Anda di halaman 1dari 11

Nama : MHD.

Rehan Nefi

NIM : 2310213020

Kelas : Pengantar Ilmu Pertanian Agro-D

Dosen Pengampu : Melinda Noer,. Prof.Dr.Ir.. MSc,

PENYULUHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS

REVITALISASI PERTANIAN

• Revitalisasi pertanian (pertanian, perikanan, dan kehutanan) adalah


kesadaran untuk menempatkan Kembali arti penting pertanian, perikanan,
dan kehutanan secara proporsional dan konsektual. [dicanangkan oleh
presiden RI pada 11 Juni 2005 di Jatiluhur Jawa Barat]
• Proporsional artinya tidak menempatkan sektor pertanian, perikanan dan
kehutanan lebih atau kurang penting dari sektor-sektor lain (industry,
transportasi dan jasa lainnya), tetapi justru menekankan adanya keterkaitan,
saling ketergantungan, dan sinergi semua sektor tersebut.
• Kontekstual artinya menempatkan pentingnya pertanian, perikanan, dan
kehutanan sesuai dengan perkembangan masyarkat. Menegakkan
kedaulatan pangan, meningkatkan daya saing dan produktivitas, serta
meningkatkan kesejahteraan para pelakunya.

Hal terpenting yang harus dilakukan adalah mengubah tantangan tentang pertanian,
perikanan, dan kehutanan : dari yang serba kumuh menjadi Pembangunan pertanian
berkelanjutan yang tetap beriorientasi kepada kepentingan rakyat / masyarkat. Di
perlukan peningkatan mutu SDM petani (agar berkemampuan teknis, manajerial
dan kewirausahaan) melalui penyuluhan yang berbasis pengembangan SDM,
sehingga mampu meningkatkan daya saing dan kemandirian petani.
PROFIL PERTANIAN

• Kebanyakan petani Indonesia memiliki / menggarap lahan yang sempit,


bermodal kecil, dan sering produktivitasnya rendah; namun sejarah
membuktikan bahwa masyarakat petani adalah lembaga yang mantap dan
tangguh sebagai produsen utama segala komoditas pertanian.
• Faktor dominan yang mempengaruhi pengambilan keputusan mereka
adalah kehidupan keluarganya, sedangkan faktor eksternal (produksi
nasional, devisa, disb) kurang berpengaruh terhadap keputusan mereka.
[Slamet, 1999 dan 2003].
• Ketika krisis menghampiri pemerintah dan dunia industri- perdagangan,
masyarakat petani terus berproduksi, dan akan terus berproduksi dengan
atau tanpa intervensi pihak luar. ==→ Hal ini membuktikan bahwa
sesungguhnya PETANI itu memiliki KEMANDIRIAN. [Slamet, 1999 dan
2003]
• Petani adalah perorangan warganegara Indonesia dan keluarganya yang
mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agro- pasture,
penangkaran satwa dan tumbuhan, yang meliputi usaha hulu sampai hilir
dan jasa penunjang; disebut pelaku utama; dan jika berbadan hukum
menurut hukum Indonesia, disebut pelaku usaha.[UU No 16/2006 tentang
SP3K pasal 1 ayat 10].
• Petani dan keluarganya dewasa ini cenderung semakin meningkat
pengetahuan, keterampilan dan sikap kritisnya. Peningkatan penge- tahuan
dan keterampilan terkait aspek pengelolaan usahatani; sedangkan sikap
kritis lebih terkait dengan kebijakan pemerintah (kebijakan harga, subsidi,
distribusi, impor, disb). [DPR RI, 2005]
• Sejumlah petani telah mengembangkan organisasi petani (ikatan petani
PHT, asosiasi petani apel, koperasi susu, disb) yang mampu melaksanakan
sendiri penyuluhan pertanian, serta memiliki kepelo- poran (inovator)
dengan mengelola dan mengembangkan Pusat Pelatihan Pertanian dan
Pedesaan Swadaya (P4S).
PENGERTIAN / DEFINISI

Penyuluhan berawal dari kata "extension" yang untuk pertama kalinya diterapkan
dalam kegiatan penyuluhan oleh perguruan tinggi oleh Universitas Oxford di
Inggris pada tahun 1840-an (Ban dan Hopkin, s 1985:

Penyuluhan dapat diartikan dengan berbagai pemahaman seperti:

1. Penyebarluasan (informasi)
2. Penerangan/Penjelasan
3. Pendidikan Non Formal (luar sekolah)
4. Perubahan Perilaku
5. Rekayasa Sosial
6. Pemasaran Inovasi (Teknis dan Sosial)
7. Perubahan Sosial (Perilaku individu, nilai-nilai, hubungan antar individu,
kelembagaan, dll)
8. Pemberdayaan Masyarakat (Community empowerment)
9. Penguatan Komunikasi (Community strengthening)

Penyuluhan pertanian diartikan sebagai pendidikan luar sekolah yang ditunjukkan


kepada petani dan keluarganya agar dapat bertani lebih baik, berusahatani yang
lebih menguntungkan, demi terwujudnya kehidupan yang lebih sejahtera bagi
keluarga dan masyarakatnya (Wiriatmadja, 1976)

Sedangkan pengertian penyuluhan pertanian menurut rumusan dalam UU


No.16/2006 adalah :

"Proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi
pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya,
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup".

Rumusan pengertian penyuluhan pertanian perlu dipahami sebagai (Mardikanto,


2003): Proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan
memeprkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang
partisipatip, agar terjadi perubahan perilaku pada diri semua stakeholders (individu,
kelompok, kelembagaan) yang teribat dalam proses pembangunan, demi
terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri, dan partisipatif yang
semakin sejahtera seca berkelanjutan.

SEJARAH PENYULUHAN PERTANIAN

1.) Zaman Kolonial


• Tahun 1596 Belanda mendarat di Indonesia sebagai pedagang, mendirikan
kantor dagang tahun 1602 yaitu VOC (Verenigde Oost Indieche
Compagnie) hanya membeli dari tengkulak, tidak melakukan kegiatan
produksi juga tidak melakukan kegiatan penyuluhan.
• Tahun 1804 Belanda dikuasai Prancis, otomatis Indonesia juga dikuasai,
dimana Daendels sebagai penguasa di Indonesia berusaha memperbaiki
nasib bangsa Indonesia, dengan cara perintah lewat pamongpraja berupa
peningkatan produksi pangan, membuka jalan- jalan baru dengan cara rodi
yang di sekitarnya dijadikan tanah pertanian.
• Tahun 1811 Prancis jatuh ke tangan Inggris, sehingga Indonesia juga
dikuasai Inggris. Diperlakukan aturan bahwa yang memiliki tanah adalah
orang-orang yang memiliki surat bukti pemilikann tanah. Masyarakat tani
banyak yang tidak memiliki surat tanah, sehingga tidak punya hak atas tanah
dan wajib membayar pajak pada pemerintah sebesar¼-1½ bagian hasil
pertaniannya.
• ahun 1814 Indonesia kembali dikuasai Belanda. Gubernur Jenderal di
Indonesia untuk memperbaiki keuangan Belanda dan Indonesia
melaksanakan suatu sistem, yaitu: "sistem tanam paksa" (verplichte cultur
stelsel) yaitu mengharuskan petani di Indonesia untuk menanam tanaman
tertentu yang dikehendaki pemerintah Belanda
• Setelah 30 tahun keuangan Belanda sangat membaik, namun rakyat
Indonesia banyak yang mati. Karena itu tahun 1870 pemerintah Belanda
menghapus tanam paksa dan mengusahakan perusahaan-perusahaan swasta
untuk menjalankan usaha pertanian di Indonesia.
Tahun 1905 dibentuk Departemen Pertanian (Departemen Van Handboour)
merupakan departemen pertanian yang pertama di Indonesia dengan tugasnya:

• Memperluas percobaan-percobaan dan demontrasi-demontrasi


• Menghasilkan dan membagi benih
• Memberantas hama
• Memberikan nasehat tentang penggunaan air irigasi
• Penelitian-penelitian cara bercocok tanam

Tahun 1910 dibentuk 1 kali Dinas Penyuluhan Pertanian (Landbour Voorlecpiting


Dienst). Jumlah penasehat pertanian didaerah ditambah. Dinas ini dibantu oleh
lemabaga pusat penelitian pertanian (Algemeen Piuef station Voor de Land Bouw).
Hingga tahun 1921 merupakan masa transisi dari pamong praja ke dinas
penyuluhan.

Tahun 1921, Dinas penyuluhan secara formal diakui secara langsung melaksanakan
penyuluhan terhadap petani. Sistem penyuluhan yang dipakai "Olie Vlek Methode"
(metode percikan minyak. Yaitu sistem dimana usaha-usaha penyuluhan dipusatkan
pada suatu tempat yang keadaanya paling baik yang dapat menjamin berhasilnya
usaha-usaha tersebut dengan pengharapan bahwa yang dapat dilaksanakan pada
tempat itu dapat diterima oleh petani dan menjalar ke daera-daerah sekitarnya.

Di bawah pemerintahan Jepang, urusan pertanian kembali menjadi tanggung jawab


utama. Departemen Pertanian terpaksa menjalankan perintah seolah-olah mereka
adalah kepala rakyat. Pertanian Indonesia digunakan untuk mendukung upaya
perang. Petani terpaksa menanam:

• Bibit baru dari tanaman, dimana produksi lebih tinggi dan umur pendek
• Ditanam berjajar (garis lurus)
• Menggunakan pupuk

Karena diperintah secara paksa menimbulkan sikap antipati terhadap Jepang.


2) Periode 1945 – 1960

Sumardjo, seorang tokoh pertanian tahun 1947 mengemukakan gagasan untuk


mengintensifkan penyuluhan pertanian dengan melalui BPMP (Balai Pendidikan
Masyarakat Desa) yang diadakan di taip-tiap kecamatan diseluruh Indonesia.

Dalam BPMD ini diselenggarakan :

a. Kursus - Kursus
b. Pertemuan / Musyawarah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan
rakyat
c. Tempat membeli obat-obat produksi dan alat-alat pertanian

Sistem BPMD adalah "Metode Tetesan Minyak". Karena kurang biya sistem ini
tidak dapat memenuhi apa yang diharapkan. Sementara konsumsi beras terus
meningkat, sehingga pemerintah mengimpor beras akibatnay devisa sejak 1950
menurun.

Tahun 1957. Pemerintah mengadakan musyawarah nasional pembangunan dan


menghasilkan keputusan : Tugas peningkatan produksi beras diserahkan pada suatu
badan hukum BMPT (Badan Perusahaan Produksi Bahan Makanan dan Pembukuan
tanah).

3) Periode 1960 - sekarang

Tahun 1961 1962. IPB (dosen & mahasiswa) mengadakan percobaan dengan
mengajak petani melaksanakan intensifikasi secara masal dengan melakukan panca
usahatani:

a. Pemupukan
b. Pemakaian bibit unggul
c. Pemberantasan hama dan penyakit
d. Perbaikan pengairan
e. Perbaikan cara bercocok tanam

Hasilnya produksi meningkat ± 2 kali lipat. Melihat keberhasilan ini pemerintah


encoba mengadakan sistem baru yang diberi nama "Demas" (Demonstrasi Massal)
Tahun 1984, Indonesia bisa berswasembada beras. Faktor yang memepngaruhi
antara lain:

a. Benih tahan wereng (IR 36 & IR 38)


b. Penggunaan pupuk yang meningkat
c. Pengairan makin baik
d. Keberhasilan bertani secara berkelompok yang didukung dengan sistem
penyuluhan.

Tahun 1983-1993. Selama periode beberapa hal yang menonjol adalah :

a. Pengembangan INSUS menjadi SUPRA INSUS menggunakan 10 jurus


teknologi yagantara lain menggunakan Pupuk Pelengkap Cair (PPC), Zat
Pengatur Tumbuh (ZZPT) dan pemupukan (makro) yang berimbang
b. Administrasi penyuluhan ditingkat Kabupaten dialihkan dari Dinas
Pertanian (Pangan) ke Sekretaris Pelaksana Harian BIMAS (SPHB)

Tahun 1993-2001. Terjadi perubahan administrasi penyuluhan dipindah lagi dari


SPHB ke Dinas sub sektoral. Tetapi luas wilayah kerja penyuluh semakin luas,
efektifitas LAKU menjadi berkurang dan mutu PPL tidak dapat engimbangi
kemajuan IPTEK.. Tahun 1995 administrasi penyuluhan pertanian di kabupaten
disatukan kembali ke dalam BIPP (balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian)

Tahun 2001-sekarang. Seiring bergulirnya reformasi yang diikuti kebijakan


otonomi daerah, yang membawa konsekuensi terjadinya perubahan Organisasi
Pemerintah Kabupaten. BIPP menjadi 3 bentuk yaitu: tetap, tidak jelas, dan dilebur
dalam kelompok Jabatan Fungsional di dalam Dinas Pertanian.
FALSAFAH PENYULUH PERTANIAN

Di Amerika Serikat telah lama dikembangkan falsafah 3T yaitu:

1.) Teach : Pendidikan


2.) Truth : Kebenaran
3.) Trus : Kepercayaan/Keyakinan

Artinya penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan untuk menyampaikan


kebenaran-kebenaran yang telah diyakini.

Kelsey dan Hearne (1955) yang menyatakan bahwa falsafah penyuluhan harus
berpijak kepada pentingnya pengembangan individu di dalam perjalanan
pertumbuhan masyarakat dan bangsanya.

Di Indonesia dikenal adanya falsafah pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar


Dewantoro yang berbunyi:

1.) Ing ngarso sung tulodo, mampu memebrikan contoh atau teladan bagi
masyarakat sasarannya.
2.) Ing madyo mangun karso, mampu menumbuhkan inisiatif dan mendorong
kreatifitas serta semangat dan motivasi untuk selalu belajar dan mencoba
3.) Tut wuri handayani, mau menghargai dan mengikuti keinginan-keinginan
serta upaya yang dilakukan masyarakat petaninya, sepanjang tidak
menyimpang/meninggalkan acuan yang ada, demi tercapainya tujuan
perbaikan kesejahteraan hidupnya.

Margono Slamet (2000) menekankan perlunya falsafah penyuluhan yang harus


berakar pada falsafah negara Pancasila, terutama yang berkaitan dengan sila-sila:
Kemanusiaan yang adil dan beradab, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Artinya, jika petani (sebagai sasaran utama penyuluhan pertanian)
diminta untuk bekerja lebih keras guna meningkatkan produksinya. Seluruh bangsa
Indonesia juga harus mau mengangkat harkat kaum taninya demi kemanusiaan dan
keadilan sosial yang berlandaskan pada kepercayaan kepada Yang Maha Esa,
menghargai prinsip demokrasi, serta demi tercapainya persatuan bangsa Indonesia.
PRINSIP-PRINSIP PENYULUHAN PERTANIAN

Penyuluhan memiliki prinsip-prinsip :

1.) Mengerjakan, artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin


melibatkan masyarakat untuk mengerjakan/menerapkan sesuatu.
2.) Akibat, artinya kegiatan penyuluhan harus memberikan akibat atau
pengaruh yang baik atau bermanfaat.
3.) Asosiasi, artinya setiap kegiatan penyuluhan harus dikaitkan dengan
kegiatan lainnya, sebab setiap orang cenderung untuk
mengaitkan/menghubungkan kegiatannya dengankegiatan yang lainnya.

Prinsip - Prinsip Penyuluhan menurut Soedijanto, 2001 yaitu:

1. Kesukarelaan, artinya keterlibatan seseorang dalam kegiatan penyuluhan


tidak boleh berlangsung karena adanya pemaksaan, melainkan harus
dilandasi oleh kesadaran sendiri dan motivasinya untuk memperbaiki dan
memecahkan masalah kehidupan yang dirasakannya.
2. Otonom, yaitu kemampuannya untuk mandiri atau melepaskan diri dari
ketergantungan yang dimiliki oleh setiap individu, kelompok maupun
kelembagaan yang lain..
3. Keswadayaan, yaitu kemampuannya untuk merumuskan melaksanakan
kegiatan dengan penuh tanggung jawab, tanpa menunggu atau
mengharapkan dukungan pihak luar.
4. Partisipatip, yaitu keterlibatan semua stekholders sejak pengambilan
keputusan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pemanfaatan hasil- hasil
kegiatannya.
5. Egaliter, yang menempatkan semua stekholders dalam kedudukan yang
setara, sejajar, tidak ada yang ditinggikan dan tidak ada yang merasa
direndahkan Demokrasi, yang memebrikan hak kepada semua pihak untuk
mengemukakan pendapatnya, dan saling menghargai pendapat maupun
perbedaan diantara sesama stekholders.
6. Keterbukaan, yang dilandasi kejujuran, saling percaya, dan saling
memeprdulikan
7. Kebersamaan, untuk saling berbagi rasa, saling membantu dan
mengembangkan sinergisme.
8. Akuntabilitas, yang dapat dipertanggug jawabkan dan terbuka untuk
diawasi oleh siapa pun.
9. Desentralisasi, yang memebri kewenangan ke setiap daerah otonom untuk
mengoptimalkan sumber daya pertanian bagi sebesar-besar kemakmuran
masyarakat dan kesinambungan pembangunan.

UNSUR PERTANIAN

Unsur penyuluhan yaitu semua faktor/unsur yang terlibat dalam kegiatan


penyuluhan pertanian, antara faktor yag satu dengan yang lainnya tidak dapat
dipisahkan karena semuanya tunjang menunjang dalam satu kegiatan

Unsur-unsurnya adalah:

1) Penyuluh Pertanian (Sumber)


2) Sasaran Penyuluhan Pertanian
3) Materi Penyuluhan Pertanian
4) Metoda Penyuluhan Pertanian
5) Media Penyuluhan Pertanian
6) Waktu Penyuluhan Pertanian
7) Tempat Penyuluhan Pertanian
UNDANG-UNDANG PRINSIP PENYULUHAN PERTANIAN

Sebagai tindakan lanjut pencanangan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan


Kehutanan pada tanggal 1 November 2005, pada tanggal 15 November 2006
pemeritah menerapkan UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang mencakup:

1) Kebijakan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan


2) Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
3) Ketenagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
4) Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
5) Pembiayaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
6) Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Anda mungkin juga menyukai