Anda di halaman 1dari 29

Sejarah, Falsafah dan Asas Penyuluhan

SEJARAH PENYULUHAN
1871 Didirikannya Kebun Raya Bogor sebagai tempat mendemonstrasikan cara mengusahakan beberapa tanaman
Mulai kegiatan penyuluhan di Departemen Pertanian, tidak langsung kepada petani tetapi melalui Pangreh praja (perintah kepada petani belum penyuluhan dalam arti sebenarnya)

1905

LANJUTAN
1910 Pada beberapa tingkatan daerah didirikan dinas penyuluhan. Metode Olie Vlek (tetesan minyak) mulai digunakan pada saat itu.
Penyelenggaraan penyuluhan mulai diperluas. Dalam pelaksanaannya ditemukan berbagai masalah kekurangan bugget, personalia dan peralatan). Mulai didirikan sekolah pertanian.

19211942

LANJUTAN
19421945
Pada saat ini adalah masa penjajahan Jepang. Sebenarnya tidak ada kegiatan penyuluhan, karena kegiatan pertanian dilakukan secara paksaan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Mulai dikenalkan metode peningkatan produksi secara paket.

1947

Kegiatan penyuluhan dimulai lagi dengan didirikannya BPMD (Balai Pendidikan Masyarakat Desa).

19591961

LANJUTAN Usaha intensifikasi dengan mendirikan Padi

1962

Sentra. Setiap sentra seluas 1000 ha. Petani di lingkungan itu mendapat penyuluhan dan kredit. Kredit dikembalikan dalam bentuk padi. Metode olie vlek mulai ditinggalkan, mulai menggunakan penyuluhan secara paket IPB mempunyai program yang dikenal dengan Demonstrasi Massal/ BIMAS(Bimbingan Massal). Prinsipnya sama dengan padi sentra, hanya luasannya 50 ha dan pengorganisasiannya tidak hanya satu badan, tetapi dilakukan oleh berbagai badan. Kegiatan penyuluhan oleh Dinas Pertanian, Kredit oleh BRI, Penyedia saprodi PN Pertani.

LANJUTAN
1965 / 1966
Program BIMAS/INMAS (Intensifikasi Massal) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan pendapatan. Pelaksanaannya oleh berbagai badan, sampai tingkat desa yang dikenal dengan Koperta (Koperasi Produksi Pertanian). 1968/1969 pemerintah kesulitan dana, mengadakan kerjasama dengan pihak asing dikenal BIMAS Gotong Royong.

1970 / 1971

Diciptakan BIMAS-yang disempurnakan. Pada program ini sudah melibatkan satuan Wilayah Unit Desa (WILUD) dalam pelaksanaannya.

LANJUTAN
1974 Didirikan BLPP (Balai Latihan, Pendidikan dan Penyuluhan Pertanian) yang dimaksudkan untuk memperbaiki kondisi penyuluhan dan pertanian. Dengan bantuan Worldbank melalui

1976 / 1977

National Food Crops Extension Programm yang dilanjutkan dengan National Agricultural Extension Program diperkenalkan sistem
LAKU

LANJUTAN
(Latihan dan Kunjungan). Penyuluhan ini dilakukan melalui kelompok dengan latihan untuk PPL-Petani dan kunjungan ke kelompok oleh PPL. Sebagai base camp PPL dibentuk BPP (Balai Penyuluhan Pertanian)

1986

Surat Keputusan Bersama Mentan dan Mendagri yang intinya BPP sebagai home base PPL yang mempunyai wilayah (Wilayah Kerja Balai Penyuluhan PertanianWKBPP).

LANJUTAN
1 WKBPP terdapat 16 WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian). 1 WKPP terdiri atas 1-3 desa. Surat Keputusan Bersama Mentan dan Mendagri yang intinya BPP tidak lagi sebagai home base PPL. BPP hanya sebagai kantor saja. Ditiap kecamatan dipilih koordinator PPL.

1991

LANJUTAN
1996
Surat Keputusan Bersama Mentan dan Mendagri yang lebih menegaskan pelaksanaan penyuluhan sub sektor dan kepala daerah sebagai penanggung jawab pelaksanaan penyuluhan

1999

Dengan adanya Otonomi Daerah kegiatan penyuluhan beserta lembaganya tergantung dari Kepala Daerah masing-masing

FALSAFAH?

Arti Falsafah
Menurut 1. Butt (1961) : Suatu pandangan hidup 2. Dahama dan Bhatnagar (1980) : Landasan pemikiran yang bersumber pada kebijakan moral 3. Balai pustaka (KBBI; 1990): anggapan, gagasan, sikap batin yang paling umum dimiliki oleh orang atau

FALSAFAH PENYULUHAN
1. KELSEY DAN HEARNE (1955) Bekerja bersama masyarakat agar dpt meningkatkan harkatnya sebagai manusia

FALSAFAH PENYULUHAN
3. MARGONO SLAMET (1989) Falsafah penyuluhan berakar dr pancasila terutama dgn sila kemanusian yang adil dan beradab, dan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 4. ADICONDRO (1990) Penyuluh bekerjasama masyarakat, bukan bekerja untuk masyarakat

Asas penyuluhan
Penyuluhan berasaskan demokrasi yaitu penyuluhan yang diselenggarakan dengan saling menghormati pendapat antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan pelaku utama serta pelaku usaha lainnya.

Lanjutan..
Penyuluhan berasaskan manfaat yaitu penyuluhan yang harus memberikan nilai manfaat bagi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha.

Lanjutan. Penyuluhan berasaskan kesetaraan yaitu hubungan antara penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha yang harus merupakan mitra sejajar.

Lanjutan

penyuluhan berasaskan keterpaduan yaitu penyelenggaraan penyuluhan yang dilaksanakan secara terpadu antar kepentingan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

Lanjutan.
penyuluhan berasaskan keseimbangan yaitu setiap penyelenggaraan penyuluhan harus memperhatikan keseimbangan antara kebijakan, inovasi teknologi dengan kearifan masyarakat setempat, pengarusutamaan gender, keseimbangan pemanfaatan sumber daya dan kelestarian lingkungan, dan keseimbangan antar kawasan yang maju dengan kawasan yang relatif masih tertinggal.

Lanjutan.. Penyuluhan berasaskan keterbukaan yaitu penyelenggaraan penyuluhan dilakukan secara terbuka antara penyuluh dan pelaku utama serta pelaku usaha.

Lanjutan
Penyuluhan berasaskan kemitraan yaitu penyelenggaraan penyuluhan yang dilaksanakan berdasarkan prinsip saling menghargai, saling menguntungkan, saling memperkuat, dan saling membutuhkan antara pelaku utama dan pelaku usaha yang difasilitasi oleh penyuluh.

Lanjutan.. Penyuluhan berasaskan partisipatif yaitu penyelenggaraan penyuluhan yang melibatkan secara aktif pelaku utama dan pelaku usaha dan penyuluh sejak perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.

Lanjutan.
Penyuluhan berasaskan kerjasama yaitu penyelenggaraan penyuluhan harus diselenggarakan secara sinergis dalam kegiatan pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan serta sektor lain yang merupakan tujuan bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Lanjutan. Penyuluhan berasaskan berkeadilan yaitu penyelenggaraan penyuluhan yang memosisikan pelaku utama dan pelaku usaha berhak mendapatkan pelayanan secara proporsional sesuai dengan kemampuan, kondisi, serta kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha.

Lanjutan.
Penyuluhan berasaskan keberlanjutan yaitu penyelenggaraan penyuluhan dengan upaya secara terus menerus dan berkesinambungan agar pengetahuan, keterampilan, serta perilaku pelaku utama dan pelaku usaha semakin baik dan sesuai dengan perkembangan sehingga dapat terwujud kemandirian.

Lanjutan..
Penyuluhan berasaskan bertanggung gugat yaitu bahwa evaluasi kinerja penyuluhan dikerjakan dengan membandingkan pelaksanaan yang telah dilakukan dengan perencanaan yang telah dibuat dengan sederhana, terukur, dapat dicapai, rasional, dan kegiatannya dapat dijadualkan.

Lanjutan. Penyuluhan berasaskan pemerataan yaitu penyelenggaraan penyuluhan harus dapat dilaksanakan secara merata bagi seluruh wilayah Republik Indonesia dan segenap lapisan pelaku utama dan pelaku usaha.

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN BAB III SASARAN PENYULUHAN Pasal 5

(1) Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran antara. (2) Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha. (3) Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat.

Sasaran Utama Penyuluhan


PETANI DAN KELUARGANYA.

Anda mungkin juga menyukai