DISTRIBUSI
Faktor-Faktor Produksi :
Faktor-Faktor produksi digolongkan menjadi 2 faktor, yaitu faktor Asli dan Faktor
turunan. Faktor asli meliputi faktor alam dan faktor tenaga kerja. Sedangkan faktor turunan
adalah faktor yang meliputi modal dan kewirausahaan / pengusaha.
Faktor produksi asli yang pertama yaitu Alam, faktor ini merupakan faktor produksi yang
telah tersedia di alam, misalnya tanah, Kekayaan laut, segala kekayaan hutan, air dan
sebagainya. Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat
dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi
segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
Tanah, tumbuhan, hewan. Udara, sinar matahari, hujan.
Bahan tambang, dan lain sebagainya
Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di
alam langsung.
Merupakan faktor produksi disediakan oleh manusia berupa tenaga kerja. Menurut sifatnya,
tenaga kerja dapat dibagi menjadi dua :
1) Tenaga kerja jasmani (kegiatan kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan fisik),
misalnya pertukangan, buruh, dan lain sebagainya.
2) Tenaga kerja rohani (kegiatan kerja lebih banyak menggunakan kekuatan pikiran).
Misalnya profesi guru, direktur, dosen, dan lain sebagainya.
Selain jika didasarkan atas kemampuan, maka tenaga kerja dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Tenaga kerja terdidik (tenaga kerja yang membutuhkan pendidikan khusus), misalnya
dokter, guru, dosen.
2) Tenaga kerja terlatih (tenaga kerja yang membutuhkan pelatihan khusus / pengalaman
khusus), misalnya supir, montir, juru masak, pemasangan kabel.
3) Tenaga kerja tidak terlatih dan tidak terdidik (tenaga kerja yang tidak membutuhkan
pendidkan dan pelatihan secara khusus). Misalnya buruh, pertukangan, pemulung, pengemis,
dll.
C. Faktor Modal
Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat
digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan
berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan
sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal
sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam
perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu,
modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya
modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak.
Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses
produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang
dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata,
tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan
hak merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal
masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan
hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah
pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang
dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah
dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya
adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar.
Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang.
Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud
dengan modal lancar adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali proses
produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.
Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan
bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh
karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.
Konsumsi, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya
guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan secara langsung. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut
untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini
bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu
produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua
yang menjadi hak-hak konsumen.
Faktor-Faktor Konsumsi:
1. Tingkat Pendapatan
Makin tinggi tingkat pendapatan suatu rumah tangga, akan semakin tinggi tingkat
konsumsinya. Sebaliknya, jika pendapatannya kecil, konsumsinya pun kecil.
2. Tingkat Harga
Banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi sangat bergantung pada haga. Dengan kata
lain, konsumsi dikurangi pada waktu harga tinggi dan konsumsi dapat ditingkatkan jika harga
lebih rendah.
4. Adat Istiadat
Adat istiadat juga dapat mempengaruhi konsumsi. Misalnya, untuk upacata tradisional
diperlukan barang-barang tertentu.
5. Model Barang
Model barang yang sedang tren dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam konsumsi.
Faktor-Faktor Distribusi:
Produsen harus memperhatikan berbagai macam faktor yang sangat berpengaruh dalam
pemilihan saluran distribusi. Pada dasarnya ketika memilih saluran distribusi, perusahaan
harus mengikuti kriteria 3C, yaitu channel control, market coverage, dan cost. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan meliputi pertimbangan pasar, produk, perantara, dan
perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain menyangkut:
1. Pertimbangan Pasar
Karena saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, maka keadaan
pasar ini merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran.
d. Jumlah pesanan
Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap saluran yang
dipakainya. Jika volume yang dibeli oleh pemakai industri tidak terlalu besar atau relatif
kecil, maka perusahaan dapat menggunakan distributor industri (untuk barangbarang jenis
perlengkapan operasi)
f. Jenis Pasar
Misalnya untuk mencapai pasar industri perusahaan tidak akan memerlukan pengecer.
2. Pertimbangan Barang
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi barang ini antara lain:
a. Nilai unit
Jika nila unit dari barang yang dijual relatif rendah maka produsen cenderung untuk
menggunakan saluran distribusi yang panjang. Tetapi sebaliknya, jika nilai unitnya relatif
tinggi maka saluran distribusinya pendek atau langsung.
Semakin rendah nilai unit maka saluran distribusinya semakin panjang. Namun jika produk
yang nilai unitnya rendah itu dijual dalam kuantitas besar atau dikombinasikan dengan
barang-barang lain sehingga jumlah pesanan total menjadi besar, maka saluran distribusi
yang pendek secara ekonomis lebih feasible. Sementara
itu produk yang nilai unitnya tinggi kerap kali dijual melalui armada penjual perusahaan.
d. Sifat teknis
Beberapa jemis barang industri seperti instalasi biasanya disalurkan secara langsung kepada
pemakai industri. Dalam hal ini produsen harus mempunyai penjual yang dapat menerangkan
berbagai masalah teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Mereka juga harus dapat
memberikan pelayanan baik sebelum maupun sesudah penjualan.
Pekerjaan ini sangat jarang sekali atau bahkan tidak pernah dilakukan oleh pedagang
besar/grosir.
Produk-produk industri yang bersifat sangat teknis seringkali harus didistribusikan secara
langsung karena armada penjual produsen akan lebih dapat memberikan pelayanan yang
diperlukan (baik sebelum maupun sesudah pembelian) dan lebih menguasai segala aspek
yang berkaitan dengan barang tersebut. Sebaliknya produk konsumen yang bersifat teknis
sering kali menyulitkan produsen. Menjual langsung ke konsumen akhir tidaklah mungkin,
karena jumlah konsumennya begitu besar. Sedangkan bila dijual secara langsung ke retailer
juga seringkali menimbulkan masalah-masalah berkenaan dengan pemberian pelayanan pada
produk tersebut.
c. Pengawasan saluran
Faktor pengawasan saluran kadang-kadang menjadi pusat perhatian produsen dalam
kebijaksanaan saluran distribusinya. Pengawasan akan lebih mudah dilakukan bilamana
saluran distribusinya pendek. Jadi, perusahaan yang ingin mengawasi penyaluran barangnya
cenderung memilih saluran yang pendek walaupun ongkosnya tinggi.
d. Sumber-sumber Finansial
Perusahaan yang kuat keuangannya cenderung lebih tertarik untuk mengorganisasikan
armada penjualnya sendiri sehingga mereka relatif kurang membutuhkan perantara.
e. Kemampuan Manajemen
Pemilihan saluran juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman dan kemampuan pemasaran dan
pihak manajemen perusahaan. Kurangnya pengalaman dan kemampuan pemasaran akan
menyebabkan perusahaan lebih suka memanfaatkan perantara untuk mendistribusikan
barangnya.
b) Kegunaan perantara
Perantara akan digunakan sebagai penyalur apabila ia dapat membawa barang produsen
dalam persaingan, dan selalu mempunyai inisiatif untuk memberikan usul tentang barang
baru.
d) Volume penjualan
Dalam hal ini, produsen cenderung memilih perantara yang dapat menawarkan barangnya
dalam volume yang besar untuk jangka waktu yang lama.
e) Ongkos
Jika ongkos dalam penyaluran barang dapat lebih ringan dengan digunakannya perantara,
maka hal ini dapat dilaksanakan terus.