Anda di halaman 1dari 8

Annastia Loh Jayanti, Analisis Stakeholder Dalam Agribisnis Buah Naga Di Kecamatan Bangorejo

Kabupaten Banyuwangi

ANALISIS STAKEHOLDER DALAM AGRIBISNIS BUAH NAGA DI KECAMATAN BANGOREJO


KABUPATEN BANYUWANGI

Oleh :

*)
ANNASTIA LOH JAYANTI dan MUKSIN **)

ABSTRAK

Sektor pertanian masih menjadi salah satu unggulan sebagai penggerak sektor perekonomian di
Indonesia, begitu juga di Kabupaten Banyuwangi yang memiliki potensi sumberdaya alam berlimpah. Salah
satu komoditi hortikultura yang saat ini menjadi primadona di Kabupaten Banyuwangi adalah buah naga,
dimana salah satu sentranya adalah Kecamatan Bangorejo. Permasalahan klasik yang terjadi dalam dunia
agribisnis adalah rendahnya posisi tawar petani pada saat tiba musim panen yang saat ini sebagian besar
produk buah naga langsung ditampung oleh pengepul beserta harga dan kualitas yang juga ditetapkan oleh
pengepul. Kondisi ini dapat diperbaiki apabila ada kerjasama antara berbagai pihak yang memiliki
kepentingan dan pengaruh di bidang agribisnis buah naga. Analisis stakeholder memetakan pihak yang
terlibat beserta kebutuhan dan peran yang harus dijalankan masing-masing pihak tersebut dalam mendukung
keberlanjutan agribisnis buah naga di Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.

Kata kunci: analisis stakeholder, agribisnis, buah naga


PENDAHULUAN dalam tahap pemasaran. Kurangnya informasi yang
Kabupaten Banyuwangi secara geografis diakibatkan tidak adanya jejaring komunikasi
merupakan daerah yang subur dan memiliki potensi dengan para pelaku agribisnis menyebabkan harga
yang besar bagi peningkatan pengembangan jual produk petani menjadi rendah. Lemahnya
produk pertanian, karena hampir semua komoditas posisi tawar petani dapat mengancam keberlanjutan
pertanian khususnya tanaman pangan dan kegiatan usaha tani yang dimilikinya. Hal ini dapat
hortikultura dapat tumbuh dan berkembang. disebabkan karena kurangnya keterlibatan berbagai
Dukungan kekayaan sumber daya alam yang pihak yang berkepentingan dalam agribisnis buah
melimpah serta permintaan pasar yang tinggi naga untuk dapat saling bekerjasama sesuai
menempatkan komoditas hortikultura sebagai perannya masing-masing.
produk bernilai ekonomi tinggi, sehingga usaha Perumusan masalah
hortikultura menjadi sumber pendapatan petani dan Visi pembangunan daerah yang tertuang
pelaku usaha lainnya dari skala mikro hingga dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015
makro di sebagian besar wilayah adalah Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang
Kabupaten Banyuwangi Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui
(http://portal.banyuwangikab.go.id/news/detail/261 Peningkatan Perekonomian dan Kualitas Sumber
1/potensi-buah-naga-banyuwangi-menggema-di-pe Daya Manusia dimana diturunkan ke dalam
njuru-jawa-timur). beberapa misi. Misi III yaitu “Mewujudkan daya
Sentra produksi buah naga di Banyuwangi saing ekonomi daerah melalui pertumbuhan
terdapat di Kecamatan Bangorejo, Tegaldlimo dan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan
Purwoharjo. Produksi buah naga di Banyuwangi berbasis kearifan lokal”, dimana misi ini memiliki
pada 2014 mencapai 28.819 ton dengan luas lahan sasaran-saran sebagai berikut: (a) meningkatnya
1.152 ha dan produksi itu meningkat dibandingkan daya saing daerah dan kemandirian ekonomi
pada 2013 sebanyak 16.631 ton dengan luas lahan berbasis pertanian, (b) Meningkatnya industri
678 ha. Bangorejo menyumbang 39% dari total olahan dan kreatif berbasis pertanian, (c)
produksi buah naga di Banyuwangi atau setara Termanfaatkannya fungsi ekologi, ekonomi dan
11.000 ton per ha dengan luas lahan mencapai 449 sosial hutan (pertanian dalam arti luas), (d)
ha (Bisnis.com, 2015). Meningkatnya investasi di daerah baik PMA
Kendala yang sering dihadapi sektor maupun PMDN, (e) Meningkatnya pemanfaatan
agribisnis adalah rendahnya posisi tawar petani potensi pariwisata, (f) Meningkatnya
selaku produsen komoditi pertanian ketika sampai profesionalisme pengelolaan Koperasi dan

*) Mahasiswa Pascasarjana Agribisnis, Politeknik Negeri Jember


**) Staf Pengajar Pascasarjana Agribisnis, Politeknik Negeri Jember 99
UMKM, (g) Meningkatnya jejaring antar daerah, pemilik lahan buah naga dan Staf Bappeda
propinsi dan pusat serta jejaring pelaku ekonomi, dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
dan (h) Tersusunnya regulasi yang berhubungan mengenai pihak-pihak (stakeholder) yang dapat
dengan kompetisi kegiatan ekonomi didaerah. terlibat dalam kegiatan agribisnis buah naga di
Disusunnya strategi tersebut diharapkan Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.
buah naga yang menjadi salah satu komoditas Kabupaten Banyuwangi selaku wakil dari
unggulan sektor pertanian dapat dijadikan sebagai Pemerintah Daerah. Kegiatan wawancara ini
salah satu sektor penggerak kegiatan agribisnis di Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi,
Kabupaten Banyuwangi. Berbagai pihak tentunya Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian,
dilibatkan dalam kegiatan agribisnis, terutama Kehutanan, Perkebunan Kabupaten Banyuwangi,
dalam hal ini adalah para stakeholder. Meskipun Selain melakukan wawancara dengan sejumlah
peran dan kepentingan masing-masing stakeholder informan kunci, pengumpulan data juga dilakukan
berbeda-beda, tetapi mutlak harus diperhitungkan melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD)
dalam Kegiatan agribisnis buah naga di Kecamatan yang diikuti oleh petani pemilik lahan buah naga,
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. staf PPL Kecamatan Bangorejo Kabupaten
1. Siapa saja stakeholder yang terlibat dalam Banyuwangi, Ketua Gapoktan Kecamatan
Kegiatan agribisnis buah naga di Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi, Kepala Bidang
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi dan Hortikultura Dinas Pertanian, Kehutanan,
bagaimana hubungan antar stakeholder Perkebunan Kabupaten Banyuwangi, dan ketua
berdasarkan Tupoksi dan aturan kelembagaan serta pengurus Kelompok Tani. Kegiatan FGD ini
yang ada? dimaksudkan memetakan stakeholders berdasarkan
2. Apa saja kebutuhan masing-masing stakeholder pengaruh (power) dan kepentingannya (interest),
terkait dengan Kegiatan agribisnis buah naga di serta merumuskan peran-peran yang dapat
Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi? dilakukan dalam mendukung tujuan pengembangan
3. Bagaimana peran stakeholder dalam agribisnis buah naga di Kecamatan Bangorejo
keberlanjutan agribisnis buah naga di Kabupaten Banyuwangi.
Kecamatan Bangorejo Kabupaten Analisis data
Banyuwangi? Data yang dikumpulkan dianalisis dengan
Tujuan teknik analisis stakeholders secara kualitatif
Penelitian ini bertujuan (Bracke, et al, 2005; Reed et al, 2009; dan Meyers,
untuk merumuskan mekanisme 2005). Analisis stakeholders secara kualitatif
hubungan antar stakeholder dalam kegiatan digunakan untuk menjelaskan stakeholders yang
agribisnis buah naga di Kecamatan Bangorejo terlibat dalam kegiatan agribisnis buah naga di
Kabupaten Banyuwangi. Untuk mencapai tujuan Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi,
tersebut maka dilakukan beberapa analisis, antara kepentingan (interest) dan pengaruh (power) setiap
lain: stakeholders serta untuk menjelaskan peran
1. Stakeholder yang terlibat berdasarkan pengaruh stakeholders dalam mendukung tujuan
dan kepentingannya dalam kegiatan agribisnis keberlanjutan kegiatan agribisnis buah naga di
buah naga di Kecamatan Bangorejo Kabupaten Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.
Banyuwangi.
2. Kebutuhan stakeholder dalam kegiatan HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Identifikasi
agribisnis buah naga di Kecamatan Bangorejo stakeholder
Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan agribisnis buah naga di
3. Peran stakeholder dalam keberlanjutan Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi
agribisnis buah naga di Kecamatan Bangorejo melibatkan 8 (delapan) stakeholder. Stakeholder
Kabupaten Banyuwangi. tersebut berasal dari instansi pemerintah daerah,
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun
METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu swasta, dan kelompok masyarakat. Hasil
Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu identifikasi stakeholder yang terlibat dalam
sentra agribisnis buah naga yang terletak di kegiatan agribisnis buah naga di Kecamatan
Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Bangorejo Kabupaten Banyuwangi disajikan pada
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yang Tabel 1.
dimulai pada Bulan Agustus sampai dengan
Oktober 2015. Tabel 1. Daftar stakeholder yang terlibat dalam kegiatan
Teknik pengumpulan data agribisnis buah naga di Kecamatan Bangorejo
Pengumpulan data dilakukan melalui Kabupaten Banyuwangi
kegiatan wawancara dengan sejumlah informan
kunci seperti Koordinator BPP Kecamatan
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi, staf PPL petani
Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.15 No.3 Hal. 99-106, September-Desember 2015, ISSN 1411-5549

jaman, perkembangan teknologi pertanian yang


lebih maju. Seorang penyuluh pertanian dalam
melaksanakan tugasnya mempunyai tiga peranan,
yaitu sebagai pendidik, sebagai pemimpin, dan
sebagai penasehat
(Kartasapoetra, 1994).
1.2 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun
swasta
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau
swasta yang terlibat dalam kegiatan agribisnis buah
naga di Kecamatan Bangorejo Kabupaten
1.1 Instansi pemerintah Banyuwangi adalah lembaga keuangan, dimana
1.1.1 Pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi dalam hal ini dapat berupa lembaga keuangan milik
Kewenangan instansi pemerintah dalam pemerintah ataupun swasta yang berperan dalam
kegiatan agribisnis buah naga di Kecamatan kegiatan pembiayaan pelaku agribisnis buah naga
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi yang meliputi di Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.
merumuskan kebijakan, pembangunan sarana dan 1.2.1 Lembaga keuangan
prasarana, pemberdayaan masyarakat serta Lembaga keuangan yang terlibat dalam
penyediaan data dan informasi. Instansi pemerintah kegiatan agribisnis buah naga dapat berasal dari
yang terlibat dalam agribisnis buah naga di lembaga milik pemerintah maupun swasta.
Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi Perwakilan lembaga keuangan dalam hal ini adalah
adalah Pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi, Bank Jatim yang telah mengeluarkan kredit modal
Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan kerja KKPE bagi petani buah naga yang disalurkan
Kabupaten Banyuwangi dan PPL Kecamatan melalui media Gabungan Kelompok Tani yang
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. telah terbentuk.
1.1.2 Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan 1.3 Kelompok Masyarakat
Kabupaten Banyuwangi Kelompok masyarakat yang terlibat dalam
Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan kegiatan agribisnis buah naga di Kecamatan
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu Bangorejo Kabupaten Banyuwangi adalah
instansi pemerintah kegiatan agribisnis buah naga Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan
di Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi Kelompok Tani. Kelompok masyarakat yang
yang memiliki berbagai pengaruh dan terkait dengan kegiatan agribisnis buah naga di
kepentingannya, terutama dalam bidang pertanian. Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi
Tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Dinas Pertanian, memiliki peran dalam meningkatkan efektifitas dan
Kehutanan, Perkebunan Kabupaten Banyuwangi efisiensi penyelenggaraan penyuluhan serta
yang dijabarkan dalam Peraturan Bupati meningkatkan kapasitas poktan dan gapoktan
Banyuwangi Nomor 43 Tahun 2011 untuk melalui pengembangan kerjasama dalam bentuk
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di jejaring dan kemitraan.
bidang pertanian, kehutanan dan perkebunan. 1.3.1.1 Gabungan Kelompok Tani Buah Naga
Bidang pertanian yang dibawahi oleh Dinas Kecamatan Bangorejo Kabupaten
Pertanian, Kehutanan, Perkebunan Kabupaten Banyuwangi
Banyuwangi adalah Bidang Pertanian Tanaman Gabungan Kelompoktani yang selanjutnya
Pangan, Bidang Hortikultura, Bidang Kehutanan, disebut gapoktan adalah kumpulan beberapa
serta Bidang Perkebunan. Komoditi buah naga kelompoktani yang bergabung dan bekerjasama
dalam hal ini menjadi tupoksi Bidang Hortikultura. untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi
Bidang Hortikultura mempunyai tugas pokok usaha, dalam hal ini adalah adanya kesamaan usaha
melaksanakan kegiatan pembinaan dan tani buah naga di Kecamatan Bangorejo Kabupaten
pengembangan komodite hortikultura (tanaman Banyuwangi.
buah-buahan, sayuran, tanaman obat dan tanaman 1.3.1.2 Kelompok Tani Buah Naga Kecamatan
hias), pembinaan pasca panen dan pengolahan hasil Bangorejo Kabupaten Banyuwangi
hortikultura. Kelompoktani yang selanjutnya disebut
1.1.3 PPL Kecamatan Bangorejo Kabupaten poktan adalah kumpulan petani/peternak/pekebun
Banyuwangi yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan;
Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) adalah kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan
orang yang mengemban tugas sumberdaya; kesamaan komoditas; dan keakraban
memberikan dorongan kepada petani agar mau untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha
mengubah cara befikir, cara kerja dan cara hidup anggota. Kelompok tani yang berada di Kecamatan
yang lebih sesuai dengan perkembangan
Bangorejo memiliki lingkup usaha yang umum

106
untuk semua komoditas pertanian dan tidak hanya agribisnis buah naga di di Kecamatan Bangorejo
terbatas pada usaha tani buah naga, namun yang Kabupaten Banyuwangi.
diambil sebagai narasumber dalam penelitian ini Tabel 2. Hasil Perhitungan nilai tingkat pengaruh
adalah kelompok tani yang menjalankan usaha stakeholder
buah naga.
1.4 Masyarakat
Peran masyarakat berkaitan dengan
kegiatan agribisnis buah naga di Kecamatan
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi adalah
sebagai pelaku usaha, yang melakukan usaha
sarana produksi pertanian, pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian, serta jasa penunjang
pertanian yang berkedudukan di wilayah hukum
Republik Indonesia. Masyarakat juga
mendapatkan penyuluhan baik dari instansi
pemerintah maupun kelompok masyarakat
tentang cara mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran
dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. 1.4.1
Petani Buah Naga Kecamatan Bangorejo Tabel 3. Hasil Perhitungan nilai tingkat
Kabupaten Banyuwangi kepentingan stakeholder
Petani buah naga dalam hal ini adalah
Warga Negara Indonesia perseorangan dan/atau
beserta keluarganya yang melakukan usahatani di
bidang tanaman buah naga di Kecamatan
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.
1.4.2 Pedagang/pengepul Buah Naga Kecamatan
Bangorejo Kabupaten
Banyuwangi
Pedagang/pengepul Buah Naga
Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi
adalah setiap orang yang melakukan kegiatan
distribusi dan pemasaran produk buah naga di
Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.

2. Klasifikasi Stakeholder
Klasifikasi stakeholder dibedakan
menurut tingkat pengaruh dan kepentingan dalam
kegiatan agribisnis buah naga di di Kecamatan
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Pengukuran
tingkat pengaruh stakeholder dalam kegiatan
agribisnis buah naga di di Kecamatan
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi menggunakan
lima variabel yang meliputi kekuatan kondisi, Hasil analisis stakeholder diklasifikasikan
kekuatan kelayakan, kekuatan kompensasi, menurut tingkat pengaruh dan kepentingan dengan
kekuatan individu dan kekuatan organisasi menggunakan matriks menurut Reed et al. (2009)
(Galbraith 1983 diacu dalam Reed et al. 2009). dapat dilihat pada Gambar 4. Matriks pengaruh dan
Pengukuran tingkat kepentingan stakeholder kepentingan stakeholder tersebut menunjukkan
dalam kegiatan agribisnis buah naga di di bahwa masing-masing stakeholder memiliki
Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi klasifikasi yang berbeda sesuai dengan tingkat
menggunakan lima variabel yang meliputi pengaruh dan kepentingannya dalam kegiatan
keterlibatan stakeholder, manfaat yang diperoleh agribisnis buah naga di di Kecamatan Bangorejo
stakeholder, bentuk kewenangan stakeholder, Kabupaten Banyuwangi.
program kerja stakeholder dan tingkat
ketergantungan stakeholder dalam kegiatan
Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.15 No.3 Hal. 99-106, September-Desember 2015, ISSN 1411-5549

2.2 Subject
Stakeholder yang termasuk dalam
kelompok subject adalah petani buah naga,
kelompok Tani buah naga, serta pedagang buah
naga di Kecamatan Bangorejo Kabupaten
Banyuwangi. Kelompok subject merupakan
klasifikasi stakeholder yang memiliki kepentingan
tinggi namun pengaruh yang rendah. Ketiga
stakeholder tersebut memiliki tujuan yang sama,
yaitu meningkatkan peran petani dalam kegiatan
agribisnis buah naga agar lebih produktif dan
sekaligus menerima manfaat yang positif. Masing-
masing stakeholder tersebut memiliki kepentingan
Gambar 1. Matriks pengaruh dan kepentingan tinggi, dikarenakan semua kegiatan yang dilakukan
stakeholder bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dari
aktivitas produksi buah naga. Namun kelompok
2.1 Key Player subject memiliki pengaruh yang kecil karena hanya
Stakeholder yang termasuk dalam melakukan hubungan kerjasama dengan kelompok
kelompok key player adalah Dinas Pertanian, tani setempat dan dibawah naungan Dinas
Kehutanan, Perkebunan Kabupaten Banyuwangi Pertanian, Kehutanan, Perkebunan Kabupaten
dan PPL Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi kecuali pada pedagang/pengepul buah
Banyuwangi. Key player merupakan klasifikasi naga.
stakeholder yang memiliki pengaruh dan
kepentingan yang tinggi dalam kegiatan 2.3 Context setter
agribisnis buah naga di Kecamatan Bangorejo Stakeholder yang termasuk dalam
Kabupaten Banyuwangi. Hal ini sesuai dengan kelompok context setter adalah Pemerintah daerah
tugas pokok yang dimiliki oleh Dinas Pertanian, Kabupaten Banyuwangi. Kelompok context setter
Kehutanan, Perkebunan Kabupaten Banyuwangi merupakan klasifikasi stakeholder yang memiliki
sebagai instansi pemerintah daerah yang telah kepentingan rendah namun pengaruh yang tinggi.
diberikan mandat dalam melaksanakan urusan Pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi
pemerintahan daerah di bidang pertanian, dilibatkan dalam perancangan kebijakan di bidang
kehutanan dan perkebunan. Key player dalam pertanian. Keterlibatan perancangan kebijakan
kegiatan agribisnis buah naga di di Kecamatan tersebut dalam bentuk penyusunan rencana
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi selanjutnya strategis maupun rencana pembangunan jangka
adalah PT PPL Kecamatan Bangorejo Kabupaten panjang maupun menengah di bidang
Banyuwangi. PPL Kecamatan Bangorejo pengembangan potensi unggulan pertanian guna
Kabupaten Banyuwangi merupakan kepanjangan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan
tangan dari Dinas Pertanian, Kehutanan, masyarakat. Hal ini menyebabkan Pemerintah
Perkebunan Kabupaten Banyuwangi yang daerah Kabupaten Banyuwangi dapat memberikan
berperan dalam melakukan kegiatan penyuluhan pengaruh terhadap pengalokasian anggaran daerah
pertanian kepda petani sebagai pelaku usaha tani melalui penanaman modal di bidang pertanian.
buah naga agar mereka mau dan mampu 2.4 Crowd
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam Stakeholder yang termasuk dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, kelompok crowd adalah Gabungan Kelompok Tani
permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai Buah Naga Kecamatan Bangorejo Kabupaten
upaya untuk meningkatkan produktivitas, Banyuwangi dan Lembaga Keuangan Buah Naga
efisiensi usaha, pendapatan, dan Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran Kelompok crowd merupakan klasifikasi
dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Peran stakeholder yang memiliki pengaruh dan
penting kedua stakeholder tersebut memiliki kepentingan rendah. Para stakeholder tersebut
peran utama dalam upaya mengembangkan masih belum berperan secara signifikan dalam
kegiatan agribisnis buah naga di Kecamatan kegiatan agribisnis buah naga di Kecamatan
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Bangorejo Kabupaten Banyuwangi, dikarenakan
hanya berperan dalam kegiatan penyediaan
kebutuhan pembiayaan dan koordinasi antar
kelompok tani.

106
3. Kebutuhan Stakeholder dalam keberlanjutan
agribisnis buah naga Stakeholder yang terlibat
tentunya memiliki kebutuhan yang perlu untuk
dipenuhi terkait dengan kegiatan agribisnis buah
naga sesuai dengan Tupoksi dan aturan
kelembagaannya. Adapun kebutuhan masing-
masing stakeholder dalam kegiatan agribisnis buah
naga di Kecamatan Bangorejo Kabupaten
Banyuwangi disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 5. Kelompok Kebutuhan stake holder
Tabel 4. Kebutuhan Stake Holer

Kebutuhan partisipasi, investasi dan regulasi serta


kontinuitas dapat dikatakan sebagai kebutuhan
prioritas stakeholder dalam agribisnis buah naga di
Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.
Kebutuhan investasi merupakan kebutuhan utama
dalam upaya mendukung dan melaksanakan
kegiatan yang berkaitan dengan agribisnis buah
naga. Sebagian besar kelompok masyarakat dan
masyarakat menginginkan partisipasi dalam bentuk
kerjasama maupun kontribusi dalam kegiatan
agribisnis buah naga agar dapat meningkatkan
pendapatan. Regulasi dibutuhkan dalam mengatur
masing-masing stakeholder agar dapat berperan
sesuai porsinya dalam kegiatan agribisnis buah
Identifikasi kebutuhan masing-masing naga di Kecamatan Bangorejo Kabupaten
stakeholder dapat dikelompokkan menjadi 7 Banyuwangi. Apabila terdapat regulasi maka tidak
kelompok kebutuhan berdasarkan kesamaan ada stakeholder yang merasa dirugikan, sehingga
kebutuhan. Adapun 7 kelompok kebutuhan yang kontinuitas dapat tercapai. Kelompok masyarakat
terdiri atas partisipasi, investasi, regulasi, petani pelaku agribisnis buah naga membutuhkan
kontinuitas, advokasi, infrastruktur, dan fasilitas. advokasi mengenai pelaksanaan teknis budidaya,
Kelompok kebutuhan masing-masing stakeholder kelembagaan, serta inovasi teknologi, agar petani
disajikan pada Tabel 5. dapat mengetahui peran sertanya dan mengetahui
kebutuhan pasar sehingga dapat mempersiapkan
segala sesuatu baik yang bersifat menguntungkan
maupun hanya bersifat mendukung saja. Kelompok
masyarakat petani membutuhkan bimbingan agar
dapat mengetahui peran dan batasan mana yang
harus dilakukan atau diambil dalam mendukung
keberlanjutan agribisnis buah naga.
Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.15 No.3 Hal. 99-106, September-Desember 2015, ISSN 1411-5549

4. Peran Stakeholder dalam keberlanjutan Keuangan Buah Naga Kecamatan Bangorejo


agribisnis buah naga Kabupaten Banyuwangi.
Keterlibatan sejumlah stakeholders dengan Stakeholder yang termasuk dalam kelompok
segala potensi yang dimiliki dan peran yang dapat key player adalah Dinas Pertanian,
dilakukannya diperlukan guna mencapai tujuan Kehutanan, Perkebunan Kabupaten
bersama. Beberapa peran yang diharapkan Banyuwangi dan PPL Kecamatan Bangorejo
dilakukan oleh setiap stakeholders dalam Kabupaten Banyuwangi
mendukung keberlanjutan agribisnis buah naga 2. Kebutuhan stakeholder dikelompokkan
adalah seperti pada tabel 6. menjadi 6 kelompok kebutuhan yaitu
Tabel 6. partisipasi, investasi, regulasi, kontinuitas,
Peran Stakeholder yang seharusnya terlibat dalam advokasi, infrastruktur, dan fasilitas.
keberlanjutan agribisnis buah naga di Kecamatan Kebutuhan utama stakeholder dalam
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi mewujudkan keberlanjutan kegiatan agribisnis
buah naga di Kecamatan Bangorejo Kabupaten
Banyuwangi adalah kebutuhan partisipasi,
investasi dan regulasi yang disertai dengan
kebutuhan kontinuitas.

3. Keterlibatan stakeholders memiliki peran


masing-masing dalam mendukung
keberlanjutan kegiatan agribisnis buah naga di
Kecamatan Bangorejo Kabupaten
Banyuwangi, dimana Dinas Pertanian,
Kehutanan, Perkebunan Kabupaten
Banyuwangi dan PPL Kecamatan Bangorejo
Saran
Kabupaten Banyuwangi sebagai stakeholder
Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan
kunci seharusnya memiliki peran dalam hal
Kabupaten Banyuwangi dan PPL Kecamatan
regulasi, pemberdayaan, dan servis.
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi selaku
stakeholder utama hendaknya dapat menjalankan
Saran
perannya sesuai tupoksi yang diamanatkan dalam
mencapai tujuan sesuai visi pembangunan daerah
khususnya memaksimalkan potensi Kecamatan Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan
Bangorejo yang memiliki komoditi unggulan Kabupaten Banyuwangi dan PPL Kecamatan
yaitu buah naga sebagai penggerak sektor Bangorejo Kabupaten Banyuwangi selaku
agribisnis. Hal itu dapat terwujud apabila terjalin stakeholder utama hendaknya dapat menjalankan
komunikasi dan koordinasi yang baik antar perannya sesuai tupoksi yang diamanatkan dalam
stakeholder sehingga tercapai kesamaan persepsi mencapai tujuan sesuai visi pembangunan daerah
demi mewujudkan tujuan bersama. khususnya memaksimalkan potensi ` Bangorejo
yang memiliki komoditi unggulan yaitu buah naga
sebagai penggerak sektor agribisnis. Hal itu dapat
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
terwujud apabila terjalin komunikasi dan
1. Stakeholder yang terlibat berdasarkan
koordinasi yang baik antar stakeholder sehingga
pengaruh dan kepentingannya dalam kegiatan
tercapai kesamaan persepsi demi mewujudkan
agribisnis buah naga di Kecamatan Bangorejo
tujuan bersama.
Kabupaten Banyuwangi terdiri dari
Pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi,
Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan
Kabupaten Banyuwangi, PPL Kecamatan DAFTAR PUSTAKA
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi, Gabungan
Kelompok Tani Buah Naga Kecamatan Charina, et.al. 2012. Kajian Bisnis Sosial
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi, Kelompok Pedagang Perantara dalam
Tani Buah Naga Kecamatan Bangorejo Upaya Pengembangan Hortikultura
Kabupaten Banyuwangi, Kelompok Tani Buah di Jawa Barat. Jurnal Sosial
Naga Kecamatan Bangorejo Kabupaten Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 1,
April 2012, hlm 33-51. Jurusan Sosial
Banyuwangi, Pedagang/pengepul Buah Naga
Ekonomi Pertanian
Kecamatan Bangorejo Kabupaten
Universitas Padjadjaran
Banyuwangi, Petani Buah Naga Kecamatan
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi, dan Lembaga

106
Hermanto dan Swastika, K. S., Dewa. 2011. Saridewi, T. R dan Siregar, A. N. 2010. Hubungan
Penguatan Kelompok Tani: Langkah Awal Antara Peran Penyuluh Dan Adopsi
Peningkatan Kesejahteraan Petani. Teknologi oleh Petani
Analisis Kebijakan Pertanian Volume No. terhadap
4 Desember 2011: 371-390 Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten
Tasikmalaya. Jurnal Penyuluhan
Kusumedi, P dan Bisjoe, A.R.H. 2010. Analisis Pertanian Vol. 5 No. 1, Mei 2010
Stakeholder dan Kebijakan Pembangunan
KPH Model Maros di Propinsi Sulawesi Schmerr K. 2009. Stakeholder Anallysis
Selatan. Jurnal Analisis Kebijakan Guidelines. http:/www.lanchsr.org [1 Mei
Kehutanan, 7(3), 179-193. 2012]

Nuryati, Sri dan Swastika, K. S., Dewa. 2011. Supanggih, Dhianon dan Widodo, Slamet. 2013.
Peran Kelompok Tani dalam Penerapan Aksesibilitas Petani terhadap Lembaga
Teknologi Pertanian. Forum Penelitian Keuangan (Studi Kasus Pada Petani di
Agro ekonomi Volume 29 No. 2 Desa Sidodadi Kecamatan Sukosewu
Desember 2011: 115-128 Kabupaten Bojonegoro). Jurnal
Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri Badan Agriekonomika Volume 2 Nomor 2
Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Oktober 2013
Perdagangan Kementerian Perdagangan
republik Indonesia. 2014. Kajian Peran Syahyuti. 2007. Kebijakan
Pedagang Perantara (Middleman) dalam pengembangan gabungan kelompok
Perdagangan Dalam Negeri. Pusat tani (Gapoktan) sebagai
Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri kelembagaan ekonomi di
Badan Pengkajian dan Pengembangan perdesaan. Analisis Kebijakan Pertanian
Kebijakan Perdagangan 5(1):15–36.
Kementerian Perdagangan republik
Indonesia. Jakarta Syahyuti, et.al. 2014. Kajian Peran Organisasi
Petani dalam Mendukung Pembangunan
Reed, M.S. 2008. Stakeholder Participation for Pertanian. Laporan Akhir Penelitian. Pusat
Environmental Management: A Literature Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Review. Biological Conservation, 141, Pertanian Badan Penelitian dan
2417-2431. Pengembangan Pertanian Kementerian
Pertanian.
Reed M, Graves A, Dandy N, Posthumus H,
Hubacek K, Morris J, Prell C, Quinn CH, Wakka, A. K. 2014. Analisis Stakeholders
Stringer LC. 2009. Who’s Nad Why? A Pengelolaan Kawasan Hutan dengan
Typology of Stakeholder Analysis Tujuan Khusus (Khdtk) Mengkendek,
Methods for Natural Resource Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi
Management. Journal of Environmental Selatan. Jurnal Penelitian Kehutanan
Management 90:1933-1949. Wallacea Vol. 3 No.1, April
2014 : 47 - 55
Redono, Cucak. 2012. Peran Gabungan Kelompok
Tani (Gapoktan) dalam Mewujudkan Yekti, Ananti. 2010. Peranan Lembaga Keuangan
Kelompok Tani yang kuat dan Mandiri. Formal dan Informal Bagi Masyarakat
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Volume 15 Pertanian di Pedesaan. Jurnal Ilmu-ilmu
Nomor 1, Juli 2012. Sekolah Tinggi Pertanian Volume 6, Nomor 2, Desember
Penyuluhan Pertanian Magelang .Jurusan 2010. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian Yogyakarta Penyuluhan Pertanian Magelang . Jurusan
Penyuluhan Pertanian Yogyakarta
Saptana, et. al. 2013. Strategi
PercepatanTransformasi Kelembagaan Zulfikar, Muamar. 2013. Analisis Stakeholder
Gapoktan dan Lembaga Keuangan Mikro dalam Pengelolaan Wisata Alam di
Agribisnis Dalam Memperkuat Ekonomi Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah.
Di Perdesaan. Jurnal Manajemen & Skripsi. Departemen Konservasi
Agribisnis, Vol. 10 No. 1, Maret 2013 Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor

Anda mungkin juga menyukai