Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH TENTANG SEJARAH PERTANIAN DI INDONESIA DAN DUNIA

Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pertanian

DI SUSUN OLEH :

RIZKI RAMADHAN
NPM : 2104310029

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Fakultas Pertanian

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

TA 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala


limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan inayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


mata pelajaran Pemgantar Ilmu Pertanian. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
manusia tentang memahami dan mengerti Ilmu
Pertanian.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak
MUHAMMAD ALQAMARI,S. P. M. P Selaku
Dosen Mata Pelajaran Ilmu Pertanian.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan


karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang,
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan di dunia pertanian.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

 LATAR BELAKANG.................................................................................1
 RUMUSAN MASALAH............................................................................2
 TUJUAN......................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3

 PENGERTIAN ILMU PERTANIAN.......................................................3


 SEJARAH PERTANIAN...........................................................................5
 SEJARAH PERTANIAN DI INDONESIA..............................................7
 SEJARAH PERTANIAN DI DUNIA.......................................................8
 SEJARAH PERKEMBANGAN PERTANIAN.....................................14

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................16

 KESIMPULAN.........................................................................................16
 DAFTAR PUSTAKA................................................................................18

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

• Latar Belakang

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati


yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan,
bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya
hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang
sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (crop
cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun
cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme
dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti
pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata,
seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan. Sektor
pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis
dalam struktur pembangunan perekonomian nasional.

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti


Negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai
sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang
pembangunan.Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman
bahan makanan, subsektor holtikultura, subsektor perikanan,
subsektor peternakan, dan subsektor kehutanan. Pertanian
merupakan salah satu sektor yang sangat dominan dalam
pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas penduduk
Indonesia bekerja sebagai petani. Namun produktivitas
pertanian masih jauh dari harapan. Salah satu faktor penyebab
kurangnya produktivitas pertanian adalah sumber daya manusia
yang masih rendah dalam mengolah lahan pertanian dan
hasilnya. Mayoritas petani di Indonesia masih menggunakan
sistem manual dalam pengolahan lahan pertanian. Pembangunan

1
ekonomi adalah salah satu tolak ukur untuk menunjukkan
adanya pembangunan ekonomi suatu daerah, dengan kata lain
pertumbuhan ekonomi dapat memperlihatkan adanya
pembangunan ekonomi (Sukirno, Sadono; 2007).

• Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat


diberi rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan pertanian?

2. Faktor yang menyebabkan kurangnya produktivitas


adalah...

• Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui


dan memberikan wawasan yang utuh, komprehensip dan
mendalam tentang dunia pertanian.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Pertanian

Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang

berlandaskan proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan

hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian rakyat

sedangkan pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam

arti sempit, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Semua itu

merupakan hal yang penting. Secara garis besar, pengertian

Pertanian dapat diringkas menjadi (1) Proses Produksi; (2)

Pertanian atau pengusaha; (3) Tanah tempat Usaha; (4) Usaha

Pertanian (Farm business). Awal kegiatan pertanianterjadi

ketika manusia mulai mengambil peranan dalam proses kegiatan

tanaman dan hewan serta pengaturannya untuk memenuhi

kebutuhan. Tingkat kemajuan pertanian mulai dari mengumpul

dan berburu, pertanian primitive, pertanian tradisional sampai

pertanian moderen.

3
3
Pertanian dapat diberikan dalam arti terbatas dan arti

luas. Dalam arti terbatas pertanian adalah pengelolahan

tanaman dam lingkungannya agar memberikan suatu

produk. Sedangkan dalam arti luas, pertanian ialah

mengelola tanaman, ternak, dan ikan agar memberikan

suatu produk jauh lebih baik daripada apabila tanaman,

ternak, atau ikan tersebut dibiarkan hidup secara alami.

Ilmu pertanian adalah ilmu yang mempelajari

bagaimana mengelola tanaman, ternak, ikan dan

lingkungannya agar memberikan hasil yang semaksimal

mungkin. Ilmu sekarang sudah berkembang menjadi ilmu

pertanian yang sangat luas, tidak hanya mempelajadi

pengelolaan tanaman. Ilmu peternakan tidak hanya

mempelajari ilmu ternak, ilmu perikanan tidak hanya

mempelajari uilmu pengelolaan ikan dan hewan air

lainnya. Oelh karena itu, ketiga ilmu tersebut termasuk

ilmu pertanian dalam arti luas, sedangkan imu yang hanya

4
mempelajari pengeolaan tanaman biasa disebut ilmu

pertanian dalam arti terbatas.

4
B. Sejarah pertanian
Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan

manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu

untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri.

Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan

dengan demikian mendorong kemunculan peradaban. Terjadi

perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat

pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya

teknologi pertanian.

Kawasan hilal subur di Asia Barat, serta Mesir dan India

merupakan lokasi awal pembudidayaan tanaman untuk

mendapatkan hasilnya. Sebelum aktivitas ini dimulai, manusia

terbiasa mencari sumber makanan di alam liar. Pertanian

berkembang secara independen di berbagai tempat di dunia,

yaitu di China, Afrika, Papua, India, dan Amerika. Sebagai

bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa

revolusi yang besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi

industri Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah


5
revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia. Setiap

bagian di

5
dunia memiliki perkembangan penguasaan teknologi pertanian

yang berbeda-beda, sehingga garis waktu perkembangan

pertanian bervariasi di setiap tempat. Di beberapa bagian di

Afrika dan Asia Tengah masih dijumpai masyarakat yang semi-

nomaden (setengah pengembara), yang telah mampu melakukan

kegiatan peternakan atau bercocok tanam, namun tetap

berpindah-pindah demi menjaga pasokan pangan. Sementara itu,

di Amerika Utara dan Eropa traktor-traktor besar yang ditangani

oleh satu orang telah mampu mendukung penyediaan pangan

ratusan orang.

6
6
C. Sejarah pertanian di Indonesia
Era Orde Baru (1967-1997)
1974: Dibentuk Badan Litbang Pertanian. Keppres tahun 1974
dan 1979 menetapkan bahwa Badan Litbang Pertanian sebagai
unit Eselon I, membawahi 12 unit Eselon II, yaitu: 1 Sekretariat,
4 Pusat (Pusat Penyiapan Program, Pusat Pengolahan Data
Statistik, Pusat Perpustakaan Biologi dan Pertanian, dan Pusat
Karantina Pertanian) 2 Pusat Penelitian (Puslit Tanah dan Puslit
Agro-Ekonomi), serta 5 Pusat Penelitian Pengembangan
(Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Tanaman Industri,
Puslitbang Kehutanan, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang
Perikanan). 1980 : Berdirinya Departemen Koperasi secara
khusus, untuk membantu golongan petani lemah di luar Jawa
dan Bali untuk membangun usaha tani berskala lebih besar.
Setelah koperasi diterima sebagai satuan ekonomi yang
mendasar dalam mengembangkan ekonomi pribumi, dirangsang
agar semua desa membentuk koperasi primer, namun demikian
sejumlah masalah yang dihadapi adalah kekurangan modal,
manajemen lemah, kesulitan menjangkau.

7
D. Sejarah pertanian di Dunia
Kerajaan Romawi Pertanian pada zaman Romawi berkembang
dengan berdasarkan praktik pertanian yang telah ditemukan oleh
bangsa Sumeria yang ditransfer melalui runtunan kebudayaan.
Pertanian bangsa Romawi memiliki fokus utama sebagai
perdagangan dan ekspor. Bangsa Romawi meletakkan dasar
sistem ekonomi yang menjadi pondasi Abad Pertengahan.
Ukuran lahan usaha tani dapat dibagi menadi tiga kategori, yaitu
lahan usaha tani ukuran kecil (berukuran 18-88 iugera), ukuran
menengah (80-500 iugera), dan ukuran besar (disebut latifunda,
berukuran lebih dari 500 iugera). Ukuran satu iugera sekitar
0.65 acre.

Bangsa romawi memiliki empat sistem manajemen


pertanian, yaitu diatur langsung oleh pemilik lahan dan
keluarganya; memanfaatkan budak pekerja dengan diawasi oleh
pengawas budak; sistem bagi hasil (sharecropping) antara
pemilik lahan dan penyewa lahan; dan disewakan. Setiap
provinsi memiliki
spesialisasi tersendiri dan saling mensuplai hasil pertanian satu
sama lain. Beberapa memproduksi serealia, lainnya

8
memproduksi minuman anggur, dan yang lainnya memproduksi
zaitun, tergantung jenis lahan yang terdapat diprovinsi tersebut.

 China
Catatan sejarah yang ada sejak tahun 481 SM hingga 220
M menggambarkan perkembangan pertanian di China yang
mencakup sistem lumbung nasional dan praktik serikultur atau
budi daya ulat sutra. Perdagangan dan pemanfaatan secara
kuliner juga tercatat.
China telah mengembangkan mesin tumbuk bertenaga air pada
abad ke 1 SM khusus digunakan untuk pertanian. Pompa rantai
telah ditemukan pada abad ke 1 M bertenaga air maupun
hewan, yang menggerakan sistem roda mekanik. Pompa ini
terutama digunakan untuk mengairi saluran irigasi, namun juga
bisa digunakan untuk menyediakan air bagi masyarakat.

 India
Kapas dibudidayakan pertama kali pada milenium ke 5 SM di
India. Sedangkan gandum dan barley didomestikasikan sejak
tahun 9000 SM. Domestikasi domba, kambing, dan sapi terjadi

9
beberapa lama setelah itu. Sekitar tahun 8000 SM- hingga 6000
SM, domestikasi gajah juga terjadi.Praktik pertanian yang paling
mencolok mencakup perontokan, penanaman dengan sistem
baris, dan sistem lumbung. Pada milenium ke 5 SM, peradaban
pertanian menjadi umum di Kashmir. Padi telah menjadi bahan
baku makanan utama masyarakat India sejak tahun 8000 SM.
Perkembangan kebudayaan lainnya pada bidang pertanian lalu
muncul dan mengembangkan budi daya padi di Asia Tenggara.
Irigasi berkembang di peradaban lembah sungai Indus sekitar
4500 SM. Ukuran peradaban dan kesejahteraan tumbuh
sehingga membutuhkan perencanaan sipil seperti drainase dan
selokan. Bajak yang ditarik oleh hewan dimulai pada tahun
2500 SM di tempat tersebut.

 Amerika Tengah
Di Amerika Tengah, teosinte liar didomestikasikan melalui
seleksi sehingga memunculkan jagung, lebih dari 6000 tahun
yang lalu. Jagung lalu tersebar di Amerika Utara dan menjadi
tanaman pertanian utama masyarakat pribumi di sana hingga
kehadiran bangsa penjelajah dari Eropa. Tanaman pertanian
utama lainnya meliputi labu, kacang-kacangan,

10
dan kakao. Kalkun juga didomestikasikan pertama kali di
Meksiko atau selatan Amerika Serikat.
Di Amerika Tengah, bangsa Aztec merupakan masyarakat yang
aktif bercocok tanam dan memiliki ekonomi berbasis pertanian.
Lahan di sekitar danau texcoco ketika itu merupakan lahan yang
subur dan cukup untuk memproduksi pangan bagi kerajaan yang
sedang berkembang. Bangsa Aztec juga mengembangkan
irigasi, teras di lereng gunung, dan Pemupukan. Chinampa
merupakan salah satu temuan terbesar mereka, yang disebut
juga dengan "kebun terapung".

 Amerika Selatan
Di sekitar kawasan Andes, Amerika Selatan, kentang
menjadi tanaman domestikasi utama yang terjadi sejak 5000
tahun yang lalu. Sejumlah besar kacang-kacangan juga
didomestikasikan. Llama, alpaca, dan guinea pig menjadi hewan
yang didomestikasikan. Tumbuhan koka masih menjadi
tanaman pertanian utama sampai sekarang.
Peradaban Andes didominasi oleh masyarakat pertanian.
Bangsa Inca telah memahami peran cuaca dan tanah bagi
pertanian. Adaptasi teknologi pertanian telah digunakan secara
terencana
11
dan memungkinkan produksi berbagai jenis hasil pertanian di
berbagai tempat seperti pinggir pantai, gunung, dan hutan.

 Amerika Utara
Masyarakat pribumi di kawasan timur Amerika Serikat
telah membudidayakan berbagai jenis tanaman seperti bunga
matahari, tembakau, berbagai jenis labu dan Chenopodium, juga
tanaman yang tidak lagi dibudidayakan seperti marshelder dan
jelai kecil. Padi liar dan maple juga telah dibudidayakan.
Strawberry dibudidayakan pertama kali di Amerika bagian timur
laut. Pecan dan anggur Concord, pernah dibudidayakan, namun
sempat menghilang hingga kembali dibudidayakan pada abad ke
19. Masyarakat pribumi di kawasan yang saat ini California dan
Pasifik melakukan berbagai jenis usaha kebun hutan dan
pertanian tongkat api (fire-stick farming) di kawasan padang
rumput, hutan, dan rawa. Mereka mampu memanfaatkan ekologi
api sehingga tidak menyebabkan kebakaran hutan dan mampu
menunjang usaha pertanian berkelanjutan secara berpindah
(permakultur alam liar").

12
 Australia
Hingga dimulainya kolonisasi Inggris di Australia pada
tahun 1788, masyarakat pribumi Australia dicirikan sebagai
masyarakat pemburu dan pengumpul yang tidak melakukan
aktivitas pertanian atau bentuk produksi pangan lainnya. Namun
Rhys Jones mengemukakan pada tahun 1969 bahwa masyarakat
pribumi Australia mungkin melakukan pembakaran padang
rumput dan hutan secara sistematis untuk mempertahankan
tanaman tertentu dan menghilangkan tanaman yang tidak
dibutuhkannya. Pada tahun 1970an dan 1980an, sebuah
penelitian arkeologi yang dilakukan di Victoria menemukan
bahwa pemeliharaan belut dan sistem penjebakan ikan telah ada
sejak 5000 tahun yang lalu.

13
E. Sejarah Perkembangan Pertanian

Penemuan api dan perkembangan pertanian merupakan dua


inovasi yang membentuk dasar kebudayaan. Api merupakan
landasan dari eksistensi kita dan sukarlah membayangkan
manusia tanpa api. Penggunaan api oleh manusia tidak hanya
menandai awal kehidupan sosial tetapi akhirnya melahirkan
serentetan teknologi yang saling berhubungan. Hasil langsung
dari adanya api yang paling penting adalah pemanfaatan
persediaan pangan menjadi lebih luas, karena sejumlah pangan
adalah tak termakan (unedible), tidak enak rasanya (unpalatable)
atau tidak sehat kalau tidak dimasak dulu.

Perkembangan setiap masyarakat secara berkesinambungan


bersendi pada ketersediaan suatu sumber pangan yang cukup.
Pada masyarakat primitif yang bersendi pada pengumpulan
pangan atau perburuan, setiap individu harus terlibat secara total
dengan kepastian ketersediaan sumber pangan. Keberlimpahan
hanyalah bersifat sementara dan merupakan kekecualian.
Pemecahan masalah ini terjadi dengan penciptaan suatu rentetan

14
14
teknologi yang berhubungan dan kompleks, mencakup
hubungan yang serasi antara tanaman pertanian dan ternak, yaitu
perkembangan pertanian.
Sejarah perkembangan pertanian secara relatif merupakan
inovasi yang belum lama berselang bila dibanding dengan
sejarah manusia, karena manusia semula dalam masa yang lama
hanya bertindak sebagai pengumpul makanan. Produksi pangan
yang pertama dengan penanaman dan pembudidayaan yang
sesungguhnya baru terjadi pada 7.000-10.000 tahun yang silam
(pada zaman Neolitik). Di dunia, pertanian nampaknya
berkembang secara sendiri-sendiri, pada waktu yang jauh
terpisah pada beberapa tempat berlainan.
Perkembangan pertanian lambat laun membawa keberuntungan
dan surplus pangan yang meyakinkan. Keadaan surplus
demikian dapat membebaskan beberapa orang yang trampil
dengan keahlian lain dari tugas memproduksi pangan.
Perkembangan keahlian baru hanyalah mungkin bila kenaikan
efisiensi pertanian mengizinkan penggunaan waktu-waktu
senggang yang baru diperoleh. Hingga kini, keadaan ini masih
berlaku.

15
BAB 3
PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian bahasan “Sejarah Pertanian dan

Pertanian Usaha” dapat disimpulkan bahwa :

1. Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang

berlandaskan proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan

dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan

pertanian rakyat sedangkan pertanian dalam arti luas

meliputi pertanian dalam arti sempit, kehutanan,

peternakan, dan perikanan. Semua itu merupakan hal yang

penting. Secara garis besar, pengertian Pertanian dapat

diringkas menjadi (1) Proses Produksi; (2) Pertanian atau

pengusaha; (3) Tanah tempat Usaha; (4) usaha

Pertanian (Farm business)

2. Secara umum Sejarah pertanian dimulai sejak nenek

moyang turun dari pepohonan mulai hidup berburu

dan nomadem (berpindah). Pemukiman permanent adalah

16
goa yang merupakan petunjuk awal dari perkembangan

pertanian sosial budaya dan lain sebagainya.

16
3. Pasaran hasil pertanian dapat dilakukan dalam

negeri (domestik) maupun pasaran luar

negeri (ekspor). Produk-produk pertanian yang dipasarkan

tersebut bisa dalam bentuk mentah, olahan, maupun

sebagai bahan baku industri.

17
2. Daftar Pustaka

https://brainly.co.id/tugas/4455726

https://media.neliti.com/media/publications/259254-faktor-
faktor-yang-berpengaruh-terhadap-d127c8cc.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai