Anda di halaman 1dari 22

JURNAL PRAKTIKUM

EKONOMI REGIONAL

ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)


DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

O
L
E
H

NAMA : IMAM PRATAMA


NPM : 71200712037
PRODI : AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN
2023

JURNAL PRAKTIKUM

EKONOMI REGIONAL

ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

NAMA : IMAM PRATAMA

NPM : 71200712037

PRODI : AGRIBISNIS

Proposal Ini Merupakan Salah Satu Syarat Masuk Untuk Mengikuti Praktikum

Ekonomi Regional Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Islam Sumatera Utara

Medan

Asisten : Nilai

1. Mariana Evayanti Sinaga, S.Agb.MP

KOORDINATOR
( Surya Dharma SP.MM )

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
ABSTRAK

Kabupaten Serdang Bedagai yang terdiri dari 17 kecamatan menghasilkan berbagai


komoditi pertanian dan perkebunan. Kontribusi sektor pertanian dan perkebunan terhadap
PDRB Kabupaten serdang Bedagai tahun 2016-2020 menunjukkan nilai rata – rata
sebesar 40%. Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai belum menentukan komoditi mana
yang akan menjadi prioritas unggulan tiap kecamatan. Penelitian ini bertujuan
menentukan komoditi unggulan tiap kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai yang
dikembangkan menjadi sumber perekonomian masyarakat di tiap kecamatan. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan sumber data sekunder
berasal dari instansi terkait dan BPS Serdang Bedagai. Penentuan komoditi unggulan
menggunakan metode pendekatan Location Quotient (LQ). Hasil yang diperoleh masing-
masing kecamatan memiliki komoditi pertanian dan perkebunan unggulan yang dapat
dikembangkan dan berpeluang menjadi penopang ekonomi masyarakat di masing-masing
kecamatan. Komoditi yang memiliki keunggulan komperatif tertinggi adalah padi di kec.
Sei Bamban, jagung di kec. Sipispis, ubi kayu di kec. Dolok Merawan, ubi jalar di kec.
Silinda, kacang tanah di kec. Kotarih, kedelai di kec. Perbaungan, kacang hijau di kec.
Serbajadi, kakao di kec. Pantai Cermin, kelapa di kec. Pantai Cermin, karet di kec.
Sipispis dan kelapa sawit di kec.Bandar Khalipah. Komoditi unggulan di setiap
kecamatan diharapkan mampu meningkatkan PDRB kab. Serdang Bedagai dengan
tingkat kenaikan pertahunnya sebesar 2 %.
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti Negara yang


mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian
maupun sebagai penopang pembangunan.Sektor pertanian meliputi subsektor
tanaman bahan makanan, subsektor holtikultura, subsektor perikanan,
subsektor peternakan, dan subsektor kehutanan. Pertanian merupakan salah
satu sektor yang sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia
karena mayoritas penduduk Indonesia bekerja sebagai petani.

Namun produktivitas pertanian masih jauh dari harapan.Salah satu faktor


penyebab kurangnya produktivitas pertanian adalah sumber daya manusia
yang masih rendah dalam mengolah lahan pertanian dan hasilnya. Mayoritas
petani di Indonesia masih menggunakan sistem manual dalam pengolahan
lahan pertanian. Pembangunan ekonomi adalah salah satu tolak ukur untuk
menunjukkan adanya pembangunan ekonomi suatu daerah, dengan kata lain
pertumbuhan ekonomi dapat memperlihatkan adanya pembangunan ekonomi
(Sukirno, Sadono; 2018).

Saat ini, Indonesia masih sering menghadapi masalah pangan seperti


adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan pemukiman
yang menyebabkan penurunan produktivitas beras. Selain itu, perubahan
musim yang tidak menentu juga dapat menyebabkan produksi beras menurun
sehingga pemerintah harus mengimpor beras untuk memenuhi keperluan
nasional. Kondisi ini diperburuk dengan adanya krisis ekonomi yang
berdampak pada daya beli petani terhadap sarana produksi terutama pupuk
dan pestisida (Purnamaningsih, 2017).

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator dalam mengukur


keberhasilan ekonomi suatu wilayah. Untuk membentuk kegiatan ekonomi
(pertumbuhan ekonomi) yang baik dalam membangun suatu daerah diperlukan
suatu sistem kerjasama yang terbentuk antara pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan pihak swasta. Tolak ukur

dalam keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan


ekonominya, infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi, serta semakin
kecilnya ketimpangan pendapatan dimasyarakat.
Pembangunan nasional di Indonesia mempunyai tujuan yaitu berusan
ehidupan masyarakat adil dan makmur. Oleh perencanaan
pembangunan wilayah. Pembangunan adalah suatu proses dinamis
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada tingkat yang lebih
baik. Dalam prosesnya, pembangunan harus berpijak pada perencanaan
strategis yang matang. Dengan perencanaan dilakukan suatu perkiraan
(forecasting) mengenai potensi, prospek, hambatan dan resiko yang
dihadapi. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih
berbagai alternatif yang terbaik dan memilih kombinasi yang terbaik.
Seiring dengan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang RI No. 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah,
maka di era otonomi daerah ini suatu daerah dituntut untuk dapat
menopang keberlanjutan pembangunan daerah bersangkutan.Hal
tersebut mendorong pemerintah daerah tingkat II untuk menetapkan
kebijakan ekonominya dengan lebih mengandalkan pada potensi yang
dimiliki sesuai dengan kondisi daerah.
Sektor pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi termasuk sektor
yang sangat potensial dalam memberikan sumbangan terhadap
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional, baik dari segi
pendapatan maupun penyerapan tenaga kerja. Peranan sektor pertanian
dalam pembangunan Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi. Di
samping itu, usaha dalam sektor pertanian akan selalu berjalan
selama manusia masih memerlukan makanan untuk mempertahankan
hidup dan manusia masih memerlukan hasil pertanian sebagai bahan
baku dalam industrinya. Di Indonesia, pembangunan pertanian
diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi
kebutuhan pangan dan industri
dalamnegeri,meningkatkanekspordanpendapatanpetani,memperluaskese
mpatankerja,sertaemerataan.Namunperanansektor pertanian
memberikan sumbangan terhadap Produk.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah sektor pertanian menjadi basis dalam perekonomian


wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai?
2. Sub sektor pertanian apa saja yang menjadi basis di Kabupaten
Serdang Bedagai?
3. Apakah terjadi perubahan peranan sektor pertanian dalam
perekonomian wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai?
4. Apakah terjadi perubahan peranan pada masing-masing sub
sektor pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai?
5. Faktor apakah yang menyebabkan terjadinya perubahan
peranan sub sektor pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis peranan sektor pertanian dalam perekonomian wilayah di


Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Menganalisis sub sektor pertanian yang menjadi basis di
Kabupaten Serdang Bedagai.
3. Menganalisis perubahan peranan sektor pertanian dalam
perekonomian wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai.
4. Menganalisis perubahan peranan pada masing-masing sub
sektor pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai.

5. Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan perubahan


peranan sektor pertanian dan sub sektor pertanian di
Kabupaten Serdang Bedagai.
1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini berguna sebagai sarana


menambah pengetahuan dan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Bagi pemerintah khususnya Kabupaten Serdang Bedagai
penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam
menetapkan kebijakan pembangunan pertanian.
3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai tambahan informasi, wawasan, dan pengetahuan serta
sebagai bahan pembanding untuk masalah yang sama.
BAB II

2.1 Kerangka Pemikiran

PDRB

Kabupaten Serdang
Bedagai

Analisis Location

Kesimpulan

2.2 Tinjauan terdahulu

Penelitian Sanjaya (2009), berjudul Aplikasi Location Quotient dan


Shiftshare analysis terhadap Peranan Sektor Pertanian di Kabupaten Jambi
menyimpulkan bahwa dalam kurun waktu tahun 2003-2007 sektor pertanian di
Kabupaten Bungo mengalami perubahan peranan dari sektor basis menjadi sektor
non basis di masa mendatang. Begitu juga dengan sektor perdagangan, hotel dan
restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa juga mengalami perubahan peranan dari
sektor basis menjadi sektor non basis di masa mendatang. Sektor pertambangan
dan penggalian dan sektor listrik, gas dan air bersih mengalami perubahan
peranan dari sektor non basis menjadi sektor basis di masa mendatang.
Sedangkan sektor industri pengolahan tetap berperansebagai sektor non basis dan
sektor bangunan tetap berperan sebagai sektor basis baik di masa sekarang maupun
di masa mendatang.
Yani (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Identifikasi Sektor Pertanian
di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung dengan pendekatan ekonomi basis
yaitu dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ) memperoleh hasil
bahwa sektor pertanian di Kabupaten Tulang Bawang merupakan sektor basis dan
untuk sub sektor pertanian yang menjadi sub sektor basis selama tahun penelitian
(2002-2006) yaitu sub sektor kehutanan dan sub sektor perikanan. Sedangkan
berdasarkan analisis Dinamic Location Quotient (DLQ) dapat diketahui bahwa
sektor pertanian di Kabupaten Tulang Bawang tidak mengalami perubahan peranan
yaitu tetap menjadi sektor basis. Sedangkan untuk sub sektor pertanian di
Kabupaten Tulang bawang yang mengalami perubahan peranan yaitu sub sektor
tanaman bahan makanan dan sub sektor perkebunan. Sub sektor tanaman bahan
makanan dan sub sektor perkebunan mengalami perubahan peranan dari sektor
non basis menjadi sektor basis.

Kurniawan (2008) dalam penelitiannya mengenai Analisis Identifikasi Sektor


Pertanian dalam Perekonomian Wilayah di Kabupaten Temanggung yang
menggunakan analisis Location Quotien, Dinamic Location Quotien dan Shift Share
memperoleh hasil bahwa dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ)
dapat diketahui bahwa sektor pertanian di Kabupaten Temanggung menjadin untuk
sub sektor pertanian yang menjadi sub tahun penelitian (2002-2006) yaitu sub
sektor tanaman perkebunan rakyat dan sub sektor peternakan. Sedangkan dengan
menggunakan analisis Dinamic Location Quotient (DLQ) dapat diketahui bahwa
sektor pertanian di Kabupaten Temanggung tidak mengalami perubahan peranan
pada masa yang akan datang yaitu tetap menjadi sektor basis. Sedangkan
untuksub sektor pertanian di Kabupaten Temanggung yang mengalami perubahan
peranan pada masa yang akan datang yaitu sub sektor tanaman bahan makanan
dan sub sektor perikanan. Sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor
perikanan mengalami perubahan peranan dari sektor non basis menjadi sektor basis.
Adapun berdasarkan analisis Shift Share diperoleh hasil bahwa faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan peranan pada sektor pertambangan dan
penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa adalah faktor struktur
ekonominya. Sedangkan faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan peranan
pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, sub sektor tanaman bahan makanan
dan sub sektor perikanan adalah faktor lokasinya.

Hasil dari penelitian Wibowo (2008), yang berjudul Analisis Ekonomi Basis
dan Komponen Pertumbuhan Sektor Pertanian di Kabupaten Pekalongan
menunjukkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Pekalongan merupakan sektor
basis. Selain sektor pertanian terdapat lima sektor lain yang merupakan sektor basis
di Kabupaten Pekalongan, yaitu sektor jasa-jasa; sektor listrik, gas dan air minum;
sektor bank dan lembaga keuangan; sektor konstruksi/bangunan ; dan sektor
pertambangan dan penggalian. Sub sektor pertanian yang menjadi sektor basis di
Kabupaten Pekalongan adalah sub sektor peternakan dan sub sektor tanaman
perkebunan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode analisis data

1. Analisis Peranan Sektor Pertanian dan Sub Sektor Pertanian


Identifikasi peranan sektor pertanian dan sub sektor pertanian di Kabupaten
Serdang Bedagai menggunakan analisis Location Quotient (LQ) yaitu dengan
membandingkan antara pangsa relatif pendapatan sektor i pada tingkat wilayah
terhadap pendapatan total wilayah dengan pangsa relative pendapatan sektor i pada
tingkat nasional terhadap pendapatan total nasional.

2. Analisis Peranan Sektor Pertanian dan Sub Sektor Pertanian


di Masa Mendatang Peranan sektor pertanian dan sub sektor
pertanian di masa yang akan datang dapat diketahui dengan

menggunakan metode Dynamic Location Quotient (DLQ).


3. Analisis Perubahan Peranan Sektor Pertanian dan Sub Sektor
Pertanian

a. Analisis Perubahan Peranan Sektor Pertanian


Perubahan peranan sektor pertanian (tetap basis, basis ke non basis, non
basis ke basis atau tetap non basis) dalam penelitian ini digunakan pendekatan
analisis gabungan LQ dan DLQ.
4. Analisis Faktor Penentu Perubahan Peranan Sektor dan Sub Sektor Basis
Penentuan faktor penyebab perubahan peranan sektor
pertanian/sector perekonomian lainnya/sub sektor pertanian di Kabupaten Serdang
Bedagai digunakan analisis Shift Share yaitu dengan persamaan Total Shift Share (TSS)
dapat diuraikan menjadi beberapa komponen Structural Shift Share (SSS) dan
Locational Shift Share (LSS) yang dapat digunakan untuk mengetahui faktor penyebab
perubahan peranan sektor pertanian dan sektor perekonomian lainnya serta sub
sektor pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai.
3.2 Definisi operasional

1. Identifikasi adalah penentuan dan atau penetapan identitas.


Dalam penelitian ini adalah penentuan atau penetapan
identitas sektor pertanian dan sub sektor pertanian dalam
perekonomian wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai pada
umumnya.
2. Sektor adalah kegiatan atau lapangan usaha yang
berhubungan dengan bidang tertentu atau mencakup
beberapa unit produksi yang terdapat dalam suatu
perekonomian. Ada sembilan sektor perekonomian yang ada
di Kabupaten Serdang Bedagai, yaitu sektor pertanian, sektor
penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan
air minum, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan
restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-
jasa.
3. Sektor perekonomian adalah suatu lingkungan usaha yang
lebih menekankan pada bidang ekonomi.
4. Sektor pertanian merupakan kegiatan perekonomian yang
mempunyai proses produksi dalam menghasilkan barang
dengan mendasarkan pada proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, hewan dan ikan.
5. Sub sektor pertanian merupakan unit produksi yang terdapat dalam
sektor pertanian dalam menghasilkan produk pertanian. Sub sektor
ini meliputi sub sektor tanaman bahan makanan, sub sector
perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan dan sub
sektor perikanan.
6. Sektor basis adalah sektor yang mampu menghasilkan barang
dan jasa untuk konsumsi lokal serta mampu mengekspor ke
luar wilayah yang bersangkutan. Suatu sektor dikatakan sektor
basis di masa sekarang jika bernilai LQ > 1 sektor basis di masa
yang akan datang DLQ > 1.
7. Sub sektor pertanian basis adalah sub sektor yang mampu
menghasilkan barang untuk konsumsi lokal serta mampu
mengekspor ke luar wilayah yang bersangkutan. Suatu sub
sektor pertanian dikatakan sub sektor basis di masa sekarang
jika bernilai LQ > 1 dan dikatakan sub sektor basis di masa
yang akan datang jika memiliki nilai DLQ > 1.
8. Sektor non basis adalah sektor yang menghasilkan barang dan
jasa akan tetapi produknya belum mampu memenuhi
konsumsi pasar lokal dan belum mampu mengekspor ke luar
wilayah Kabupaten Serdang Bedagai. Suatu sektor dikatakan
sektor non basis di masa sekarang jika memiliki nilai LQ ≤ 1 dan
dikatakan sektor non basis di masa yang akan datang jika
memiliki nilai DLQ ≤ 1.
9. Sub sektor pertanian non basis adalah sub sektor yang
menghasilkan barang akan tetapi produknya belum mampu
memenuhi konsumsi pasar lokal dan belum mampu
mengekspor ke luar wilayah Kabupaten Serdang Bedagai.
Suatu sub sektor pertanian dikatakan sektor non basis di masa
sekarang jika memiliki nilai LQ ≤ 1 dan dikatakan sub sektor
non basis di masa yang akan datang jika memiliki nilai DLQ ≤ 1.
10. Faktor penentu perubahan peranan sektoral adalah faktor-faktor
yang menyebabkan perubahan peranan dari sektor-sektor
perekonomian atau peranan dari sub sektor pertanian. Ada dua
faktor yang menyebabkan perubahan peranan sektoral tersebut
yaitu faktor lokasi (Locational Shift Share) dan faktor struktur
ekonominya (Structural Shift Share). Structural Shift Share (SSS) yaitu
perbedaan laju pertumbuhan PDRB daerah bagian dengan daerah
himpunan yang terjadi karena perbedaan pangsa sektoral meskipun
laju pertumbuhan sektoral tepat sama. Sedangkan Locational Shift
Share (LSS) adalah perbedaan laju pertumbuhan PDRB daerah
bagian dengan daerah himpunan yang terjadi karena perbedaan laju
pertumbuhan sektoral meskipun pangsa sektoral daerah bagian
tepat sama.
11. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau
merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu periode
tertentu, biasanya 1 tahun. digunakan PDRB tahun 2004-2008.
Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan dua metode yaitu
metode langsung dan metode tidak langsung (alokasi). Dalam
metode langsung dikenal ada 3 (tiga) macam pendekatan
penghitungan yaitupendekatan produksi, pendekatan
pendapatan dan pendekatan pengeluaran.
12. Laju pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan tingkat
kegiatan ekonomi yang terjadi dari tahun ke tahun (Arsyad,
1999). Laju pertumbuhan ini dapat diukur dengan
menggunakan indikator perkembangan PDRB dari tahun ke
tahun. Jika laju pertumbuhan ekonomi bernilai positif berarti
kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami kenaikan
dan sebaliknya jika laju pertumbuhan ekonomi bernilai negatif
berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami
penurunan.

3.3 Batasan
Data yang akan dianalisis dalam penelitian merupakan data time
series berupa data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
Kabupaten Serdang Bedagai dan Provinsi Sumatera Utara tahun
2004-2008 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000.
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

1. Sektor pertanian menjadi sektor basis artinya sektor pertanian mampu


menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan daerah Kabupaten Serdang
Bedagai serta mampu mengekspor ke luar wilayah Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Sub sektor pertanian yang menjadi sub sektor basis di Kabupaten Serdang Bedagai
adalah sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan.
3. Sektor pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai tidak mengalami perubahan
peranan di masa yang akan datang. Sektor pertanian diperkirakan akan tetap
menjadi sektor basis di masa datang.
4. Sub sektor pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai yang mengalami perubahan
peranan di masa yang akan datang yaitu sub sektor peternakan dan sub sektor
perikanan. Sub sektor peternakan mengalami perubahan peranan dari non basis
menjadi basis dan sub sektor perikanan mengalami perubahan peranan dari basis
ke non basis.
5. Faktor penyebab terjadinya perubahan peranan pada sub sektor peternakan adalah
faktor lokasi. Sedangkan faktor penyebab perubahan peranan sub sektor perikanan
adalah faktor struktur perekonomian.

4.2 Saran

1. Mengingat sektor pertanian adalah sektor basis di Kabupaten Serdang Bedagai,


maka perlu penelitian lanjutan berupa penentuan komoditas unggulan yang dapat
dikembangkan di Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Sehingga dapat diketahui bagaimana posisi dan peranan komoditas sektor pertanian yang
kompetitif di pasar domestik, regional dan internasional. Untuk mengembangkan sub
sektor peternakan yang saat ini masih menjadi sektor non basis namun mempunyai
peluang dan diperkirakan akan menjadi sektor basis maka perlu dikembangkan
sistem integrasi sapi dan kelapa sawit karena perkebunan kelapa sawit memiliki
potensi besar sebagai penghasil sumber bahan pakan ternak sapi.
3. Sub sektor perikanan yang saat ini merupakan sektor basis namun diperkirakan
akan menjadi sektor non basis perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah
mengingat masih ada potensi besar untuk dikembangkan melalui program
pengembangan perikanan budidaya dan perikanan tangkap dengan pengadaan
sarana dan prasarana penangkapan.
DAFTAR PUSTAKA

BPS Serdang Bedagai, Serdang Bedagai dalam Angka 2013 – 2018.


Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai, Data Produksi Pertanian dan Perkebunan
2013- 2018.
Mira Yulianti, Penentuan prioritas komoditas unggulan buah – buahan di kabupaten
Minahasa Utara provinsi Sulawesi Utara : Aplikasi analisis LQ dan daya tarik-daya
saing. Lampung : Jurnal Fakultas Pertanian Unlam.
Rachmat Hendayana, Aplikasi metode location quotient (LQ) dalam penentuan
komoditas unggulan Nasional, Bogor : jurnal BPPT Pertanian Bogor. Vol 12. 2003.
Lampiran Screenshoot Location Question 2021-2022

1. Hasil LQ Tahun 2021-2022


Lampiran Screenshoot Data Badan Pusat Statistik 2021-2022

1. Data Kabupaten Serdang Bedagai


2. Data Provinsi Sumatera Utara
Lampiran Data SPSS

1.

Tabel 2015-2018 Sub Sektor Pertanian Di Kabupaten Serdang Bedagai


Tahu X1 (Padi X2 X3 (Ubi X4 (Ubi X5 (Kacang Y (PDRB
n sawah) (Jagung) kayu) jalar) tanah) Pertanian)
2015 796,08 621,64 5.573,82 399 56,67 8.158,82
2016 408,381 15,872 532,873 201 14 8.736,86
2017 75,427 3,476 13,456 15 8 9.425,28
2018 408,381 15,872 532,873 201 14 10.095,38

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 203703.744 2 101851.872 .267 .807b

Residual 381663.613 1 381663.613

Total 585367.357 3

a. Dependent Variable: PDRB Pertanian


b. Predictors: (Constant), Kacang Tanah, Ubi Jalar

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1451.710 1162.789 1.248 .430

Ubi Jalar -.708 2.347 -.251 -.302 .813

Kacang Tanah -62.319 86.667 -.599 -.719 .603

a. Dependent Variable: PDRB Pertanian

Excluded Variablesa

Collinearity

Partial Statistics

Model Beta In t Sig. Correlation Tolerance

1 Padi Sawah .b . . . .000

Jagung .b . . . .000

Ubi Kayu .b . . . .000

a. Dependent Variable: PDRB Pertanian


b. Predictors in the Model: (Constant), Kacang Tanah, Ubi Jalar

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 X5.

Regression
[DataSet0]

Variables Entered/Removeda

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 Kacang Tanah, . Enter


Ubi Jalar b

a. Dependent Variable: PDRB Pertanian


b. Tolerance = ,000 limits reached.
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .590 a
.348 -.956 617.78930

a. Predictors: (Constant), Kacang Tanah, Ubi Jalar

Anda mungkin juga menyukai