PENDAHULUAN
meningkatkan pendapatan petani dan memperluas lapangan kerja. Ada dua (2) cara
mutu tanah, misalnya dengan pupuk, irigasi, pengaturan sistem tanam ; kedua,
1992).
meliputi alam, tenaga kerja dan modal untuk mencapai tingkat produksi tertentu
sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Usaha tani yang baik adalah usaha
tani yang produktif dan efisien sehingga dapat mengjhasilkan produk yang baik
dalam segi fisik maupun ekonomisnya. (Soekarwati dalam Zubaidi dan Sa’aduyah,
petani mengalami kerugian yang disebabkan oleh naik atau turunnya harga hasil
1
diperhitungkan dalam proses prosduksi sehingga dapat menghotung tingkat efektifitas
(Sudaryanto, 2006). Salah satu produk hortikultura yang mempunyai potensi untuk
Secara geografis Kabupaten Kebumen Jawa Tengah terletak pada 7°27′- 7°50′
Kebumen merupakan dataran rendah, sedang pada bagian utara berupa pegunungan,
yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu. Di bagian pesisir pantai
selatan Kebumen, wilayah pedesaan yang bernamakan “Urut Sewu”. Wilayah yang
tanah sangat subur. Di daerah Urut Sewu Kecarnatan Mirit, Luas lahan yang tersedia
± 1.000 Ha, sedang saat ini rata-rata 1 (satu) tahun baru bisa dikelola ± 300 Ha,
sehingga masih terbuka peluang ± 700 Ha. Kapasitas produksi rata-rata 1 (satu) tahun
sebanyak 12 ton/Ha. Di daerah Kecarnatan Mirit ini terdapat usaha tani semangka dan
Cucurbitaceae) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun di
Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan melon (Cucumis melo)
dan ketimun (Cucumis sativus). Karena cuaca yang tidak menentu membuat petani
2
takut untuk menanam melon, hal ini juga berakibat petani pun takut menanam melon
penelitian tentang perbandingan biaya tenaga kerja dan pendapatan usaha tani
melon?
melon.
melon.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Usahatani
bagaimana seorang petani mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Menurut
Mosher dalam Shinta (2011), usahatani merupakan pertanian rakyat dari perkataan
farm dalam bahasa Inggris. Dr. Mosher memberikan definisi farm sebagai suatu
tempat atau sebagian dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan oleh
seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manajer yang
digaji. Usahatani juga dapat diartikan sebagai himpunan dari sumber-sumber alam
yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah
dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-
seperti alam, tenaga kerja, modal dan ketrampilan dengan tujuan berproduksi untuk
menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian. Harun (1999) dalam Ikbal Bahua (2008)
mendefenisikan usaha tani adalah sebagai organisasi dari alam, tenaga kerja, modal
pembelian barang atau jasa bagi kegiatan usaha tani (Soekarwati, 1995).
Dalam usahatani dikenal dua macam biaya, yaitu biaya tunai atau biaya yang
4
dibayarkan dan biaya tidak tunai atau biaya yang tidak dibayarkan. Biaya
yang dibayarkan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga
kerja luar keluarga, biaya untuk pembelian input produksi seperti bibit, pupuk,
air dan irigasi, dan lain sebagainya (Daniel, 2002). Menurut Hermanto (1993),
biaya usaha tani berdasarkan jumlah output yang dihasilkan terdiri dari :
a. Biaya tetap, merupakan biaya yang besar kecilnya tidak tergantung kepada
yaitu :
a. Nilai dari produk yang dikonsumsi sendiri oleh petani dan keluarganya
buahan.
b. Nilai dari keseluruhan produksi usahatani yang dijual baik dari hasil
3. Pendapatan usahatani
5
Pendapatan usahatani merupakan selisih penerimaan usahatani dengan
pendapatan kotor dengan biaya-biaya alat luar dan dengan modal dari luar.
B. Tenaga Kerja
tenaga kerja petani beserta anggota keluarganya. Rumah tangga petani yang
umumnya sangat terbatas kemampuannya dari segi modal, peranan tenaga kerja
keluarga sangat menentukan. Jika masih dapat diselesaikan oleh tenaga kerja
keluarga sendiri maka tidak perlu mengupah tenaga luar, yang berarti menghemat
Menurut Farwah Inal Abdi, (2013) Sumber tenaga kerja dalam usahatani
dibedakan atas:
6
1. Tenaga kerja dalam keluarga (family labour) yaitu seluruh tenaga kerja yang
Peranan anggota keluarga juga sebagai tenaga kerja disamping tenaga luar yang
diupah. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usahatani berbeda-
beda, tergantung konsep usahatani yang dijalankan. Banyak sedikitnya tenaga kerja
luar keluarga yang digunakan tergantung juga pada dana yang tersedia untuk
Kegiatan tenaga kerja luar sangat dipengaruhi sistem upah, lamamya waktu kerja,
1. Upah borongan
Adalah upah yang diberikan sesuai dengan perjanjian antara pemberi kerja
2. Upah waktu
7
3. Upah premi
kerja. Seorang tenaga kerja yang bisa memberikan produktivitas dan prestasi kerja
yang tinggi, akan mendapatkan imbalan yang lebih besar sebagai upah dan
membutuhkan curahan fisik kerja yang cukup berat terutama dalam kegiatan
pengolahan tanah yang dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki. Kegiatan usahatani
biasanya dimulai dari fajar hanya hingga siang dikarenakan kegiatan pertanian di
lahan sangat menguras tenaga secara fisik ditambah dengan teriknya sinar
seperti pengolahan tanah dan pengaturan irigasi, dilakukan oleh tenaga kerja laki-
laki. Sedangkan kegiatan yang relatif lebih ringan secara fisik tetapi
dimiliki oleh setiap tenaga kerja juga sangat dipengaruhi oleh pembelajaran dan
6. Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin
berat suatu pekerjaan dalam usahatani, semakin membutuhkan tenaga kerja yang
8
kuat. Tenaga kerja yang kuat sangat dipengaruhi oleh umur seseorang. Semakin
untuk pekerjaan yang relatif berat biasanya dikerjakan oleh pekerja yang berumur
C. Budidaya Semangka
Semangka lebih cocok ditanam di daerah beriklim panas dan kering. Akan tetapi,
untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal tanaman ini memerlukan persyaratan
tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor iklim dan tanah. Faktor
iklim meliputi temperatur, kelembaban udara dan curah hujan. Adapun unsur tanah
membendung saluran air keluar. Pembendungan saluran ini hingga air menggenangi
areal setinggi bagian mulsa terendah yang menutupi bedengan. Saluran air baru
Pengairan ini perlu diulang kembali setiap minggu. Adanya penggenangan air ini pun
dimaksudkan untuk menekan pertumbuhan gulma di sekitar parit (Duljupar dan Rina,
2000).
(Agromedia, 2007). Umur panen tanaman semangka tergantung pada jenis atau
9
varietasnya dan pada ketinggian lokasi penanaman. Semakin tinggi lokasi
penanaman, buah semangka dapat dipanen pada umur 75 – 100 hari sejak ditanam.
Buah semangka yang akan dipasarkan jarak jauh sebaliknya dipanen lebih awal agar
D. Budidaya Melon
Tanaman melon dapat tumbuh pada daerah tropik dan subtropik. Melon dapat
tumbuh pada ketinggian 300-1000 meter diatas permukaan laut dan dengan suhu
antara 25-30 °C. Tanaman ini memerlukan sinar matahari penuh, sehingga tidak
cocok ditanam pada daerah lembab dan ternaung (Ashari 2006). Melon memerlukan
tanah dengan tingkat drainase baik, sehingga hasil melon lebih produktif (Rubatzky
dan Yamaguchi 1999), ketersediaan air yang konstan sangat diperlukan melon untuk
memerlukan tanah atau media semai dengan suhu 23.9-35.0 °C, untuk menunjang
perkecambahan benih harus tertutup media semai dengan ketebalan 0.5-1.5 inchi
(Poincelot 2004).
E. Penelitian Terdahulu
Analisis Komparatif Usaha Pembuatan Gula Merah dan Gula Semut di Kabupaten
profitabilitas dan efisiensi usaha pembuatan gula merah dan gula semut di Kabupaten
Kulon Progo serta mengetahui perbedaan keuntungan kedua usaha. Metode analisis
10
data yang digunakan berupa analisis total cost, r/c ratio, analisis profitabilitas dan uji t
untuk mengetahui perbedaan keuntungan usaha gula merah dan gula semut.
2.868,96 dan gula semut Rp 1.652,08. Profitabilitas usaha gula merah sebesar 25,99%
dan gula semut sebesar 9,90%. Efisiensi usaha gula merah sebesar 1,26 dan gula
semut sebesar 1,10. Hasil uji-t menunjukkan adanya perbedaan antara keuntungan
usaha pembuatan gula merah dan gula semut di Kaupaten Kulon Progo. Hasil one
way anova menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keuntungan antar kelompok
responden usaha pembuatan gula merah dan terdapat perbedaan keuntungan antar
Kedua , I Putu Ajus Heryana, et all (2016) melakukan penelitian yang berjudul
Perbandingan Pendapatan antara Usahatani Kopi dan Usahatani Jeruk di Desa Serai
Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
lahan dari tanaman kopi menjadi jeruk adalah suhu lingkungan, bibit tanaman kopi
yang kurang produktif, pemanenan kopi yang lama, penjualan hasil panen kopi lebih
susah, musim panen kopi lama, dan harga kopi yang sering anjlok. Pendapatan
0,50 Ha.
11
Ketiga, Ilham Suseno (2016) melakukan penelitian yang berjudul Studi
Organik dengan Padi Anorganik Desa Klepu dan Desa Sukorejo Jawa
Hasil dari penelitian ini menunjukan ada perbedaan yang signifikan biaya
produksi padi organik dengan padi anorganik dikarenakan adanya perbedaan biaya
yaitu biaya pemupukan, penggunaan biaya obat-obatan pestisida dan biaya tenaga
kerja. Ada perbedaan yang signifikan produktivitas padi organik dengan padi
penjualan hasil pertanian untuk pertanian organik dijual oleh tengkulak luar kota
modal lancar, pendapatan kotor dan bersih, dan biaya produksi yang meliputi benih,
pupuk, pestisida dan tenaga kerja di pertanian Padi organik dan anorganik. Penelitian
ini menggunakan uji-t sampel independen (independent sample t-test) yaitu metode
12
yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-ratadari dua populasi yang bersifat
Variabel-variabel yang diuji adalah produksi, modal lancar, pendapatan yang meliputi
pendapatan kotor dan pendapatan bersih, serta biaya yang meliputi biaya saprodi:
pupuk, pestisida, benih, dan tenaga kerja. Dari hasil pengujian, diketahui ada tiga
variabel yang tidak signifikan, yaitu modal lancar, biaya pupuk, dan biaya tenaga
kerja.
Kelima, Amir Halid, et all. (2014) melakukan penelitin yang berjudul Analisis
rawit dan tomat dengan mengetahui perbandingan resiko investasi usahatani cabai
rawit dan tomat di Desa Tolite Jaya Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo
Utara. Analisis data yang dipakai dalam penelitian, diantranya analisis deskriptif, R/C
ratio dan standar deviasi. Analisis deskriptif, digunakan untuk mendeskripsikan data
primer yang terkait dengan keadaan demografi petani yang dilokasi penelitian yang
menjadi sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
usahatani cabai rawit lebih menguntungkan dengan R/C Ratio 3,6 dibandingkan
dengan usahatani tomat dengan R/C Ratio 0,6. Investasi usahatani cabai rawit lebih
Keenam, Yudika Ester Sigiro, et all. (2015) melakukan penelitian yang berjudul
Analisis Perbandingan Tingkat Ekonomi Petani Padi Rawa Lebak Saat Musim Hujan
13
Dan Musim Kemarau Di Desa Pelabuhan Dalam. Tujuan penelitian ini adalah 1)
Menghitung dan membandingkan besarnya pendapatan yang diterima oleh petani saat
musim hujan dan musim kemarau, 2) Menghitung besarnya jumlah konsumsi serta
besarnya tabungan yang dimiliki petani saat musim hujan dan musim kemarau, 3)
Mengidentifikasi penambahan asset yang dimiliki petani saat musim hujan dan
kemarau dan musim hujan di Desa Pelabuhan Dalam dilakukan dengan uji Paired
Samples T-Test.
Berdasarkan hasil penelitian, pendapatan yang diperoleh petani pada saat musim
hujan lebih besar daripada pendapatan yang diterima petani pada saat musim
kemarau.Begitu juga dengan jumlah tabungan serta jumlah uang yang dikeluarkan
untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi, lebih besar pada saat musim hujan daripada
Ketujuh, Nyayu Neti Arianti, et all. (2016) melakukan penelitian yang berjudul
Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Padi Pada Daerah Sentra Dan Non-
faktor-faktor produksi terhadap produksi usahatani padi pada daerah sentra dan non-
sentra, serta mengetahui dan membandingkan pendapatan usahatani padi pada daerah
penelitian ini adalah metode survey. Teknik penarikan sampel adalah cluster sampling
14
dan data yang digunakan berupa data primerdan data sekunder. Metode yang
digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata pendapatan usahatani padi pada daerah
sentra dan non-sentra padi di Kabupaten Lebong, dipakai uji beda nilai tengah (uji t).
produksi usahatani padi pada daerah sentra yaitu jumlah penggunaan tenaga kerja luar
dalam keluarga dan jumlah penggunaan tenaga kerja luar keluarga, dan rata-rata
mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi kinerja PUAP, serta menguji apakah
kinerja PUAP syariah berbeda dengan PUAP konvensional di Jawa Tengah tahun
2008-2011. Metode analisis yang dipakai adalah analisis multiple regression dummy
variabel dengan menggunakan panel data sampel LKMA PUAP tahun 2008-2011 di
lima kabupaten di Jawa Tengah. Kinerja antara LKMA syariah dengan LKMA
dan Solvabilitas (DER) LKMA syariah lebih baik dari konvensional. Kinerja ATO
antara LKMA syariah dan konvensional tidak signifikan perbedaannya, meski secara
rata-rata ATO LKMA PUAP syariah sedikit lebih baik. Maka, dapat dikatakan, di
15
Jawa Tengah, kinerja LKMA PUAP syariah lebih baik dari LKMA PUAP
konvensional.
Komparatif Antara Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sistem Tabela Dengan Tapin
Di Desa Air Terang Kecamatan Tiloan Kabupaten Buol. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan pendapatan usahatani padi sawah pada sistem Tabela dan
sistem Tapin dan untuk mengetahui kelayakan usahatani padi sawah sitem Tabela dan
Tapin di Desa Air Terang Kecamatan Tiloan Kabupaten Buol. Analisis data
dengan nilai t-hitung > t-tabel (3,434 > 1,999). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pendapatan usahatani padi sawah dengan sistem Tabela dan sistem Tapin.
Rata-rata nilai R/C ratio sistem Tabela sebesar 2,41 dan rata-rata nilai R/C ratio
sistem Tapin sebesar 2,24, maka dapat dikatakan bahwa usahatani padi sawah di Desa
Kesepuluh, Ayu Citra Asri, et all. (2000) melakukan penelitian yang berjudul
Studi Komparatif Pendapatan Petani Semangka dan Petani Padi. Tujuan dari
(3)mengetahui besarnya manfaat dan biaya yang diperoleh petani dalam usahatani
semangka dan padi. Pengujian hipotesis menggunakan tabel silang, tabel frekuensi,
16
dan analisis regresi berganda. Teknik analisis yang digunakan adalah uji statistik
regresi berganda.
semangka dan petani padi. Petani semangka memiliki rata-rata pendapatan lebih
tinggi dibandingkan dengan rata-rata pendapatan petani padi. Faktor produksi yang
paling berpegaruh terhadap pendapatan bersih petani semangka dan petani padi
adalah luas lahan. Manfaat dan biaya usahatani semangka dan usahatani padi
menunjukkan bahwa selisih input dan output yang lebih besar untuk usahatani
semangka, dengan perbandingan 3,1:1 untuk luas lahan < 0,25 ha; 2,1:1 untuk luas
162 lahan 0,25-0,5 ha; 1:1,8 untuk luas lahan > 0,5ha. Sedangkan untuk analisis B/C
ratio menunjukkan angka lebih dari 1, hal ini berarti keduanya layak dikembangkan.
Nilai B/C usahatani semangka lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani padi
usahatani padi.
17
F. Kerangka Pemikiran
Usahatani
Semangka Melon
Melon
Faktor Produksi
- Lahan
- Bibit
- Pupuk
- Pestisida
- Tenaga kerja
Produksi Produksi
Pendapatan Pendapatan
18
III. METODE PENELITIAN
daerah tersebut terdapat lahan luas yang digunakan untuk usaha semangka dan melon.
B. Sasaran penelitian
Sasaran penelitian merupakan sesuatu yang dijadikan objek dalam penelitian yang
dilakukan. Adapun sasaran penelitian ini adalah petani semangka dan melon di daerah
orangmaka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sensus. Sensus adalah
Menurut Sugiyono (2012) Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
19
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibuat, maka variabel dan pengukuran
1. Biaya variabel
Biaya variabel dalah biaya yang secara total meningkat secara proporsional
lain biaya bahan baku, biaya pupuk dan biaya pestisida. Biaya variabel diukur
Biaya tenaga kerja adalah sejumlah nilai uang yang harus dikeluarkan untuk
memberikan upah orang yang telah membantu pekerjaan usaha tani baik
keluarga atau orang lain. Biaya tenaga kerja dihitung berdasarkan kegiatan
(Rp).
3. Biaya tetap
Biaya tetap adalah adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah
perusahaan. Contoh biaya tetap antara lain beban penyusutan, beban sewa,
dan beban asuransi. Biaya tetap diukur dalam bentuk rupiah (Rp)
4. Biaya penerimaan
kegiatan usaha dikalikan dengan harga jual yang berlaku di pasar. Biaya
20
5. Biaya produksi
Biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses produksi serta
barang yang dibeli dan jasa yang dibayar didalamnya maupun diluar
6. Pendapatan
E. Analisis Data
atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai adalah
pendapatan yang didasarkan kepada biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam bentuk
uang, sedangkan pendapatan atas biaya total adalah pendapatan yang didasarkan atas
semua biaya yang dikeluarkan, baik tunai maupun tidak tunai. Adapun hal lain yang
mendasari pembagian analisis ini adalah karena pada umumnya petani hanya
berikut :
I = TR – TC
21
Keterangan :
I : pendapatan(Rp)
TR : total penerimaan(Rp)
TR = P . Q
Keterangan :
P : harga(Rp)
Q : jumlah produk(kg)
karena pendapatan yang besar tidak selalu menunjukkan efisiensi yang tinggi. Ukuran
efisiensi yang biasanya digunakan adalah R/C dimana analisis ini mampu
usahatani. Pengukuran efisiensi usahatani terhadap setiap penggunaan satu unit input
dapat digambarkan oleh nilai rasio antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya
(R/C). R/C rasio yang dihitung dalam analisis ini terbagi menjadi R/C atas biaya tunai
peneriman
R/C =
biaya
Secara teoritis, nilai R/C menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya/pengeluaran
22
a. R/C > 1 : Kegiatan usahatani efisien untuk dijalankan
3. Uji Beda
rata-rata pendapatan dan perbedaan rata-rata efisiensi. Dalam hal ini, yang akan
dilihat adalah perbedaan rata-rata pendapatan dan perbedaan rata-rata efisiensi yang
diterima oleh usaha tani semangka dan petani melon. Uji yang digunakan untuk
Hipotesis :
melon
Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Artinya terdapat
23
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, Farwah Inal, Hasman Hasyim dan Sri Fajar Ayu. Faktor-Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga Pada Usaha
Tani Padi Sawah. Skripsi. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Arfah, Siti Y.C, Rustam A.R, dan Sulaeman. 2013. Analisis Komparatif Pendapatan
Usahatani Padi Sawah Sistem Tabela Dan Sistem Tapin. Jurnal Agribisnis. 1 (3)
: 244-249.
Ashari S. 2006. Hortikultura: Aspek Budidaya. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Pr.
Asri, Ayu Citra, Agus Susanto dan Dina Ruslanjari. 2012. Studi Komparatif
Pendapatan Petani Semangka dan Petani Padi. Jurnal Bumi Indonesia. 1 (3) :
156-163
Budiono. 2002. Ekonomi Mikro Seri Sinopsis: Pengantar Ilmu Ekonomi No.1.
Yogyakarta : BPFE.
24
Heryana, I Putu Ajus, I Made Sudarma, dan I Gede Setiawan Adi Putra. 2016.
Perbandingan Pendapatan antara Usahatani Kopi dan Usahatani Jeruk di Desa
Serai Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Jurnal Agribisnis dan
Agrowisata. 5 (1) :1-9.
Junaedi, Dedi dkk. 2012. Studi Komparasi Kinerja Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan Syariah dan Konvensional di Jawa Tengah. Jurnal Agro Ekonomi.Vol
30 No. 2 ISSN 183-199.
Rubatzky VE, Yamaguchi M. 1999. Sayuran Dunia 3 : Prinsip, Produksi, dan Gizi.
Herison C, penerjemah. Bandung (ID): Penerbit ITB. Terjemahan dari:
Principles, Production, and Nutritive Value
Sigiro, Yudika Ester, M. Yamin Hasan, dan Henny Malini. Analisis Perbandingan
Tingkat Ekonomi Petani Padi Rawa Lebak Saat Musim Hujan dan Musim
Kemarau Di Desa Pelabuhan Dalam. Jurnal Komunikasi Agribisnis. 3 (2) : 1-
10.
25
Sudaryanto, Tahlim dan I Wayan Rusastra. 2006. Kebijakan Strategis Usaha Pertanian
dalam Rangka Peningkatan Produksi dan Pengentasan Kemiskinan. Jurnal
Litbang Pertanian., 25(4) :115-123.
26
Lampiran 1. Kuesioner
KUESIONER
STUDI KOMPARASI USAHA TANI SEMANGKA DAN MELON
DI KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN
Identitas Responden :
No Responden :
Nama :
Umur :
Pekerjaan Utama :
Pekerjaan Sampingan :
Luas Lahan Milik Sendiri :
Luas Lahan Sewa :
A. Biaya Variabel
1. Biaya sarana produksi tanaman semangka/melon
a. Benih
Jenis Jumlah Satuan Harga Total biaya
(pack) (gram) (Rp/pack) (Rp)
a. Varietas
non-biji
-
-
-
b. Varietas
berbiji
-
-
-
Total
27
b. Pupuk
Jenis Jumlah Satuan Harga Total biaya
(sak) (kg) (Rp/sak) (Rp)
a. Kapur
pertanian
b. Pupuk
kandang
c. ZA
d. Urea
e. NPK
f. TSP (SP-36)
g. KCL
h. Borate/fertibor
i. Karbofuran
j. Lain-lain
-
-
-
-
Total
c. Pestisida
Jenis Jumlah Satuan Harga Total biaya
(Rp)
a. Insektisida
semprot
b. Fungisida
c. Pupuk daun
d. Lain-lain
-
-
-
-
Total
28
2. Biaya Tenaga Kerja
Uraian Dalam Keluarga Luar Keluarga Biaya
Jumla Jam Jumla Jam Upah/har Total
h kerja/ h kerja/ i (Rp)
(orang) hari (orang) hari (Rp)
Pengolahan
tanah
- Pengolahan
tanah dan
pembuatan
bedengan
- Pengapuran
dan
pemupukan
dasar
- Pemasangan
mulsa dan
pelubangan
- Penanaman
bibit
Pemeliharaan
tanaman
- Pemupukan 1
- Pemupukan 2
- Pemupukan 3
- ………
- pengairan
- pemangkasan
- penyemprotan
1
- penyemprotan
2
- penyemprotan
3
- ……
- Penyerbukan
buatan
Panen
- biaya potong
dan pikul
Total
29
B. Biaya tetap
1. Biaya pengairan per tahun : Rp.
2. Biaya sewa lahan per musim : Rp.
3. Biaya pajak per tahun : Rp.
4. Biaya alat pertanian
NB−NL
NP=
UE
30
Total
C. Penerimaan
Jenis Volume Harga Total penerimaan
penjualan (Rp/kg) (Rp)
(kg)
Grade A
Grade B
Grade C
Total
D. Pendapatan Bersih
1. Biaya produksi
a. Biaya tetap (FC) :
b. Biaya variabel (VC) :
c. Total biaya (TC) :
2. Penerimaan (TR) :
3. Pendapatan (I) : TR-TC :
31