Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI, KONSUMSI, Dan

DISTRIBUSI

Pengertian dari Produksi


Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu
benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi
jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan
bentuknya dinamakan produksi barang.
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran.
Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut Produsen.

Faktor-Faktor Produksi :
Faktor-Faktor produksi digolongkan menjadi 2 faktor, yaitu faktor Asli dan Faktor
turunan. Faktor asli meliputi faktor alam dan faktor tenaga kerja. Sedangkan faktor turunan
adalah faktor yang meliputi modal dan kewirausahaan / pengusaha.

A. Faktor Produksi Alam

Faktor produksi asli yang pertama yaitu Alam, faktor ini merupakan faktor produksi yang
telah tersedia di alam, misalnya tanah, Kekayaan laut, segala kekayaan hutan, air dan
sebagainya. Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat
dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi
segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
Tanah, tumbuhan, hewan. Udara, sinar matahari, hujan.
Bahan tambang, dan lain sebagainya
Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di
alam langsung.

B. Faktor Produksi Tenaga kerja

Merupakan faktor produksi disediakan oleh manusia berupa tenaga kerja. Menurut sifatnya,
tenaga kerja dapat dibagi menjadi dua :
1) Tenaga kerja jasmani (kegiatan kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan fisik),
misalnya pertukangan, buruh, dan lain sebagainya.
2) Tenaga kerja rohani (kegiatan kerja lebih banyak menggunakan kekuatan pikiran).
Misalnya profesi guru, direktur, dosen, dan lain sebagainya.
Selain jika didasarkan atas kemampuan, maka tenaga kerja dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Tenaga kerja terdidik (tenaga kerja yang membutuhkan pendidikan khusus), misalnya
dokter, guru, dosen.
2) Tenaga kerja terlatih (tenaga kerja yang membutuhkan pelatihan khusus / pengalaman
khusus), misalnya supir, montir, juru masak, pemasangan kabel.
3) Tenaga kerja tidak terlatih dan tidak terdidik (tenaga kerja yang tidak membutuhkan
pendidkan dan pelatihan secara khusus). Misalnya buruh, pertukangan, pemulung, pengemis,
dll.

C. Faktor Modal

Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat
digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan
berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan
sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal
sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam
perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu,
modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya
modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak.
Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses
produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang
dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata,
tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan
hak merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal
masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan
hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah
pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang
dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah
dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya
adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar.
Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang.
Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud
dengan modal lancar adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali proses
produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.

D. Faktor Produksi Kewirausahaan


Kewirausahaan adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan
pengorganisasian / pengelolaan dan pengombinasian faktor produksi alam, modal, dan tenaga
kerja. Faktor kewirausahaan ini, sangat penting karena meskipun faktor produksi alam,
modal, dan tenaga kerja tersedia, namun jika belum ketiga faktor tersebut belum dilakukan
perorganisasian dan pengombinasian yang baik maka proses produksi akan mengalami
berbagai hambatan, oleh karena itu, agar proses produksi dapat dijalankan dengan lancar dan
terkendali, maka dibutuhkan seorang pengusaha yang memiliki 3 keahlian khusus, ketiga
keahlian itu adalah :
1) Keahlian manajerial yaitu keahlian dalam pengelolaan berbagai faktor produksi dengan
menerapkan berbagai cara yang tepat untuk memperoleh hasil yang maksimal.
2) Keahlian teknologi yaitu keahlian khusus yang bersifat teknik yang dapat diterapkan untuk
keberhasilan produksi.
3) Keahlian organisasi yaitu keahlian dalam melakukan pengaturan berbagai kegaitan
perusahan baik bersifat intern ataupun bersifat ekstern.

E. Sumber Daya Informasi

Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan
bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh
karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.

Pengertian dari Konsumsi :

Konsumsi, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya
guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan secara langsung. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut
untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini
bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu
produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua
yang menjadi hak-hak konsumen.
Faktor-Faktor Konsumsi:

1. Tingkat Pendapatan
Makin tinggi tingkat pendapatan suatu rumah tangga, akan semakin tinggi tingkat
konsumsinya. Sebaliknya, jika pendapatannya kecil, konsumsinya pun kecil.

2. Tingkat Harga
Banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi sangat bergantung pada haga. Dengan kata
lain, konsumsi dikurangi pada waktu harga tinggi dan konsumsi dapat ditingkatkan jika harga
lebih rendah.

3. Sikap dan Gaya Hidup


Sikap dan gaya hidup seseorang sangat mempengaruhi tingkat konsumsi. Jika sikap dan gaya
hidupnya boros, ia cenderung berperilaku konsumtif, yaitu kebiasaan untuk membelanjakan
semua uang untuk membeli barang, padahal barang tersebut belum tentu bermanfaat.

4. Adat Istiadat
Adat istiadat juga dapat mempengaruhi konsumsi. Misalnya, untuk upacata tradisional
diperlukan barang-barang tertentu.

5. Model Barang
Model barang yang sedang tren dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam konsumsi.

6. Kegiatan Berkompetisi dengan Konsumen Lain


Barang substitusi jika seorang konsumen memiliki hasrat atau keinginan berkompetisi dengan
konsumen lainnya, biasanya tingkat konsumsinya besar. Artinya, konsumen yang dilakukan
bukan berdasarkan skala prioritas kebutuhan, melainkan menurut konsumen lain.
7. Selera Konsumen
Selera konsumen setiap orang berbeda-beda. Orang Jawa dan orang Sunda memiliki selera
yang berbeda dalam hal makanan. Adanya perbedaan selera jelas akan mempengaruhi
konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa.

Pengertian dari Distribusi:


Kegiatan yang menghubungkan antara produsen dan konsumen disebut kegiatan
distribusi. Orang atau pihak yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor. Dengan
adanya kegiatandistribusi, barang produksi dari produsen dapat lebih mudah sampai ke
tangan konsumen. Memang adakalanya penyaluran barang dari produsen kepada konsumen
tidak harus melalui distributor. Kegiatan distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan
memindahkan atau menyalurkan hasil produksi dari produsen kepada konsumen akhir.

Faktor-Faktor Distribusi:
Produsen harus memperhatikan berbagai macam faktor yang sangat berpengaruh dalam
pemilihan saluran distribusi. Pada dasarnya ketika memilih saluran distribusi, perusahaan
harus mengikuti kriteria 3C, yaitu channel control, market coverage, dan cost. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan meliputi pertimbangan pasar, produk, perantara, dan
perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain menyangkut:

1. Pertimbangan Pasar
Karena saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, maka keadaan
pasar ini merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran.

a. Konsumen atau pasar industri


Apabila pasarnya berupa pasar industri, maka pengecer jarang atau bahkan tidak pernah
digunakan dalam saluran ini. Jika pasarnya berupa konsumen dan pasar industri, perusahaan
akan menggunakan lebih dari satu saluran.
b. Jumlah pembeli potensial
Jika jumlah konsumen relatif kecil dalam pasarnya, maka perusahaan dapat mengadakan
penjualan secara langsung kepada pemakai.

c. Konsentrasi pasar secara geografis


Secara geografis pasar dapat dibagi ke dalam beberapa konsentrasi seperti industri tekstil,
industri kertas, dan sebagainya. Untuk daerah konsentrasi yang mempunyai tingkat kepadatan
yang tinggi maka perusahaan dapat menggunakan distributor industri.

d. Jumlah pesanan
Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap saluran yang
dipakainya. Jika volume yang dibeli oleh pemakai industri tidak terlalu besar atau relatif
kecil, maka perusahaan dapat menggunakan distributor industri (untuk barangbarang jenis
perlengkapan operasi)

e. Kebiasaan dalam pembelian


Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri sangat berpengaruh pula
terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran. Termasuk dalam
Kemauan untuk membelanjakan uangnya
Tertariknya pada pembelian dengan kredit
Lebih senang melakukan pembelian yang tidak berkali-kali
Tertariknya pada pelayanan penjual

f. Jenis Pasar
Misalnya untuk mencapai pasar industri perusahaan tidak akan memerlukan pengecer.

g. Jumlah Pelanggan Potensial


Jika pelanggan potensial relatif sedikit, maka akan lebih baik bila perusahaan memakai
tenaga penjual sendiri untuk menjual secara langsung kepada pembeli individual dan pembeli
industrial. Sebaliknya perusahaan lebih baik menggunakan perantara jika pelanggan potensial
relatif banyak.

h. Konsentrasi Geografis Pasar


Pemasar cenderung mendirikan cabang-cabang penjualan di pasar yang berpenduduk padat
dan menggunakan perantara untuk pasar yang berpenduduk jarang.
i. Jumlah dan Ukuran Pesanan
Sebuah perusahaan manufaktur akan menjual secara langsung pada jaringan grosir yang
besar, karena jumlah pesanan yang besar menyebabkan bentuk pemasaran langsung ini lebih
layak (feasible). Sedangkan untuk toko grosir kecil yang pesanannya relatif kecil, perusahaan
akan menggunakan pedagang grosir (wholesaler) untuk melakukan penjualan langsung.

2. Pertimbangan Barang
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi barang ini antara lain:

a. Nilai unit
Jika nila unit dari barang yang dijual relatif rendah maka produsen cenderung untuk
menggunakan saluran distribusi yang panjang. Tetapi sebaliknya, jika nilai unitnya relatif
tinggi maka saluran distribusinya pendek atau langsung.
Semakin rendah nilai unit maka saluran distribusinya semakin panjang. Namun jika produk
yang nilai unitnya rendah itu dijual dalam kuantitas besar atau dikombinasikan dengan
barang-barang lain sehingga jumlah pesanan total menjadi besar, maka saluran distribusi
yang pendek secara ekonomis lebih feasible. Sementara
itu produk yang nilai unitnya tinggi kerap kali dijual melalui armada penjual perusahaan.

b. Besar dan berat barang


Manajemen harus mempertimbangkan ongkos angkut dalam hubungannya dengan nilai
barang secara keseluruhan di mana besar dan berat barang sangat menentukan. Jika ongkos
angkut terlalu besar dibandingkan dengan nilai barangnya sehingga terdapat beban yang berat
bagi perusahaan, maka sebagian beban tersebut dapat dialihkan kepada perantara. Jadi,
perantara ikut menanggung sebagian dari ongkos angkut.
c. Mudah rusaknya barang
Jika barang yang dijual mudah rusak maka perusahaan tidak perlu menggunakan perantara.
Jika ingin menggunakannya maka harus dipilih perantara yang memiliki fasilitas
penyimpanan yang cukup baik.
Untuk produk-produk yang fisiknya mudah rusak dan tidak tahan lama lebih baik disalurkan
melalui saluran distribusi yang pendek.

d. Sifat teknis
Beberapa jemis barang industri seperti instalasi biasanya disalurkan secara langsung kepada
pemakai industri. Dalam hal ini produsen harus mempunyai penjual yang dapat menerangkan
berbagai masalah teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Mereka juga harus dapat
memberikan pelayanan baik sebelum maupun sesudah penjualan.
Pekerjaan ini sangat jarang sekali atau bahkan tidak pernah dilakukan oleh pedagang
besar/grosir.
Produk-produk industri yang bersifat sangat teknis seringkali harus didistribusikan secara
langsung karena armada penjual produsen akan lebih dapat memberikan pelayanan yang
diperlukan (baik sebelum maupun sesudah pembelian) dan lebih menguasai segala aspek
yang berkaitan dengan barang tersebut. Sebaliknya produk konsumen yang bersifat teknis
sering kali menyulitkan produsen. Menjual langsung ke konsumen akhir tidaklah mungkin,
karena jumlah konsumennya begitu besar. Sedangkan bila dijual secara langsung ke retailer
juga seringkali menimbulkan masalah-masalah berkenaan dengan pemberian pelayanan pada
produk tersebut.

e. Barang standar dan pesanan


Jika barang yang dijual berupa barang standar maka dipelihara sejumlah persediaan pada
penyalur. Demikian pula sebaliknya, kalau barang yang dijual berdasarkan pesanan maka
penyalur tidak perlu memelihara persediaan.

f. Luasnya product line


Jika perusahaan hanya membuat satu macam barang saja, maka penggunaan pedagang besar
sebagai penyalur adalah baik. Tetapi, jika macam barangnya banyak maka perusahaan dapat
menjual langsung kepada para pengecer.
3. Pertimbangan Perusahaan
a. Sumber pembelanjaan
Penggunaan saluran distribusi langsung atau pendek biasanya memerlukan jumlah dana yang
lebih besar. Oleh karena itu, saluran distribusi pendek ini kebanyakan hanya dilakukan oleh
perusahaan yang kuat di bidang keuangannya. Perusahaan yang tidak kuat kondisi
keuangannya akan cenderung menggunakan saluran distribusi lebih panjang.

b. Pengalaman dan kemampuan manajemen


Biasanya, perusahaan yang menjual barang baru, atau ingin memasuki pasar baru, lebih suka
menggunakan perantara. Hal ini disebabkan karena umumnya para perantara sudah
mempunyai pengalaman, sehingga manajemen dapat mengambil pelajaran dari mereka.

c. Pengawasan saluran
Faktor pengawasan saluran kadang-kadang menjadi pusat perhatian produsen dalam
kebijaksanaan saluran distribusinya. Pengawasan akan lebih mudah dilakukan bilamana
saluran distribusinya pendek. Jadi, perusahaan yang ingin mengawasi penyaluran barangnya
cenderung memilih saluran yang pendek walaupun ongkosnya tinggi.

d. Sumber-sumber Finansial
Perusahaan yang kuat keuangannya cenderung lebih tertarik untuk mengorganisasikan
armada penjualnya sendiri sehingga mereka relatif kurang membutuhkan perantara.

e. Kemampuan Manajemen
Pemilihan saluran juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman dan kemampuan pemasaran dan
pihak manajemen perusahaan. Kurangnya pengalaman dan kemampuan pemasaran akan
menyebabkan perusahaan lebih suka memanfaatkan perantara untuk mendistribusikan
barangnya.

f. Tingkat Pengendalian yang Diinginkan


Apabila dapat mengendalikan saluran distribusi, maka perusahaan dapat melakukan promosi
yang agresif dan dapat mengawasi kondisi persediaan barang dan harga eceran produknya.
Untuk tujuan-tujuan ini seringkali produsen memilih saluran distribusi yang pendek,
walaupun biayanya tinggi.

g. Jasa yang Diberikan Penjual


Seringkali perusahaan harus memberikan jasa-jasa pemasaran karena permintaan dari
perantara.
h. Lingkungan
Pada situasi perekonomian yang lesu, produsen cenderung menyalurkan barang ke pasar
dengan cara yang paling ekonomis, yaitu menggunakan saluran distribusi yang pendek.

i. Pelayanan yang diberikan oleh penjual


jika produsen ingin memberikan pelayanan yang lebih baik seperti membangun etalase
(ruang peragaan), mencarikan pembeli untuik perantara, maka akan banyak perantara yang
bersedia menjadi penyalurnya.

a) Pelayanan yang diberikan oleh perantara


Jika perantara mau memberikan pelayanan yang lebih baik, misalnya dengan memberikan
fasilitas penyimpanan, maka produsen akan bersedia menggunakannya sebagai penyalur.

b) Kegunaan perantara
Perantara akan digunakan sebagai penyalur apabila ia dapat membawa barang produsen
dalam persaingan, dan selalu mempunyai inisiatif untuk memberikan usul tentang barang
baru.

c) Sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen


Kalau perantara bersedia menerima risiko yang dibebankan oleh produsen, misalnya risiko
turunnya harga, maka produsen dapat memilihnya sebagai penyalur. Hal ini dapat
memperingan tanggung jawab produsen dalam menghadapi berbagai macam risiko.

d) Volume penjualan
Dalam hal ini, produsen cenderung memilih perantara yang dapat menawarkan barangnya
dalam volume yang besar untuk jangka waktu yang lama.

e) Ongkos
Jika ongkos dalam penyaluran barang dapat lebih ringan dengan digunakannya perantara,
maka hal ini dapat dilaksanakan terus.

f) Jasa yang diberikan perantara.


Produsen hendaknya memilih perantara yang memberi jasa pemasaran yang tidak bisa
dilakukan perusahaan secara teknis maupun ekonomis.
g) Keberadaan perantara yang diinginkan.
Kesulitan yang dihadapi adalah bahwa seringkali perantara yang diinginkan produsen
tersebut juga menyalurkan produk-produk yang bersaing dan mereka tidak bersedia
menambah lini produknya.

h) Sikap perantara terhadap kebijakan perusahaan.


Kadang-kadang pilihan saluran distribusi produsen menjadi terbatas karena kebijakan
pemasarannya tidak bisa diterima oleh perantara-perantara tertentu.
SUMBER REFRENSI
Sumber Internet :
1. Anonim .2015. Faktor Produksi. http://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi. Diakses
pada 6 Juni 2015 Pukul 19.37
2. Anonim. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi. http://ilmu-pengetahuan-
sma.blogspot.com/2013/08/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-konsumsi.html. Diakses pada 6
Juni 2015 pukul 19.45
3. Anonim. 2015. Konsumsi. http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumsi Diakses pada 6 Juni
2015 pukul 19.42
4. Anonim. 2015. Produksi. http://id.wikipedia.org/wiki/Produksi. Diakses pada 4 Juni 2015
pukul 10.29
5. Drs. Fahrurozi. Tahun tidak diketahui. Faktor-Faktor
Produksi.https://oziekonomi.wordpress.com/materi/materi-kelas-x/faktor-faktor-
produksi/.Diakses pada 6 Juni 2015 pukul 19.39
6. Pujianto. Andi. 2014. Inilah Faktor-Faktor Produksi sesuai Ilmu Ekonomi.http://ekonomi-
kelasx.blogspot.com/2014/11/inilah-faktor-faktor-produksi-sesuai-ilmu-
ekonomi.html Diakses pada 6 Juni 2015 pukul 19.37
7. Saiyar, Octa Dandy. 2011. Faktor-Faktor yang Menentukan Saluran Distribusi.
http://pemasaranmgt.blogspot.com/2011/12/faktor-faktor-yang-menentukan-
saluran.html Diakses pada 6 Juni 2015 pukul 19.46

Anda mungkin juga menyukai