Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN BENCHMARKING TO BEST PRACTICE

18 – 21 SEPTEMBER 2019

LOKUS DPM PTSP


KOTA SEMARANG

Disusun Oleh :

ASHAR ANNAS, ST., MT


Dra. BUDI SETYAWATI
BRIGIFA KUSTININGRUM, S.Pd
DHANY FAISOL RO’IS, ST.
DINI PURWITA SARI SUROSO, S.Sos
ERLIN DESY SOESANTI, SE
FAIQURRAHMAN, S.KH
LINA DWI SEPTYANINGSIH, ST
NIKEN NIULANSARI, S.AP
PUJI KAMULYAN, ST., MT
SRI WULANDARI, A.MA
VINA ROSIANI, SE
YULIANI INDARYANTI, S.Pd

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN 34


POLA KEMITRAAN ANTARA PEMERINTAH KOTA BLITAR DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI
JAWA TIMUR
TAHUN 2019
LOKUS DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

0
KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

18 – 21 SEPTEMBER 2019

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN 34


POLA KEMITRAAN ANTARA PEMERINTAH KOTA BLITAR DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmatNya sehingga terselesaikannya pelaksanaan dan penulisan
Laporan Benchmarking To Best Practice Kelompok DPM PTSP dengan
lokus DPM PTSP Kota Semarang Jawa Tengah. Laporan ini ditulis
sebagai salah satu syarat mengikuti Diklat Kepemimpinan IV Angkatan 34
Tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian Pendidikan
dan Pelatihan Kota Blitar Provinsi Jawa Timur. Maksud dan tujuan
penulisan laporan ini adalah sebagai proses pembelajaran untuk
mengadopsi dan adapsi inovasi DPM PTSP Kota Semarang.
Benchmarking To Best Practise ini tercipta berkat dukungan,
kerjasama dan kontribusi dari banyak pihak. Untuk itu ijinkan penulis
memberikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Dr.Budi Setiawan Selaku pendamping Benchmarking yang
banyak memberikan bimbingan dan inspirasi atas terselesaikannya
pembuatan laporan ini.
2. Bapak/Ibu Widyaiswara yang sudah banyak memberikan ilmunya
3. Perwakilan Dinas DPM PTSP Kota Semarang sebagai lokus
kunjungan, yang telah banyak memberikan informasi terkait inovasi.
4. Panitia diklat PIM IV BKD Kota Blitar
5. Rekan-rekan seperjuangan Diklat Pim IV Angkatan 34 tahun 2019
Penulis menyadari bahwa Laporan Benchmarking ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu mohon diberikan segala kritik dan saran
yang membangun untuk penyempurnaan Laporan ini. Akhir kata,
semoga Laporan Benchmarking ini dapat berguna.

Blitar, September 2019


Penyusun

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......... 2


Daftar Isi 3
Daftar Gambar 4
1. Profil Provinsi Jawa Tengah ..................................................... 5
2. Profil Kota Semarang ................................................................ 7
3. Identitas Instansi yang Dikunjungi (Mitra Benchmarking)............ 9
4. Data dan Informasi tentang Mitra Benchmarking......................... 9
5. Hasil Benchmarking To Best Practice ........................................ 26
6. Simpulan .....................................................................................28

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi DPMPTSP Kota Semarang........ 13


Gambar 2. Visualisasi Aplikasi SI IMUT …………....................... 14
Gambar 3. Visualisasi Program Digital Signature....................... 15
Gambar 4. Visualisasi Program Integrated System..................... 16
Gambar 5. Visualisasi Mobile System......................................... 17
Gambar 6. Visualisasi Tracking Perizinan……............................ 18
Gambar 7. Visualisasi Aktifitas Proses Perizinan........................ 18
Gambar 8. Alur Pelayanan Perizinan …………………………….. 19
Gambar 9. Visualisasi Pelayanan Perizinan Simpatik ………….. 20
Gambar 10. Visualisasi Fasilitas Anoman ………………………… 22
Gambar 11. Media Konsultasi dan Pengaduan LAPOR HENDI ... 23
Gambar 12. SEMBIZ 2018 ………………………………………….. 24
Gambar 13. Penyerahan Penghargaan Prestasi DPM PTSP
Kota Semarang ………………………………………… 25

4
BENCHMARKING TO BEST PRACTICE
18 – 21 SEPTEMBER 2019
KOTA SEMARANG

1. PROFIL PROVINSI JAWA TENGAH


Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang
terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Ibu kotanya adalah Semarang.
Sampai sekarang daerah Jawa Tengah secara administratif
merupakan sebuah propinsi yang ditetapkan dengan Undang-undang
No. 10/1950 tanggal 4 Juli 1950. Provinsi ini berbatasan dengan
Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah
Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur,
dan Laut Jawa di sebelah utara.
Secara administratif Propinsi Jawa Tengah terbagi menjadi
29 Kabupaten dan 6 Kota. Luas Wilayah Jawa Tengah sebesar 3,25
juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari luas pulau Jawa (1,70
persen luas Indonesia). Luas yang ada terdiri dari 1,00 juta hektar
(30,80 persen) lahan sawah dan 2,25 juta hektar (69,20 persen) bukan
lahan sawah.
Menurut penggunaannya, luas lahan sawah terbesar
berpengairan teknis (38,26 persen), selainnya berpengairan setengah
teknis, tadah hujan dan lain-lain. Dengan teknik irigasi yang baik,
potensi lahan sawah yang dapat ditanami padi lebih dari dua kali
sebesar 69,56 persen. Berikutnya lahan kering yang dipakai untuk
tegalan/kebun/ladang/huma sebesar 34,36 persen dari total bukan
lahan sawah. Persentase tersebut merupakan yang terbesar,
dibandingkan presentase penggunaan bukan lahan sawah yang lain.
Menurut Stasiun Klimatologi Klas 1 Semarang, suhu udara
rata-rata di Jawa Tengah berkisar antara 180C sampai 280C. Tempat-
tempat yang letaknya dekat pantai mempunyai suhu udara rata-rata
relatif tinggi. Sementara itu, suhu rata-rata tanah berumput

5
(kedalaman 5 Cm), berkisar antara 17oC sampai 35oC. Rata-rata
suhu air berkisar antara 21oC sampai 28oC. Sedangkan untuk
kelembaban udara rata-rata bervariasi, dari 73 persen samapai 94
persen. Curah hujan terbanyak terdapat di Stasiun Meteorologi
Pertanian khusus batas Salatiga sebanyak 3.990 mm, dengan hari
hujan 195 hari.
Visi Provinsi Jawa Tengah “MENUJU JAWA TENGAH
SEJAHTERA DAN BERDIKARI” sedangkan misinya antara lain:
1. Membangun masyarakat jawa tengah yang religius, toleran dan
guyup untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. Mempercepat reformasi birokrasi serta memperluas sasaran ke
Pemerintah Kabupaten/Kota,
3. Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan memperluas lapangan
kerja untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran; dan
4. Menjadikan masyarakat Jawa Tengah, lebih sehat, lebih pintar.
Untuk mendukung visi-misi Provinsi Jawa Tengah tesebut, terdapat 10
program unggulan, diantaranya:
1. Sekolah tanpa sekat: pelatihan tentang demokrasi dan pemilu,
gender, antikorupsi dan magang gubernur untuk siswa SMA/SMK
2. Peningkataan peran rumah ibadah, fasilitasi pendakwah dan guru
ngaji
3. Reformasi birokrasi di kabupaten/kota berbasis teknologi informasi
dan sistem layanan terintegrasi
4. Satgas kemiskinan, bantuan desa, rumah sederhana layak huni
5. Obligasi daerah, kemudahan akses kredit UMKM, penguatan
BUMDes dan pelatihan startup untuk wirausahawan muda
6. Menjaga harga komoditas dan asuransi gagal panen untuk petani
serta melindungi kepentingan nelayan
7. Pengembangan transportasi massal, revitalisasi jalur kereta dan
bandara serta pembangunan embung/irigasi
8. Pembukaan kawasan industri baru dan rintisan pertanian
terintegrasi

6
9. Rumah sakit tanpa dinding, sekolah gratis untuk SMAN, SMKN,
SLB dan bantuan sekolah swasta, pondok pesantren,
madrasah dan difabel.
10. Festival seni serta pengembangan infrastruktur olahraga,
rumah kebudayaan dan kepedulian lingkungan

2. PROFIL KOTA SEMARANG


A. KONDISI GEOGRAFIS
Secara geografis, Semarang terletak 6 50’-7 10’ Lintang
Selatan dan Garis 109 35’-110 50’ Bujur Timur dengan batas-batas
sebagai berikut :
1. sebelah utara : Laut Jawa
2. sebalah timur : Kabupaten Demak
3. sebelah selatan : Kabupaten Semarang
4. Sebelah barat : Kabupaten Kendal
Suhu udara di Semarang berkisar antara 20-30ºC dengan suhu
rata-rata 27ºC. Kota Semarang memiliki luas 373,70 Km atau
37.366.836 Ha terdiri dari 16 kecamatan dan 117 kelurahan.

B. VISI DAN MISI


Visi : “SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA
YANG HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA”
sedangkan untuk mencapai visi tersebut, misi yang dicanangkan
antara lain:
a. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berbudaya dan
berkualitas
b. Mewujudkan Pemerintah yang semakin handal untuk
meningkatkan pelayanan publik
c. Mewujudkan kota metropolitan yang dinamis dan berwawasan
lingkungan
d. Memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis keunggulan lokal dan
membangun iklim usaha yang kondusif

7
C. PENDUDUK
Penduduk Semarang sangat heterogen terdiri dari
campuran beberapa etnis yaitu : jawa, cina, arab dan keturunan.
Juga etnis lain yang datang dari beberapa daerah lain di Indonesia
untuk usaha, menuntut ilmu atau menetap untuk selamanya.
Mayoritas penduduk memeluk agama Islam, kemudian kristen,
Katholik, Hindu dan Budha. Mata pencaharian penduduk beragam
diantaranya : pedagang, pegawai pemerintah, pekerja pabrik, dan
petani. Kendati penduduknya sangat heterogen, namun kehidupan
sosial masyarakat Kota Semarang sangat damai. Toleransi
kehidupan antar umat beragama dijunjung tinggi. Inilah faktor
pendukung kondisi keamanan di Kota Semarang sehingga kota ini
menjadi salah satu daerah di Indonesia sebagai pengembangan
investasi dan bisnis.
Sebagai kota metropolitan sekaligus sebagai ibu kota
Provinsi Jawa Tengah, Semarang juga memiliki beberapa fasilitas
yang memadai. Disini terdapat fasilitas pelabuhan, kesehatan,
pendidikan, perbelanjaan, kawasan bisnis dan lain-lain. Kota
Semarang tampaknya akan terus berkembang, selain sebagai kota
perdagangan juga menjadi kota pariwisata. Oleh sebab itu di
wilayah ini banyak tumbuh hotel kelas melati hingga berbintang.
Perkembangan menjadi kota jasa tersebut ditunjang adanya sarana
dan prasarana transportasi dengan Bandara Ahmad Yani
ditingkatkan menjadi bandara internasional. Disamping itu sarana
transportasi darat baik bus maupun kereta api ditingkatkan mutu
pelayanannya.

3. IDENTITAS INSTANSI YANG DIKUNJUNGI (MITRA


BENCHMARKING)
Lokus : Dinas Penanaman Modal dan

8
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Semarang Provinsi Jawa Tengah
Alamat : Jl. Pemuda No.148, Sekayu, Kec.
Semarang Tengah, Kota semarang,
Jawa Tengah

4. DATA DAN INFORMASI TENTANG MITRA BENCHMARKING


A. LATAR BELAKANG
Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi, dimana dari hasil studi yang dilakukan
pihak luar negeri maupun Indonesia, menunjukkan bahwa dalam
proses perizinan di Indonesia :
1. Biaya untuk pengurusan izin cukup tinggi
2. Prosedur perizinan yang berbelit-belit
3. Persyaratan perizinan cukup banyak dan rumit
4. Waktu dan penyelesaian izin yang cukup lama dan tidak pas
Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi melalui
peningkatan investasi, dengan memberikan perhatian yang lebih
besar pada urusan mikro, kecil dan menengah, perlu dilakukan
penyederhanaan penyelenggaraan pelayanan terpadu sesuai
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan
Perbaikan Iklim Investasi.

B. DASAR HUKUM
1. UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
2. UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
3. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang
Organisasi Perangkat Daerah
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 20
Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan
Publik

9
6. Permendagri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
7. Permendagri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di
Daerah
8. Kepmenpan Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik
9. Perda Kota Semarang Nomor 10 Tahun 2013 tentang
Perubahan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun
2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan
dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kota Semarang
10. Peraturan Walikota Semarang Nomor 85 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 18
Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota
Semarang
11. Peraturan Walikota Semarang Nomor 137 Tahun 2016 tentang
Pelimpahan Kewenangan Penandatanganan Perizinan dan
Non Perizinan Kepada Kepala DPM-PTSP.

C. PROFIL SINGKAT
Pemerintah Kota Semarang dalam pemerintahannya
didukung oleh 42 Perangkat Daerah, salah satunya Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan
riwayat sejarah sebagai berikut:
1. Tahun 1999
Pembentukan Unit Pelayanan Umum Terpadu pada Tahun
1999 sesuai Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah
Tingkat II Semarang Nomor 135 Tahun 1999 tanggal 28
September 1999 tentang Organisasi dan Tatalaksana Unit

10
Pelayanan Umum Terpadu Kotamadya Daerah Tingkat II
Semarang
2. Tahun 2005
Kantor Pelayanan Pelayanan Terpadu (KPT) berdasarkan
Keputusan Walikota Semarang No. 30 Tahun 2005 tanggal 1
April 2005 tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Kantor
Pelayanan Terpadu yang saat itu masih merupakan loket
perwakilan SKPD yang merupakan pelayanan terpadu satu
atap
3. Tahun 2008
Sesuai Perda Kota Semarang No. 9 Tahun 2008 di bentuklah
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu yang merupakan SKPD
penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (One Stop
Service) yang efektif berjalan pada tanggal 5 Januari 2009
4. Tahun 2013
Sesuai Perda No. 10 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Semarang No. 9 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas
Pokok Lembaga Teknis Daerah, maka pada Januari 2014
resmi menjadi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT)
5. Tahun 2017
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) berubah menjadi
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Semarang (DPMPTSP)

D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI


Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Semarang
mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan
urusan pemerintahan bidang Penanaman Modal dan
menyelenggarakan pelayanan terpadu satu pintu yang menjadi
kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan
kepada daerah.

11
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
diatasDPM PTSP menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan kebijakan teknis administratif di bidang investasi,
promosi, kerjasama investasi, pemberdayaan BUMD serta
pelayanan perijinan terpadu
2. Pelaksanaan koordinasi pelayanan perijinan dan non perijinan
terpadu
3. Pelaksanaan pengawasan penanaman modal , kerjasama
investasi dan pengawasan pelaksanaan perijinan
4. Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan data base
dan sistem informasi teknologi investasi dan sistem informasi
teknologi pelayanan perijinan terpadu
5. Pelaksanaan koordinasi dengan dinas / instansi terkait dalam
rangka penanaman modal, pemberdayaan BUMD
6. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah di
bidang penanaman modal dan perijinan terpadu
7. Pengelolaan urusan Kesekretariatan Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai
dengan bidang tugasnya

E. STRUKTUR ORGANISASI DPM PTSP


DPMPTSP sangat mengharapkan pelayanan kepada
masyarakat beroperasi dan berjalan secara efektif dan efesien.
Untuk mewujudkan hal tersebut, DPMPTSP Kota Semarang
membuat sebuah struktur organisasi yang tertata dengan baik dan
ditempati oleh-orang yang kompeten. Berikut dijelaskan diagram
struktur organisasi DPM PTSP Kota Semarang:

12
13
Gambar 1. Struktur Organisasi DPM PTSP Kota Semarang
F. INOVASI YANG DILAKUKAN OLEH DINAS PENANAMAN MODAL
DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
Dalam menjalankan pekerjaannya, DPM PTSP dituntut untuk
memberikan pelayanan prima dimana harus dibutuhkan inovasi
untuk meningkatkan pelayanannya. Inovasi yang dilakukan DPM
PTSP Kota Semarang antara lain:
1) Sistem Izin Investasi Mudah dan Terpadu (SI IMUT)
adalah perizinan online yang terintregrasi dengan OSS. System
tersebut mempermudah pemohon dalam melakukan segala
aktifitas perizinan yang dilakukan di DPM-PTSP. Berikut adalah
visualisasi aplikasi SI IMUT

Gambar 2.
Visualisasi Aplikasi Si Imut

System tersebut terdiri dari 4 sub inovasi, diantaranya:


➢ Online System (Persyaratan didigitalisasi).
Online system memudahkan pemohon untuk menyiapkan
persyaratan dalam permohonan yang diajukan dalam bentuk
file, dan kemudian diupload melalui web yang telah ditetukan.
Dengan adanya online system, pemohon tidak perlu untuk
membawa berkas pada saat mengajukan permohonan izin.
Selain itu berkas yang telah diupload pada system dapat
digunakan untuk keperluan perizinan lainnya.

14
➢ Digital Signature
Untuk mempercepat proses perizinan, aplikasi SI IMUT
dilengkapi dengan program digital signature. Digital signature
tersebut memungkinkan Kepala DPM-PTSP untuk
menandatangani persetujuan perizinan yang telah diajukan
dimanapun dan kapanpun persyaratan telah dipenuhi. Berikut
adalah contoh Digital Signature yang telah diterbitkan:

Gambar 3.
Visualisasi Program Digital Signature

➢ Integrasi Sistem
Integrasi system adalah SI IMUT yang terintegrasi dengan
OSS. SI IMUT digunakan untuk melengkapi komitmen yang
harus dipenuhi oleh pemohon perizinan untuk menerbitkan
Nomor Induk Berusaha (NIB) yang ada di OSS. Integrasi
system tersebut terdiri dari dua jenis komitmen, yaitu :
integrasi dengan Dirjen pajak berupa KSWP (Konfirmasi
Status Wajib Pajak) dan integrasi dengan BPJS Kesehatan
dan Ketenagakerjaan. Berikut adalah visualisasi integrase
system yang termasuk program SI IMUT:

15
Gambar 4.
Visualisasi Integrated Sistem

➢ Mobile System
Proses perizinan yang dapat dilakukan dimanapun berada.
Pemohon tidak perlu mendatangi DPM-PTSP untuk mengurus
perizinannya. Ada dua jenis perizinan yang dapat dilakukan
dimana saja, diantaranya : Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
dan Izin Tenaga Kesehatan (ITK) yang bekerjasama dengan
organisasi profesi. Berikut adalah visualisasi mobile system
yang dapat dilakukan melalui aplikasi

16
Gambar 5.
Visualisasi Mobile system

17
Semua perizinan yang telah diajukan melalui aplikasi SI IMUT
tersebut dapat ditelusuri prosesnya. Penelusuran tersebut dapat
dilakukan melalui fitur yang menyatu dengan program SI IMUT.
Fitur tersebut dinamakan Tracking Perizinan. Tracking Perizinan
digunakan untuk mengecek sampai dimana prose perijinan
tersebut

Gambar 6.
Visualisasi Tracking Perizinan

Selain tracking perizinan, fitur lain yang dimunculkan yaitu


pengecekan aktifitas proses perizinan sehingga pemohon dapat
mengetahui aktifitas proses perizinan yang diajukan

Gambar 7.
Visualisasi Aktifitas Proses Perizinan

18
Seluruh proses perizinan melalui SI IMUT tersebut telah memiliki
alur yang jelas, sehingga dalam pelaksanaannya dipastikan telah
sesuai prosedur yang ada dan mampu mempercepat proses
perizinan. Berikut adalah visualisasi alur proses perizinan SI
IMUT

Gambar 8.
Alur Pelayanan Perizinan

2) Perizinan Simpatik
Selain melalui DPM-PTSP dan Mobile System, untuk meningkatkan
pelayanan perizinan kepada masyarakat, DPM-PTSP Kota
Semarang juga memberikan pelayanan tambahan berupa Perizinan
Simpatik. Proses perizinan ini diibaratkan sebagai “Jemput Bola”
dengan melakukan peningkatan kualitas pelayanan yang berlokasi
pada tempat-tempat keramaian sehingga masyarakat dapat
melakukan proses perizinan pada lokasi tersebut karena bisa jadi
lokasi Perizinan Simpatik tersebut lebih dekat dari rumah pemohon.
Berikut adalah visualisasi Perizinan Simpatik:

19
Gambar 9.
Visualisasi Pelayanan Perizinan Simpatik

20
3) Penyediaan fasilitas Ruang Anoman
Inovasi kedua yang menunjang peningkatan kualitas DPM-PTSP
adalah Anoman (Anjungan Online Mandiri). Anoman (Anjungan
Online Mandiri) merupakam fasilitas bagi pemohon untuk menscan
lampiran-lampiran permohonan ijin sekaligus untuk mengupload
serta fasilitasi bantuan berupa pendampingan kepada pemohon
dalam proses perijinan OSS. Dengan adanya fasilitas ANOMAN,
pemohon mampu mengupload persyaratan yang telah disyaratkan
dalam proses perizinan. Fasilitas dan pendamping tersebut berada di
dalam kantor DPM-PTSP Kota Semarang. Visualisasi Fasilitas
Anoman dapat dilihat pada gambar 10.

21
Gambar 10.
Visualisasi Fasilitas Anoman

22
4) LAPOR HENDI
LAPOR HENDI merupakan sarana konsultasi dan pengaduan.
HENDI merupakan singkatan dari nama Walikota semarang Hendar
Prohandi. Melalui saran tersebut masyarakat dapat melakukan
konsultasi dan pengaduan langsung kepada Walikota Semarang.
Tujuan dibentuknya sarana LAPOR HENDI adalah untuk
menjadikan Kota Semarang lebih baik. Ada beberapa media yang
digunakan sebagai sarana LAPOR HENDI diantaranya : SMS, WA,
Twitter, facebook, dan Instagram. Masyarakat dapat secara
langsung mengirimkan pengaduan atau konsultasi melalui media
tersebut. Secara langsung konsultasi dan pengaduan masyarakat
akan diteruskan kepada pihak terkait sehingga dapat langsung
ditemukan solusi. Berikut adalah visualisasi LAPOR HENDI

Gambar 11.
Media Konsultasi dan Pengaduan LAPOR HENDI

23
5) SEMBIZ
SEMBIZ merupakan forum bisnis terbesar di Kota Semarang.
SEMBIZ singkatan dari Semarang Business Forum. SEMBIZ
merupakan sebuah forum yang akan mempertemukan para pelaku
bisnis dengan investor nasional hingga internasional pada satu
waktu dan tempat. Dengan adanya SEMBIZ ini diharapkan mampu
meningkatkan pelaku bisnis atau investor untuk melakukan
investasi di Kota Semarang. Berikut adalah visualisasi SEMBIZ
yang telah dilakukan di Kota Semarang:

Gambar 12.
SEMBIZ 2018

G. PRESTASI KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN


PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA SEMARANG
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kota Semarang terpilih menjadi yang terbaik dalam
ajang penghargaan. Berikut beberapa penghargaan yang telah
diraih, diantaranya:

24
➢ Juara kedua Kota Terbaik dari BKPM RI sebagai Penyelenggara
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman
Modal Tahun 2012;
➢ Nominator Lomba CPP (Citra Pelayanan Prima) Tahun 2013;
➢ Nominee PTSP PM Kota dari BKPM RI Tahun 2014.
➢ Nominee PTSP PM Kota dari BKPM RI Tahun 2016
➢ Role Model PTSP Terbaik Kab/Kota Se Indonesia Tahun 2016
kategori “Sangat Baik”
➢ Role Model PTSP Terbaik Kab/Kota Se Indonesia Tahun 2017
kategori “Sangat Baik”
➢ Walikota Pembina Pelayanan Terbaik Tahun 2016
➢ Walikota Pembina Pelayanan Terbaik Tahun 2017
➢ Nominee PTSP PM Kota dari BKPM RI Tahun 2018
(Kota Terbaik Ketiga)

Gambar 13.
Penyerahan Penghargaan Prestasi DPM PTSP Kota Semarang

25
5. HASIL BENCHMARKING TO BEST PRACTICE
Hasil To Best Practice yang dapat diadopsi dan diadapsi dari
DPM PTSP Kota Semarang adalah sebagai berikut :
a) Komitmen Pemerintah yang kuat
Dalam proyek perubahan, Pemerintah harus berkomitmen untuk
menjadikan sistem informasi sebagai Implementasi untuk
mewujudkan pelayanan prima. Komitmen pemerintah merupakan
factor kunci dalam mewujudkan peningkatan pelayanan kualitas
publik
b) Integritas Pimpinan yang tinggi
Kepemimpinan yang menginginkan adanya perubahan yang lebih
baik, dimaknai dengan organisasi yang dipimpin oleh individu
dengan integritas tinggi, sehingga staf bawahannya dapat bekerja
lebih tenang dan terarah dalam memberikan pelayanan kepada
publik dengan penuh tanggung jawab berdasarkan ketentuan
peraturan yang berlaku.
c) Mempunyai Standart Pelayanan Publik yang baik
Standart pelayanan sangat dibutuhkan dalam mempertahankan
dan meningkatkan kualitas pelayanan. Memberikan pelayanan
perizinan dan non perizinan dengan sungguh-sungguh dapat
diwujudkan melalui :
• Tepat Waktu
Memberikan pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat
dan tepat waktu
• Kemudahan
Memberikan kemudahan dalam pelayanan perizinan dan non
perizinan.
• Tidak Menerima Imbalan
Memberikan pelayanan dengan ikhlas dan tidak menerima
imbalan dalam bentuk apapun.

26
• Akurat
Menyediakan dan memberikan informasi yang akurat dan
benar.
• Cepat
Melayani dan merespon dengan cepat pengaduan masyarakat.
• Dedikasi
Menyiapkan petugas yang berdedikasi dan siap melayani.
• Inovasi
Melakukan inovasi untuk perbaikan pelayanan guna
peningkatan kepuasan masyarakat.
d) Koordinasi efektif dengan stakeholder
Koordinasi menjadi kunci strategis untuk menjalankan program
pemerintah. Melalui koordinasi yang efektif diharapkan mampu
mengkomunikasikan semua stakeholder untuk bersinergi
mensukseskan program kegiatan pelayanan secara optimal
khususnya dalam penyajian informasi yang tidak lagi disajikan
secara konvensional (manual) tetapi sudah berbasis Teknologi
Informasi.

e) Mendorong pertumbuhan inovasi


Inovasi, dimaknai dengan adanya upaya untuk terus
mengembangkan diri dan organisasi untuk menjadi lebih baik di
masa mendatang, dalam memenuhi tuntutan pelayanan prima
lebih cepat dan nyaman dari masyarakat berdasarkan pemerataan
rasa keadilan

f) Memberikan dukungan sarana dan prasarana


Untuk mewujudkan proyek perubahan penyerasian informasi
tentang petugas sangat diperlukan dukungan pemerintah
terhadap sarana prasarana, meliputi kebutuhan ruangan, fasilitas

27
teknologi, pengadaan smartphone, notebook serta tersedianya
anggaran.

g) Meningkatkan profesionalisme dan daya saing SDM


Untuk memperlancar pelaksanaan proyek perubahan melalui
pembangunan sistem informasi perlu dukungan tenaga yang
mampu dan paham terhadap masalah Teknologi Informasi untuk
mengimbangi kemajuan teknologi yang telah diciptakan

6. SIMPULAN
Simpulan dari Benchmarking to bestpractice pada DPM PTSP
Kota Semarang diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Adanya komitmen, komunikasi, dam kolaborasi antar
stakeholder
2. Adanya Integritas Pemimpin yang tinggi
3. Adanya Standart Pelayanan Publik
4. Pelayanan prima perijinan yang didukung Teknologi informasi
5. Adanya SDM yang kompeten dan professional
6. Adanya dukungan regulasi yang mendukung pelaksanaan
penanaman modal
7. Adanya dukungan anggaran dalam peningkatan pelayanan
perijinan
8. Adanya strategi promosi yang menarik bagi investor
9. Adanya inovasi di bidang penanaman modal

Semarang, September 2019

28

Anda mungkin juga menyukai