Anda di halaman 1dari 12

ISSN: 2087 - 4742

PERAN POLITIK PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN


PERTANIAN MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI
SEKTOR PERTANIAN
Wini Fetia Wardhiani

Program Studi Agribisnis Universitas Bale Bandung


winifetia2526@gmail.com

ABSTRAK

Pembangunan di bidang pertanian menjadi tugas seluruh bangsa Indonesia karena sektor
pertanian merupakan ujung tombak kemajuan bangsa Indonesia dalam menentukan tingkat
kesejahteraan masyarakatnya. Di era revolusi industri 4.0 ini pemerintah mulai mencanangkan
modernisasi pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian khususnya padi. Produksi padi
yang tinggi dapat menjamin ketahanan pangan masyarakat sehingga dapat mencapai
swasembada pangan. Indonesia pernah mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Hal ini
merupakan hasil nyata dari program modernisasi pertanian yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Politik pertanian merupakan kebijakan pemerintah untuk memperlancar dan
mempercepat laju pembangunan pertanian terutama dalam menghadapi era revolusi industri
4.0. Reposisi politik pertanian perlu segera dilakukan dengan penstabilan harga pangan dan
pengkondusifan suasana pertanian untuk memperbesar ekspor. Petani juga harus dijamin akses
lahan, air dan permodalannya. Sektor pertanian Indonesia harus siap dalam menghadapi era
Revolusi Industri 4.0 saat ini. Mekanisasi alat dan mesin pertanian tidak hanya harus bisa
berjalan otomatis, tetapi juga terintegrasi dengan jaringan internet. Sistem mekanisasi tersebut
akan berperan penting dalam mencapai target swasembada pangan yang berkelanjutan.
Kata kunci : Politik Pertanian, Revolusi Industri 4.0, Pembangunan Pertanian

PENDAHULUAN mengusahakan dasar tukar (terms of trade)


Politik pertanian sebagai ilmu tidak yang tidak merugikan mereka.
bertujuan membela sesuatu kepentingan Politik pertanian pada dasarnya
tertentu. Tugasnya adalah menganalisis merupakan kebijakan pemerintah untuk
berbagai faktor yang perlu diperhatikan memperlancar dan mempercepat laju
dalam merumuskan kebijakan pertanian. pembangunan pertanian. Dan
Faktor-faktor ini mencakup faktor-faktor pembangunan pertanian tidak hanya
ekonomi, sosial, politik, budaya, teknik, menyangkut kegiatan petani saja, tetapi
dan lain-lain. juga perusahaan-perusahaan pertanian dan
Pengertian politik dalam perkataan perkebunan, perusahaan-perusahaan
politik pertanian, kadang-kadang pengangkutan, perkapalan, perbankan,
diasosiasikan dengan politik yang asuransi atau lembaga-lembaga pemerintah
berkaitan dengan cara-cara kelompok dan semi pemerintah.
masyarakat mencapai tujuan (politiknya). Akan tetapi ternyata, bahwa syarat
Dalam kenyataan memang kaitan itu ada. mutlak berhasilnya pembangunan
Petani sebagai kelompok masyarakat yang pedesaan adalah tetap berupa
mempunyai kepentingan tertentu, memang pembangunan pertanian. Pertanian adalah
selalu berjuang untuk memajukan mata pencaharian dan lapangan kerja
kepentingan mereka baik dalam meminta pokok penduduk pedesaan, sehingga
harga yang lebih memadai bagi hasil-hasil dalam pembangunan pedesaan perhatian
produksinya, maupun dalam utama tetap harus ditujukan pada

JISIPOL | 83
Wini Fetia Wardhiani

pembangunan pertanian sebagai sektor bagaimana kira-kira mata pencaharian


kegiatan ekonomi yang menonjol. penduduk pada zaman kerajaan kuno.
Memasuki era revolusi industri 4.0, Kalau dugaan tentang barang-barang
sektor pertanian pun mulai membenahi dagangan yang berasal dari daerah lain
sektor pertanian yang ada di Indonesia. dapat diterima, maka kita memperoleh
Mantan Menteri Pertanian, Prof. Sjarifudin gambaran bahwa pada masa itu perburuan,
Baharsjah, menilai pembenahan sektor pertambangan, perikanan dan perniagaan
pertanian harus dimulai dari pembenahan termasuk mata pencarian penduduk
politik pertanian. Sebab menurut beliau kerajaan kuno di samping pertanian,
tanpa politik pertanian maka pertanian pelayaran, dan perternakan.
akan terpuruk dan terjadi pembusukan.
Dalam Diskusi Reposisi Politik Pertanian Jaman Penjajahan Belanda
Politik Pertanian, selasa (17/8) beliau juga Pada masa penjajahan Belanda,
menjelaskan awal pudarnya politik lembaga yang menyelenggarakan
pertanian justru pada gemerlapnya pembinaan pertanian di Jawa Barat adalah
pertanian saat swasembada beras 1984. Provinciale Lanbouw Voorlichtings Dienst
”Bapak Bangsa merasa aman, merasa (LVD) yang dikepalai oleh seorang
pertanian bisa mencukupi, ternyata Inspektur berkebangsaan Belanda yang
pertanian justru turun,” kata Sjarifudin. disebut Landbouw inspecteur. Lembaga ini
Sejarah mencatat perjalanan diperkirakan telah berdiri sejak tahun
pertanian di Indonesia dimulai dari jaman 1912.
kerajaan kuno ketika ilmu bercocok tanam Fungsi lembaga ini adalah untuk
ini dibawa oleh pedagang-pedagang dari memberikan pembinaan terhadap para
negara lain yang singgah di Indonesia kala petani pribumi untuk meningkatkan
itu. Dari situ politik pertanian mulai produksi sedangkan alih teknologi
diperkenalkan secara bertahap kepada diberikan dalam batas-batas tertentu
masyarakat Indonesia. karena atas dasar pertimbangan politis.
Kelembagaan LVD terdiri dari 2
Pertanian Jaman Kerajaan Kuno (dua) bagian yaitu: a. Bagian Tanaman
Kerajaan-kerajaan kuno di Asia Rakyat (Indlandsche landbouw) yang
Tenggara pada umumnya dapat dibagi bidang pengelolaannya meliputi Tanaman
menjadi dua kategori, yaitu kerajaan- Padi, Palawija, Sayur-Sayuran dan Buah-
kerajaan agraris dan kerajaan-kerajaan Buahan; b. Bagian Tanaman Keras, yang
maritim. bidang pengelolaannya meliputi tanaman-
Kegiatan utama kerajaan-kerajaan tanaman perkebunan seperti Kopi, karet,
agraris adalah pertanian. Mereka kapok, kina dan teh.
kebanyakan terletak di semenanjung Asia Satuan organisasi LVD secara
Tenggara. Contoh kerajaan agraris adalah organik berada dibawah Departemen Van
Kerajaan Ayutthaya, yang terletak di delta Landbouw Nijverheid en Handel
sungai Chao Phraya, dan Kerajaan Khmer (Departemen Pertanian, Perindustrian dan
yang berada di Tonle Sap. Kerajaan- Perdagangan) yang berkedudukan di
kerajaan maritim kegiatan utamanya Batavia.
adalah perdagangan melalui laut. Kerajaan Wilayah kerja LVD adalah: a. Tingkat
Malaka dan Kerajaan Sriwijaya adalah provinsi dikepalai oleh: Inspektur LVD
contoh dari kerajaan maritim. yang berkebangsaan Belanda. b. Tingkat
Segi yang sangat penting di dalam Karesidenan dikepalai oleh
kehidupan suatu masyarakat , adalah mata Landbouwconsulenten yang
pencaharian masayarakat pada saat itu. berkebangsaan Belanda; c. Tingkat
Berdasarkan bukti-bukti dan sumber yang Kabupaten dikepalai oleh : Adjunct
ada sampai saat ini, dapatlah di duga Landbouwconsulenten yang pada

84 | Volume
JURNAL ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
3 No. 2 Juni 2019
ISSN: 2087 - 4742

umumnya dijabat oleh pribumi; d. Tingkat perubahan nama Landbouw Berdrijf


Kewedanaan dikepalai oleh : Landbouw School (LBS) menjadi sekolah Pertanian
opzichters, yang dijabat oleh pribumi; e. Pertama.
Tingkat Kecamatan dikepalai oleh Mantri
Landbouw, yang dijabat oleh Pribumi. Pertanian Setelah Kemerdekaan
Pada masa penjajahan Belanda Pada tahun 1950 lahir Provinsi
terdapat beberapa lembaga khusus yang daerah Tingkat I Jawa Barat yang dibentuk
menyeleggarakan pendidikan di Bidang dengan undang-undang Nomor 11 Tahun
Pertanian yaitu : a. Cultur School (CS), 1950, undang-undang tersebut
berkedudukan di Sukabumi; b. Midlebaare memberikan beberapa urusan yang
Landbouw School (MLS), berkedudukan menjadi kewenangan pangkal daerah,
di Bogor; c. Landbouw Bedrijf School diantaranya adalah urusan pertanian.
(LBS), berkedudukan di Tanjungsari Dengan terbitnya peraturan
kabupaten Sumedang. perundang-undangan tersebut diatas maka
Pemerintah Propinsi Jawa Barat
Pertanian Jaman Penjajahan Jepang mengeluarkan Surat Keputusan Dewan
Awal kedatangan pendudukan Pemerintah Daerah sementara Propinsi
Jepang di Indonesia di kota Tarakan pada Jawa Barat Nomor 3/UPO/1952 tanggal 4
10 januari 1942, selanjutnya Jepang Juni 1952 yang pokoknya menetapkan: 1.
melebarkan sayapnya hingga ke Minahasa, Membentuk Jawatan Pertanian Rakyat,
Balikpapan, Ambon, Pontianak, Makassar, Jawatan Kehewanan dan Jawatan
Banjarmasin, Palembang dan Bali yang Perikanan darat; 2. Menunjuk beberapa
berhasil dikuasai Jepang dari kurun waktu pejabat sebagai Kepala Jawatan masing-
Januari- Februari 1942, sedangkan ibukota masing.
Jakarta di duduki pada tanggal 05 Maret Berdasarkan peraturan pemerintah
1942. Nomor 64 Tahun 1957, bagian tanaman
Tentara Belanda yang pada saat itu perkebunan yang semula termasuk
masih berkuasa di Indonesia kewalahan Jawatan Pertanian dipisahkan menjadi
menghadapi serangan tentara Jepang, dan lembaga tersendiri bergabung dengan
akhirnya Belanda menyerah tanpa syarat Jawatan Karet Rakyat Jawa Barat yang
pada Jepang tepatnya pada tanggal 08 sekarang menjadi Dinas Perkebunan.
Maret 1942 di Kalijati-Subang. Dengan peraturan dareah Nomor
Pada jaman pendudukan Jepang, 13/PD-DPRD-GR/1961 tentang
penyelegaraan pembinaan pertanian penyerahan urusan-urusan dalam lapangan
dilaksanakan oleh Norinka yang bernaung pertanian rakyat kepada daerah Tingkat
dibawah pemerintahan Jepang. II/Kotapraja di seluruh Jawa Barat
Kebijaksanaan program maupun dibentuk jawatan pertanian rakyat di
sistem pembinaan pertanian diterapkan daerah Tingkat II. Pembinaan,
tidak berbeda pada jaman Belanda, yaitu pengendalian dan pengawasan diberikan
memberikan pembinaan kepada para oleh Jawatan Pertanian Rakyat Wilayah
petani untuk meningkatkan produksi akan yang berkedudukan di Keresidenan.
tetapi tujuannya diperluas dengan sasaran
utama untuk memenuhi kebutuhan bahan Pertanian Masa Awal Kemerdekaan
pangan untuk mensuplai keperluan perang Setelah Indonesia merdeka maka
bagi tentara Jepang. pada tahun 1945 didirikan Jawatan
Pada masa Jepang ini, pengelolaan Pertanian Republik Indonesia yang
Balai Benih Padi Cihea juga dilanjutkan merupakan Lembaga di bawah
oleh Norinka. Sedangkan dibidang Departemen kemakmuran. Kebijaksanaan
pendidikan pertanian, pada jaman maupun programnya adalah untuk
penjajahan Jepang ini ditandai dengan meningkatkan produksi dan pendapatan

JISIPOL | 85
Wini Fetia Wardhiani

petani, sedangkan bidang yang menghasilkan bahan pangan, serat, dan


ditanganinya mencakup segala aspek yang kayu, untuk memenuhi kebutuhan dan
menyangkut kemakmuran rakyat, kesejahteraan manusia. Conway (1984)
perkebunan, perikanan, kehewanan dan juga menggunakan istilah pertanian
penyalur bahan makanan. berkelanjutan dengan agro ekosistem yang
berupaya memadukan antara produktivitas
Pertanian Masa Kini (productivity), stabilitas (stability),
Pada hakikatnya sistem pertanian pemerataan (equlity), jadi semakin jelas
berkelanjutan adalah kembali kepada alam, bahwa konsep agroekosistem atau
yaitu sistem pertanian yang tidak merusak, pertanian berkelanjutan adalah jawaban
tidak mengubah, serasi, selaras dan kegamangan dampak green revolution
seimbang dengan lingkungan atau antara lain di tenggarai oleh semakin
pertanian yang patuh dan tunduk pada merosotnya produktivitas pertanian
kaidah-kaidah alamiah. Kata (leaffing off).
“berkelanjutan” sekarang ini digunakan Kegagalan pertanian modern
secara meluas dalam lingkup program memaksa pakar pertanian dan lingkungan
pembangunan, keberlanjutan dapat berpikir keras dan mencoba merumuskan
diartikan sebagai ”menjaga agar suatu kembali sistem pertanian ramah
upaya terus berlangsung”, ”kemampuan lingkungan atau back to nature. Jadi
untuk bertahan dan menjaga agar tidak sebenarnya sistem pertanian berkelanjutan
merosot”. Dalam konteks pertanian, merupakan paradigma lama yang mulai
berkelanjutan adalah pengelolaan diaktualisasikan kembali menjelang masuk
sumberdaya yang berhasil untuk usaha abad ke 21 ini. Hal ini merupakan
pertanian guna membantu kebutuhan fenomena keteraturan siklus alamiah
manusia yang berubah sekaligus sesuai dengan pergantian abad.
mempertahankan atau meningkatkan Selain sistem pertanian
kualitas lingkungan dan melestarikan berkelanjutan, di Indonesia juga masih ada
sumber daya alam. yang menggunakan sistem tradisional saat
Di negara-negara selatan seperti ini seperti sistem ladang merupakan sistem
Indonesia, dicanangkan program pertanian yang paling primitif. Suatu
intensiifikasi usaha tani, khususnya padi sistem peralihan dari tahap budaya
sebagai makanan pokok, dengan pengumpul ke tahap budaya penanam.
mendorong pemakaian benih varietas Pengolahan tanahnya sangat minimum,
unggul (high variety vield), pupuk kimia produktivitas bergantung kepada
dan obat-obatan pemberantas hama dan ketersediaan lapisan humus yang ada, yang
penyakit. Kebijakkan pemerintah saat itu terjadi karena sistem hutan. Sistem ini
memang secara jelas merekomondasaikan pada umumnya terdapat di daerah yang
penggunaan energi luar yang dikenal berpenduduk sedikit dengan ketersediaan
dengan paket Panca Usaha Tani, yang lahan tak terbatas. Tanaman yang
salah satunya menganjurkan penggunaan diusahakan umumnya tanaman pangan,
pupuk kimia dan pestisida. seperti padi darat, jagung, atau umbi-
Terminologi pertanian umbian.
berkelanjutan (susitainable agriculture) Sistem tegal pekarangan
sebagai padanan istilah agroekosistem berkembang di lahan-lahan kering, yang
pertama kali dipakai sekitar awal tahun jauh dari sumber-sumber air yang cukup.
1980-an oleh pakar pertanian FAO (Food Sistem ini diusahakan orang setelah
Agriculture Organization) Argoekosistem mereka menetap lama di wilayah itu,
sendiri mengacu pada modifikasi walupun demikian tingkatan
ekosistem alamiah dengan sentuhan penguasaannya rendah. Pengelolaan tegal
campur tangan manusia untuk pada umumnya jarang menggunakan

86 | Volume
JURNAL ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
3 No. 2 Juni 2019
ISSN: 2087 - 4742

tenaga yang intensif, jarang ada yang dimenangkan, gonjang-ganjing harga, stok
menggunakan tenaga hewan. Tanaman- pangan nasional yang menghawatirkan dan
tanaman yang diusahakan terutama kesejateraan petani tidak terwujud.
tanaman-tanaman yang tahan kekeringan. Kondisi pertanian tahun 2014-2018
Sistem sawah, merupakan teknik tidak memberikan catatan baik. Perbaikan
budidaya yang tinggi, terutama dalam jaringan irigasi, waduk, pemberian Kredit
pengolahan tanah dan pengelolaan air, Usaha Rakyat (KUR), Subsidi Benih dan
sehingga tercapai stabilitas biologi yang Pupuk dengan menetapkan program
tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat Swasembada 6 komoditas sampai dengan
dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem tahun 2019, bagi-bagi Alsintan, Toko Tani
pengairan yang berkesinambungan dan Indonesia (TTI), Program PAJALE, Upsus
drainase yang baik. Sistem sawah tidak menjamin juga untuk menghentikan
merupakan potensi besar untuk produksi impor pangan.
pangan, baik padi maupun palawija. Meskipun sudah ditopang dengan
peningkatan drastis anggaran pertanian
Pertanian di Era Revolusi Industri 4.0. dan pangan sebesar Rp. 15,47 triliun tahun
Memasuki era revolusi industri 2014 menjadi 22,6 trilliun tahun 2018,
4.0 berbagai aktivitas sosial, pendidikan, walhasil impor beras tetap tidak dapat
ekonomi dan sebagainya selalu dikaitkan dihentikan.
dengan penggunaan mesin-mesin Berdasarkan kajian Asosiasi Bank
otomasi yang terintegrasi dengan Benih dan Teknologi Tani (AB2TI) tahun
jaringan internet. Kecanggihan teknologi 2017 Indonesia tetap melakukan impor
era ini membuat banyak kondisi beras sepanjang 2014-2017
berubah. Semua sektor bisnis,
pendidikan, dan politik telah berevolusi. No Tahun Impor Beras (ton)
Lalu bagaimana dengan sektor pertanian 1 2014 844.191
di era revolusi 4.0? 2 2015 861.630
3 2016 1.281.213
METODE PENELITIAN 4 2017 307.526
Peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif deskriptif. Hal tersebut Impor pangan merupakan indikator
dilakukan peneliti untuk mendeskripsikan ketidak mampuan petani secara nasional
suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang untuk menyangga pangan. Kekurangan
terjadi secara faktual, sistematis dan stok pangan berakibat terjadinya gejolak
akurat. Pada penelitian ini, peneliti harga pangan. Harga Eceran Tertinggi
berusaha mendeskripsikan peristiwa yang (HET) beras yang ditetapkan pemerintah
menjadi pusat penelitian tanpa sebesar Rp. 9.450 per kg hanya bertahan
memberikan perlakuan khusus terhadap satu tahun yakni pada tahun 2014,
peristiwa tersebut. kenaikan harga beras diatas HET mulai
tidak dapat dikendalikan awal Februari
PEMBAHASAN tahun 2015.
Usia Kerja Kabinet Kabinet
Jokowi-JK akan berakhir. Lumbung No Tahun Kisaran Harga
Pangan Dunia, sebagai cita-cita dan arah Beras (Rp)
perjuangan politik pertanian menyisakan 1 2015 9.700 – 10.400
banyak catatan. Bukan hanya cita-cita dan 2 2016 10.500 – 10.800
arah perjuangan tersebut terkesan abai 3 2017 10.600 – 10.900
dengan kondisi nasional tapi juga gagal
pencapaian. Politik pertanian untuk Dan paling fenomenal adalah awal
memerangi kartel pangan belum tahun 2018 harga beras medium mencapai

JISIPOL | 87
Wini Fetia Wardhiani

Rp. 11.400/Kg. Harga beras yang pengaruh yang signifikan, 1 berbanding


melambung tinggi tidak diikuti dengan 79. Jumlah yang dicanangkan dianggap
peningkatan kesejahteraan petani. belum mampu untuk menyangga
Keuntungan beras tetap ada di pedagang kebutuhan benih seluruh desa di Indonesia.
sebab rantai pasok dan distribusi beras Desa daulat benih juga tidak mencirikan
yang panjang merupakan keuntungan secara jelas kebutuhan benih nasional dan
terpelihara pedagang. strategi pencapaiannya, padahal
diversifikasi benih menentukan
Tata Komunikasi yang Buruk diversifikasi pangan.
Komunikasi pencapaian kinerja Desa Daulat Benih yang
kementerian pertanian selalu menyisakan dikembangkan selama ini tidak merujuk
hal yang menggelikan. Tata komunikasi kebutuhan keragaman benih nasional dan
yang dibangun selalu bombastis dan rencana diversifikasi pangan sehingga
berlebihan bahkan kadang nihilisme Desa Daulat Benih hanya penghasil benih
terhadap kinerja petani dan kinerja pangan utama saja terutama benih padi.
kementrian pertanian masa sebelumnya. Selain sebagai penghasil benih
Seolah seluruh pencapaian produksi padi, desa daulat benih juga tidak merubah
pangan nasional adalah usaha sendiri sturuktur penguasaan benih. Berdasarkan
bukan usaha segenap bangsa Indonesia. kajian Third World Network bahwa 90 %
Komunikasi yang buruk juga penguasaan benih padi hibrida, 90% benih
ditampilkan ketika terjadi impor beras jagung hibrida dan 70 % benih hortikultura
tahun 2015 dan 2017. Pemerintah tampil adalah perusahaan Transnasional.
ngotot bahwa terjadi peningkatan produksi Hal lain adalah kondisi lahan
sebesar 6,42% atau surplus 10 juta ton pertanian yang cenderung kritis.
beras pada tahun 2015. Penggunaan pupuk sintetis sudah tidak
Namun, pada tahun yang sama dapat dijadikan patokan lagi. Kajian Pupuk
diputuskan impor beras November (2009) sudah memberikan peringatan yang
(318.925 ton), Desember (291.981 ton) keras bahwa penggunaan pupuk sintetis
dan dilanjutkan pada Januari 2016 berlebihan tidak berpengaruh terhadap
(382.546 ton), Februari (296.375 ton), peningkatan hasil.
Maret (303.077 ton). Demikian juga Peningkatan penggunaan Urea
terjadinya serangan Wereng Batang Coklat sebesar 80,8%, TSP/SP36 sebesar
(WBC) tahun 2017. Pemerintah bergeming 302%, ZA/AS sebesar 371% dan NPK
bahwa WBC bukanlah sesuatu yang serius. sebesar 8220% hanya meningkatkan
Kementrian Pertanian kembali produksi padi 17,4% atau meningkatkan
kembali blunder dengan mengeluarkan 51,90 juta ton menjadi 60,93 juta ton.
pernyataan bahwa terjadi peningkatan Penguasaan lahan pertanian dan
produksi gabah nasional dari 79.1 juta ton Rumah Tangga Pertanian juga menjadi
GKG menjadi 81.6 juta ton GKG. Padahal perhatian serius. Ketimpangan agraria
sedang terjadi ancaman gagal panen dimana 0,2 % penduduk menguasai 56 %
sebesar 25-45 % di Pulau Jawa, hasilnya asset nasional dan Lahan pertanian pangan
pun dapat ditebak, Impor kembali yang menghidupi 91,9 juta jiwa petani
dilakukan untuk mengurangi resiko kecil hanya bertambah 2,96 % (1986 --
kekurangan pangan secara nasional. 2012), sedangkan lahan perkebunan yang
dimiliki sedikit orang bertambah 144 %.
Penurunan jumlah Rumah Tangga (RT)
Ancaman Tata Kelola Pertanian yang Pertanian juga menjadi masalah yang tidak
Buruk boleh diabaikan.
Desa Daulat Benih yang digagas Penurunan RT Pertanian dari
dan dibangun belum memberikan 31,170 juta (2003) menjadi 26,126 juta

88 | Volume
JURNAL ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
3 No. 2 Juni 2019
ISSN: 2087 - 4742

(2013) sudah mencerminkan kekhawatiran Trabalhadores Rurais Sem Terra (MST)


dengan hilangnya 5 juta Rumah tangga di Brazil.
pertanian. Kondisi luas lahan yang dimiliki Okupasi lahan oleh masyarakat tak
petani juga belum beranjak dari luas 0.2 bertanah mampu kembali menghidupkan
Ha per Rumah Tangga Petani. desa-desa baru yang komunal. Desa yang
Seluruh prasyarat menuju krisis terorganisir yang mampu memberikan
pangan dan lahan pertanian sudah terjadi pangan yang sehat dan jaminan masa
yakni berupa penguasaan petani atas depan yang baik bagi anggota
benih yang rendah, luas lahan yang sempit, komunalnya. Reforma agraria merupakan
harga yang tidak menentu, lahan perwujudan dari terlaksananya pengakuan
cenderung kritis dan levelling off, dan hak atas pangan.
tidak bersatunya pemerintah dengan kaum
tani karena komunikasi yang buruk. Agroekologi
Seolah peringatan krisis pangan yang akan Agroekologi merupakan sebuah
terjadi pada tahun 2025 akan terwujud. pendekatan pertanian yang dirancang
sesuai dengan prinsip-prinsip ekologi;
Politik Kesejahteraan Kaum Tani metabolisme alam, sistem sosial, dan
Membalik keadaan yang sekarang budaya; serta pengetahuan lokal. Praktek
harus menjadi tugas politik kaum tani. agroekolgi dapat berbeda satu wilayah
Petani yang tidak berdaulat atas benih, dengan wilayah lain, termasuk perbedaan
hasil panen dan harga harus merebut praktek karena perbedan sosial dan
kedaulatannya. Petani harus diberikan budaya, namun prinsip-prinsip agroekologi
prasyarat kedaulatan berupa reforma tetap harus diterapkan.
agraria sejati, agroekologi, dan Prinsip-prinsip agroekologi adalah
terwujudnya kedaulatan pangan. Menggunakan benih lokal (Adapted Seed),
Meningkatkan bahan organik dalam tanah
Reforma Agraria untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan
Menjungkirbalikan struktur biologi tanah, sistem Polikultur untuk
penguasaan tanah tidak seharusnya meningkatkan daya tahan tanaman dan
menjadi agenda berdarah dan penuh kesehatan tanaman serta menghindari
kepiluan. Pemerintah sudah mulai dengan serangan hama dan ledakan hama,
membagi-bagi sertifikat lahan. Pengakuan Perlakuan konservasi tanah untuk
lahan memang prasyarat yang utama menyehatkan tanah dan menghindari
namun jauh diatas harus terjadi perubahan terjadinya krisis lahan dan mengelola
struktur penguasaan lahan. keragaman hayati di lahan. Prinsip-prinsip
Tanah harus didistribusikan kepada agroekologi inilah yang mampu
petani. Luas lahan petani harus ditambah menguatkan kelembagaan petani.
untuk menyangga pangan nasional, untuk Pengerjaan pertanian harus
meningkatkan kesejaheraan petani, dikembalikan sebagai pekerjaan gotong
menambah Nilai Tukar Petani dan royong (komunal). Pengadaan benih,
menghentikan urbanisasi. pupuk organik (pupuk utama), lembaga
Kaum tani tidak harus berbondong- pendidikan petani dan lembaga pemasaran
bondong lagi ke kota mencari hasil pertanian harus diatur sendiri di
penghidupan. Desa harus menjadi basis tingkat desa. Kaum tani harus bergerak
kekuatan nasional. konflik lahan harus dan bergeser posisi dari objek menjadi
berhenti dan desa kembali berdaulat, subjek pertanian.
aman, nyaman dan sentosa. Romantisme
struktur penguasaan lahan dapat dipelajari Kedaulatan Pangan
dari kisah sukses Movimento dos Dasar dan Mandat kedaulatan
pangan sudah terwujud ke dalam Undang-

JISIPOL | 89
Wini Fetia Wardhiani

Undang Republik Indonesia. Dasar dan milyar penduduk masih mampu


Mandat itu berupa Pancasila dan UUD mengekspor beras 4,5 juta ton, jagung 2,2
1945, UU No 18 Tahun 2012 tentang juta ton, dan tepung kedelai 4,2 juta ton
Pangan (Bab II Pasal 2: Penyelenggaraan (2011); 7. Reposisi Politik
Pangan dilakukan dengan berdasarkan Pertanian adalah membalik arah pertanian
asas: kedaulatan), UU No 19 Tahun 2013 dari berbasis korporasi menjadi berbasis
tentang Perlindungan dan Pemberdayaan petani.
Petani (Bab II Pasal 2: Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani berasaskan pada: Revolusi Pertanian 4.0
kedaulatan), UU No 5 Tahun 1960 tentang Kontribusi sektor pertanian yang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria dan besar terhadap produk domestik bruto (PDB)
Keputusan Mahkamah Konstitusi tanggal nasional, sebagaimana dilansir dari LINE
18 Juli 2013 tentang gugatan petani Jobs, kini menurun secara signifikan. Sektor
terhadap UU No 12 Tahun 1992 tentang pertanian tidak lagi menjadi salah satu
sumber perekonomian terbesar di Indonesia.
Sistem Budidaya Tanaman.
Untuk mencukupi kebutuhan penduduk
Pergeseran paradigma ketahanan yang terus bertambah, dunia pertanian
pangan yakni situasi dimana semua orang, kemudian mengadopsi istilah Revolusi
pada setiap waktu memiliki akses secara Pertanian 4.0, dimana pertanian
fisik, sosial dan ekonomi terhadap pangan diharapkan melibatkan teknologi digital
yang cukup, aman dan bergizi (FAO). dalam proses pengembangannya.
Tanpa mempermasalahkan jenis, Konsep pengembangan pertanian
cara produksi dan darimana pangan berasal yang banyak dikembangkan pada saat ini
harus diganti menjadi pangan diproduksi adalah konsep pertanian cerdas, yang biasa
secara sehat oleh petani Indonesia. juga disebut smart farming atau precision
Perubahan paradigma harus dilakukan agriculture. Konsep ini merujuk pada
untuk menjadikan praktek impor sebagai penerapan TIK pada bidang pertanian.
permasalahan kedaulatan bangsa bukan Tujuan utama penerapan terknologi tersebut
sekedar permasalahan kekurangan stok adalah untuk melakukan optimasi berupa
peningkatan hasil (kualitas dan kuantitas)
pangan. Tujuh Pilar Kedaulatan Pangan
dan efisiensi penggunaan sumber daya yang
Menurut Dwi Andreas Santosa (2014) ada.
adalah sebagai berikut: Revolusi industri 4.0 dalam sektor
1. Hak atas pangan, redistribusi agrikultur ternyata lebih dominan terjadi di
tanah untuk petani; 2. Akses terhadap Eropa. Hal ini disebabkan oleh adanya
sumberdaya produktif (akses petani kecil bencana demografi, yaitu keadaan dimana
terhadap sumberdaya air, genetik dan jumlah penduduk yang berusia produktif
SDA); 3. Model pertanian agro-ekologi lebih sedikit dibanding penduduk yang
berbasis komunitas dan keluarga berusia non-produktif sehingga tenaga
(Pertanian Organik, pertanian penduduk harus digantikan dengan
berkelanjutan); 4. Rasionalisme hijau: teknologi. Sedangkan di Indonesia sendiri,
revolusi industri 4.0, terutama di sektor
pengakuan tentang kompleksitas produksi
pertanian belum begitu berhasil
pangan, hubungan komunal petani-petani berkembang. Berikut adalah beberapa hal
serta petani-alam; 5. Perlindungan yang menjadi penyebab revolusi industri 4.0
petani (dari perdagangan pangan belum berhasil diterapkan di Indonesia.
internasional yang tidak adil); 6.
Demokratisasi Petani (petani kecil 1. Sumber Daya Manusia
memiliki hak untuk menetapkan kebijakan Faktanya, sebagian besar petani
pertanian pada semua tingkatan yang berusia lebih dari 40 tahun dan lebih dari 70
berhubungan dengan pertanian) contoh persen petani di Indonesia hanya
ada "Farmer Jury" di India dan Gerakan berpendidikan setara SD bahkan di
kedaulatan pangan di India, dengan 1,21 bawahnya. Pendidikan formal yang rendah
tersebut menyebabkan pengetahuan dalam

90 | Volume
JURNAL ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
3 No. 2 Juni 2019
ISSN: 2087 - 4742

pengolahan pertanian tidak berkembang berupa memberikan penyuluhan besar-


serta monoton. Petani hanya mengolah besaran dan melakukan demo
pertanian seperti biasanya tanpa penggunaan alat pertanian yang
menciptakan inovasi-inovasi terbaru demi dilengkapi dengan teknologi modern.
peningkatan hasil pangan yang berlimpah. Teknologi masa kini memang
telah merambah ke berbagai sektor
2. Kondisi Lahan Pertanian di hingga ke berbagai akses kehidupan.
Indonesia Namun, teknologi juga harus digunakan
Tidak bisa dipungkiri bahwa secara bijak dengan tetap melihat
penyebaran penduduk dan pembangunan dampaknya dari berbagai sisi. Dalam
di Indonesia belum sepenuhnya merata. pertanian misalnya, jangan sampai
Hal tersebut dibuktikan dengan masih teknologi hanya dikuasai oleh segelintir
banyaknya “Lahan Tidur” atau lahan orang atau merusak ekosistem yang ada
yang belum tergarap oleh masyarakat di tanpa mempedulikan keseimbangan
daerah-daerah pedalaman, sementara, lingkungan.
lahan di suatu wilayah strategis justru
menjadi rebutan dengan harga mahal. Modernisasi Pertanian
Mengingat harga tanah yang Upaya pemerintah menjadikan
semakin melonjak tinggi, luas Indonesia sebagai lumbung padi terus
kepemilikan lahan pertanian para petani dilakukan. Salah satunya dengan
di Indonesia pun rata-rata kecil. Bahkan, merombak sistem pertanian lama menjadi
sebagian besar petani hanya bisa moderen. Perombakan akan dimulai dari
menggarap lahan milik orang lain sektor produksi hingga proses cek
sehingga hasilnya pun harus dibagi dua. produksi.
Selain itu, dampak akibat konversi lahan Sebagai langkah awal, Kementan
pertanian menjadi non pertanian yang sudah menyiapkan pengembangan
mencapai 150-200 ribu per tahun juga komoditas pertanian strategis menuju
menyebabkan petani kekurangan lahan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
untuk bercocok tanam. Ketua Umum Pehimpunan Agronomi
Indonesia (Peragi) Andi M. Sakir
3. Teknologi Belum Sepenuhnya menjelaskan, target Indonesia menjadi
Diterima Masyarakat lumbung pangan dunia sudah dibuka
Sistem pengalihan teknologi dari melalui peningkatan masa panen dan
tradisional menjadi modern dalam mengoptimalkan menjadi lebih cepat
pengelolaan pertanian belum mampu dengan kekuatan sistem yang sudah
diterima secara luas oleh para petani ditransformasi atau sistem modern.
yang masih banyak memilih Menurut Andi, pertanian moderen
menggunakan peralatan tradisional berbeda dengan pertanian tradisional.
dibanding peralatan teknologi canggih. Perbedaan itu terletak pada hasil produksi
Selain karena keterbatasan biaya, yang hanya dua kali dalam setahun,
keterbatasan pengetahuan juga menjadi sedangkan massa panennya hanya satu kali
faktor yang menghambat laju teknologi dengan pengelolaan yang masih
untuk merambah sektor pertanian secara menggunakan cara manual.
luas. "Yang dikatakan pertanian
Di sinilah peran pemerintah moderen adalah produksinya enam ton,
sangat diperlukan untuk memberikan panenya tiga kali dalam setahun,
edukasi yang cukup bagi para petani menggunakan fulkanisasi, kemudian
agar dapat memajukan sektor pertanian menggunakan managemen modern dan
di era revolusi industri 4.0 ini. Beberapa koperasi di kooperasikan," kata Sakir,
hal yang dapat dilakukan mungkin Sabtu (1/12).

JISIPOL | 91
Wini Fetia Wardhiani

Sakir menambahkan, rencana sudah ada Undang Undang No. 41 Tahun


memoderenisasi pertanian ini sudah 2009 tentang Perlindungan Lahan
dibawa ke rapat koordinasi nasional Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B),"
beberapa waktu lalu. Upaya tersebut ujar Boga
diharapkan menjadi ujung tombak dalam Boga menjelaskan, ada sekitar 34,4
meningkatkan produktifitas serta juta hektar lahan rawa yang tersebar di
kesejahteraan petani indonesia. seluruh pelosok tanah air dan memiliki
"Melalui program ini nantinya potensi sebagai sentra pertanian. Lahan
sistem program pertanian akan dikelola tersebut terdiri dari lahan pasang surut
dengan managemen yang juga modern. seluas 20,1 juta hektar dan lahan rawa
Presentasi bagi hasilpun akan memberi lebak seluas 13 juta hektar.
porsi yang menguntungkan para petani," "Pada model lain yang berkembang
ujar Sakir. di Kabupaten OKI, Sumatera Selatan,
Sementara itu, Kepala Biro Humas pemanfaatan lahan rawa untuk
dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro pengembangan tanaman pangan khususnya
Boga Andri mengatakan, sistem rombakan padi ternyata melibatkan unsur „swasta
ini diyakini mampu meningkatkan besar‟ sebagai leading aktornya," kata dia.
produktifitas petani hingga berlipat-lipat
dari keuntungan biasanya. Dengan begitu, Hindari Lahan Sengketa
penentuan harga juga bisa langsung Pengamat pertanian Universitas
ditentukan oleh para petani. Gadjah Mada Jangkung Handoyo Mulyo
"Semua ini 100 persen milik mengingatkan, perlu dipikirkannya
petani. Harga gabahnya milik petani 100 kembali soal bagaimana menata atau
persen. kemudian dari gabah masuk ke menawarkan model lain. Dimana
prosesing ini ada keuntungan 49 persen, partisipasi swasta kecil dan koperasi
disini petani akan mendapat penghasilanya bahkan Gapoktan bisa dilibatkan dalam
6 kali lipat atau minimal 3 kali lipat 100 program optimalisasi lahan rawa ini.
persen milik petani, " kata Boga. "Termasuk apabila menjadi leading
sektor. Perlu mempertimbangkan
Target Kementan bagaimana mekanismenya apabila ada
Sekedar diketahui, Kementerian pihak swasta atau lembaga swadaya
Pertanian terus mengapai cita-cita masyarakat tertarik untuk berpartisipasi
Lumbung Pangan Dunia dengan target pada kegiatan ini," tuturnya.
realisasi pada 2045. Cita-cita itu dibuka
melalui pemanfaatan ratusan ribu hektar Kesiapan Sektor Pertanian Menghadapi
rawa yang tersebar di enam provinsi. Era Revolusi Industri 4.0
Masing-masing Sumatera Selatan,
Kalimantan Selatan, Jambi, Lampung, Dampak perkembangan revolusi
Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Tengah industri secara langsung akan berpengaruh
Nantinya, lahan itu akan dimanfaatkan terhadap sektor pertanian di Indonesia.
sebagai lahan pertanian produktif untuk Revolusi industri yang berkembang
mendorong kesejahteraan petani berbasis semakin cepat menuntut adanya adaptasi
koperasi yang dikorporasikan melalui di semua sektor lainnya, termasuk
program Selamatkan Rawa Sejahterakan pertanian. Revolusi Industri 4.0 yang
Petani (SERASI). sedang berkembang saat ini sudah tidak
"Optimasi untuk merubah lahan lagi membicarakan otomatisasi alat, tetapi
rawa menjadi lahan pertanian produktif lebih pada sistem siber fisik atau Internet
merupakan terobosan baru. Sebab, begitu of Things.
sulitnya memperluas lahan sawah yang Sektor pertanian Indonesia harus
sudah ada karena beralih fungsi, walaupun siap dalam menghadapi era Revolusi

92 | JURNAL ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


Volume 3 No. 2 Juni 2019
ISSN: 2087 - 4742

Industri 4.0 saat ini. Mekanisasi alat dan untuk bersosialisasi. Akses internet di
mesin pertanian tidak hanya harus bisa Indonesia juga masih belum merata dari
berjalan secara otomatis, tetapi juga Sabang hingga Merauke, ditambah dengan
terintegrasi dengan jaringan internet. kecepatan rata-rata internet Indonesia
Sistem mekanisasi tersebut akan berperan masih sangat kurang dibanding negara
penting dalam mencapai target lain. Hal tersebut juga menunjukkan masih
swasembada pangan yang berkelanjutan. banyaknya masalah yang perlu diperbaiki
Kementerian Pertanian melalui Badan di samping melakukan inovasi
Litbang Pertanian mulai berinovasi dengan pengembangan teknologi mekanisasi
mengembangkan teknologi-teknologi cloud pertanian yang lebih modern untuk
computing, mobile internet, dan artificial menghadapi Revolusi Industri 4.0.
intelligence yang kemudian akan digabung
menjadi teknologi alat mesin pertanian yang
lebih modern, misalnya berupa traktor yang KESIMPULAN DAN SARAN
mampu beroperasi tanpa operator,
pesawat drone untuk deteksi unsur hara, dan Reposisi politik pertanian perlu
robot grafting. Semua teknologi yang segera dilakukan dengan penstabilan harga
dihasilkan diharapkan mampu meningkatkan pangan murah dan pengkondusifan
efisiensi dan efektivitas usahatani. suasana pertanian untuk memperbesar
ekspor. Petani juga harus dijamin akses
Dengan sentuhan teknologi lahan, air dan permodalannya.
diharapkan mampu menghasilkan sistem Kekuatan petani harus
pertanian yang lebih produktif dan berdaya dikembalikan, termasuk di dalamnya
saing. Peningkatan tidak hanya akan pengembalian kearifan lokal.
meningkatkan jumlah produksi atau panen, Pengembalian efektifitas penyuluh
namun juga bisa meningkatkan pertanian juga penting. Penyuluh pertanian
kualitasnya. Salah satu contoh saat ini kontrak selama dua tahun. Dua
pengembangan teknologi mekanisasi tahun kurang cukup untuk membangun
pertanian yang berhasil dibuat oleh Badan kepercayaan petani kepada penyuluh.
Litbang Pertanian sebuah traktor dengan Jadikan pengusaha menjadi
nama Autonomous Tractor. Traktor ini pemangku kepentingan. Pengusaha dalam
berfungsi mengolah tanah dengan sistem negeri tentu ingin produknya kompetitif
navigasi Real Time Kinematika (RTK) dengan bangsa lain sehingga mereka akan
yang akan melakukan pengolahan lahan mengupayakan perkembangan.
sesuai perencanaan dengan akurasi 5-25 Peningkatan kualitas SDM di
cm. semua lini, dari peneliti hingga petani serta
hilangkan distorsi pasar. Impor tidak
menguntungkan petani dan hanya
meninggalkan distorsi pasar. Perlu diingat,
politik pertanian merupakan amanat
konstitusi. Swasembada bukanlah tujuan,
tapi usaha pemenuhan kebutuhan dalam
negeri dan ekspor. Tidak lagi saatnya
bangsa ini mengandalkan rice estate untuk
peningkatan produksi pangan.
Revolusi Industri 4.0 yang
menuntut pengembangan teknologi
mekanisasi pertanian tentu juga akan
Dalam realitanya memang dapat memiliki dampak dan tantangan tersendiri.
dilihat jika pemanfaatan dunia digital Salah satu dampak yang sudah terlihat
belum optimal, masih cenderung hanya jelas adalah dengan meningkatnya

JISIPOL | 93
Wini Fetia Wardhiani

penerapan teknologi pada sistem pertanian http://farming.id/kesiapan-sektor-


modern, maka akan mengurangi tenaga pertanian-dalam-menghadapi-
kerja yang dibutuhkan. Walaupun nilai revolusi-industri-4-0/
produksinya akan semakin meningkat,
tetapi jumlah petani atau tenaga kerja yang https://www.kompasiana.com/azwarhadina
dibutuhkan akan jauh lebih sedikit karena sution8778/5b4577a016835f43d675ae
sudah tergantikan oleh mesin atau 93/reposisi-politik-pertanian-2019-
teknologi. 2024
http://requestartikel.com/db/arti+politik+p
DAFTAR PUSTAKA
ertanian.
Astrid Savitri, 2018, Revolusi Industri 4.0 http://indonesiaindonesia.com/f/8749-
Mengubah Tantangan Menjadi sejarah-politik-pertanian.
Peluang, Genesis. Yogyakarta.
FAO. 1989. Sustainable Development and
Natural Resources Management.
Twenty-Fifth Conference, Paper C
89/2 simp 2, food and Agriculture
Organization, Rome
Karwan, A.Salikin. 2003. Sistem
Pertanian Berkelanjutan .Kanisius.
Yogyakarta
Munasinahe, M. 1993. Enviromental
Economics and Sustainable
Development. Environtment Paper
No. 3. The World Bank, Washington,
D.C.
Simatupang, P. 1995. Industrialisasi
Pertanian Sebagai Strategi Agribisnis
dan Pembangunan Pertanian dalam
Era Globalisasi. Orasi Pengukuhan
Ahli Peneliti Utama. Pusat Penelitian
Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.
Sjarifudin Baharsjah, Faisal Kasryno,
Effendi Pasandaran, Reposisi Politik
Pertanian, Yapari.Bandung
Sri Widodo, 2012, Politik Pertanian,
Liberty. Yogyakarta.
Sugiyono, 2005. Memahami Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung :
Alfabet
Reijntjes, Coen Dkk. 2002. Pertanian
Masa Depan. Kanisius. Yogyakarta.

94 | Volume
JURNAL ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
3 No. 2 Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai