Anda di halaman 1dari 9

PEKEMBANGAN DAN CIRI-CIRI PERTANIAN

MAKALAH

diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Pengantar Ekonomi Pertanian Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian
Universitas Jember

Dosen pengampu:
Intan Kartika Setyawati, S.P., M.P.

Disusun oleh:
Erfina Aprilia Susanti 201510101062
Faisep Ratna Sari 201510101075
Faris Romansa Wicaksono 201510101017
Fitra Ayu Mardani 201510101071
Flagadantra Clambada Shindu Bratha 201510101019

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021/2022
BAB 1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia guna menghasilakan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber
energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian bisa dipahami orang sebagai
budidaya tanaman atau bercocok tanam.
Usaha tani (Farming) adalah bagian inti dari bagian pertanian karena
menyakut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah
sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani. Menurut soetriono dan
suwandari (2017) ilmu pertanian adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
mengelola tanaman, ternak, ikan dan lingkungannya agar memberikan hasil yang
semaksimal mungkin. Ilmu pertanian sekarang sudah sangat berkembang dari
masa ke masa menjadi ilmu pertanian yang sangat luas, tidak sekedar mempelajari
pengolahannya saja, ilmu peternakan tidak mempelajari tentang pengelolaan
ternak saja dan ilmu perikanan tidak hanya mempelajari pengolahan ikan dan
hewan air lainnya.
Ilmu pertanian tidak serta-merta sama dengan pertanian maupun agronomi
atau bisa disebut ilmu pendayagunaan tanaman. Pertanian adalah Serangkaian
aktivitas yang merubah lingkungan untuk menghasilkan produk hewani dan nabati
yang sangat bermanfaat bagi manusia. Sejarah indonesia sejak masa kolonial
sampai sekarang tidak bisa dipisahkan dari sektor pertanian maupun perkebunan
karena ke-2 sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan
pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai
wilayah indonesia. Pertanian akan selalu memerlukan suatu bidang permukaan
bumi yang luas dan terbuka. Pertanian rakyat diusahakan di tanah-tanah sawah,
ladang dan pekarangan. Di dalam pertanian rakyat hampir tidak ada usahatani
yang hanya memproduksi satu macam produk pertanian saja. Alasan petani untuk
menanam bahan makanan terutama didasarkan atas kebutuhan makanan untuk
seluruh keluarga petani.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah pada
makalah ini adalah:
1. Bagaimana definisi dan gambaran umum tentang perkembangan pertanian
di indonesia
2. Apa saja yang mencakup ruang lingkup pada ciri-ciri pertanian

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan pada makalah ini
adalah:
1. Mengetahui definisi dan gambaran umum tentang perkembangan pertanian
di indonesia
2. Apa saja yang mencakup ruang lingkup pada ciri-ciri pertanian
BAB. 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Gambaran Umum Perkembangan Pertanian di Indonesia


Menurut M. Faisal (2017) Pertanian sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
manusia untuk memanfaatkan sumber daya hayati guna menghasilakan bahan
pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya. Di Indonesia, pertanian merupakan sektor utama yang
menyumbang dalam perekonomian (Zulkifli, 2017). Sebelum datangnya penjajah
di Indonesia, perkembangan pertanian ditentukan oleh adanya sistem pertanian
padi dengan pengairan yang merupakan praktik turun menurun petani Jawa. Saat
ini di Indonesia dapat ditemukan berbagai sistem pertanian diantaranya yaitu:
sistem ladang, sistem tegal pekarangan, sistem sawah dan sistem perkebunan.
1. Sistem ladang
Pada sistem ini, pengolahan tanah dilakukan secara minimum, produktivitas
bergantung pada lapisan humus yang terbentuk dari sistem hutan, tanaman
yang diusahakan umumnya tanaman pangan seperti padi, jagung maupun
umbi-umbian.
2. Sistem tegal pekarangan
Sistem ini berkembang di tanah-tanah kering yang jauh dari sumber air.
Sistem ini dikembangkan setelah menetap dengan tingkat pengelolaan yang
juga rendah dan tanaman yang diusahakan terutama tanaman yang tahan
kekeringan dan pohon-pohonan.
3. Sistem sawah
Pengolahan tanah dan pengelolaan air pada sistem sawah sudah baik sehingga
tercapai stabilitas biologi yang tinggi dan dapat mempertahankan kesuburan
tanah. Sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik untuk
padi maupun palawija, tebu, tembakau atau tanaman hias.
4. Sistem perkebunan
Perkebunan rakyat, perkebunan besar milik swasta, maupun perusahaan
negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor seperti karet, kopi,
teh, kakao, kelapa sawit, cengkeh dll.
Kegiatan pertanian menjadi kehidupan pokok rakyat dan pemerintah dalam
memperoleh sumber penerimaan semata-mata dari pertanian. Penerimaan negara
yang utama terdiri atas pembayaran innatura dan jasa-jasa tenaga kerja penggarap
tanah. Sebagai kawula, petani harus menyisihkan sebagian hasil panen dan
waktunya bagi keperluan raja, kerajaan dan atasan. Pembayaran ini sebagai bukt i
bahwa mereka sebagai kawula (warga negara) dari suatu negara dan dianggap
sebagai imbalan untuk perlindungan pemerintah dari serangan musuh atau
gangguan keamanan lainnya. Dalam pengolahan tanah pertanian, petani
menggunakan peralatan sederhana seperti pacul, bajak, garu, dan parang yang
dibuat masyarakat setempat. Ternak menjadi tenaga pembantu yang paling
penting untuk mengolah tanah. Hampir setiap keluarga memiliki tanah sawah atau
tegalan untuk ditanami bahan makanan seperti padi, jagung, jagung cantel
(shorgum), jewawut, ubi, dan ketela. (Edi K., 2013)

2.2 Ciri-ciri Pertanian


Pertanian dalam pengertian yang luas yaitu kegiatan manusia yang
memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang pada
mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan
yang telah diberikan oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan dan hewan
tersebut (Van Aersten, 1953). Sedangkan pengertian dalam arti sempit yaitu
segala aspek biofisik yang berkaitan dengan usaha pentempurnaan budidaya
tanaman untuk memperoleh produksi fisik yang maksimum (Sumatri, 1980).
Sifat biologis produksi dalam pertanian yang sedemikian rupa itu membawa
beberapa implikasi penting dalam pembangunan pertanian sehingga menjadikan
ciri-ciri unik tersendiri dalam pertumbuhan tanaman dan hewan. Pada dasarnya
ada 12 ciri pertanian, antara lain :
1. Semua jenis pertanian tanaman memerlukan input fisik yang hampir serupa
2. Pertanian harus tetap terpencar
3. Aspek sumber daya alam
4. Faktor waktu untuk melancarkan suatu operasi usaha tani harus diselaraskan
dengan keadaan cuaca dengan serangan hama peyakit.
5. Faktor waktu pada pertumbuhan tanaman dan hewan mendorong adanya
keanekaragaman dalam pertanian.
6. Interaksi yang amat kuat antara berbagai faktor fisik dan non fisik
7. Kebayakan usahawan dan buruh tani harus memiliki keterampilan yang lebih
luas dari pada pekerja pabrik.
8. Usaha tani dalam ukuran kecil yang lemah secara ekonomi dan pengusahaan
secara tradisional.
9. Komunikasi dua arah yang efektif antara aspirasi petani dan informasi
birokrasi
10. Musim panen dan luar musim panen meyebapkan perlunya teknologi
peyimpanan
11. Unit produksi dan unit komsumsi tidak dapat dipisahkan
12. Pertanian yang progresif selalu berubah
Selain itu, terdapat juga ciri-ciri pertanian yang ada di Indonesia, yaitu sebagai
berikut :
1. Pertanian tropika
Sebagian besar daerah di Indonesia berada di dekat katulistiwa yang berarti
merupakan daerah tropika dengan demikian jenis tanaman, hewan, perikanan,
dan hutan sangat dipengaruhi oleh iklim tropis (pertanian tropika). Di
samping itu ada pengaruh lain yang menentukan corak pertanian kita yaitu
bentuk negara berkepulauan dan topografinya yang bergunung-gunung.
2. Pertanian dataran tinggi dan rendah
Indonesia merupakan daerah volkano (memiliki banyak gunung), sehingga
memungkinkan mempunyai daerah yang mempunyai ketinggian dan dataran
rendah. Dataran tinggi mempunyai iklim dingin, sehingga bisa ditanami
tanaman beriklim subtropis.
3. Pertanian iklim basah (Indonesia barat) dan pertanian iklim kering (Indonesia
timur).
Indonesia bagian barat yang (Sumatra, Kalimantan, Jawa, sebagian Sulawesi)
mempunyai iklim basah : banyak hujan, sedangkan bagian Indonesia lain
terutama Indonesia bagian timur (NTB, NTT, Maluku) iklimnya kering.
4. Adanya hutan tropika dan padang rumput.
Karena iklimnya basah dan berada di daerah tropika maka banyak hujan
terbentuk hutan tropika, sedangkan di daerah kering tumbuh padang rumput.
5. Perikanan darat dan laut.
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau, sehingga
daerahnya terdiri dari darat dan perairan. Keadaan ini memungkinkan
terdapatnya perikanan darat dan laut.
6. Pertanian di Jawa dan Luar Jawa.
Mempengaruhi corak pertanian: pertanian di jawa umumnya merupakan
tanaman bahan pangan, berskala kecil, sedangkan pertanian di luar jawa
umumnya perupakan perkebunan, kehutanan, berskala lebih luas
7. Pertanian rawa, pertanian darat/kering, pertanian beririgasi/basah
Daratan Indonesia terbagi menjadi :
a) tanah rawa yaitu lahan yang tergenang sepanjang masa,
b) lahan kering yaitu lahan yang tidak mendapat air irigasi, dan
c) pertanian basah yaitu lahan yang beririgasi.
8. Pertanian / tanah sawah beririgasi, tadah hujan, sawah lebak, sawah pasang
surut.
a) Penggolongan ini adalah penggolongan lahan yang ditanami padi. Sawah
yang beririgasi bersumberkan bendung sungai, dam/waduk, mata air, dll.
b) Berdasarkan fasilitas teknisnya dibagi menjadi irigasi teknis, setengah
teknis, dan sederhana.
c) Lahan/sawah tadah hujan sebenarnya juga mempunyai saluran irigasi
tetapi sumber airnya berasal dari air hujan.
d) Sawah lebak mendapat air terus menerus sepanjang masa.
e) Sawah pasang surut mendapat air dari air sungai yang pasang karena air
laut yang sedang pasang, sering juga terdapat saluran irigasi.
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pertanian sebagai kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memanfaatkan
sumber daya hayati guna menghasilakan bahan pangan, bahan baku industri, atau
sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Saat ini di Indonesia
dapat ditemukan berbagai sistem pertanian diantaranya yaitu: sistem ladang,
sistem tegal pekarangan, sistem sawah dan sistem perkebunan.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. Faisal. 2017. Analisa Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap


Perekonomian Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi & Sosial. Vol.8, No. 2 :
150 - 164
Hanif, A. (2020). Masyarakat Multikultural : Konsepsi, Ciri, dan Faktor
Pembentuknya. Volume 14, Nomor 1, Juni 2020 P-ISSN 2085-7470 I E-
ISSN 2621-8828.
Kusmiadi, Edi. 2013. Modul 1 Pengertian dan Sejarah Perkembangan Pertanian.
http://repository.ut.ac.id/ (diakses 11 Maret 2021)
Lisa Navitasari, L. F. (2020). Sistem Pertanian. Bandung: CV Media Sains
Indonesia.
Sjamsir, Zulkifli. 2017. Pembangunan Pertanian Dalam Pusaran Kearifan Lokal.
Makassar: CV SAH Media
Wahyudin Deddy P,Thorin M,Surjaningsih R.D. 2020. Pengantar Ilmu
Pertanian.Medan:Yayasan Kita Menulis

Anda mungkin juga menyukai