Anda di halaman 1dari 26

PENYULUHAN Yulia Andriani

PERTANIAN yulia.andriani@lecturer.unri.ac.id
KOMPETENSI DASAR & POKOK
BAHASAN
PENGERTIAN DASAR
PENYULUHAN
Belanda = voorlichting,
Jerman =advisory work(beratung), aufklarung
Perancis= vulgarization
Spanyol=Capacitacion
Inggris= Extension
Austria = Forderung
Penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yang selanjutnya disebut
penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran
dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

PENGERTIAN
PENYULUHAN MENURUT
UU NO.16 THN.2006
Sistem pendidikan diluar sekolah
(informal) yang diberikan kepada petani
PENYULU dan keluarganya dengan maksud agar
HAN mereka mampu, sanggup dan
berswadaya memperbaiki atau
PERTANIA meningkatkan kesejahteraan
N: keluarganya sendiri atau bila mungkin
mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat disekelilingnya
Penyuluhan Pertanian adalah pemberdayaan
petani dan keluarganya beserta masyarakat
pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan
non formal di bidang pertanian agar mereka
mampu menolong dirinya sendiri baik di
bidang ekonomi, sosial maupun politik
sehingga peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan mereka dapat dicapai.

PENYULUHAN
PERTANIAN
Departemen pertanian (2002)
Edfikasi, yang merupakan akronim dari
fungsi-fungsi penyuluhan yang meliputi:
edukasi, diseminasi inovasi, fasilitasi,
konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi

MARDIKANTO (1998)
Ray (1998):
Extension may be defined as
the science of making
people innovative for
sustainable improvement
in their quality of live
SEJARAH PENYULUHAN PERTANIAN
1871 Didirikannya Kebun Raya Bogor sebagai tempat
mendemonstrasikan cara mengusahakan beberapa tanaman

1905 Mulai kegiatan penyuluhan di Departemen Pertanian, tidak


langsung kepada petani tetapi melalui Pangreh praja (perintah
kepada petani  belum penyuluhan dalam arti sebenarnya)

1910 Pada beberapa tingkatan daerah didirikan dinas penyuluhan.


Metode Olie Vlek (tetesan minyak) mulai digunakan pada
saat itu.

1921-1942 Penyelenggaraan penyuluhan mulai diperluas. Dalam


pelaksanaannya ditemukan berbagai masalah kekurangan
bugget, personalia dan peralatan.
Mulai didirikan sekolah pertanian.
LANJUTAN …

1942-1945 Pada saat ini adalah masa penjajahan Jepang.


Sebenarnya tidak ada kegiatan penyuluhan, karena
kegiatan pertanian dilakukan secara paksaan untuk
memenuhi kebutuhan pangan. Mulai dikenalkan
metode peningkatan produksi secara paket.

1947 Kegiatan penyuluhan dimulai lagi dengan


didirikannya BPMD (Balai Pendidikan
Masyarakat Desa).
LANJUTAN …

1959-1961 Usaha intensifikasi dengan mendirikan Padi Sentra. Setiap


sentra seluas 1000 ha. Petani di lingkungan itu mendapat
penyuluhan dan kredit. Kredit dikembalikan dalam bentuk
padi. Metode olie vlek mulai ditinggalkan, mulai
menggunakan penyuluhan secara paket

1962 IPB mempunyai program yang dikenal dengan Demonstrasi


Massal/ BIMAS(Bimbingan Massal). Prinsipnya sama dengan
padi sentra, hanya luasannya 50 ha dan pengorganisasiannya
tidak hanya satu badan, tetapi dilakukan oleh berbagai badan.
Kegiatan penyuluhan oleh Dinas Pertanian, Kredit oleh BRI,
Penyedia saprodi PN Pertani.
LANJUTAN …

1965 / 1966 Program BIMAS/INMAS (Intensifikasi Massal) yang


bertujuan untuk meningkatkan produksi sekaligus
meningkatkan pendapatan. Pelaksanaannya oleh berbagai
badan, sampai tingkat desa yang dikenal dengan Koperta
(Koperasi Produksi Pertanian). 1968/1969 pemerintah
kesulitan dana, mengadakan kerjasama dengan pihak
asing  dikenal BIMAS Gotong Royong.

1970 / 1971 Diciptakan BIMAS-yang disempurnakan. Pada


program ini sudah melibatkan satuan Wilayah
Unit Desa (WILUD) dalam pelaksanaannya.
LANJUTAN …

1974 Didirikan BLPP (Balai Latihan, Pendidikan dan


Penyuluhan Pertanian) yang dimaksudkan untuk
memperbaiki kondisi penyuluhan dan pertanian.

1976 / 1977 Dengan bantuan Worldbank melalui National


Food Crops Extension Programm yang
dilanjutkan dengan National Agricultural
Extension Programm diperkenalkan sistem LAKU
LANJUTAN …

(Latihan dan Kunjungan). Penyuluhan ini dilakukan melalui


kelompok dengan latihan untuk PPL-Petani dan kunjungan ke
kelompok oleh PPL. Sebagai base camp PPL dibentuk BPP
(Balai Penyuluhan Pertanian)

1986 Surat Keputusan Bersama Mentan dan Mendagri yang intinya


BPP sebagai home base PPL yang mempunyai wilayah
(Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian- WKBPP).
1 WKBPP terdapat  16 WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan
Pertanian). 1 WKPP terdiri atas 1-3 desa.
LANJUTAN …

1991 Surat Keputusan Bersama Mentan dan Mendagri yang intinya BPP tidak lagi
sebagai home base PPL. BPP hanya sebagai kantor saja. Ditiap kecamatan
dipilih koordinator PPL.

1996 Surat Keputusan Bersama Mentan dan Mendagri yang lebih


menegaskan pelaksanaan penyuluhan sub sektor dan kepala daerah
sebagai penanggung jawab pelaksanaan penyuluhan

1999 Dengan adanya Otonomi Daerah kegiatan penyuluhan beserta


lembaganya tergantung dari Kepala Daerah masing-masing
PERIODE KEJADIAN

1999-2005 DESENTRALISASI PENYULUHAN

2006 UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN TENTANG SISTEM


PENYULUHAN PERTANIAN PERTANIAN DAN KEHUTANAN
BERBAGA
I
PEMAHA
MAN
PENYULU
HAN
BERBAGA
I
PEMAHA
MAN
PENYULU
HAN
To develop the rural people economically,
socially, and culturally by means of education

OBJECTIVES OF EXTENSION
(Ray, 1998)
THE GENERAL
OBJECTIVE
1.To assist people to discover and analyze their problems and
identify the felt needs
2.To develop leadership among people and help them in
organizing groups to solve their problems
3.To disseminate research information of economic and
practical importance in a way people would be able to
understand and use
4.To assist people in mobilizing and utilizing the resources
which they have and which they need from outside
5.To collect and transmit feedback information for solving
management problems
FUNCTION
OF
EXTENSIO
N
PRINCIPLES OF EXTENSION
Dahama & Bhatnagar (1980)
PRINSIP PENYULUHAN
PERTANIAN
Soedijanto, 2001
Kesukarelaan, artinya, keterlibatan seseorang dalam kegiatan penyuluhan tidak boleh
berlangsung karena adanya pemaksaan, melainkan harus dilandasi oleh kesadaran sendiri
dan motivasinya untuk memperbaiki dan memecahkan masalah kehidupan yang
dirasakannya.
Otonom, yaitu kemampuannya untuk mandiri atau melepaskan diri dari ketergantungan
yang dimiliki oleh setiap individu, kelompok, maupun kelembagaan yang lain.
Keswadayaan, yaitu kemampuannya untuk merumuskan melak-sanakan kegiatan dengan
penuh tanggung-jawab, tanpa menunggu atau mengharapkan dukungan pihak luar.
Partisipatip, yaitu keterlibatan semua stakeholders sejak peng-ambilan keputusan,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, eva-luasi, dan pemanfaatan hasil-hasil kegiatannya.
PRINSIP PENYULUHAN
PERTANIAN
Soedijanto, 2001
Egaliter, yang menempatkan semua stakehoder dalam kedudukan yang setara, sejajar, tidak ada
yang ditinggikan dan tidak ada yang merasa diirendahkan.
Demokrasi, yang memberikan hak kepada semua pihak untuk mengemukakan pendapatnya, dan
saling menghargai pendapat maupun perbedaan di antara sesama stakeholders.
Keterbukaan, yang dilandasi kejujuran, saling percaya, dan saling mempedulikan.
Kebersamaan, untuk saling berbagi rasa, saling membantu dan mengembangkan sinergisme.
Akuntabilitas, yang dapat dipertanggungjawabkan dan terbuka untuk diawasi oleh siapapun.
Desentralisasi, yang memberi kewenangan kepada setiap daerah otonom (kabupaten dan kota)
untuk mengoptimalkan sumberdaya pertanian bagi sebesar-besar kemakmuran masyarakat dan
kesinambungan pembangunan.
TERIMA KASIH

Hiduplah seakan-akan kau akan mati besok. Belajarlah


seakan-akan kau akan hidup selamanya
-Mahatma Gandhi-

Anda mungkin juga menyukai