Anda di halaman 1dari 51

FILOSOFI, DEFINISI, PRINSIP,

STATE OF THE ART, dan RUANG LINGKUP


PENYULUHAN PEMBANGUNAN

Bahan Kuliah
Landasan Penyuluhan Pembangunan
tahun 2015

oleh : Hery Bachrizal Tanjung

Program Studi
lmu Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan
Pogram Pascasarjana
Universitas Andalas
LATAR BELAKANG

Salah satu issu pembangunan (di wilayah


pedesaan dan perkotaan) yang sangat
strategis dewasa ini, adalah bagaimana
mewujudkan kualitas masyarakat yang
memiliki ciri-ciri madani, mandiri, bermar-
tabat, komunikatif, berswadaya tinggi, serta
selalu mengembangkan/meningkatkan
kapasitas diri, menuju sejahtera sosial-
ekonomi.
LATAR BELAKANG
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa,
tujuan pembangunan akan tercapai secara
optimal, jika terdapat partisipasi masyarakat,
yaitu ikut sertanya masyarakat untuk meman-
faatkan kesempatan yang tersedia guna
meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan-
nya. Namun, partisipasi tidak selalu muncul
secara spontan, sebab data menunjukkan
bahwa masyarakat perlu mengalami suatu
proses pembelajaran.
LATAR BELAKANG
Proses pembelajaran itu adalah proses pembela-
jaran konvergens tentang program pembangunan,
diselenggarakan secara non-formal, sederhana dan
khusus namun bersistem serta berkelanjutan, yang
bertujuan meningkatkan kualitas SDM (pengeta-
huan, kemampuan/keterampilan dan motivasi) serta
penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat,
agar mereka dapat/mampu dan mau (berpartisipasi)
memanfaatkan kesempatan yang tersedia tersebut.
= ITULAH Penyuluhan Pembangununan
(Slamet, 1992)
LATAR BELAKANG

Kesejahteraan rakyat Indonesia terjadi fluktuasi


dalam dua dekade terakhir, yang disebabkan
antara lain faktor makro ekonomi, pemerintahan
dan lemahnya keberdayaan masyarakat dalam
mewujudkan kesejahteraan.
Kelemahan ini tampak dari tingkat kemandirian,
partisipasi, serta kemampuan warganya dalam
akses terhadap pengelolaan sumberdaya dan
beradaptasi terhadap perubahan di
lingkungannya.
LATAR BELAKANG

Maka semakin disadari perlunya upaya


yang efektif untuk meningkatkan
keberdayaan masyarakat melalui
pengembangan kapital manusia dan
kapital sosial.
Salah satu alternatif penting untuk itu
adalah kegiatan penyuluhan pembangunan
(Sumardjo, 2009, 2010)
LATAR BELAKANG

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka


dapat dikatakan bahwa penyuluhan adalah
program yang meningkatkan keberdayaan
masyarakat melalui pengembangan kapital
manusia dan kapital sosial atau pendidikan/
pembelajaran non formal yang berkelanjutan,
agar masyarakat memiliki kemauan dan kemam-
puan untuk berpartisipasi dalam pembangunan
guna meningkatkan kesejahteraannya
secara mandiri.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

mencakup antara lain realitas fisik dan realitas


sosial yang mencakup kombinasi aspek-aspek
ekologis, ekonomi, dan sosial serta proses2
kelembagaan dalam rangka mewujudkan
kualitas hidup yang semakin meningkat
(Hak et all, 2007; Moldan dan Dahl, 2007)

Keberlanjutan ekologis,
Pertumbuhan ekonomi,
keberdayaan dan pemerataan sosial.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Tiga nilai utama


pembangunan berkelanjutan :
Sustenance (kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar manusia),
Self-esteem (pengakuan terhadap
martabat manusia dan kemanusiaan),
Freedom (kebebasan manusia untuk memilih
pilihan sosekbud-nya yang tersedia).
Perlu kerja keras untuk
mewujudkan ketiganya.
MAKNA PARTISIPASI
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan
dapat diartikan sebagai ikut-sertanya
masyarakat dalam pembangunan :

• Ikut dalam kegiatan-kegiatan pembangunan.


• Ikut serta memanfaatkan dan menikmati hasil-
hasil pembangunan.
• Tidak hanya ikut serta menyumbang sesuatu
input ke dalam proses pembangunan.
(Slamet, 1984, 2003)
MACAM-MACAM PARTISIPASI
Berdasarkan pengertian partisipasi dalam pemba-
ngunan tersebut, maka partisipasi terdiri dari :
• Ikut memberi input proses pembangunan, menerima
imbalan atau input dan ikut menikmati hasilnya.
• Ikut memberi input dan menikmati hasilnya.
• Ikit memberi input dan menerima imbalan tetapi tanpa
ikut menikmati hasil pembangunan secara langsung.
• Menimmati/memanfaatkan hasil pembangunan tanpa
ikut memberi input.
• Memberi input tetapi tanpa menerima imbalan dan
tidak menikmati hasilnya.
(Slamet, 1984, 2003)
SYARAT TUMBUHNYA PARTISIPASI

• Adanya KESEMPATAN
untuk berpatisipasi dalam pembangunan.
• Adanya KEMAMPUAN
untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
• Adanya KEMAUAN
untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
(Slamet, 1984, 2003)
FILOSOFI PENYULUHAN
adalah
menolong orang agar orang itu mampu
menolong dirinya sendiri, melalui pendidikan
/ pembelajaran non formal, untuk mampu
memperbaiki kualitas diri, keluarga, dan
masyarakatnya.
[menurut para pakar penyuluhan pembangunan, antara lain :
Dahama dan Bhatnagar (1980); Slamet (1992, 2000); Mardikanto
(1993, 2009); Sumardjo (1999, 2010); Anwar (2008)]
FILOSOFI PENYULUHAN

Penyuluhan sebagai suatu pendidikan


bagi (para petani dan keluarganya) masyarakat
haruslah menggunakan landasan falsafah kerja
meningkatkan potensi dan kemampuan
para anggota masyarakat dan keluarganya,
sehingga mereka akan dapat mengatasi sendiri
kekurangannya dan dapat memenuhi sendiri
kebutuhan dan keinginannya (secara mandiri),
tanpa harus selalu tergantung pada orang lain.
(Slamet , 1987)
SIFAT ILMU PENYULUHAN
Ilmu Penyuluhan Pembangunan
adalah ilmu interdisiplin,
yang mempelajari bagaimana pola perilaku
manusia pembangunan terbentuk, bagaimana
perilaku manusia dapat berubah atau diubah
sehingga mau meninggalkan kebiasaan lama
dan menggantinya dengan perilaku baru
yang membawa perbaikan kualitas kehidupan
orang bersangkutan dan masyarakatnya.
(Slamet, 1992; Mardikanto, 1993; Sumardjo, 1999; Anwar, 2001)
SIFAT ILMU PENYULUHAN

Sebagai kajian yang interdisiplin,


penyuluhan pembangunan
ditopang kuat oleh ilmu pembelajaran masyarakat,
komunikasi pembangunan, kajian kelembagaan
masyarakat dan dinamika kelompok, ilmu
manajemen program, serta berdiri di atas
pemahaman yang baik tentang issu-issu
pembangunan sosial dan ekonomi.
(Slamet, 1992; Sumardjo, 1999; Anwar, 2001).
ESENSI PENYULUHAN
Esensi penyuluhan pembangunan
adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat .
Dimana pemberdayaan berarti memberi daya
kepada yang tidak berdaya dan
mengembangkan daya yng sudah dimiliki
menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat
bagi masyarakat bersangkutan.
[Para pakar penyuluhan pembangunan :
Slamet (2000); Anwar (2008);
Mardikanto (2009); Sumardjo (2010)]
ESENSI PENYULUHAN
Dengan konsep pemberdayaan juga dimaksudkan
memperkuat kemampuan/kapasitas masyarakat
agar mereka dapat berpartisipasi aktif
di dalam keseluruhan proses pembangunan,
baik yg dipelopori oleh masyarakat bersangkutan,
maupun yang ditawarakan/difasilitasi
oleh pemerintah dan pihak lain.
Menuju terwujudnya masyarakat yang mandiri,
beradab (berciri madani) dan sejahtera.
(Slamet , 2000; Mardikanto, 2009; Sumardjo, 2010).
DEFINISI PENYULUHAN

Penyuluhan adalah sistem dan program


pendidikan luar sekolah (yang berkelan-
jutan) yang bertujuan merubah perilaku
masyarakat (agar mau, tahu, dan mampu)
untuk meningkatkan kesejahteraannya
secara mandiri.
(Padmanagara, 1974; Slamet, 1992 ; dan beberapa pakar
penyuluhan pertanian Indonesia)
DEFINISI PENYULUHAN

Penyuluhan merupakan keterlibatan


seseorang guna melakukan komunikasi
informasi secara sadar dengan tujuan
membantu sesamanya dengan
memberikan pendapat tertentu sehingga
dapat membuat keputusan yang benar
(van den ban dan Hawkins, 1999).
DEFINISI PENYULUHAN

Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi


pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau
dan mampu menolong dan mengorganisasi dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumberdaya lainnya,
sebagai upaya meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraan-
nya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
[ UU No 16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan / UU SP3K pasal 1 ayat 2].
DEFINISI PENYULUHAN
Penyuluhan adalah proses perubahan sosial,
ekonomi, dan politik untuk memberdayakan dan
memperkuat kemampuan masyarakat
melalui proses belajar bersama yang partisipatif,
agar terjadi perubahan perilaku pada diri
semua pemangku kepentingan
(individu, kelompok, dan kelembagaan)
yang terlibat dalam proses pembangunan,
demi terwujudnya kehidupan yang semakin
berdaya, mandiri dan partisipatif yang semakin
sejahtera secara berkelanjutan
(Mardikanto, 2009).
DEFINISI PENYULUHAN
PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT
Merupakan kegiatan penambahan pengetahun yang
diperuntukan bagi masyarakat melalui penyebaran pesan,
untuk mencapai tujuan hidup sehat dengan cara mempe-
ngaruhi perilaku masyarakat, baik individu atau kelompok
(Maulana, 2007).

Merupakan gabungan dari berbagai kegiatan dan


kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar
sehingga harapannya melalui penyuluhan kesehatan
dapat membuat masyarakat lebih sadar akan pentingnya
pola kehidupan yang sehat
(Absah, 2011).
DEFINISI PENYULUHAN

PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT


diselenggarakan guna meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat,
dan aktif berperan-serta dalam upaya
kesehatan.
(Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 Pasal 38 ayat 1)
DEFINISI PENYULUHAN

PENYULUHAN SOSIAL
adalah sebuah proses pengubahan perilaku yang
dilakukan melalui penyebaran-luasan informasi,
komunikasi, motivasi, dan edukasi oleh penyuluh
sosial, baik secara lisan, tulisan, maupun
peragaan kepada kelompok sasaran, sehingga
muncul pemahaman yang sama, pengetahuan dan
kemauan guna partisipasi secara aktif dalam
pembangunan kesejahteraan sosial
(Pusat Penyuluhan Sosial Kemensos ….. )
DEFINISI PENYULUHAN
PEMBERDAYAAN SOSIAL
adalah semua upaya yang diarahkan untuk menjadikan
warna negara yang mengalami masalah sosial
mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya
(UU No 11 / 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 1 ayat 10)

Untuk memberdayakan keluarga, kelompok, dan masyarakat


yang mengalami masalah kesejahteraan sosial agar mampu
memenuhi kebutuhannya secara mandiri, serta meningkatkan
peran-serta lembaga dan perorangan sebagai potensi dan
sumberdaya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
(UU No 11 / 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 12 ayat 1)
DEFINISI PENYULUHAN

Penyuluhan pertanian
adalah industri jasa
yang menawarkan pelayanan pendidikan
(non formal) dan informasi pertanian
kepada petani dan pihak-pihak lain
yang memerlukan
(Slamet, 1995 : menyongsong PJP II)
DEFINISI PENYULUHAN
PENYULUHAN
adalah kegiatan profesional pelayanan jasa
pendidikan pembangunan yang bermartabat,
yaitu menghargai humanisme masyarakat;
yang fokus utama penyuluhan adalah
pengembangan kapital manusia
sebagai bagian dari sistem sosial secara
konvergen, dialogis, partisipatif, dan demokratis,
sehingga masyarakat bergeser dari bersikap apatis,
kemudian subsisten, dan pada akhirnya menjadi
masyarakat yang mandiri (interdependent)
(Sumardjo, 2009).
PRINSIP DASAR PENYULUHAN

Empat prinsip dasar penyuluhan,


yaitu sebagai :
(a) proses pendidikan,
(b) proses demokrasi,
(c) proses sukarela,
(d) proses yang berkelanjutan.
(Sumardjo, 1999)
AZAS PENYULUHAN

Azas penyuluhan :
demokrasi, manfaat, kesetaraan,
keterpaduan, keseimbangan ,
keterbukaan, kerjasama, partisipatif ,
kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan,
pemerataan, dan bertanggung-gugat
(UU SP3K pasal 2)
VISI PENYULUHAN
Visi penyuluhan pertanian Indonesia
adalah diharapkan dapat ikut
mewujudkan masyarakat petani yang mandiri,
inovatif, dan terus menerus mengembangkan
profesionalisme dan kemitraan sinergis
untuk memperbaiki usahatani yang semakin
produktif dan efisien, dengan memperhatikan
kelestarian sumberdaya alam
dan lingkungan hidup
(Mardikanto, 2009).
PENYIMPANGAN PRAKTEK PENYULUHAN
Namun banyak praktek penyuluhan
yang menyimpang dari filosofi penyuluhan (yang non
partisipatif) sehingga mengakibatkan tidak berfungsi
memberdayakan bahkan sebaliknya cenderung
memperdayakan masyarakat.
Faktanya, masyarakat menjadi tergantung terhadap
petunjuk, anjuran atau instruksi dari pemerintah
atau pihak lain penyelenggara “penyuluhan”.
Pendekatan penyuluhan yang non partisipatif,
biasanya sarat/penuh dengan kepentingan pihak
di luar petani yang tidak memberdayakan masyarakat.
(Padmanagara, 1995; Sumardjo, 2008)
KOREKSI PEMAHAMAN thd PENYULUHAN
PENYULUHAN
Bukan sekedar penerapan tntng kebijakan penguasa.
Bukan hanya disseminasi teknologi.
Bukan program charity yang bersifat darurat.
Bukan program untuk mencapai tujuan yang tidak merupakan
kepentingan pokok kelompok sasaran.

Tetapi adalah program pendidikan luar sekolah yang


bertujuan memberdayakan sasaran, meningkatkan
kesejahteraan secara mandiri, dan membangun masyarakat
madani; diselenggarakan secara berkelanjutan dan tidak ad
hoc; yang menghasilkan perubahan perilaku dan tindakan
masyarakat yang menguntungkan diri dan masyarakatnya.
(Slamet, 2000; Sumardjo, 2008)
TUJUAN PENYULUHAN
Tujuan umum penyuluhan adalah :

(a) Mengembangkan kualitas SDM masyarakat,

(b) Meningkatkan keberdayaan masyarakat


menuju kemandirian,

(c) Memperkuat modal sosial dan kelembagaan


masyarakat.
TUJUAN PENYULUHAN
Tujuan penyuluhan pertanian :
menurut UU SP3K pasal 3 :

(a) memperkuat pengembangan pertanian yang


maju dan modern,
(b) memberdayakan pelaku utama dan pelaku
usaha dalam meningkatkan kemampuan
usahataninya,
(c) memperkuat modal sosial dan mengem-
bangkan sumberdaya manusia yang maju
dan sejahtera.
PERAN PENYULUHAN
EDFIKASI, adalah :
Edukasi : memfasilitasi proses belajar masyarakat.

Diseminasi inovasi dan informasi : menyebarluaskan infor-


masi inovasi dari penemu kepada masyarakat pemakainya.

Fasilitasi : mendampingi dn melayani kebutuhan masyarakat.

Konsultasi : memberi saran dan alternatif untuk membantu


memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.

Supervisi : membantu petani melakukan penilaian usaha.

Pemantauan dn Evaluasi : membantu masyarakat memantau


dan mengevaluasi usahanya menuju perbaikan keuntungan.
FUNGSI PENYULUHAN
• Merujuk pada UU SP3K maka fungsi penyuluhan adalah :

(a) memfasilitasi proses pembelajaran bagi masyarakat


penerima manfaat penyuluhan.
(b) mengupayakan kemudahan akses masyarakat kepada
sumber informasi, teknologi, dan sumberdaya
lainnya,
(c) meningkatkan kemampuan manajerial dan
kewirausahaan masyarakat,
(d) membantu mengembangkan organisasi ekonomi
masyarakat agar lebih berdaya-saing dan
berkelanjutan.
(e) membantu memecahkan masalah serta merespons
tantangan dan peluang yang dihadapi masyarakat.
RUANG LINGKUP PENYULUHAN
Kemampuan rakyat untuk berpartisipasi dalam mewu-
judkan kesejahteraan masyarakat (melalui pemba-
ngunan) sejalan dengan keefektifan proses belajar
sosial yang dialaminya.
Proses belajar menyebabkan rakyat memperoleh dan
memahami informasi, kemudian secara kognitif
memprosesnya menjadi pengetahuan tentang
adanya kesempatan2 bagi dirinya, dan melatih
dirinya agar mampu berbuat serta secara intrinsik
termotivasi untuk mau bertindak atas dasar
manfaat yang akan diraihnya.
(Sumardjo, 2010)
RUANG LINGKUP PENYULUHAN

PARTISIPASI MASYARAKAT
sebagai
Komitmen dan Tantangan Utama
Penyuluhan Pembangunan.

Partisipasi yang dilandasi oleh tujuan memperoleh


manfaat pembangunan, dan bukan hanya sekedar
dilandasi kesediaan berkorban.
(Sumardjo, 2010)
RUANG LINGKUP PENYULUHAN
Tujuh Lingkup Kegiatan penyuluhan sebagai agen
pembaharuan (Lippid, 1961), yaitu :
(a) Penyadaran masyarakat ttg kondisi lingkungannya.
(b) menunjukkan adanya masalah.
(c) membantu pemecahan masalah.
(d) menunjukkan penting perubahan.
(e) melakukan pengujian dan demonstrasi.
(f) memproduksi publikasi informasi.
(g) melakukan pemberdayaan / penguatan kapasitas,
baik individu maupun kelompok/kelembagaan.
CAKUPAN PERAN PENYULUHAN
• Penyuluhan sebagai penyebar-luasan informasi
dan proses penerangan.
• Penyuluhan sebagai proses komunikasi
pembangunan.
• Penyuluhan sebagai proses pendidikan.
• Penyuluhan sebagai proses penguatan kapasitas.
• Penyuluhan sebagai pemasaran sosial.
• Penyuluhan sebagai perubahan perilaku.
(Mardikanto, 1993; Anwar, 2008)
PASANG SURUT KAPASITAS PETANI

(1) Masa orientasi produksi pertanian :


better farming, better business, better living.

(2) Masa transisi agribisnis :


better business, better farming, better living.

(3) Masa reformasi :


better living, better business, better farming.
(Sumardjo, 2009)
PENYULUHAN PARTISIPATIF
Hasil kaji-tindak di banyak daerah
di era pasca reformasi
(antara lagi di : Karawang Pantura Jawa, 2003 ; Sukabumi Pantai
Selatan Jawa, 2009 ; Desa Sekitar Pertambangan Kalsel, 2009;
Komunitas kelembagaan pangan di Jateng dan Jabar, 2003;
dan Implementasi Primatani di SulSel dan Jabar)
menunjukkan bukti bahwa
model penyuluhan yang pertisipatif efektif
sebagai upaya pemberdayaan masyarakat
model desa mandiri.
(Surya et al, 2003; Prastowo, 2009; Sumardjo et al, 2003, 2008, 2009)
PENYULUHAN membangun KEMITRAAN
Fungsi penyuluh sebagai agen pembangunan
menjembatani pihak terkait dengan
pengembangan kapital sosial kemitraan dalam
mengatasi kemiskinan
(Narayan, 1999)

Penyuluh yang berhasil memadukan antara berbagai


elemen dalam kemitraan sistem agribisnis berpotensi
menghasilkan sinergi kemitraan, meningkatkan
keefektifan dan efisiensi pengelolaan upaya
mewujudkan kesejahteraan petani.
(Sumardjo, 1999, 2008, 2009)
Orientasi penyelenggaraan Penyuluhan
• Alternatif Orientasi penyelenggaraan penyuluhan
pertanian, sbb (Slamet, 2001 ; Mardikanto , 2009) :

(a) Diselenggarakan oleh oleh publik /pemerintah atau oleh


swasta / non pemerintah,

(b) Penyelenggaraannya dengan mekanisme top-down atau


bottom-up,

(c) Hirarki kerja secara vertikal atau horizontal dan


membangun jaringan,

(d) Srategi untuk penguatan instansi/ institusi atau kualitas


individu penyuluh,
Orientasi Penyelenggaraan Penyuluhan
(e) Pendekatan penyuluhan secara instruktif atau
partisipatif-dialogis,

(f) Sistem kerja nya secara linier atau membangun


jaringan,

(g) Tujuan kegiatan penyuluhan-nya tunggal atau multi-


tujuan ; untuk mencari keuntungan sehingga perlu
biaya atau untuk non-profit sehingga bersifat
karitatif/gratis,

(h) Paradigma dan pendekatan transfer teknologi atau


berbasis kebutuhan/SDM; penyuluhan umum atau
sektoral,
PARADIGMA PENYULUHAN Masa Depan
Adalah penyuluhan pembangunan yang memuat
sembilan elemen, sebagai berikut :

(1) Sebagai jasa informasi dan pembelajaran,


(2) Memperhatikan lokalitas (potensi sumberdaya lokal),
(3) Berorientasi bisnis dan kreatifitas,
(4) Fokus kepada kepentingan masyarakat sasaran,
(5) Pendekatan kelompok / komunitas,
(6) Pendekatannya humanistik-egaliter-dialogis,
(7) Profesional, (8) Akuntabilitas / bertanggung-jawab,
(9) Memuaskan masyarakat peneriman manfaat
(pelanggan)
(Slamet, 2001)
TANTANGAN PENYULUHAN : Meningkatkan Produksi
TANTANGAN PENYULUHAN : Meningkatkan Daya-saing
TANTANGAN PENYULUHAN :
Meningkatkan Modal Sosial (Kelembagaan dan Kemitraan)
DEMIKIAN, SEMOGA BERMANFAAT
Pustaka :
(1) Anonim. 2005. UU No. 16/2006 tentang SP3K.
(2) Anwar, Surya. 2008. PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. Pidato
Pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu Penyuluhan Pembangunan UNAND. Padang.
(3) Mardikanto, Totok. 2009. SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN. Penerbit LPP dan UNS Press. Surakarta.
(4) Padmanagara, Salmon. 2004. PENYULUHAN PERTANIAN ALAT PETANI UNTUK MEMPERBAIKI SENDIRI
NASIBNYA. Pidato Ilmiah penerimaan Doktor Kehormatan. Universitas Padjajaran, Bandung.
(5) Sumardjo. 2010. PENYULUHAN MENUJU PENGEMBANGAN KAPITAL MANUSIA dan KAPITAL SOSIAL dalam
MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT. Orasi Ilmiah Guru Besar IPB.
(6) van den Ban, A. W dan Hawkins, H. S. 1999. PENYULUHAN PERTANIAN. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
(7) Yustina, Ida dan Adjat Sudrajat. 2003. MEMBENTUK POLA PERILAKU MANUSIA PEMBANGUNAN.
Didedikasikan kepada Prof. Dr. H. R. Margono Slamat. IPB Press. Bogor.

TERIMA KASIH
ATAS PERHATIAN

Anda mungkin juga menyukai