Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN

A. DEFENISI PENYULUHAN

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia penyuluhan adalah kata penyuluh berasal dari kata
suluh yang berarti barang yang di pakai untuk media penerangan atau obor.Sedangkan penyuluh adalah
orang yang bertugas memberikan

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia adalah turunan dari kata exstension yang dipakai secara
luas dan umum dalam bahasa Indonesia penyuluhan berasal dari kata dasar suluh yang berarti
pemberi terang ditengah kegelapan.[1] Dalam bahasa Belanda penyuluhan disebut Voorlichting
yang berarti memberi penerangan untuk menolong seseorang menemukan jalannya, dalam
bahasa Inggris dan jerman mengistilahkan penyuluhan sebagai pemberian saran atau Beratung
yang berarti seseorang dapat memberikan petunjuk bagi seseorang tetapi seseorang tersebut yang
berhak untuk menentukan pilihannya. [2]

 Ada beberapa para ahli yang nendefinisikan pengertian penyuluh diantaranya ayaitu:

Ban (1990)

Penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan penggunaan komunikasi


informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapat mereka sendiri dan
mengambil keputusan dengan baik .

Margono Slamet (2000).

menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk memberdayakan masyarakat.
Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya dan atau mengembangkan
daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat yang
bersangkutan. Margono Slamet (2000) menekankan esensi penyuluhan sebagai kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang telah mulai lazim digunakan oleh banyak pihak sejak Program
Pengentasan Kemiskinan pada awal dasawarsa 1990-an. Penyuluhan pembangunan sebagai
proses pemberdayaan masyarakat, memiliki tujuan utama yang tidak terbatas pada terciptanya
“better-farming, better business, dan better living, tetapi untuk memfasilitasi masyarakat
(sasaran) untuk mengadopsi strategi produksi dan pemasaran agar mempercepat terjadinya
perubahan-perubahan kondisi sosial, politik dan ekonomi sehingga mereka dapat (dalam jangka
panjang) meningkatkan taraf hidup pribadi dan masyarakatnya

Mardikanto, 1987.

Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak sekadar upaya untuk
menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting dari itu adalah untuk
menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
menurut Slamet (1994)

istilah penyuluhan pada awal kegiatannya disebut dan dikenal sebagai Agricultural Extension.
Dengan pengembangan penggunaannya di bidang-bidang lain, maka sebutannya berubah
menjadi Extension Education dan Develoment Communication. Meskipun antara ketiga istilah
tersebut terdapat perbedaan, namun pada dasarnya mengacu pada disiplin ilmu yang sama.

Menurut Sapoetro (Mardikanto, 1992)

kunci pentingnya penyuluhan di dalam proses pembangunan didasari oleh kenyataan bahwa
pelaksana utama pembangunan adalah masyarakat kecil yang umumnya termasuk golongan
ekonomi lemah, baik lemah dalam permodalan, pengetahuan, dan keterampilannya, maupun
lemah dalam hal peralatan dan teknologi yang diterapkan. Disamping itu, mereka juga seringkali
lemah dalam hal semangatnya untuk maju dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.

Menurut Slamet dalam Mardikanto (1993)

Tujuan yang sebenarnya dari penyuluhan adalah terjadinya perubahan perilaku sasaran nya. Hal
ini merupakan perwujudan dari : pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung dengan indera manusia. Dengan demikian, penyuluhan dapat
diartikan sebagai proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) di kalangan
masyarakat agar mereka tahu, mau, mampu melaksanakan perubahan-perubahan demi
tercapainya peningkatan produksi, pendapatan/keuntungan dan perbaikan kesejahteraan
keluarga/masyarakat yang ingin dicapai.

Wiriaatmadja (1973)

Penyuluhan merupakan sistem pendidikan di luar sekolah, dimana mereka belajar sambil berbuat
untuk menjadi tahu, mau, dan mampu/bisa menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapi secara
baik, menguntungkan dan memuaskan. Jadi penyuluhan adalah suatu bentuk pendidikan yang
cara, bahan, dan sarananya disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan sararan.
Karena sifatnya yang demikian maka penyuluhan biasa juga disebut pendidikan non formal.

Rahmat Pambudi,

Pada awal 1996 mulai melontarkan pentingnya istilah pengganti penyuluhan, dan untuk itu dia
menawarkan penggu-naan istilah transfer teknologi sebagaimana yang digunakan oleh
Lionberger dan Gwin (1982). Pada tahun 1998, Mardikanto mena-warkan penggunaan istilah
edfikasi, yang merupakan akronim dari fungsi-fungsi penyuluhan yang meliputi: edukasi,
diseminasi inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi. Meskipun tidak ada
keinginan untuk mengganti istilah penyuluhan, Margono Slamet pada kesempatan seminar
penyuluhan pembangunan (2000) menekankan esensi penyuluhan sebagai kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang telah mulai lazim digunakan oleh banyak pihak sejak Program
Pengentasan Kemiskinan pada dasawsaa r 1990-an.
Menurut saya penyuluhan adalah intervensi social komunikasi pembangunan, memberi daya
kepada yang tidak berdaya dan atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu
yang lebih bermanfaat bagi masyarakat
B. SEJARAH PENYULUHAN DI INDONESIA

SEJARAH PENYULUHAN PERTANIAN DI INDONESIA

Banyak kalangan yang menyebut kelahiran penyu-luhan pertanian di Indonesia bersamaan


dengan dibangunnya Kebun Raya Bogor pada 1817. Tetapi almarhum Prof. Iso Hadiprodjo
keberatan, dan menunjuk tahun 1905 bersamaan dengan dibukanya Departemen Pertanian, yang
antara lain memiliki tugas melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian sebagai awal kegiatan
penyuluhan pertaniann di Indonesia.
Hal ini disebabkan, karena kegiatan “penyuluhan” sebelum 1905 lebih berupa pemaksaan-
pemaksaan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan “tanam-paksa” atau cultuurstelsel.

Selama masa penjajahan Jepang, kegiatan penyuluhan pertanian praktis terhenti, karena apa yang
dilakukan tidak lain adalah pemaksaan-pemaksaan kepada rakyat untuk mengusahakan bahan
pangan dan produk-produk strategis yang lain.

Setelah masa kemerdekaan, penyuluhan pertanian mengalami perubahan-perubahan sebagai


berikut:

1) 1945-1950, Plan Kasimo (Rencana Produksi 3 tahun, 1948-1950) yang tidak dapat terlaksana
karena terjadinya revolusi fisik.

2) 1950-1959 Plan Kasimo digabung dengan Rencana Wisaksono menjadi Rencana


Kesejahteraan Istimewa (RKI) yang dibagi dalam 2 tahp: 1950-1955 dan 1955-1960.
Salah satu “peninggalan” RKI adalah dibangunnya BPMD (Balai Pendidikan Masya-rakat Desa)
di tingkat Kecamatan, dan dilaksanakannya penyuluhan pertanian dengan pendekatan perorangan
melalui sistim tetesan-minyak (olievlek sijsteem).
Pada tahun 1958, dimulai kegiatan intensifikasi padi melalui kegiatan Padi Sentra/ SSB (self
supporting beras).

3) 1959-1963, penyuluhan perorangan melalui teknik tetes-an-minyak diganti dengan


penyuluhan masal dengan tek-nik tumpahan-air.
Pada periode ini, kita kenal Gerakan Swa Sembada Beras/ SSB dan KOGM (Komando Operasi
Gerakan Makmur) yang pada 1970 diubah menjadi SSBM (Swa Sembada Bahan Makanan).

4) 1963-1974. Diawali oleh pengalaman Demonstrasi Panca Usaha Lengkap yang dilakukan oleh
IPB di Karawang pada 1963/64 dikembangkan Demonstrasi Masal (Den Mas) yang kemudian
dikembangkan menjadi BIMAS-SSBM (Bimbingan Masal Swa Sembada Bahan Makan-an).
Setelah melalui perbaikan-perbaikan dalam bentuk Bimas Berdikari, Bimas Biasa, Bimas Baru,
Bimas Gotong-Royong (1968-1970), dan Bimas Nasional yang disempurnakan (1970-1973)
akhirnya dikembangkan menjadi program Intensifikasi Masal ( INMAS).
Sejak pelaksanaan Bimas Nasional Yang Disempurnakan, mulai dikenalkan adanya Unit Desa
(seluas 600-1000 ha) yang di dalamnya tersedia “catur sarana unit desa) yaitu: PPL, KUD, BRI-
Unit Desa dan Kiosk sarana produksi.
5) 1974-1983. Bersamaan dengan proyek penyuluhan per-tanian tanaman pangan NFCEP
(National Food Crops Extension Project), pada 1976 mulai dikenalkan kegiatan Intensifikasi
Khusus (INSUS) dengan mengefektifkan penyuluhan kepada kelompok tani melalui sistem-kerja
Latihan dan Kunjung-an (LAKU) atau Training & Visit (TV).
Keberhasilan INSUS ini sejak 1979 kemudian dikem-bangkan menjadi beragam OPSUS
(Operasi Khusus) di beberapa daerah yang dinilai “terlambat”, seperti OPSUS Tekad Makmur
(NTB) OPSUS Lapo Ase (Sumsel)

6) 1983-1993. Selama periode ini, beberapa hal yang me-nonjol adalah:


a. Pengembangan INSUS menjadi SUPRA INSUS meng gunakan 10 jurus teknologi, yang
antara lain dengan menggunakan Pupuk Pelengkap Cair (PPC), Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dan
pemupukan (makro) yang berimbang.
b. Administrasi Penyuluhan di tingkat Kabupaten dialih-kan dari Dinas Pertanian (Pangan) ke
Sekretaris Pelaksana Harian BIMAS (SPHB).

7) 1993 – 2001. Pada periode ini terjadi perubahan admi-nistrasi penyuluhan dipindah lagi dari
SPHB ke Dinas-dinas sub-sektoral.
Semula, perubahan ini dimaskudkan untuk memeratakan kegiatan penyuluhan pertanian yang
sejak awal lebih terfokus pada tanaman pangan ke semua sub-sektor.
Tetapi, karena luas wilayah-kerja penyuluh semakin luas, efektivitas LAKU menjadi berkurag.
Di samping itu mutu PPL semakin tidak mampu mengimbangi kecepatan ke-majuan IPTEK dan
kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh pelaku Bisnis dan LSM.
Menghadapi masalah tersebut, mulai tahun 1995 admi-nistrasi penyuluhan pertanian di
Kabupaten disatukan kembali ke dalam BIPP (Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian).
Sayangnya koordinasi BIPP dengan Dinas-dinas terkait tidak selalu akrab. Akibatnya,
penyuluhan yang dilakukan tidak selalu serasi dan mendukung kebu-tuhan dinas-dinas terkait.

8) 2001- hingga sekarang. Seiring bergulirnya reformasi yang diikuti kebijakan Otonomi Daerah,
yang membawa konsekuensi terjadinya perubahan Organisasi Pemerintah Kabupaten.
BIPP menjadi 3 (tiga) bentuk yaitu: tetap, tidak jelas, dan dilebur dalam Kelompok Jabatan
Fungsional di dalam Dinas Pertanian.
C. PEGERTIAN PENYULUHAN PERIKANAN

Menurut Sumardi Suriatna penyuluhan perikanan adalah Proses pembelajaran dalam


rangka peningkatan kapasitas kemampuan para pelaku utama dan pelaku usaha sektor kelautan
dan perikanan untuk mengorganisasikan dirinya dalam mengembangkan bisnis perikanan untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya dengan tetap memperhatikan pelestarian fungsi
lingkungan hidup.

Menurut saya pengertian penyuluhan perikanan adalah Penyuluhan Perikanan merupakan


proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kapasitas kemampuan para pelaku utama dan pelaku
usaha perikanan untuk mengembangkan bisnis perikanan.
KESIMPULAN

Makna arti dalam kata penyuluhan yaitu suatu proses atau cara yang dilakukan oleh seorang
penyuluh untuk memberikan penerangan atau informasi kepada orang lain dari semula yang
tidak tahu menjadi tahu dan yang tahu menjadi lebih tahu.

SEJARAH penyuluhan di Indonesia Banyak kalangan yang menyebut kelahiran penyu-


luhan pertanian di Indonesia bersamaan dengan dibangunnya Kebun Raya Bogor pada 1817.
Tetapi almarhum Prof. Iso Hadiprodjo keberatan, dan menunjuk tahun 1905 bersamaan dengan
dibukanya Departemen Pertanian, yang antara lain memiliki tugas melaksanakan kegiatan
penyuluhan pertanian sebagai awal kegiatan penyuluhan pertaniann di Indonesia.
Hal ini disebabkan, karena kegiatan “penyuluhan” sebelum 1905 lebih berupa pemaksaan-
pemaksaan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan “tanam-paksa” atau cultuurstelsel.

Menurut saya penyuluhan adalah intervensi social komunikasi pembangunan, memberi daya
kepada yang tidak berdaya dan atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu
yang lebih bermanfaat bagi masyarakat
Menurut saya pengertian penyuluhan perikanan adalah Penyuluhan Perikanan merupakan
proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kapasitas kemampuan para pelaku utama dan pelaku
usaha perikanan untuk mengembangkan bisnis perikanan.
DAFTAR PUSTAKA

http://agridesa.blogspot.co.id/2015/07/penyuluhan-menurut-para-ahli.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Penyuluhan

http://turindraatp.blogspot.co.id/2009/11/sejarah-penyuluhan-di-indonesia.html

KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA

http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-dan-tujuan-komunikasi-
dalam.html
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..

A. DEFENISI PENYULUHAN ……………………………………………

B. SEJARAH PENYULUHAN DI INDONESIA ………………………….

C. PENGERTIAN PENYULUHAN PERIKANAN ……………………….

KESIMPULAN …………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
TUGAS I

PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERIKANAN

OLEH :

FADLA USEMAHU
(2015-68-032)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2017

Anda mungkin juga menyukai