Anda di halaman 1dari 15

Makalah Ilmu Ekonomi

disusun oleh:
Darril Tiovan (190403157)
Fakultas Teknik
Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan bimbingan-Nya, makalah ini
dapat dirangkum untuk memenuhi tugas yang diberikan Dosen pengajar pada Fakultas Teknik ,
Jurusan Teknik Industri.

Makalah ini masih belum sempurna diakibatkan karena minimnya pengetahuan baik teori
maupun praktek. Dengan demikian saya berharap kritik dan saran dapat membangun para
pembaca untuk perbaikan serta penyempurnaan makalah ini.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat diberikan untuk
penyempurnaan makalah.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa tetap terus menyertai kita semua, agar karya ini dapat
dipergunakan oleh orang yang membutuhkannya.

Darril Tiovan 2019

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BaB II. Pembahasan


A. Perilaku Produsen
B. Perilaku Konsumen

Bab III. Penutup


A. Kesimpulan

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

a. Perilaku prudusen

Dalam sebuah organisasi perusahaan , kita tidak akan bisa lepas dari ruang lingkup
ekonomi karena salah satu tujuan perusahaan didirikan adalah untuk mendapatkan suatu
keuntungan dalam segi ekonomi, oleh karena itu perilaku produsen adalah salah satu ruang
lingkup ekonomi yang patut kita pelajari agar tujuan dari organisasi perusahaan dapat terpenuhi.

Salah satu bagian dari ruang ekonomi adalah mempermasalahkan kemampuan produsen,
pada saat menggunakan sumber daya (input) yang ada untuk menghasilkan atau menyediakan
produk yang bernilai maksimal bagi konsumennya.

Pembahasan mengenai perilaku produsen inilah yang kemudian diangkat sebagai topik
untuk melihat proses sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan konsumen. Sehingga
permasalahan pada pengambilan keputusan seberapa banyak peralatan produksi dan jumlah
tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen-konsumennya.

b. Perilaku konsumen

Bagaimana dengan perkiraan konsumen yang akan membeli produk kita? Berapa
perkiraan konsumen yang akan menggunakan produk ini jika kita lakukan plan A? Bagaimana
jika plan B kita terapkan? Apakah ada bentuk penanggulangan jika plan A maupun plan B tidak
berhasil dilaksanakan? Kalimat pertanyaan tersebut yang seringkali terdengar di kalangan para
pebisnis maupun wirausahawan yang sedang menapaki ranah perdagangan barang dan jasa
dalam sebuah rapat perencanaan strategis mereka di bidang pemasaran.
Tak diragukan lagi, sasaran dari pebisnis dan wirausahawan tersebut ialah untuk dapat
menjaring konsumen sebanyak-banyaknya agar dapat menggunakan atau membeli produk
mereka.

Berbagai cara telah dilakukan oleh pebisnis dan wirausahawan untuk dapat menaikkan
tingkat penjualan atas produk mereka, ada sebagian yang berhasil menarik simpati para
konsumen. Namun tidak sedikit pula dari mereka yang akhirnya menemukan kegagalan dalam
perencanaan strategi marketing mereka dan terpuruk akibat sedikitnya minat konsumen terhadap
produk mereka.

Lalu bagaimana sekarang? permasalahannya ialah, apa yang menyebabkan mereka


menjadi gagal dalam memasarkan produk mereka? Mengapa mereka bisa gagal?

Jawaban dari pertanyaan diatas merupakan satu pertanyaan lagi yang memang sudah
menjadi pertanyaan klasik di dunia perdagangan barang & jasa. Pertanyaan tersebut ialah
bagaimana cara agar konsumen mau dan tertarik untuk membeli produk dari para pebisnis
maupun wirausahawan tersebut?

Memang terlihat sedikit lucu dikarenakan untuk menjawab sebuah pertanyaan kita
dihadapkan pada pertanyaan lagi. Namun, menurut kami itulah solusi terbaik yang dapat diambil
untuk memecahkan kendala-kendala yang dihadapi ketika sebuah stategi marketing gagal
dijalankan.

Hal inilah yang mendasari kelompok kami untuk melakukan analisa masalah dalam
bentuk makalah terhadap perilaku konsumen di era globalisasi seperti saat ini.
B. Rumusan Masalah

a. perilaku produsen

1. Apa itu produsen dan produksi?

2. Apa saja faktor dan tujuan produksi?

3. Apa itu fungsi produksi?

4. Bagaimana pengaplikasian fungsi produksi?

5. Bagaimana cara mengoptimalkan produksi?

6. Bagaimana cara penghitungan fungsi produksi dan Least Cost Combination ?

7. Kenapa dibutuhkan penghitungan fungsi produksi dan Least Cost Combination?

b. Perilaku konsumen

- Bagaimana cara memahami perilaku konsumen tentang pandangannya akan suatu


produk yang ada?

- Pendekatan-pendekatan apa saja yang sebaiknya dilakukan agar kita dapat memahami
seluk beluk perilaku konsumen?

C. TUJUAN

Penulisan makalah ini ditujukan agar pembaca mengetahui dan lebih memahami perilaku
produsen dan konsumen lebih mendalam .
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perilaku Produsen

Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang berperan dalam
menaikan nilai guna suatu barang atau jasa sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan Produksi adalah kegiatan mengubah suatu bahan
baku atau sumber daya alam menjadi suatu barang yang dapat berguna bagi konsumen sehingga
menaikkan nilai jual dan guna barang tersebut, atau sumber daya manusia yang dapat menjadi
suatu jasa yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menghasilkan nilai jual dan guna jasa
tersebut. Bukan hanya sekedar lokasi namun tingkat mobilitas yang tinggi dalam pasar sehingga
membuat para pelaku ekonomi dapat langsung beradaptasi atau menyesuaikan perubahan-
perubahan yang ada di pasar juga merupakan dasar dari mikro ekonomi (Marshal , Piqou).

Contoh perilaku produsen :

1. Produsen mencari keuntungan dengan menghasilkan barang atau jasa sebanyak-banyaknya


dengan modal yang seminimum mungkin.

2. Produsen memberikan Diskon kepada pembeli atau konsumen yang membeli barang dalam
jumlah yang banyak yang telah diakantentukan produsen itu sendiri.

3.Produsen mematok biaya produksi berdasarkan faktor input produksi tersebut, sehingga ketika
harga salah satu faktor input naik, maka harga jual hasil produksi pun akan ikut naik.

4. Selain produsen menghasilkan barang atau jasa sesuai kebutuhan konsumen, produsen juga
menghasilkan barang atau jasa sesuai trend atau sesuatu yang sedang banyak diminati oleh
masyarakat.

5. Produsen juga mengadaptasi isu global atau keadaan sosial yang sedang terkenal saat itu untuk
memasarkan barang atau jasa yang mereka jual.

6. Produsen juga memberikan diskon besar-besaran untuk barang yang sudah lama disimpan di
gudang atau biasa disebut cuci gudang.
Jenis-jenis sumber daya :

1. Sumber daya alam

Contoh : Air, Tanah, Tanaman, Hewan, Udara, Matahari, Bahan-bahan tambang mineral, dan
lain-lain.

2. Sumber daya manusia.

Sumber daya manusia terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

1.Tenaga Kerja Terdidik.

Contoh : Manajer Produksi yang tugasnya bertanggung jawab, mengatur dan


mengelola segala kegiatan produksi agar hasilnya maksimal.

2.Tenaga Kerja Terlatih.

Contoh : Tenaga Produksi atau buruh kerja, Security, Driver, dll.

3.Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih.

Contoh : Office Boy/Girl ,Buruh Angkut, dll.

3. Sumber modal.

Modal adalah sesuatu yang dibutuhkan seorang produsen atau perusahaan produsen untuk bisa
memulai produksi agar menghasilkan suatu barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan
konsumen, atau untuk menambah dan memperluas produksi agar dapat memenuhi permintaan
konsumen.

Dari kegiatan produksi ada beberapa tujuan yang akan tercapai yaitu :

1. Menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

2. Mendapatkan keuntungan.

3. Memaksimalkan sumber daya yang ada.

4. Meminimalkan biaya produksi.


5. Mengganti barang yang telah habis atau yang rusak.

6. Memaksimalkan hasil produksi.

7. Mencari tambahan modal.

Fungsi Produksi.

Fungsi produksi adalah model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah
inputan produksi yang dipakai dengan jumlah output barang atau jasa yang dihasilkan dari proses
produksi. Secara matematis dapat dinyatakan :

X = f ( A1, A2, A3,...)

Keterangan :

X : output yang dihasilkan

(A1,A2,A3,...) : input yang dipakai

B.Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan suatu proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan
dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa
demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat


keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high
involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan


membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). perilaku konsumen sendiri
dapat di definisikan sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan
lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dengan kata lain perilaku
konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat
proses konsumsi.

Perilaku konsumen fokus pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari
individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi
pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah


tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan
dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau
jasa ekonomi yang selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

Menurut Handi Irawan, Perilaku Konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh,


yaitu :

1. Berpikir jangka pendek (short term perspective)

2. Tidak terencana (dominated by unplanned behavior).

3. Suka berkumpul

4. Gagap teknologi (not adaptive to high technology).

5. Berorientasi pada konteks (context, not content oriented).

6. Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect).

7. Beragama(religious)

8. Gengsi (putting prestige as important motive).

9. Budaya lokal (strong in subculture

10. Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment).

a. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN

Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu:
1. Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal

2. Pendekatan nilai guna Ordinal 

Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal

Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif :
dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara
kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas
konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk
membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang
sama besarnya. Oleh karena itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan
kuantitatif.

- Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan
satuan kepuasan. Misalnya: mata uang.

- Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang
diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.

Kepuasan marginal (marginal utility). Tambahan kepuasan yang diperoleh dari


penambahan jumlah barang yang dikonsumsi. Hukum tambahan kepuasan yang semakin
menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility). Besarnya kepuasan marginal akan selalu
menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.

Pendekatan nilai guna ordinal

Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference :
manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak
dapat diukur. Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan - keterbatasan yang ada pada
pendekatan cardinal, meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak memiliki kelebihan.

Kelemahan pendekatan ordinal

Kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan.
Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
Persamaan kardinal dan ordinal

Persamaan cardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam
mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang
tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility).

Perbedaan kardinal dan ordinal

Nilai guna (Utility) Kardinal menganggap bahwa besarnya utility dapat dinyatakan dalam
bilangan/angka. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan /
angka.

·        Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal


utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve
atau kurva kepuasan sama.

b. KONSEP ELASTISITAS

Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah
variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa
besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Elastisitas juga
merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang
ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam
menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran.

· Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand) adalah tingkat perubahan


permintaan terhadap barang/jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang/jasa tersebut. Besar
atau kecilnya tingkat perubahan tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang disebut
koefisien elastisitas.

· Elastisitas Silang (Cross Elasticity) menunjukkan hubungan antara jumlah barang


yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang
tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula bersifat pelengkap. Terdapat
tiga macam respons prubahan permintaan suatu barang.

1. Elastisitas silang positif

Peningkatan harga barang A menyebabkan peningkatan jumlah permintaan barang B.


Sebagai contoh, peningkatan harga kopi meningkatkan permintaan terhadap teh. Kopi dan teh
merupakan dua barang yang dapat saling menggantikan (barang substitutif).

2. Elastisitas silang negatif

Peningkatan harga barang A mengakibatkan turunnya permintaan barang B. Sebagai


contoh, peningkatan harga bensin mengakibatkan penurunan permintaan terhadap kendaraan
bermotor. Kedua barang tersebut bersifat komplementer (pelengkap).

3. Elastisitas silang nol

Peningkatan harga barang A tidak akan mengakibatkan perubahan permintaan barang B.


Dalam kaus semacam ini, kedua macam barang tidak saling berkaitan. Sebagai contoh, kenaikan
harga kopi tidak akan berpengaruh terhadap permintaan kendaraan bermotor.

·4. Elastisitas pendapatan

Elastisitas pendapatan adalah suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada


pendapatan konsumer yang akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya
pengaruh perubahan tersebut diukur dengan apa yang di sebut elistisitas pendapatan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Seluruh materi-materi yang disampaikan adalah hal-hal yang harus dilakukan


pengusaha untuk meningkatkan hasil produksi sehingga tujuan mendapat keuntungan pun dapat
tercapai. Untuk memaksimalkan hasil produksi harus memenuhi beberapa konsep penting dalam
perilaku produsen yaitu :

1. Faktor Produksi

2. Fungsi Produksi

3. Law of diminishing returns

4. Least Lost Combination

Perilaku produsen juga mengajarkan kita untuk lebih teliti dalam memberikan harga jual yang
tidak merugikan produsen dan juga tidak memberatkan konsumen sehingga daya konsumsi pun
stabil karena selain konsumen membutuhkan barang atau jasa yang dihasilkan produsen,
konsumen juga mampu membeli barang atau jasa yang di jual.

2. Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan
pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low involvement) proses pengambilan keputusan
dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Perilaku konsumen sendiri dapat di definisikan sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan
kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakuk.an pertukaran aspek hidupnya.
Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan
aksi yang dilakukan saat proses konsumsi
DAFTAR PUSTAKA

http://bagus.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9993/Slide_BAB_V.ppt

http://nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/.../mikro-5-perilaku-produsen-nuhfil.pdf

http://ahmadsubagyo.com/...mikro/05-TEORI-PRODUKSI-1-DAN-2.pdf

http://dwizeru.wordpress.com/2011/05/28/perilaku-produsen/

http://ambrosiusnurhadiprasetyo.blogspot.com/2012/03/perilaku-produsen.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/produksi-optimal/

http://fachmiulilmaulana.blogspot.com/2010/11/tipe-tipe-konsumen_1853.html

http://ariefsz.blogspot.com/2011/04/pendekatan-kardinal-dan-ordinal.html

http://arvisajah2.blogspot.com/2011/02/elastisitas-pendapatan-income.html

http://drfadli.blogdetik.com/files/2010/05/konsepelatisitas.pdf

Anda mungkin juga menyukai