Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN USAHATANI

Dosen: Dina Novia Priminingtyas , SP., M.Si.

Anggota Kelompok:

Aliefia Faustina S 205040100111167


Antonius Patrick 205040101111029
Dhiva Mutiara K 205040101111021
Muhammad Rafli Mumtaz 205040107111062
Nabila Andien Chandra Permata 205040101111082

Universitas Brawijaya
Malang
2021

PROPAGANDA
1. Carilah literatur mengenai definisi ilmu usahatani
 Menurut Shinta (2011)

Ilmu usahatani adalah suatu upaya penelaahan tritugal antara lain


manusia, tanaman atau hewan, sehingga ilmu usahatani berkaitan
dengan beberapa aspek yaitu aspek sosial (manusia), kimia, fisika
(lahan) dan budidaya (tanaman, tumbuhan).

 Menurut Prawirokusumo (1990)

Ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang mempelajari tentang


penggunaan sumber daya secara efisien pada suatu usaha pertanian,
perikanan atau peternakan. Beberapa sumberdaya yang digunakan
dalam pertanian yaitu lahan, tenaga kerja, modal, dan manajemen.

2. Uraikan dengan jelas mengenai Tri Tunggal Usahatani

Tri Tunggal Usahatani merupakan tiga konsep atau fondasi yang


mendasari kegiatan usahatani. Tiga konsep ini adalah petani, lahan,
dan tanaman-ikan-ternak. Dari pengertian tersebut, petani memiliki
suatu kedudukan yang memegang alih seluruh kegiatan usahatani.
Kemudian lahan diperlukan sebagai tempat untuk menjalankan
usahatani. Sedangkan tanaman, ikan, dan ternak merupakan komoditas
yang dibudidayakan dalam kegiatan usahatani

3. Dari definisi tersebut, coba susunlah diagram yang


menggambarkan usahatani sebagai suatu sistem
4. Ceritakan sejarah perkembangan usahatani di Indonesia
mulai dari jaman penjajahan hingga sekarang.

Pertanian di Indonesia diawali dengan sistem ladang berpindah-


pindah, dimana masyarakat menanam apa saja, namun hanya untuk
memenuhi kebutuhan pangan. Ladang berpindah adalah kegiatan
pertanian yang dilakukan dengan cara berpindah-pindah tempat.
Ladang dibuat dengan cara membuka hutan atau semak belukar.
Pohon atau semak yang telah ditebang/dibabat setelah kering
kemudian dibakar. Setelah hujan tiba, ladang kemudian ditanami dan
ditunggu sampai panen tiba. Setelah ditanami 3 – 4 kali, lahan
kemudian ditinggalkan karena sudah tidak subur lagi.Kejadian ini
berlangsung terus menerus, setelah jangka waktu 10 - 20 tahun, para
petani ladang kembali lagi ke ladang yang pertama kali mereka buka.
(Surya, 2012)
Selanjutnya, setelah beberapa tahun kemudian sistem bersawah
pun mulai ditemukan oleh penduduk Indonesia. Dalam periode ini,
orang mulai bermukim di tempat yang tetap. Selain itu, tanaman padi
yang berasal dari daerah padang rumput kemudian diusahakan di
daerah-daerah hutan dengan cara berladang yang berpindah di atas
tanah kering. Sekitar tahun 1620, sejak VOC menguasai di Batavia
kebijakan pertanian bukan untuk tujuan memajukan pertanian di
Indonesia, melainkan hanya untuk memperoleh keuntungan sebesar-
besarnya bagi VOC. Sedangkan, pada tahun 1830, Van Den Bosch
sebagai gubernur Jendral Hindia Belanda mendapatkan tugas rahasia
untuk meningkatkan ekspor dan muncul yang disebut tanam paksa.
Dalam sistem tanam paksa (Cultuurstelsel) ini, Van den Bosch
mewajibkan setiap desa harus menyisihkan sebagian sebagian
tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor khusunya kopi, tebu,
nila dan tembakau.

Setelah Indonesia merdeka, maka kebijakan pemerintah terhadap


pertanian tidak banyak mengalami perubahan. Pemerintah tetap
mencurahkan perhatian khusus pada produksi padi dengan berbagai
peraturan seperti wajib jual padi kepada pemerintah. Namun masih
banyak tanah yang dikuasai oleh penguasa dan pemilik modal besar,
sehingga petani penggarap atau petani bagi hasil tidak dengan mudah
menentukan tanaman yang akan ditanam dan budidaya terhadap
tanamannya pun tak berkembang. Pada awal tahun 1970 pemerintah
Indonesia meluncurkan suatu program pembangunan pertanian yang
dikenal secara luas dengan program Revolusi Hijau yang di
masyarakat petani dikenal dengan program BIMAS (Bimbingan
Massal). Tujuan utama dari program tersebut adalah meningkatkan
produktivitas sektor pertanian. Pada tahun 1979 pemerintah
meluncurkan program INSUS (Intensifikasi Khusus), yang
meningkatkan efektifitas penerapan teknologi Pasca Usaha Tani
melalui kelompok-kelompok tani dengan luas areal per kelompok
rata-rata 50 hektar,setiap kelompok diberi bantuan kredit modal dalam
menjalankan usaha pertaniannya. Kemudian pada tahun 1980-an
pemerintah meluncurkan program SUPRAINSUS (SI). Program ini
merupakan pengembangan dari Panca Usaha Tani untuk mewujudkan
peningkatan produktivitas tanaman padi. Keterpurukan pertanian
Indonesia akibat krisis moneter membuat departemen pertanian
sebagai stake holder pembangunan pertanian mengambil suatu
keputusan untuk melindungi sektor agribisnis yaitu “ pembangunan
sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan,
berkelanjutan dan terdesentralisasi.

5. Jelaskan dua tugas utama yang dihadapi petani dalam


upaya mencapai tujuan usahtani?
 Seiring berkembangnya teknologi, petani harus dapat mencari cara
dan inovasi terbaik untuk memasukkan teknologi baru kedalam
usahatani.
 Dengan adanya perubahan biaya, harga, dan iklim yang terus
menerus, petani harus dapat menyesuaikan sumber daya yang ada
secara fleksibel mulai dari segi mental hingga segi keuangan.

Anda mungkin juga menyukai