Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT East West Seed Indonesia (Ewindo) merupakan perusahaan benih sayuran terpadu
di Indonesia yang mempunyai tujuan utama untuk mengembangkan industri benih
lokal sehingga dapat menghasilkan benih sayur berkualitas tinggi. Ewindo merupakan
pemimpin pasar industri benih hortikultura di Indonesia (Ari, 2013). Proses bisnis
Ewindo meliputi kegiatan produksi benih dan penjualan benih kepada petani. Sebagai
perusahaan yang selalu menetapkan target penjualan benih yang meningkat setiap
tahunnya, Ewindo memiliki strategi penetrasi pasar melalui strategi peningkatkan
repeat order. Strategi Ewindo untuk meningkatkan repeat order yaitu dengan
memberikan pendampingan terhadap petani yang telah bermitra untuk meminimalisasi
risiko kegagalan bertani. Dengan keberhasilan yang dicapai oleh petani berkat adanya
pendampingan, diharapkan mitra petani akan semakin loyal kepada perusahaan
sehingga berdampak pada meningkatnya repeat order.

Ewindo memiliki mitra petani yang tersebar di enam wilayah penjualan di seluruh
Indonesia (Sumatera Bagian Utara, Jawa Barat Bagian Utara, Jawa Barat Bagian
Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Indonesia Bagian Timur yang meliputi
Sulawesi dan Papua). Untuk memberikan pelayanan pertanian terhadap mitra
petaninya, saat ini perusahaan menugaskan satu orang penyuluh pertanian untuk setiap
kabupaten/kota wilayah pertanian yang berada di bawah pengawasan wilayah
penjualan yang telah disebutkan sebelumnya. Setiap penyuluh pertanian harus
melayani rata-rata 200-300 mitra petani yang berada di kabupaten/kota tersebut. Pada
kenyataannya, penyuluh pertanian hanya mampu melayani 20-30 mitra petani setiap
bulannya karena keterbatasan kapasitas tenaga dan lokasi antarpetani yang saling
berjauhan (W. Wuryawan, komunikasi personal, Mei 21, 2018).

Pertumbuhan teknologi informasi menjadi faktor utama bagi suatu organisasi untuk
mengambil manfaat sehingga dapat meningkatkan competitive advantage yang
dimilikinya. Teknologi informasi secara luas dikembangkan untuk memecahkan
masalah organisasi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Hal yang sama juga
dilakukan oleh Ewindo. Untuk menjangkau seluruh mitra petani dan meningkatkan
pelayanan terhadap mitra petaninya, Ewindo meluncurkan aplikasi telepon genggam

1
yaitu Sistem Aplikasi Petani Indonesia (Sipindo) berbasis Android sebagai bentuk
penyuluhan pertanian secara online. Aplikasi telepon genggam ini diharapkan dapat
membantu mitra petani dalam menyelesaikan masalah pertanian yang dihadapi, seperti
panduan tata cara bertanam serta penanganan hama dan penyakit tanaman. Selain itu,
kehadiran aplikasi telepon genggam ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan
terhadap penyuluh pertanian yang ditugaskan. Sipindo dapat membantu mitra petani
dalam menghadapi ketidaktentuan cuaca, harga komoditas yang tidak transparan,
keterbatasan akses pemasaran hasil pertanian, serta banyaknya jenis hama dan
penyakit yang menyerang tanaman dan sayuran. Dengan kehadiran Sipindo, mitra
petani dapat mendapatkan pelayanan pertanian secara lebih cepat karena dapat
mendapatkan layanan penyuluhan secara instan hanya melalui telepon genggam.
Dengan kehadiran aplikasi ini, perusahaan berharap dapat semakin meningkatkan
produktivitas mitra petani serta meningkatkan kepuasan mitra petani terhadap
perusahaan.

Dalam Rilisiana (2016) menyebutkan bahwa pengembangan inovasi, salah satunya


dengan teknologi informasi dalam bentuk aplikasi telepon genggam, dapat
meningkatkan produktivitas dan mengefisiensikan biaya produksi yang dapat
berakibat pada peningkatan kesejahteraan petani Indonesia. (Rilisiana, 2016). Hasil
studi perusahaan konsultan dunia terhadap 26 negara di luar Eropa menyebutkan
bahwa teknologi, dalam hal ini aplikasi telepon genggam, dapat meningkatkan
pendapatan petani sebesar 11%.

Selain menyediakan layanan konsultasi pertanian, Sipindo juga berperan sebagai


platform informasi. Kualitas layanan konsultasi pertanian tentunya bergantung pada
kualitas informasi yang diberikan oleh Ewindo sendiri. Untuk kualitas informasi
beberapa layanan dimana Sipindo berperan sebagai platform, bergantung dari kualitas
informasi yang diberikan oleh setiap pengguna. Semakin sedikit pengguna yang
memasukan informasi, semakin kurang bervariatif pula informasi yang ada pada
Sipindo. Sedikitnya jumlah pengguna yang memasukan informasi menyebabkan
informasi yang tersedia pada Sipindo kurang merepresentasikan kondisi sistem
pertanian yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa upaya mempertahankan pengguna
menjadi hal yang sangat krusial terhadap kualitas informasi pada Sipindo.

2
Kesuksesan sebuah produk teknologi informasi bergantung dari bagaimana konsumen
berhasil mengadopsi suatu teknologi dan selanjutnya mempertahankan
penggunaannya (Anda & Temmen, 2014). Sebanyak 25% aplikasi yang terpasang
pada ponsel tidak pernah lagi digunakan oleh konsumen dan sebanyak 26% dari
aplikasi ditinggalkan setelah penggunaan pertama (Malik, Suresh, & Sharma, 2017).
Dengan demikian, usaha meningkatkan jumlah pengguna dan mempertahankan
pengguna agar dapat terus merupakan hal yang krusial bagi pengembang aplikasi.
Perusahaan telah menginvestasikan usaha dan sumber daya yang besar dalam
mengeluarkan sebuah aplikasi telepon genggam. Jika perusahaan tidak dapat
mempertahankan pengguna dan memberikan fasilitas agar pengguna tertarik dalam
menggunakan aplikasi secara terus-menerus, perusahaan tidak dapat menutupi biaya
yang dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat yang diinginkan.

Gambar I-1 menunjukkan kenaikan jumlah pengunduh Sipindo yang sebanding


dengan jumlah pengguna yang menghapus Sipindo pada telepon genggamnya.
Gambar I-2 menunjukkan bahwa besarnya jumlah uninstall Sipindo selama periode
operasinya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat retensi pengguna terhadap Sipindo
hanya berkisar 31,4%.

Gambar I-1 Jumlah pengunduh dan jumlah pengunduh yang menghapus Sipindo (Januari-Juni 2018)
Sumber: Data internal perusahaan

3
Gambar I-2 Jumlah pengunduh bertahan dan pengunduh yang menghapus Sipindo (April 2017-Juni 2018)
Sumber: Data internal perusahaan

Hingga saat ini perusahaan masih belum dapat mengidentifikasi alasan yang
melatarbelakangi kondisi tersebut, sehingga perusahaan berharap dapat dilakukan
kajian mengenai perilaku penggunaan awal dan berkelanjutan terhadap Sipindo.
Penelitian terkait perilaku penggunaan suatu sistem informasi sendiri telah
dikembangkan dengan berbagai model untuk memahami faktor yang memengaruhi
pengguna dalam mengadopsi suatu teknologi dan menggunakannya secara terus
menerus.

Penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan


awal dan berkelanjutan terhadap Sipindo. Pertama, penelitian ini akan mengevaluasi
penerimaan pengguna potensial terhadap Sipindo dengan menggunakan model
Unified Theory of Acceptance and Useof Technology (UTAUT) oleh Venkantesh
tahun 2003. Model ini terdiri atas empat elemen utama, yaitu ekspektasi kinerja,
ekspektasi usaha, pengaruh sosial, dan kondisi fasilitas. Kedua, penelitian ini akan
mengevaluasi perilaku pengguna aktual dalam menggunakan Sipindo secara
berkelanjutan. Untuk meneliti hal tersebut, peneliti akan membangun model dengan
mengkombinasikan tiga model yang pernah dikembangkan pada penelitian terdahulu
untuk memprediksi perilaku penggunaan berkelanjutan terhadap Sipindo. Ketiga
model tersebut adalah Expectation Conformation Model (ECM) yang diusulkan oleh

4
Bhattacherjee tahun 2001, Cognitive Model of Satisfaction yang diusulkan oleh Oliver
1980, dan Information System Success Model yang diusulkan oleh DeLone dan
McLean tahun 2003. Model tentang perilaku dalam penggunaan awal dan ini dapat
menjadi dasar dalam penyusunan strategi perbaikan Sipindo secara menyeluruh guna
menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjabaran latar belakang yang telah disusun pada Subbab 1.1, rumusan
masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah cara
meningkatkan niat penggunaan awal dan niat penggunaan berkelanjutan melalui
rekomendasi perbaikan?”. Rumusan masalah utama tersebut kemudian dijabarkan ke
dalam rumusan masalah yang lebih spesifik sebagai berikut.
1. Faktor apa yang memengaruhi niat pengguna potensial dalam
menggunakan Sipindo?
2. Faktor apa yang memengaruhi niat pengguna aktual dalam menggunakan
Sipindo secara berkelanjutan?
3. Apa rekomendasi perbaikan yang dapat diusulkan terhadap Sipindo untuk
meningkatkan niat pengguna awal dan penggunaan berkelanjutan tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah penelitian yang telah dijabarkan
sebelumnya, terdapat tiga tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini. Adapun tujuan
yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap niat pengguna potensial
dalam menggunakan Sipindo.
2. Mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap niat pengguna aktual dalam
menggunakan Sipindo secara berkelanjutan.
3. Memberikan rekomendasi perbaikan Sipindo untuk meningkatkan niat
pengguna awal dan berkelanjutan.

5
1.4 Analisis Pemangku Kepentingan Masalah
Penelitian yang dilakukan merupakan bentuk pemecahan permasalahan yang terjadi
dalam perusahaan. Pemecahan permasalahan dalam sebuah sistem melibatkan
pemangku kepentingan masalah (stakeholders). Pemangku kepentingan ini
merupakan sekelompok manusia ataupun perseorangan yang mempunyai kepentingan
terhadap permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian. Agar dapat memberikan
rekomendasi perbaikan yang holistik, diperlukan proses identifikasi pemangku
kepentingan masalah yang terdiri atas problem owner, problem user, problem
customer, dan problem analyst. Tabel I-1 memuat penjelasan mengenai pemangku
kepentingan masalah dalam penelitian ini.

Tabel I-1 Pemangku kepentingan masalah

Problem owner Divisi Marketing PT East West Seed Indonesia, sebagai


perusahaan pemilik masalah yang merasakan masih adanya
peluang perbaikan untuk meningkatkan niat penggunaan
awal dan berkelanjutan pada Sipindo.
Problem user Divisi IT dan Divisi Marketing PT East West Seed Indonesia,
sebagai pihak yang yang menerapkan usulan perbaikan yang
diberikan dari Tugas Akhir ini.
Problem Pengguna potensial dan pengguna aktual Sipindo, sebagai
customer pihak yang mendapatkan manfaat dari penerapan usulan
perbaikan yang diberikan.
Problem Nindya Tisa Ghassani sebagai peneliti, sebagai pihak yang
analyst melakukan analisis permasalahan dan memberikan
rekomendasi perbaikan dan diajukan kepada problem owner.

6
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi peneliti, keilmuan
teknik industri, dan perusahaan. Berikut adalah manfaat yang diharapkan.

Bagi Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai ajang dalam pengimplementasian
keilmuan teknik industri yang selama ini diperoleh dari bangku kuliah. Selain itu,
penulis mendapat gambaran nyata tentang masalah yang terjadi di industri, terutama
permasalahan perilaku pengguna dalam menggunakan suatu teknologi informasi
pertanian.

Bagi Keilmuan Teknik Industri


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk keilmuan teknik industri
berupa pemahaman terhadap perilaku pengguna potensial dalam mengadopsi suatu
teknologi informasi dan perilaku pengguna aktual dalam menggunakan suatu
teknologi informasi secara berkelanjutan. Di Indonesia sendiri, perkembangan internet
dan mobile application bertumbuh pesat, namun belum banyak penerapan keilmuan
tentang perilaku pengguna dalam mengadopsi ataupun perilaku pengguna dalam
menggunakan suatu teknologi informasi secara berkelanjutan.

Bagi Perusahaan
Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan dalam mengidentifikasi masalah yang
terjadi dalam penggunaan Sipindo, yaitu dengan mengetahui faktor yang berpengaruh
terhadap niat pengguna potensial dalam menggunakan Sipindo serta niat pengguna
aktual dalam menggunakan Sipindo secara berkelanjutan. Selain itu, perusahaan akan
mendapatkan rekomendasi perbaikan terhadap Sipindo. Dengan demikian, perusahaan
dapat meningkatkan jumlah pengguna serta mempertahankan pengguna aktual dari
waktu ke waktu.

7
1.5 Batasan dan Asumsi Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan yang digunakan, yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan hanya sampai pada tahap pemberian rekomendasi
perbaikan. Penelitian ini tidak mengkaji perubahan niat penggunaan awal
ataupun berkelanjutan Sipindo pascapemberian rekomendasi perbaikan. Hal
ini disebabkan karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh penulis.
2. Responden yang terlibat dalam penelitian ini merupakan pengguna potensial
Sipindo serta pengguna aktual Sipindo yang telah memiliki pengalaman
menggunakan Sipindo. Hal ini disesuaikan dengan keinginan perusahaan yaitu
untuk meningkatkan jumlah pengguna baru dan mempertahankan pengguna
yang telah ada.
3. Responden yang terlibat dalam penelitian ini terbatas pada usia 18-55 tahun
dimana rentang usia ini merupakan usia potensial dalam menggunakan internet
(Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia, 2015).

Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan asumsi. Adapun asumsi tersebut
adalah tidak adanya perbedaan perlakuan penyuluh pertanian dalam melakukan
pengambilan data pada penelitian niat penggunaan awal karena telah diberikan
panduan pengambilan data secara lengkap oleh peneliti.

8
1.6 Sistematika Penulisan
Penelitian Tugas Akhir ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut.

a. BAB I PENDAHULUAN
Bab I berisi penjelasan latar belakang yang mendasari dilakukannya penelitian
tentang perbaikan suatu aplikasi telepon genggam Sipindo berdasarkan analisis
faktor yang memengaruhi niat penggunaan awal dan berkelanjutan. Selain itu,
bab ini juga memuat rumusan masalah dari latar belakang yang teridentifikasi,
identifikasi pemangku kepentingan masalah, tujuan dan manfaat peneitian,
batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, serta sistematika
penulisan penelitian.
b. BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II memuat kajian pustaka terkait teori yang berkaitan dengan penelitian,
yaitu konsep dasar tentang perilaku konsumen, teori-teori penelitian terdahulu
yang mendukung dalam konstruksi model penelitian, serta teori yang
digunakan dalam pengolahan data seperti Partial Least Square (PLS). Bagian
ini digunakan sebagai dasar dalam pengolahan data dan analisis penelitian.
c. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab III memuat metode pengerjaan penelitian yang dimulai dari studi
pendahuluan, perumusan masalah penelitian, penentuan tujuan penelitian,
perumusan pemangku kepentingan penelitian, studi literatur, penentuan
batasan dan asumsi penelitian, perancangan penelitian yang meliputi
penentuan model penelitian, identifikasi faktor penyusun model, penentuan
hipotesis penelitian, operasionalisasi faktor penelitian, pembuatan kuesioner
penelitian, penentuan rencana sampling, penyebaran, pengujian, dan perbaikan
kuesioner awal. Selain itu, pada bab ini juga memuat metode pengumpulan
data utama, pengolahan data, analisis dan interpretasi hasil, validasi usulan
perbaikan, hingga pembuatan kesimpulan dan saran.
d. BAB IV PENGOLAHAN DATA
Bab IV memuat proses pengolahan data penelitian. Hasil pada Bab IV ini
dijadikan input dalam langkah analisis dan pembahasan pada bab selanjutnya.

9
e. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab V memuat analisis terhadap hasil pengolahan data yang dihasilkan pada
bab sebelumnya. Data yang telah diolah dikaitkan dengan teori serta tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian. Hasil analisis ini menjadi acuan dalam
perancangan perbaikan serta validasinya.
f. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab VI memuat kesimpulan yang menjawab tujuan penelitian. Selain itu,
diberikan pula saran dari penulis yang dapat dimanfaatkan untuk perusahaan
serta penelitian lanjutan.

10

Anda mungkin juga menyukai