Anda di halaman 1dari 6

KASARAN :

Paparan 1 : IDEP Foundation (I.B. Putu Wahyu Permana) sbg moderator


Penyaji :
I Nengah Sudibia (Desa Panglipuran)
I Wayan Rinten (Desa Jasri)
1. Aktivitas IDEP dan STCI
2. 9 bulan mendampingi desa wisata menjadi desa tangguh bencana, menghasilkan
3. 2 outcome : meningkatkan penerapan prokes dan kesiapsiagaan bencana melalui
strategi komunikasi yang inklusi, menguatnya mata pencaharian asyarakat akibat
covid 19
4. Tujuan 1 : 2 output kegiatan : kelompok masyaeakat penanguuanagn bencana di desa
bencana, penerapan prokes di desa wisata meningkat utk pemulihan ekonomi,
5. Tujuan 2 ada 3 kegiatan: pelaku ekonomi dibekali informasi dan ekonomi
berdasarkan protokol new noraml (poster, pin, stiker), pelaku ekonomi akses
keuangan lebih baik utk bisnis (stakeholder meeting, visit gathering, festival desa
mempertemukan stakeholder desa terkait dgn lembaga bank,serta lembaga keuangan
terkait, yang ketigapelaku ekonomi memperoleh pengetahuan dan ketrampilan utk
meningkatka kualitas produk
6. Fokus pada prokes covid 19
7. Kebencanan dalam arti luas, (permintaan masyarakat luas)
8. Kelompok wanita tani, stakeholdrdesa, yowana, kelian dinas hadir, pengelola desa
wisata jasri dan penglipuran turut hadir

Diskusi :
PERTANYAAN 1:
 Desa Panglipuran :
Situasi covid saat melanda, kondisi penglipuran utk menyikapi hal itu manajemen krisis,
kebersihan sudah menjadi kebiasaan
 Terbentuk satgas gotong royong, paling awal melakukan penutupan desa wisata, kegiatan
tetap dilakukan dengan prokes ketat, paket hanya sampai di posko. Hal ini menginspirasi
desa adat” yg lain.
 Homestay, pedagang cinderamata diverifikasi CHSE oleh tim kabupaten, provinsi dan
pusat dan hasilnya memuaskan, dari kemenkes dan parekraf dtg ke penglipuran, sudah
terverifikasi
 Desa Jasri :
Situasi covid saat melanda di Jasri, outcome 1 :melakukan pelatihan kebuhn pekarangan
keluarga
 Outcome 1 : kesiapsiaagaan bencana
 Covid sangat berdampak di Jasri (perbatasan karangasem), utk menghidupi kelanjutan
keluarga, masuk IDEP dengan materiKPK (Kebun Pekarangan Keluarga),
 Membentuk kelompok yang terdiri dari 8 banjar desa adat, penduduk 6000 sekian,
bagaimana cara utk tangguh dari bencana covid. Melakukan penanaman dr berbagai jenis
bibit, kategori tomat, cabe, bayam.
 Kelanjutannya membentuk desa adat tangguh bencana dewatatana, desa wisata adat
tangguh bencana, melakukan setiap pekarangan rumah ada kebun, sehingga tidak lagi ke
pasar.
PERTANYAAN 2
1. Penglipuran :
2. Apa Yang mendasari kesiapsiagaan bencana, memberdayakan kelompok” yang sudah
ada?
3. Pengelola desa sering mendapatkan pertanyaan terkait kebencanaan di desa nya, IDEP
datang membawa program covid dan ekonomi, ditingkatkan satgas gotong royong nya,
hingga saat ini masih eksis, (manajemen krisis menghadapi covid), meningkatkan
kapasitas kelembagaan yg sudah ada.
4. Pola tata ruang perumahan, tidak membuang sampah sembarangan, pekarangan terkonek
antara 1 dengan yang lain sudah mengantisipasi kebencanaan. Sudah memasang alur
evakuasi, titik kumpul, perlu mendapatkan pembinaan yang lebih lanjut.
5. Meningkatkan kemampuan dan kapasitas dengan pembinaan yg lebih lanjut bersama
dengan yayasan IDEP
6. Selama pendampingan, sudah dilakukan beberapa kegiatan seperti : membentuk forum
sistem pengamanan berbasis desa adat, semua lembaga desa adat sudah terangkum disini,
dulu hanya memasang pengeras kepala di ruang umu, sekarang sudah sistem informasi
terkoneksi, baik generasi tua mauoun muda turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
7. Pimpinan SIPANDU BERADAT (kelompok yg sudah terbentuk tingkatkan kapasitas
nya) utk kebencanaan : kelian adat
8. Ketua dibagi terkait kebencanaan dan ketua umum : kelian adtaa, ketua 1 : kepala adat
pengliuran, ada panglima, ada yg mennagani terkiait kemananan
9. Bidang bantuan kemanan desa adat
10. Bidang peegahan dan kesiapsiaagaan
11. Bidang edukasi dan sosialsi asia
12. Bidang logistik (melibatkan pkk,)
13. Bidang sarana dan prasarana kesehatan (org” ahli di kesehatan)
14. Bidang kebersihan dan kesehatan ligkungan
15. Laihan dibantu oleh idep dan bpbd bangli serta instansi terkait, prejuru desa adat, pkk,
sekaa truna, dan seluruh masyaraay supaya paham terkait kebencanaannya untuk fasilitasi
nya
16. PANGLIPURAN DIBENTUK 25 OKTOBER
17. JASRI :
18. Terbentuk pada 1 oktober
19. Dessa adat tangguh bencana, sebelumnya IDEP datang dgn pelayihan yg berkoordinasi
dgn pihak bpbd, memberikan pelathian terkait desa adat tangguh bencana.
20. Terbentuk dgn kesadaran dari rasa panik, menjadi paham terhadap kebencanaan krn
sudah mendapatkan keilmuannya, maka terbentuklah desa tangguh bencana menjadi
dewatatana (desa wisata tangguh bencana)
21. Ada 4 bidang : bidang pencegahaan dan kesiapsiagaan (masyarakat desa adat jasri),
dengan yayasan IDEP, bisa mmeproteksi diri(mengurangi risiko bencana), bidang
pendidikan dan pelatihan (dari para guru), bidang kerjasama data dan informasi (semua
kepala lingkungan dilibatkan), bidang kerelawanan (melibatkan stt, pecalang dan
pengurus desa adat)
22. Membuat tangguh pribadi dan tangguh bersama terhadap bencana

PERTANYAAN 3
Program dewatatana apa saja?
 Apa saja praktis yang sudah dilatih dan dilakukan:
 JASRI : weekly program : aktivitas utama melakukan trekking (bis dicek melalui
website), manfaatnya membuat pelaku siap terhadap bencana, SAR Nasional ada di Desa
Jasri, risiko tinggi thd pemancing”.
 Melakukan kajian singkat dgn topik membuat masyarakat terkait kajian risiko bencana
untu mayarakat,
 Setelah pbd karangasem memberi pelatihan, dilakukan pemasangan titik umpu dan jalur
evakuasi yg didampingi oleh bpbd karangasem, membuat peta rawan bencana di desa
jasri dgn mengajak elemen masyarakat di desa jasri,
PERTANAAYN 4
 Tantangannya apa selama program” dilakukan ? kendala saat pembentukan dan
berpsoses apa saja yg dihadapi adakah strategi utk lebuih baik ? rencana aksinya
kearah mana?
 PENGLIPURAN?’
 Kendala : kesibukan upacara adata, kepariwisataan, akan dilanjutkan lagi
kedepannya, pendampingan yayasan sudah selesai, dengan terbentukan ini,
wisatawan merasa percaya dan nyaman utk berwisata, mengharapkan pembinaan
lebih lanjut. “Main Malam” , jam 6 keatas baru bisa dilakukan pendampingan,
 JASRI :
 Kendala : krn waktu yg reatif singkat kehadiran yayasan idep pas situasi pandemi, krn
baru melakukan sentuhan informasi ke masyarakat harus bereffort, seiring dgn waktu,
begitu dikukuhkan , kendala nya berkurang.
 Kedepannya dewatatana ketika desa melakukan upacara adat ke pantai daerah jasri,
jasri menjadi central semeton hindu melakukan upacara adat di pantai. Jasri bisa
menjadi inspirasi desa wisata bali timur dengan tpersonil tangguh bencana nya.
 Keberlanjutannya dari IDEP DAN STCI mou nya sampai tahun depan april dengan
kemungkinan bisa diperpanjang, bisa dilanjutkan perencanaan dan implementasi di
tahun depan, pelatihan” di pemulihan ekonomi bersama dengan IPB internasional.
Dicoba untuk bermitra dengan lembaga yg lebih banyak dgn institut dan kampus
Paparan 3 : Abdul Karim Abraham (LPBI-NU Buleleng) sbg moderator
Penyaji : I Made Mastra (Desa Pemuteran)
Abdul Rohim (Desa Banyupoh)
 Bantuan termogan
 Bantuan non tunia 1644 KK, dilakukan sebanyak 4x, utk membantu masyarakat pada
masa sulit covid 19, krn bagian dari desa wisata
 Dari sisi ekonomi, ada bantuan moal 40 pelaku umkm, di stimulan utk melakukan
pendampingan utk pemulihan ekonomi bangkit,
 Di sesi akhir melakukan kesiapsiagaan bencana menghasilakn kajian risiko bencana dan
sop dalam meangani kesiapsiagaan bencana
Bagaimaa situasi desa pemuteran , dan bagaimana kegiatan lpbi nu ?
 Desa pemuteran
 Desa pemuteran merupakan salah satu desa wisata, 80% masyarakat tergantung dengan
pariwisata.
 Selaku kelian banjar desa dinas, dengan kehadiran LPBI NU,
 Sebelum : desa pemuteran dihantam covid, ada beberpa pegawai perusahaan dirumahkan,
masyarakat lari krn sudah tdk bis bekerja, semua beralih profesi untuk bertahan hidup,
perangkat desa sudah mencoba menggali dana, tahun 2020, LPBI NU datang dengan
beberapa program, langsung dibuatlah perencanaan bersama dengan aparat desa,
melibatkan komponen pemuda pemudi, pkk,
 Bencana apa yg selama ini terjadi di desa peuteran, dgn adanya siapsiaga apakah semakin
tangguh?
 SIAP SIAGA, LPBI NU, BPBD Buleleng membantu desa pemuteran hingga memiliki
SOP Kajian bencana yg tinggal disempurnakan,
 2022 pernah ada banjir bandang di pemuteran dgn hadirnya bebatuan yang menutupi
tanah masyarakat, dapat diambil hikmah nya
 2008 pernah banjir bandang hingga menghanyutkan ternak, dan materi lainnya,memang
pemuteran rawan bencana
 Kajian mentah sudah dibuat pada saat pelatihan, dan disempurnakan dengan seiring
berjalannya program tsb
 Sehingga kedepannya, sudah ada gambaran dan bisa tangguh terhadap bencana dan bisa
mengadakan simulasi

 Desa Banyupoh

 Bagaimana awal keterlibatan dan bisa mengajak berbagai pihak?


 Awal mula keterlibatan progam di LPBI-NU secara kebetulan, berada di satu komunitas
dari itu , banyak yg harus dilewati, dan program tersebut harus memerlukan aplikasi ,
langkah langkah yg diambil desa banyupoh merupakan desa penyangga wisata
 Langkah langkah awal yg diambil, sangat diperlukan kerjasama multipihak,
berkesimpulan untuk melancarkan program yang dilancarkan untuk melibatkan unsur”
pecalang linmas, kara g tarna dsb, sehingga tau situasi masyarakat dibawah, dengan
tujuan untuk mengurangi risiko.
 Edukasi, tatacara sosilaisasi masyarakat, yg dulu nya belum baik, skrg sudah mulai
menbaik, terutama perubahan sika maupun untuk enanggulangan bencana
 Dgn berbagai multipihak, apakah ada manfaat dan kesadaran thd kesiapsiagaan bencana?
 Kronologi kejadian, dari beberapa unsur, kita berdiskusi untuk membuat beerapa kajian,
untuk kesiapsiagaan, ada semacam sosialisasi dan edukasi mengenai kesiapsiagaan,
melalui rumah” ibadah di gereja, masjid, pura dan di setiap perkumpulan di desa
banyupoh, dan di bali banjar, sering ada rapat,
 Soialisasi pemasangan banner dan poster di akhir pandemi, di tempat” umum yang
gampang dilihat oleh masyarakat, ada sebuah peluang untuk mensosialisasikan kepada
masyarakat sbg bentuk antisipasi dalam langkah” bilamana ada tanda” terjadi nya
bencana di daerah banyupoh
 SUDAH MENYELESAIKAN KAJIAN RISIKO BENCANA untuk tingkat desa.
TANYA JAWAB:
- Majelis desa adat kabupaten badung :
ketika semua elemen bergabung, bisa membongkar di wilayah, sehingga menghasilkan
modul” ketika kiita berada di kondisi kebencanaan, kami sadar dai skrg harus
memppunyai tim dan khusus dibebankan tanggungjawab, hak kewajiban pada
penanggulangan bencana, membuat sebuah tim di masing-masing desa adat. Bergabung
dalam sebuah ikatan adat yang saling bertanggungjawab.
- Pak Suta (FPRB) :
1. Ada banyak lontar” di bali ttg penanggulangan bencana dari seudut pandang kearifan
lokal di bali, apakah mda bisa membantu terkait mendapatakan lontar” ini?
2. Bagaimana kebencanaan terlibat dalam perspektif adat? Sudah ada sebenarnya
dokumennya, kerjasmaa dengan bapak arya sena.
Jawaban : lontar sanggara budi (?), sudah di share di masyarakat sbg panduan untuk membuat
pararem, anggaran di tingkat provinsi bisa menjadi landasan di tingkat kota. Ada sosialisasi,
- Sesuai dengan apa yg disampaikan, ketika terjadi pandemi covid, ada dlam bentuk blt,
yang diberikan kepada umat beragama, ketika ada persoalan di desa, untuk mencairkan
hal tersebut ada di koperasi. Lebih banyak yg datang dari muslim, terkait BLT UMKM,
kolaborasi sudah dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai