Anda di halaman 1dari 12

Vol.3 No.

1 Januari 2019 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata


(Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo -
Banyuwangi)
Sandryas Alief Kurniasanti1
sandryas.alief@poliwangi.ac.id

Abstract
This research aims to analyze and identify the internal and external factors and to
formulate the most suitable and signficant strategy for the agrotourism. The methods
of data analysis and processing used are IFE, EFE, IE, SWOT, and AHP matrices.
The result of this study shows that there are 10 internal and 9 external factors which
lead into 9 alternative strategies. The strategy priority obtained are 2 strategy
priorities the improvement of skills of human resources through assistance, pilotage,
and training for farmers and farmers groups, derivative product diversification
strategy created tangerine being pulpy orange and jam. Recommendations that could
be done by strategy is create a program to develop human resources through the
recruitment of labor who is expert, do routinely competency test of employees, as
well as undertaking multi-sectoral coordination and cooperation.
Keywords: Agrotourism, AHP, Development Strategy, SWOT, Tangerine.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor
lingkungan internal dan eksternal agrowisata kampung petani buah jeruk siam,
merumuskan alternative strategi yang paling sesuai dan prioritas strategi yang
penting bagi agrowisata. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan matriks
IFE (Internal FactorEvaluation), EFE (Eksternal Factor Evaluation), matriks IE
(Internal-Eksternal), matriks SWOT dan AHP (Analilytical Hierarchy Process). Hasil
penelitian yang didapat yaitu diperoleh 10 faktor internal dan 9 faktor eksternal yang
menghasilkan 9 alternatif strategi dalam pengembangan agrowisata kampung petani
buah jeruk siam. Prioritas strategi yang diperoleh menghasilkan 2 prioritas strategi
yaitu meningkatkan keterampilan SDM melalui pendampingan, pemanduan, dan
pelatihan bagi petani serta kelompok tani, dan strategi menciptakan diversifikasi
produk turunan buah jeruk siam menjadi pulpy orange siam maupun selai siam.
Rekomendasi strategi yang bisa dilakukan yaitu membuat program pengembangan
SDM melalui rekrutmen tenaga kerja yang ahli, melakukan uji kompetensi karyawan
secara rutin, serta melakukan koordinasi dan kerja sama multisektoral.
Kata Kunci: Agrowisata, AHP, Jeruk Siam, Strategi Pengembangan, SWOT.

1
Dosen pada Program Studi Agribisnis Politeknik Negeri Banyuwangi

Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo -
Banyuwangi) | 65
Vol.3 No.1 Januari 2019 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

Pendahuluan pertanian adalah Indonesia kembali


menyandang status sebagai negara
Indonesia merupakan negara
agraris yang kuat, kaya akan sumber
agraris yang kaya akan sumber daya
daya, dan memiliki hasil pertanian
alam. Ketersediaan lahan yang luas
yang berkualitas di mata Internasional
memiliki prospek besar untuk
sehingga akan tercapai citra dan
mengembangkan berbagai usaha
kedaulatan Indonesia di bidang
khususnya di bidang pertanian.
pertanian. Citra agrowisata adalah
Keadaan tersebut dapat dimanfaatkan
citra terkait pertanian (core product)
guna meningkatkan perekonomian
yang mampu ditawarkan kepada calon
nasional dengan menggabungkan
wisatawan (Utama, I.G.B.R., 2012).
kegiatan agronomi dan pariwisata
Hal ini yang mendasari para pelaku
yang nantinya dikembangkan menjadi
bisnis pariwisata mencoba menolong
konsep agrowisata. Objek wisata
sektor pertanian yang seakan mati suri
merupakan penyumbang devisa negara
melalui konsep agrowisata.
yang cukup besar untuk kategori non-
Objek agrowisata yang saat ini
migas. Data mengenai perkembangan
berkembang di Banyuwangi yaitu
sektor pariwisata dalam menyumbang
Kampung Petani Buah Jeruk Siam
devisa negara Indonesia dalam selang
yang terletak di kecamatan Bangorejo.
waktu 2013 sampai 2016 selalu
Agrowisata ini tepatnya berada di desa
mengalami peningkatan secara
Sambimulyo, yang mana merupakan
konstan jika dibandingkan dengan
salah satu desa yang menggunakan
sektor pertanian khususnya minyak
luas lahan pertaniannya untuk
kelapa sawit dan karet olahan.
komoditas buah- buahan khususnya
Peningkatan sektor pariwisata dalam
buah jeruk siam. Kondisi agrowisata
menambah devisa negara yaitu sebesar
kampung petani buah jeruk siam ini
10,9% pada tahun 2016.
bersifat seasonal obyek tourism dan
Agrowisata dapat menjadi
tergolong masih baru, yaitu mulai
alternatif masyarakat dalam
resmi membuka kunjungan dari tahun
membangun dan membangkitkan
2017 terhitung sebanyak 197 orang
kembali pertanian yang ada di
Indonesia sehingga dapat yang terbagi ke dalam beberapa
rombongan dan komunitas yang akan
menggerakkan investasi besar di
disajikan ke dalam Tabel 1.3.
bidang tersebut. Yuwono, T (2011)
menyatakan bahwa membangun

Tabel 1.3 Rekapitulasi Jumlah Pengunjung di Kampung Petani Buah Jeruk Siam
No Rombongan Wisatawan (Orang)
1. Bali 10
2. SMP Muhammadiyah Banyuwangi 30
3. Pasuruan 2
4. Jember 2
5. PT Sampoerna 20
6. SMP Islam Terpadu Insan Kamil Sidoarjo 118
7. Lain-Lain 15
Jumlah 197
Sumber : Data Primer Diolah, 2018

Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo –
66 |Banyuwangi)
Vol.3 No.1 Januari 2019 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

Beberapa kendala yang dihadapi yang termasuk dalam genus citrus


agrowisata kampung petani ini yaitu yang terdiri dari dua sub-genus yaitu
belum adanya bentuk kemasan akan eucitrus dan papeda. Tanaman jeruk
produk hasil panen kampung petani yang termasuk eucitrus paling banyak
buah jeruk siam, belum optimalnya dibudidayakan karena buahnya nikmat
sinergitas antara warga setempat untuk dikonsumsi, sedangkan
dengan pengelola agrowisata, subgenus papeda banyak mengandung
pelayanan agrowisata dilakukan asam, seperti jeruk purut, dan jeruk
pengelola jika telah terjadi sambal. Jeruk siam berasal dari daerah
kesepakatan dan permintaan di negara Myanmar yaitu Siam.
kunjungan wisatawan. Maka dari itu, Karakteristik jeruk siam yaitu
selalu diperlukan perencanaan dalam memiliki kulit buah yang lebih tipis
pengembangannya sehingga akan dibandingkan jeruk lainnya, daging
mampu menjaga keberlangsungan buahnya tidak berongga, memiliki
usaha agrowisata kampung petani kandungan air yang tinggi, dan kulit
buah jeruk siam. buahnya berwarna hijau kekuningan
(Endarto, O dan Martini, E. 2016).
Permasalahan Berdasarkan Surat Keputusan
Permasalahan yang dihadapi Bersama (SKB) Menteri Pertanian dan
antara lain adalah bagaimana faktor Menteri Pariwisata, Pos dan
internal dan eksternal yang Telekomunikasi No.
berpengaruh dalam pengembangan Km.47/PW.004/MPPT-89 dan No.
agrowisata kampong buah jeruk siam, 204/Kpts/HK.050/4/1989, Agrowisata
serta bagaimana strategi prioritas yang sebagai bagian dari objek wisata
tepat yang digunakan dalam diartikan sebagai suatu bentuk
pengembangan agrowisata kampong kegiatan yang memanfaatkan usaha
buah jeruk siam. agro sebagai objek wisata dengan
tujuan untuk memperluas
Tujuan pengetahuan, pengalaman rekreasi dan
hubungan usaha di bidang pertanian.
Tujuan dari penelitian ini adalah
Agrowisata merupakan
mengidentifikasi faktor lingkungan
salah satu usaha agribisnis yang
internal dan eksternal apa saja yang
memberikan citra baru dari pertanian
berpengaruh dalam pengembangan
terkait usaha diversifikasi dan
agrowisata kampung buah jeruk siam,
peningkatan kualitas yang bersifat
menganalisis strategi apa saja yang
unik. Usaha bisnis agrowisata yang
dapat diterapkan dalam upaya
ditekankan yaitu menjual jasa
pengembangan agrowisata kampung
berbentuk kawasan ataupun produk
buah jeruk siam, dan menentukan
pertanian yang mempunyai daya tarik
strategi prioritas dan implikasi
spesifik kepada konsumen. Kualitas
manajerial yang tepat digunakan
hidup petani dapat ditingkatkan
dalam pengembangan agrowisata
dengan memanfaatkan sumberdaya
kampung buah jeruk siam.
pertanian yang mereka miliki melalui
agrowisata sehingga dapat menjadi
Kajian Pustaka
salah satu sumber pertumbuhan
Menurut Gardjito, M dan ekonomi rumah tangga petani (Utama,
Saifudin, M (2011) menyatakan I.G.B.R., 2012).
bahwa tanaman jeruk adalah tanaman

Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo -
Banyuwangi) | 67
Vol.3 No.1 Januari 2019 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

Kegiatan pengembangan dan dialami dalam objek


agrowisata dapat dikaitkan dengan penelitian.Data dan informasi yang
perkembangan era globalisasi dengan terkumpul diolah dan dianalisa secara
memanfaatkan inovasi teknologi untuk kualitatif dan kuantitatif untuk
meningkatkan pemasaran, promosi, memperoleh alternatif strategi bagi
dan nilai tambah produksi tetapi tidak agrowisata. Penelitian ini dilakukan di
menghilangkan ciri khas dan keunikan Kampung Petani Buah Jeruk Siam
agrowisata sebagai kearifan lokal yang beralamat di Dusun Kedungrejo,
masyarakat setempat. Desa Sambimulyo, Kecamatan
Konsep agrowisata memiliki Bangorejo Kabupaten Banyuwangi
potensi dan prospek yang pada bulan Mei sampai Agustus 2018.
menguntungkan yaitu membuka Penelitian ini menggunakan
pekerjaan, meningkatkan penghasilan teknik purposive sampling yaitu
dan kesejahteraan masyarakat desa, metode penentuan narasumber yang
namun memiliki potensi adanya dilakukan secara sengaja namun
persaingan konflik yang dapat dengan pertimbangan tertentu
mendegradasi kearifan lokal yang (Sangadji, E.M dan Sopiah., 2010).
disebabkan adanya dominasi Narasumber dalam penelitian ini
pengelolaan agrowisata (Sulaiman, diambil dari pihak internal dan pihak
A.I., dkk, 2017). Pengembangan eksternal agrowisata kampung petani
agrowisata dengan tetap menjaga buah jeruk siam yang terdiri dari 5
kearifan lokal diperlukan model orang yaityu Pengelola, Petani,
pengembangan integratif. Model Pengunjung, Pemerintah Desa, serta
pengembangan agrowisata yang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
diterapkan yaitu berbasis masyarakat. Kabupaten Banyuwangi.
Menurut Utama, I.G.B.R. (2012), Analisis data menggunakan
menyatakan bahwa model berbasis analisis tiga tahapan formulasi
masyarakat yaitu menekankan strategi. Pertama tahap input dengan
keterlibatan masyarakat secara menganalisis lingkungan eksternal dan
langsung, terhadap seluruh kegiatan internal kemudian dievaluasi dengan
pembangunan pariwisata dari mulai menggunakan matrik Eksternal Factor
perencanaan, pelaksanaan hingga Evaluation (EFE) dan Internal Factor
pengawasan. Pengembangan Evaluation (IFE). Tahap kedua yaitu
agrowisata akan membangun tahap pencocokan dengan melakukan
komunikasi yang intensif antara petani analisis matrik Internal - Eksternal
dengan wisatawan. Harapannya petani (IE) dan analisis Strenght,
bisa lebih kreatif mengelola usaha Weaknesses, Opportunities, and
taninya sehingga mampu Threats (SWOT). Matrik ini
menghasilkan produk yang menyentuh menggunakan input dari analisis tahap
hati wisatawan (Astuti,N.W.W., 1 (matrik EFE dan IFE) dan hasil
2013). pencocokan tahap 2 (matrik IE dan
SWOT) digunakan untuk menentukan
Metode Penelitian prioritas strategi yang akan dipilih
menggunakan model keputusan
Penelitian ini menggunakan
Analytical Hierarchy Process (AHP).
pendekatan deskriptif dengan berusaha
mendeskripsikan, mengidentifikasi
dan mengintepretasikan mengenai
suatu hal yang ada atau sedang terjadi

Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo –
68 |Banyuwangi)
Vol.3 No.1 Januari 2019 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

Hasil dan Pembahasan lengkap Jl. Seneporejo No.30 Gg Sari,


Dusun Kedungrejo, Desa
Gambaran Umum Agrowisata
Sambimulyo. Sebelah utara berbatasan
Agrowisata kampung petani dengan Kecamatan Jajag, sebelah
buah jeruk siam awalnya mulai barat berbatasan dengan Desa
dikembangkan pada tahun 2015, Sambirejo yang bisa digunakan
namun mulai melakukan kunjungan sebagai akses menuju ke Pulau Merah,
wisata pada tahun 2017. Hal ini terjadi sebelah selatan berbatasan dengan
karena pada awal pengelolaannya, Desa Seneporejo yang merupakan
agrowisata lebih memilih melakukan jalan utama menuju ke Pulau Merah,
kesiapan terkait objek wisata yang dan sebelah timur berbatasan dengan
ditawarkan dan promosi. Kesiapan Desa Karetan serta Kecamatan
objek wisata yang dimaksudkan disini Purwoharjo. Agrowisata kampung
yaitu terkait lahan pertanian dan petani petani buah jeruk siam memiliki
buah jeruk siam yang mau untuk struktur organisasi yang bersifat
diajak kerja sama dalam sederhana, belum secara profesional.
mengembangkan agrowisata. Struktur organisasi agrowisata
Agrowisata kampung petani kampung petani buah jeruk siam
buah jeruk siam berlokasi di dijelaskan pada Gambar 1 berikut ini.
Kecamatan Bangorejo dengan alamat

Gambar 1. Struktur organisasi kampung petani buah jeruk siam

Visi agrowisata kampung petani Identifikasi Faktor Internal dan


buah jeruk siam yaitu terwujudnya Eksternal
kesejahteraan petani buah jeruk siam Analisis lingkungan dalam
yang memiliki nilai tambah secara penelitian ini bertujuan untuk
finansial. Misi agrowisata kampung mengevaluasi kekuatan, kelemahan,
petani buah jeruk siam yaitu peluang, dan ancaman yang dihadapi
meningkatkan pendapatan petani kampung petani buah jeruk siam di
dengan memangkas rantai tataniaga Kecamatan Bangorejo Kabupaten
buah jeruk siam dan mampu Banyuwangi. Analisis lingkungan
mengembangkan potensi dirinya dan yang mencakup lingkungan internal
potensi alam untuk membangun dan lingkungan eksternal sangat
pertanian di desa Sambimulyo. berpengaruh terhadap pengembangan
strategi agrowisata. Faktor lingkungan

Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo -
Banyuwangi) | 69
Vol.3 No.1 Januari 2019 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

internal terdiri dari faktor-faktor dimanfaatkan dan faktor-faktor


kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan ancaman yang harus diantisipasi oleh
faktor-faktor kelemahan yang harus pengelola agrowisata kampung petani
diantisipasi oleh pengelola agrowisata buah jeruk siam dalam pengembangan
kampung petani buah jeruk siam. agrowisata. Hasil analisis lingkungan
Faktor lingkungan eksternal terdiri agrowisata akan disajikan dalam Tabel
dari faktor-faktor peluang yang dapat 1 berikut ini.

Tabel 1. Faktor-Faktor Strategis Internal dan Eksternal Agrowisata


Kekuatan Kelemahan
1. Lokasi agrowisata yang strategis 1. Manajemen keuangan kurang baik
2. Pemanfaatan media sosial sebagai tempat 2. Tidak adanya petunjuk jalan menuju ke
promosi agrowisata
3. Aktivitas tour agrowisata tentang edukasi 3. Perlu adanya pemesanan kunjungan
tanaman jeruk siam agrowisata terlebih dahulu
4. Aktivitas tour memperkenalkan rantai 4. Belum adanya bentuk kemasan yang
tataniaga buah jeruk siam di tengkulak kompetitif produk agrowisata
5. Penggagas berhubungan langsung dalam
pelayanan
6. SDM petani yang sudah memadai
Peluang Ancaman
1. Trend back to nature 1. Persaingan agrowisata petik jeruk lain di
2. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Timur
Banyuwangi semakin meningkat 2. Beberapa petani buah jeruk siam di Desa
3. Memangkas rantai tataniaga buah jeruk Sambimulyo sulit diajak kerjasama
siam 3. Kondisi cuaca yang tidak menentu
4. Adanya perhatian pemerintah Banyuwangi
yang mengoptimalkan kegiatan agribisnis
melalui pariwisata dan pertanian
5. Membangun kemitraan dengan agen tour
and travel

Perumusan Matrik IFE dan EFE 1. Internal Factor Evaluation (IFE)


Analisis lingkungan internal
Internal Factor Evaluation
agrowisata kampung petani buah jeruk
(IFE) dan Eksternal Factor Evaluation
siam mengidentifikasi beberapa faktor
(EFE) dilakukan setelah
kekuatan dan kelemahan. David, F.R.
mengidentifikasi lingkungan
(2010) yang menjelaskan bahwa
agrowisata yang terdiri dari kekuatan,
matrik IFE bertujuan untuk meringkas
kelemahan, ancaman, dan peluang.
dan mengevaluasi kekuatan dan
IFE nantinya akan dibuat matriks yang
kelemahan utama dalam fungsi-fungsi
berisikan faktor kekuatan dan
perusahaan, serta memberikan dasar
kelemahan agrowisata, sedangkan
untuk mengidentifikasi dan
matrik EFE berisikan peluang dan
mengevaluasi hubungan antara fungsi-
ancaman agrowisata. Matrik IFE dan
fungsi tersebut. Hasil analisis matriks
EFE ditambahkan bobot masing
IFE memperlihatkan bahwa yang
masing dengan menggunakan metode
menjadi faktor kekuatan utama bagi
pembobotan paired comparison.
agrowisata kampung petani buah jeruk
siam adalah sumber daya manusia
(SDM) yang sudah memadai yang
menghasilkan skor tertimbang sebesar

Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo –
70 |Banyuwangi)
Vol.3 No.1 Januari 2019 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

0,548. Faktor kelemahan utama bagi menghasilkan skor tertimbang 0,126.


agrowisata kampung petani buah jeruk Hasil analisis matrik IFE agrowisata
siam adalah tidak adanya petunjuk akan disajikan dalam Tabel 2.
jalan menuju ke agrowisata yang

Tabel 2. Analisis matrik IFE


No Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
(a) (b) (ab)
Kekuatan
1. Lokasi agrowisata kampung petani buah
0,085 3 0,255
jeruk siam yang strategis
2. Pemanfaatan media sosial sebagai tempat
0,109 4 0,436
promosi dan pelayanan
3. Edukasi tentang budidaya tanaman jeruk 0,117 4 0,468
4. Aktivitas agrowisata yang memperkenalkan
0,089 3 0,267
tengkulak jeruk siam
5. Pengelola berhubungan langsung dengan
0,111 4 0,444
pelayanan kepada pengunjung
6. SDM petani sudah memadai 0,137 4 0,548
Total Kekuatan 0,648 2,418
Kelemahan
1. Manajemen keuangan kurang terstruktur 0,079 2 0,158
2. Tidak adanya petunjuk jalan menuju ke
0,063 2 0,126
agrowisata kampung petani buah jeruk siam
3. Perlu adanya prosedur pemesanan kunjungan
ke agrowisata kampung petani buah jeruk 0,112 2 0,224
siam
4. Belum adanya bentuk kemasan yang
kompetitif produk agrowisata kampung 0,098 2 0,196
petani buah jeruk siam
Total Kelemahan 0,352 0,704
Total Faktor Strategi Internal 1,000 3,122

2. Eksternal Factor Evaluation Hasil analisis matriks IFE


(EFE) menunjukkan bahwa membangun
Analisis lingkungan eksternal kemitraan dengan agen tour and travel
agrowisata kampung petani buah jeruk merupakan peluang utama bagi
siam mengidentifikasi beberapa faktor agrowisata kampung petani buah jeruk
peluang dan ancaman. Mengevaluasi siam karena menghasilkan bobot
faktor internal dilakukan dengan cara terbesar yaitu 0,143. Faktor ancaman
menghitung rata-rata tertimbang dari utama bagi agrowisata kampung
narasumber, selanjutnya faktor-faktor petani buah jeruk siam adalah
internal kekuatan dan kelemahan beberapa petani buah jeruk siam di
perusahaan disusun dalam matrik Desa Sambimulyo sulit diajak kerja
evaluasi masing-masing faktor sama yang menghasilkan bobot 0,142.
internal. Hasil analisis matrik IFE agrowisata
akan disajikan dalam Tabel 3.

Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo -
Banyuwangi) | 71
Vol.3 No.1 Januari 2019 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

Tabel 3. Analisis matrik EFE


No Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor
(a) (b) (ab)
Peluang
1. Trend back to nature 0,096 3 0,288
2. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke
0,090 4 0,360
Banyuwangi semakin meningkat
3. Teknologi informasi yang semakin
0,139 4 0,556
berkembang sebagai media promosi
4. Memangkas rantai tata niaga buah jeruk siam 0,089 3 0,267
5. Adanya perhatian pemerintah Banyuwangi
yang mengoptimalkan kegiatan agribisnis 0,115 3 0,345
melalui pariwisata dan pertanian
6. Membangun kemitraan agen tour and travel 0,143 4 0,572
Total Peluang 0,672 2,388
Ancaman
1. Persaingan agrowisata petik jeruk di Jawa
0,088 2 0,176
Timur
2. Beberapa petani buah jeruk siam di Desa
0,142 3 0,426
Sambimulyo sulit diajak kerjasama
3. Kondisi cuaca yang tidak menentu 0,098 2 0,196
Total Ancaman 0,328 0,798
Total Faktor Strategi Eksternal 1,000 3,186

Perumusan Matrik IE eksternal. Agrowisata kampung petani


buah jeruk siam memiliki total EFE
Total nilai tertimbang IFE
yang lebih besar dibandingkan total
agrowisata kampung petani buah jeruk
IFE. Hal ini menunjukkan bahwa
siam adalah 3,122 yang
agrowisata kampung petani buah jeruk
menggambarkan bahwa agrowisata
siam memiliki peluang yang besar
berada dalam kondisi internal yang
untuk dikembangkan. Berdasarkan
kuat. Total nilai tertimbang EFE
skor rata-rata dari matriks IFE dan
adalah sebesar 3,186 yang
EFE maka dapat disusun matrik IE
menggambarkan bahwa agrowisata
(Internal Eksternal) pada Gambar 2
memiliki kemampuan yang kuat dalam
berikut ini.
memanfaatkan peluang maupun
menghindari ancaman lingkungan

Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo –
72 |Banyuwangi)
Vol.3 No.1 Januari 2019 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

Gambar 2.Matriks IE

Pemetaan terhadap masing- wisata dengan agen tour and travel,


masing total skor dari faktor-faktor (2) Menyediakan admin khusus
internal dan eksternal menggambarkan yang bertugas secara rutin
posisi agrowisata kampung petani melakukan update dan interaksi
buah jeruk siam saat ini yaitu pada sel dengan audience, dan (3) Mengikuti
I di kuadran matriks IE. Kondisi ini agenda tahunan Banyuwangi Agro
dapat dikelola dengan cara terbaik Expo. Strategi WO yang dihasikan
menggunakan strategi tumbuh dan meliputi: (1) Membuat SOP
membangun (grow and build) (David, pengelolaan keuangan dan proses
F.R., 2010). Langkah yang tepat pemesanan kunjungan agrowisata,
adalah melalukan strategi intensif (2) Membuat petunjuk jalan dan
berupa penetrasi pasar dan memperbaiki gazebo di lahan
pengembangan pasar, serta persawahan serta mempersiapkan
pengembangan produk. Langkah rumah penduduk sebagai
selanjutnya yang dapat dilakukan yaitu penginapan, (3) Menciptakan
dengan melakukan strategi integrasi ke pengemasan dan labeling pada
depan. produk agrowisata. Strategi ST yang
dihasilkan meliputi: (1) Melakukan
Matrik SWOT kerjasama multisektoral, (2)
Meningkatkan keterampilan SDM
1. Berbagai alternatif strategi dapat
melalui pendampingan, pemanduan
dirumuskans berdasarkan model
dan pelatihan bagi petani serta
analisis matrik SWOT. Keunggulan
kelompok tani, sedangkan strategi
model ini adalah mudah
WT yang dihasilkan adalah
memformulasikan strategi
Menciptakan diversifikasi produk
berdasarkan gabungan faktor
turunan buah jeruk siam menjadi
eksternal dan internal (Rangkuti, F.,
pulpy orange siam maupun selai
2017). Empat strategi utama yang
siam.
disarankan yaitu strategi SO
(Strengths-Opportunities), ST
(Strengths-Threats), WO Analisis Analytical Hierarchy
(Weaknesses-Opportunities), dan Process (AHP)
WT (Weaknesses-Threats) sehingga AHP adalah penyederhanaan
akan diperoleh alternatif strategi suatu persoalan komplek yang tidak
untuk pengembangan agrowisata terstruktur, strategik, dan dinamik
kampung petani buah jeruk siam. menjadi bagian-bagian yang lebih
Analisis ini menggunakan data yang sederhana dengan menata dalam suatu
telah diperoleh dari matrik IFE dan hierarki. AHP memungkinkan
EFE. Hasil analisis matrik SWOT pengguna untuk memberikan nilai
menghasilkan tiga strategi SO bobot relatif dari suatu kriteria
(Strengths-Opportunities), tiga majemuk sehingga dapat
strategi WO (Weaknesses- disederhanakan yang nantinya akan
Opportunities), dua strategi ST mempermudah dalam pengambilan
(Strengths-Threats), dan satu keputusan (Marimin, 2015).
strategi WT (Weaknesses-Threats). Pemberian nilai bobot relatif dari
Strategi SO yang dihasilkan suatu kriteria majemuk dan alternatif
meliputi: (1) Menciptakan paket dilakukan melalui perbandingan

Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo -
Banyuwangi) | 73
Vol.3 No.1 Januari 2019 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

berpasangan. Nilai yang diberikan hanya sebagai aktor penunnjang yang


pada skala dasar penilaian tingkat berperan sebagai jembatan
kepentingan berdasarkan memiliki terbentuknya agrowisata.
tingkat konsisten yang dapat diterima Hasil analisis prioritas vertikal
adalah 0.1 atau 10%. Penyelesaian level strategi yang didasarkan pada
Analytical Hierarchy Process (AHP) matrik SWOT menunjukkan bahwa
dalam penelitian ini dengan terdapat 2 strategi prioritas yang
menggunakan software Expert Choice dihasilkan. Prioritas strategi pertama
11. dari pengembangan agrowisata
Hasil analisis metode AHP kampung petani buah jeruk siam yaitu
menghasilkan 2 prioritas level yaitu meningkatkan keterampilan SDM
level aktor dan level strategi yang melalui pendampingan, pemanduan
didasarkan pada struktur hierarki. dan pelatihan bagi petani serta
Hasil analisis prioritas vertikal level kelompok tani (ST2). Prioritas kedua
aktor menunjukkan bahwa aktor yang yang digunakan untuk mengambil
paling berpengaruh dalam strategi pengembangan agrowisata
pengembangan agrowisata kampung yaitu menciptakan diversifikasi produk
petani buah jeruk siam adalah petani turunan buah jeruk siam menjadi
dengan bobot penilaian sebesar 0,760. pulpy orange siam maupun selai siam
Hal ini dikarenakan petani adalah (WT1). Hasil analisis prioritas vertikal
pelaku utama dalam menentukan level strategi dapat digambarkan pada
keberlangsungan agrowisata Gambar 3 berikut ini.
sedangkan pengelola dan pemerintah

Gambar 3. Prioritas alternatif strategi

Kesimpulan yang dihasilkan dari analisis


SWOT
1. Faktor lingkungan internal dari
3. Prioritas strategi pengembangan
penelitian ini menghasilkan enam
agrowisata kampung petani buah
kekuatan dan empat kelemahan.
jeruk siam menghasilkan 2 strategi
Faktor lingkungan eksternal dari
prioritas utama dari hasil analisis
penelitian ini menghasilkan lima
AHP yang meliputi: (1)
peluang dan tiga ancaman.
meningkatkan keterampilan SDM
2. Strategi pengembangan agrowisata
melalui pendampingan,
kampung petani buah jeruk siam
pemanduan, dan pelatihan bagi
yang memiliki 9 alternatif strategi
petani serta kelompok tani, (2)

Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo –
74 |Banyuwangi)
Vol.3 No.1 Januari 2019 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

menciptakan diversifikasi produk Subtropika (Balitjestro)


turunan buah jeruk siam menjadi Bekerjasama dengan Agfor
pulpy orange siam maupun selai Sulawesi. Bogor : World
siam. Agroforestry Centre (ICRAF)
Southeast Asia Regional
Program.
Saran Gardjito, M dan Saifudin, M. 2011.
1. Implikasi manajerial yang dapat di Penanganan Pasca Panen
rekomendasikan kepada pihak Buah-Buahan
internal agrowisata adalah Tropis.Yogyakarta : Kanisius.
program pengembangan SDM Marimin. 2015. Teknik dan Aplikasi:
agrowisata serta koordinasi dan Pengambilan Keputusan
kerja sama multisektoral. Kriteria Majemuk. Jakarta : PT
2. Petunjuk jalan dan fasilitas di Gramedia Widiasarana
kawasan agrowisata kampung Indonesia.
petani buah jeruk siam perlu ada
perbaikan untuk kenyamanan dari Rangkuti, F. 2017. Analisis SWOT
pengunjung :Teknik Membedah Kasus
3. Perngembangan produk dengan Bisnis Cara Perhitungan
memanfaatkan sumberdaya yang Bobot, Rating, dan OCAI.
dimiliki sangat penting untuk Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
dilakukan. Pemberdayaan Utama.
masyarakat bertujuan untuk Sangadji, E.M dan Sopiah. 2010.
menjaga keberlangsungan usaha Metodologi Penelitian –
agrowisata sehingga diperlukan Pendekatan Praktis dalam
peran pemerintah untuk Penelitian. Yogyakarta : CV.
menggiatkan pelatihan kepada Andi Offset.
petani tentang pengembangan
produk buah jeruk siam sehingga Sulaiman, A.I., Kuncoro, B.,
dapat meningkatkan nilai tambah Sulistyoningsih, E.D., Nuraeni,
petani. H., dan Djawahir, F.S. 2017.
Pengembangan Agrowisata
Daftar Pustaka Berbasis Ketahanan Pangan
Melalui Strategi Komunikasi
Astuti, N.W.W. 2013. Prospek Pemasaran di Desa Serang
Pengembangan Agrowisata Purbalingga. Jurnal The
Sebagai Wisata Alternatif Di Messenger. 9(1): 9-25.
Desa Pelaga. Jurnal Sosial Utama, I.G.B.R. 2012. Agrowisata
Dan Humaniora. 3(3): 301 – Sebagai Pariwisata Alternatif
311. Indonesia [Internet]. Buku
David, F.R. 2010. Manajemen Strategi Referensi : Penerbit
:Konsep dan Kasus, Edisi ke- Deepublish. [diunduh 25
12. Jakarta : Salemba Empat. Februari 2018]. Tersedia pada :
https://penerbitdeepublish.com/
Endarto, O dan Martini, E. 2016. agrowisata-sebagai-pariwisata-
Pedoman Budidaya Jeruk alternatif-indonesia.pdf
Sehat. Balai Penelitian
Tanaman Jeruk dan Buah

Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo -
Banyuwangi) | 75
Vol.3 No.1 Januari 2019 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

Yuwono, T. 2011. Membangun Alternatif Indonesia [buku


Pertanian: Membangun Citra referensi]; April 2012 ;
dan Kedaulatan. Di Dalam: I Denpasar : Deepublish. Hlm
Gusti Bagus Rai Utama, editor. 15-17.
Agrowisata Sebagai Pariwisata

Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo –
76 |Banyuwangi)

Anda mungkin juga menyukai