Bahan Kuliah
Landasan Penyuluhan Pembangunan
tahun 2015
Program Studi
lmu Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan
Pogram Pascasarjana
Universitas Andalas
LATAR BELAKANG
Keberlanjutan ekologis,
Pertumbuhan ekonomi,
keberdayaan dan pemerataan sosial.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
• Adanya KESEMPATAN
untuk berpatisipasi dalam pembangunan.
• Adanya KEMAMPUAN
untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
• Adanya KEMAUAN
untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
(Slamet, 1984, 2003)
FILOSOFI PENYULUHAN
adalah
menolong orang agar orang itu mampu
menolong dirinya sendiri, melalui pendidikan
/ pembelajaran non formal, untuk mampu
memperbaiki kualitas diri, keluarga, dan
masyarakatnya.
[menurut para pakar penyuluhan pembangunan, antara lain :
Dahama dan Bhatnagar (1980); Slamet (1992, 2000); Mardikanto
(1993, 2009); Sumardjo (1999, 2010); Anwar (2008)]
FILOSOFI PENYULUHAN
PENYULUHAN SOSIAL
adalah sebuah proses pengubahan perilaku yang
dilakukan melalui penyebaran-luasan informasi,
komunikasi, motivasi, dan edukasi oleh penyuluh
sosial, baik secara lisan, tulisan, maupun
peragaan kepada kelompok sasaran, sehingga
muncul pemahaman yang sama, pengetahuan dan
kemauan guna partisipasi secara aktif dalam
pembangunan kesejahteraan sosial
(Pusat Penyuluhan Sosial Kemensos ….. )
DEFINISI PENYULUHAN
PEMBERDAYAAN SOSIAL
adalah semua upaya yang diarahkan untuk menjadikan
warna negara yang mengalami masalah sosial
mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya
(UU No 11 / 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 1 ayat 10)
Penyuluhan pertanian
adalah industri jasa
yang menawarkan pelayanan pendidikan
(non formal) dan informasi pertanian
kepada petani dan pihak-pihak lain
yang memerlukan
(Slamet, 1995 : menyongsong PJP II)
DEFINISI PENYULUHAN
PENYULUHAN
adalah kegiatan profesional pelayanan jasa
pendidikan pembangunan yang bermartabat,
yaitu menghargai humanisme masyarakat;
yang fokus utama penyuluhan adalah
pengembangan kapital manusia
sebagai bagian dari sistem sosial secara
konvergen, dialogis, partisipatif, dan demokratis,
sehingga masyarakat bergeser dari bersikap apatis,
kemudian subsisten, dan pada akhirnya menjadi
masyarakat yang mandiri (interdependent)
(Sumardjo, 2009).
PRINSIP DASAR PENYULUHAN
Azas penyuluhan :
demokrasi, manfaat, kesetaraan,
keterpaduan, keseimbangan ,
keterbukaan, kerjasama, partisipatif ,
kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan,
pemerataan, dan bertanggung-gugat
(UU SP3K pasal 2)
VISI PENYULUHAN
Visi penyuluhan pertanian Indonesia
adalah diharapkan dapat ikut
mewujudkan masyarakat petani yang mandiri,
inovatif, dan terus menerus mengembangkan
profesionalisme dan kemitraan sinergis
untuk memperbaiki usahatani yang semakin
produktif dan efisien, dengan memperhatikan
kelestarian sumberdaya alam
dan lingkungan hidup
(Mardikanto, 2009).
PENYIMPANGAN PRAKTEK PENYULUHAN
Namun banyak praktek penyuluhan
yang menyimpang dari filosofi penyuluhan (yang non
partisipatif) sehingga mengakibatkan tidak berfungsi
memberdayakan bahkan sebaliknya cenderung
memperdayakan masyarakat.
Faktanya, masyarakat menjadi tergantung terhadap
petunjuk, anjuran atau instruksi dari pemerintah
atau pihak lain penyelenggara “penyuluhan”.
Pendekatan penyuluhan yang non partisipatif,
biasanya sarat/penuh dengan kepentingan pihak
di luar petani yang tidak memberdayakan masyarakat.
(Padmanagara, 1995; Sumardjo, 2008)
KOREKSI PEMAHAMAN thd PENYULUHAN
PENYULUHAN
Bukan sekedar penerapan tntng kebijakan penguasa.
Bukan hanya disseminasi teknologi.
Bukan program charity yang bersifat darurat.
Bukan program untuk mencapai tujuan yang tidak merupakan
kepentingan pokok kelompok sasaran.
PARTISIPASI MASYARAKAT
sebagai
Komitmen dan Tantangan Utama
Penyuluhan Pembangunan.
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIAN