah Universitas Sebelas Maret

A. Pendahuluan

Dewasa ini sumber daya manusia dipandang penting dalam menunjang proses bangsa Indonesia dari
negara berkembang menjadi negara maju. Oleh karena itu bangsa Indonesia melakukan berbagai cara
untuk mengembangkan sumber daya manusia Indonesia menjadi lebih berkualitas. Salah satu cara yang
ditempuh adalah dengan menyediakan pendidikan hingga taraf perguruan tinggi. Namun untuk
mencapai sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu di bangku perkuliahan saja dirasa kurang
mencukupi karena belum membekali siswanya dengan keahlian untuk bekerja di dunia nyata.

Program D-3 dibentuk dengan tujuan menghasilkan sumber daya manusia yang siap dan ahli di
bidangnya serta tanggap terhadap perubahan perkembangan ilmu teknologi dan seni, maupun masalah
yang dihadapi khususnya yang berkaitan dengan pelayanan langsung di bidang keahliannya. Pada
kenyataannya sering dijumpai lulusan baru dari perguruan tinggi mengalami kesulitan dalam
menghadapi kenyataan yang ada dalam dunia kerja. Hal ini disebabkan oleh kurang siapnya lulusan
tersebut dalam menghadapi kenyataan yang ada di lapangan yang jauh berbeda dengan apa yang
didapat oleh mahasiswa di bangku kuliah. Kurangnya bekal teknikal yang dimiliki oleh mahasiswa
dapat mengakibatkan sumber daya manusia yang dihasilkan kurang mempunyai kualifikasi dan
kompetensi seperti yang diinginkan oleh pemberi kerja.

Jurusan Sastra Inggris, khususnya mainstream pariwisata dalam melaksanakan proses pembelajaran
tidak cukup hanya di lingkungan kampus. Oleh Jurusan Sastra Inggris, khususnya mainstream
pariwisata dalam melaksanakan proses pembelajaran tidak cukup hanya di lingkungan kampus. Oleh

Penyelenggaraan KMM bekerja sama dengan banyak institusi mitra terkait yang bersedia menyediakan
tempat dan pekerjaan yang sesuai bagi para mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmunya. Bagi Jurusan
Sastra Inggris, salah satu institusi mitra yang berkenan untuk menampung mahasiswa melaksanakan
kegiatan magang adalah CV Explore Solo. Oleh karena itu, mahasiswa Sastra Inggris dapat memilih
dan mengajukan diri untuk melaksanakan kegiatan magang di CV Explore Solo. Alasan dipilihnya CV
Explore Solo menjadi institusi mitra adalah karena di CV tersebut tersedia pekerjaan yang relevan
dengan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan. CV Explore Solo akan menyediakan lapangan kerja
bagi mahasiswa magang untuk dapat mengaplikasikan ilmunya dengan menjadi staf yang berkompeten
di bidang pariwisata dan humas (public relations).

Diharapkan mahasiswa magang dapat memberikan sumbangsih dengan membantu instansi terkait
dalam menjalankan programnya sampai akhirnya tujuan magang yang telah saya rencanakan tercapai.
Dengan adanya kegiatan magang ini diharapkan semua pihak, baik Jurusan Sastra Inggris selaku wakil
Universitas, mahasiswa magang, maupun institusi mitra mendapatkan manfaat yang sepadan. Manfaat
yang akan diperoleh mahasiswa dari hasil kegiatan magang ini adalah tercapainya pembelajaran yang
selaras antara ilmu yang didapat di bangku perkuliahan dan pengalaman mengaplikasikan ilmu tersebut
di dunia kerja, sehingga mahasiswa memiliki bekal kreativitas, wawasan, dan kualitas tenaga kerja ahli
untuk menghadapi dunia kerja nantinya. Adapun manfaat yang diperoleh pihak Universitas adalah
terjalinnya hubungan yang baik antara Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta dengan lembaga/instansi tempat mahasiswa menjalankan praktik magang.
B. Tata Laksana Kegiatan

KMM ini akan dilaksanakan dengan tata cara yang telah ditentukan bersama antara mahasiswa dan
lembaga tempat dilaksanakannya magang. Tata cara itu terkait dengan pelaksana KMM, tujuan KMM,
waktu dan tempat KMM, serta strategi pelaksanaan KMM. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai
berikut.

1. Pelaksana KMM

Pelaksana KMM adalah mahasiswa yang menjadi peserta yang sedang melakukan magang, yaitu
mahasiswa D-3 Jurusan Sastra Inggris dengan Peminatan Pariwisata semester 6 tahun akademik 2014.
Dalam hal ini, pembuat proposal ini adalah pelaksana yang dimaksud. Adapun biodata mahasiswa
peserta kegiatan magang adalah sebagai berikut:

Nama : Disti Irfani Nurjanah


Tempat, tanggal lahir: Malang, 9 Mei 1993
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Teuku Umar 65 Banjarsari, Surakarta
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum menikah
Surat elektronik : distidelfani@yahoo.com

2. Tujuan KMM

Tujuan dilaksanakannya KMM ini adalah: (1) untuk mendapatkan pengalaman kerja dengan
mempraktikkan kemampuan bahasa Inggris di CV Explore Solo; dan (2) untuk mengetahui sejauh
mana ilmu yang didapat di bangku kuliah dapat menunjang pekerjaan yang dikerjakan.

3. Waktu dan Tempat KMM

Waktu : Bulan Februari – April 2014 (± 100 jam)


Tempat: CV Explore Solo

4. Strategi Pelaksanaan KMM

Kegiatan magang ini diikuti oleh mahasiswa D3 Bahasa Inggris yang memiliki kemampuan di bidang
pariwisata dan public relations, dengan tujuan untuk menerapkan bahasa Inggris dan mendapatkan
pengalaman kerja di CV Explore Solo. Kegiatan magang ini dilakukan dengan cara ikut serta dalam
mengerjakan kegiatan rutin yang berjalan di CV tersebut. Adapun penempatan kerja direncanakan pada
bagian staf namun dapat berubah sesuai dengan kebijakan institusi yang ditempati.

Prosedur yang ditempuh untuk melaksanakan KMM adalah sebagai berikut: (1) survei awal untuk
menentukan waktu dan tempat KMM; (2) mengajukan usulan tertulis; (3) melaksanakan KMM setelah
usulan disetujui; (3) membuat laporan pelaksanaan setelah KMM selesai.

C. Penutup

Demikian proporsal ini disampaikan dengan harapan akan terjalin kerja sama yang baik dan
memberikan manfaat bagi pengembangan dan kemajuan semua pihak. Saya mengharapkan
pembimbing tugas akhir dapat menyetujui dan menerima proposal ini. Atas perhatian dan kesediaan
pihak pembimbing tugas akhir untuk dapat menyetujui dan menerima pelaksanaan kerja praktik
mahasiswa jurusan D3 Bahasa Inggris, saya mengucapkan banyak terima kasih.
(Diadaptasi dan ditata kembali dari Nurjanah, 2014)

Kesimpulan: Apakah hakikat teks proposal


kegiatan? ................................................................................................................................. ......................................................................................
........................................................................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai