DISUSUN OLEH :
Kelompok 4
1. Nurul Azizah H0818081
2. Riris Prabaningrum H0818088
3. Shalsha Afifah Ayumi H0818094
4. Taufiq Randi Ismail H0818097
5. Wahidah Izzatus Silmi H0818104
π = TR – TC , di mana :
π = P. Q – TC
π = (P1 . Q1 + P2 . Q2) – TC
Keterangan : π = Pendapatan (Rp / MT)
TR = Penerimaan total (Rp / MT)
TC = Biaya produksi (Rp / MT)
P1 = Harga jual beras (Rp / kg)
Q1 = Produksi beras (kg)
P2 = Harga jual dedak (Rp / sak)
Q2 = Produksi dedak (sak)
2. Analisis regresi linear sederhana dengan rumus :
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Penerimaan, biaya produksi, pendapatan usahatani
X = Luas tanam
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
Uji keberartian koefisien regresi dilakukan dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel pada α = 5 %. Koefisien regresi
dinyatakan berarti apabila F hitung lebih besar daripada F tabel. Uji
linearitas koefisien regresi dilakukan dengan membandingkan F hitung
dengan F tabel pada α = 5 %. Koefisien regresi dinyatakan linear apabila
F hitung lebih kecil daripada F tabel. Uji korelasi untuk menentukan besar
dan arah hubungan antara variabel bebas dan terikat dilakukan dengan
menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment :
n ∑ xiyi−(∑ xi)(∑ yi)
rxy =
√( n ∑ xi 2−(∑ xi)2)(n ∑ yi2−(∑ yi)2)
2. Biaya produksi
3. Pendapatan
Pendapatan usahatani padi sawah dengan luas lahan < 0,5 ha, 0,5 –
1 ha, dan > 1 ha diperlihatkan dalam Tabel 7, 8, dan 9, sedangkan
hubungan antara luas lahan (X) dan pendapatan (Y) digambarkan dalam
persamaan regresi linear sederhana pada Gambar 3. Hasil analisis regresi
linear sederhana menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 ha luas lahan
dapat menyebabkan kenaikan pendapatan sebesar Rp 6.440792,45/MT.
Koefisien korelasi sebesar 0,89 menunjukkan hubungan yang signifikan
antara luas lahan dengan biaya produksi. Nilai koefisien determinasi (R)
sebesar 79,21 % menunjukkan besar pengaruh luas lahan terhadap biaya
produksi usahatani padi sawah ialah sebesar 79,21 %. Pendapatan
merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya produksi. Semakin
besar luas lahan maka pendapatan petani akan semakin besar, sehingga
petani dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain memenuhi
kebutuhan keluarga, pendapatan usahatani juga digunakan sebagai sumber
untuk permodalan usahatani pada musim tanam berikutnya.
Tabel 7. Pendapatan Petani dengan Luas Lahan < 0,5 ha
No Luas Penerimaan Biaya Produksi Pendapatan
Lahan (Rp/MT) (Rp/MT) (Rp/MT)
(ha)
A 0,25 3.703.320 2.479.282 1.224.038
B 0,30 4.423.000 3.494.750 928.250
C 0,40 4.033.160 3.933.766 99.394
Rerata 4.053.160 3.302.599,33 750.560,67
No Luas Penerimaan Biaya Produksi Pendapatan
Lahan (Rp/MT) (Rp/MT) (Rp/MT)
(ha)
D 0,5 5.637.440 3.903.669 1.733.771
E 0,5 7.901.400 5.792.090 2.109.310
F 0,6 7.076.800 4.025.130 3.051.670
G 0,8 12.774.240 8.304.224 4.470.016
H 1,0 15.862.800 8.674.730 7.188.070
I 1,0 12.834.240 8.566.374 4.267.866
J 1,0 19.131.360 11.100.778 8.030.582
K 1,0 11.109.960 8.309.946 2.800.014
L 1,0 15.802.800 8.861.730 6.941.070
M 1,0 10.795.200 8.257.395 2.537.805
Rerata 11.892.624 7.579.606,6 4.313.017,4
Arimbawa, P.D. 2015. Pengaruh luas lahan, teknologi dan pelatihan terhadap
pendapatan petani padi dengan produktivitas sebagai variabel
intervening di kecamatan mengwi. E-Jurnal EP Unud, 6[8]: 1601-
1627.
Lumintang, F.M. 2013. Analisis pendapatan petani padi di desa teep kecamatan
langowan timur. Jurnal EMBA 1(3): 991-998.
Putri, I.,C.,K. 2013. Analisis pendapatan petani kakao di Kabupaten Parigi –
Moutong. Jurnal EMBA 1 (4): 2198.
Risana, Kalaba, Y. 2018. Analisis pendapatan usahatani padi sawah dengan sistem
tanam pindah di desa siboang kecamatan sojol kabupaten Donggala.
Jurnal Pembangunan Agribisnis 1(1): 1-7.
Sundari, M.,I. 2011. Analisis biaya dan pendapatan usaha tani wortel di kabupaten
karanganyar. Jurnal SEPA 7 (2): 119-126.