net/publication/335773463
CITATIONS READS
0 162
11 authors, including:
Siska Amelia
Bogor Agricultural University
9 PUBLICATIONS 3 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Siska Amelia on 12 September 2019.
Siska Amelia1
knowledge of oil palm and rubber farmers to increase productivity and the development of
derivative products from palm oil and smallholder rubber. The existence of derivative
products capable of providing added value to oil palm and rubber farmers and being able
to improve the welfare of the community of oil palm and rubber farmers.
1. PENDAHULUAN
Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan salah satu kabupaten pemekaran di Provinsi Bengkulu. Kabupaten
Bengkulu Tengah dengan ibukota Karang Tinggi adalah kabupaten yang dimekarkan dari kabupaten induk
Bengkulu Utara berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pemekaran Kabupaten
Bengkulu Tengah. Berdasarkan karakteristik wilayah dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi
untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti pertanian, perkebunan, peternakan, pariwisata,
industri, pertambangan dan lain-lain dengan berpedoman pada rencana tata ruang wilayah. Potensi daerah
yang menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Bengkulu Tengah adalah kelapa sawit dan karet.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi komoditas unggulan dan infrastruktur pendukung
yang dapat mempengaruhi pengambangan kawasan strategis kabupaten dan pembangunan pusat
pertumbuhan baru agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan penelitian ini, diharapkan
dapat diidentifikasi komoditas unggulan yang ada di Kabupaten Bengkulu Tengah yang dapat dijadikan
sebagai penggerak utama dalam pengembangan kawasan strategis dan pembangunan pusat pertumbuhan
ekonomi baru Kabupaten Bengkulu Tengah. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai
pedoman oleh pemerintah daerah dalam menentukan arah program-program yang terkait pengembangan
komoditas unggulan yang akan menjadi fokus pengembangan kabupaten.
2. LANDASAN TEORI
Kawasan strategis sebagaimana teori Kutub Pertumbuhan (Growth Pole) merupakan pusat yang menjadi pengerak
perekonomian suatu wilayah dimana pada wilayah tersebut dikembangakan komoditas yang mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat (Bozhko, 2018; Bondaruk, 2013). Menurut penelitian yang dilakukan Babkin tahun 2017
menyatakan bahwa pendekatan cluster atau pengelompokkan unit-unit kegiatan mampu mengembangkan
perekonomian, hal tersebut dianggap efektif untuk menetapkan kebijakan ekonomi untuk meransang pengembangan
wilayah oleh pemerintah daerah. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa aktifitas klaster mampu memberikan
dampak positif pada pertumbuhan GDP dan pendapatan anggaran di wilayah tersebut.
Wilayah yang berkembang akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonominya sebagaimana tesis Rosenstein-
Rodan dalan teori ‘Dorongan Kuat’ (Big Push Theory) dimana dikatakan untuk menanggulangi hambatan
pembangunan ekonomi dan untuk mendorong ekonomi tersebut untuk maju di perlukan suatu dorongan kuat atau
suatu program besar yang menyeluruh. Pengembangan wilayah dapat dianggap sebagai suatu bentuk intervensi positif
terhadap pembangunan di suatu wilayah, sehingga diperlukan strategi-strategi yang efektif untuk percepatan
pembangunan (Rustiadi, 2018). Menurut Myrdal perlu adanya strong state dalam pemerintahan untuk menjamin agar
mekanisme perencanaan dapat diimplementasikan.
Pendefinisian kawasan sebagaimana yang diuraikan oleh Bappenas adalah kawasan yang mempunyai fungsi tertentu,
dimana kegiatan ekonominya, sektor dan produk unggulannya, mempunyai potensi mendorong pertumbuhan
ekonomi wilayah sekitarnya. Sedangkan kawasan strategis adalah suatu kawasan ekonomi yang secara potensial
memiliki efek ganda (multiplier effect) yang signifikan secara lintas sektoral, lintas spasial (lintas wilayah) dan lintas
pelaku. Berdasarkan pendefinisian tersebut maka perkembangan wilayah strategis memiliki efek sentrifugal karena
dapat menggerakkan secara efektif perkembangan ekonomi sektor-sektor lainnya, perkembangan wilayah di
sekitarnya serta kemampuan menggerakkan ekonomi masyarakat. Hal ini sejalan dengan teori kutub pertumbuhan
Perroux (1955) yang menyatakan petumbuhan ataupun pembangunan tidak dilakukan di seluruh ruang, tetapi
terbatas pada beberapa tempat atau lokasi tertentu yang disebut kutub pertumbuhan. Secara esensial teori kutub
pertumbuhan dikategorisasikan sebagai teori dinamis. Proses pertubuhan digambarkan sebagai keadaan yang tidak
seimbang karena adanya kesuksesan atau keberhasilan kutub-kutub dinamis. Teori Polarization Effect and Trickle
Down Effect yang dikemukan oleh Albert Otto Hirschman diuraikan bahwa perkembangan suatu wilayah tidak terjadi
secara bersamaan, akan tetapi terdapat sistem polarisasi perkembangan suatu wilayah yang kemudian akan
memberikan efek ke wilayah lainnya, atau dengan kata lain, suatu wilayah yang berkembang akan membuat wilayah di
sekitarnya akan ikut berkembang.
Berdasarkan penedefinisian tersebut pada penelitian ini kawasan strategi kabupaten lebih diarahkan pada KSK berbasis
pada pengembangan ekonomi sumber daya lokal dengan tujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber
daya pada kawasan dalam rangka pembangunan sosial ekonomi wilayah.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan ilmiah dalam menyusun artikel ini adalah gabungan antara metode kualitatif san kuantitatif
yang lebih menitikberatkan pada penelitian survey yang bersifat menjelaskan (explanatory survey). Jenis
dan sumber data disesuaikan dengan kebutuhan data yang akan digunakan sebagai dasar analisis. Jenis dan
sumber data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder. Penelitian ini menggunakan
data yang bersifat time series, menggunakan survey instansional. Teknik analisis yang digunakan pada
Seminar Nasional Teknologi Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana, Jakarta 17 Juli 2019
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif atau descriprive analysis
digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan kondisi sebenarnya dari variabel yang ada dalam
model penelitian dengan dibantu gambar atau tabel agar analisis yang dilakukan lebih informatif.
Beberapa teknik analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi komoditas unggulan di Kabupaten
Bengkulu Tengah, adalah Analisis Supply, analisis Location Quotient (LQ), analisis daya Tarik dan daya saing
agribisnis.
Tabel 1 Hasil Analisis Trend Supply Komoditas Perkebunan Di Kab. Bengkulu Tengah Tahun 2016-2017
Analisis Trend
Jenis Luas Area Tanam (Ha) Produksi (Ton)
Komoditas Luas Area Tanam Produksi Skor
2016 2017 2016 2017 Skor (1 s/d 3) (1 s/d 3)
Kelapa Sawit 5,177.0 7,363.0 19,330.0 34,731.3 Meningkat Meningkat
Karet 7,312.0 10,335.0 6,924.0 7,568.9 Meningkat Meningkat
Kopi Robusta 3,633.0 7,049.5 2,852.0 4,411.9 Meningkat Meningkat
Kopi Arabika 250.0 585.0 250.0 185.0 Meningkat Menurun
Kakao 366.0 357.5 313.0 204.9 Menurun Menurun
Kelapa Dalam 1,684.5 1,684.5 942.0 395.2 Tetap Menurun
Lada 93.0 58.0 53.0 39.0 Menurun Menurun
Kayu Manis 75.0 118.0 75.0 188.0 Meningkat Meningkat
Pinang 439.0 470.5 367.0 177.9 Meningkat Menurun
Kapuk 15.0 38.0 9.0 7.0 Meningkat Menurun
Pala 8.0 5.0 2.8 0.0 Menurun Menurun
Jumlah 19,052.5 28,064.0 31,117.8 47,908.9
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2018 (diolah)
Tabel 3 Hasil Daya Tarik dan Daya Saing Komoditas unggulan Kabupaten Bengkulu Tengah
Komoditas Unggulan
Analisis Faktor yang berpengaruh Kelapa Sawit Karet
Skore ( 1 s/d 5) Skore (1 s/d 5)
Ukuran pasar Sangat Besar Sangat Besar
Pertumbuhan pasar Sangat Tinggi Tinggi
Margin laba Besar Besar
Daya Tarik Tingkat kompetisi Tinggi Tinggi
Pengaruh inflasi Sedang Sedang
Kondisi sosial, politik dan hukum Kondusif Kondisif
Kebutuhan modal Besar Besar
Pangsa pasar Besar Besar
Pertumbuhan pangsa pasar Tinggi Tinggi
Kualitas komoditas unggulan Baik Sedang
Citra komoditas unggulan Baik Baik
Daya Saing
Jaringan pemasaran Sangat Luas Luas
Efektifitas promosi Efektif Efektif
Kondisi harga Kompetitif Kompetitif
Efisiensi biaya Efisien Efisien
Sumber: Hasil Analisis, 2018
berupa bahan mentah tetapi dibuat produk turunannya agar memberikan nilai tambah. Hal lain yang dalat dilakukan
adalah dengan memanfaatkan dan mengelola semua komponen yang ada di karet dan sawit baik daun, batang
maupun akar sehingga menjadi nilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Hasil tanaman sawit agar dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bengkulu
Tengah tidak hanya dijual bahan mentah berupa bongkol sawit, tetapi masyarakat juga dapat memanfaatkan semua
bagian yang ada di tanaman sawit. Masyarakat dapat memabfaatkan daunnya untuk mamakan ternak, lidinya untuk
furniture, tandan kosong dapat dimanfaatkan untuk pupuk, batang kosong dapat dimanfaatkan untuk kayu bakar.
Sedangkan untuk tahap selanjutnya yang merupakan tahap industrilisasi perlu adanya kerjasama dan campur tangan
swasta dan pemerintah.
Penetapan usaha lokal yang berbasis Komoditas unggulan karet di Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki prospek
usaha cukup baik. Setiap tahapan kegiatan pengembangan komoditas Karet memiliki peluang pasar bagi peningkatan
Seminar Nasional Teknologi Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana, Jakarta 17 Juli 2019
pendapatan petani dan daerah secara keseluruhan, dimulai dari kegiatan pembibitan sampai dengan kegiatan
industrialisasi pengolahan karet.
Struktur Industri yang bisa dikembangkan dalam pengembangan Karet di Kabupaten Bengkulu Tengah adalah sebagai
berikut:
1. Usaha Pembibitan Karet
Kegiatan pembibitan karet dilakukan dan dikelola secara kelompok untuk lebih efektif dan untuk mengurangi
biaya yang dikeluarkan. Produknya berupa bibit karet berkualitas yang akan menghasilkan karet yang
berkualitas, dalam hal ini menghasilkan lateks yang banyak, tahan terhadap penyakit dan pertumbuhannya
seragam. Pemasaran produk ini, selain untuk kebutuhan bibit karet di Kabupaten Kaur, juga dapat dipasarkan
di luar kabupaten atau propinsi lain.
Tabel 4 Kebutuhan Infrastruktur dalam Rangka Pengembangan Komoditas Sawit dan Karet Rakyat
No Kebutuhan Infrastruktur
1 Fasilitasi Pelatihan dan Penyuluhan Teknik dan Teknologi Budidaya, Panen dan
Pasca Panen Komoditas Unggulan Kelapa Sawit Rakyat.
2 Fasilitasi Pelatihan dan Promosi Pemasaran Hasil Produksi Kelapa sawit Rakyat
3 Fasilitasi Optimalisasi Diversifikasi Usahatani Komoditas Kelapa Sawit Rakyat.
4 Fasilitasi Jalan Usahatani dan Produksi di Kawasan Pengembangan komoditas
Kelapa sawit rakyat
5 Fasilitasi dan Bantuan Pembangunan Pasar (Sub Terminal) Agribisnis Komoditas
Kelapa sawit Rakyat
6 Fasilitasi Pelatihan dan Penyuluhan Teknik dan Teknologi Budidaya, Panen dan
Pasca Panen Komoditas Unggulan Karet Rakyat.
7 Fasilitasi Pelatihan dan Promosi Pemasaran Hasil Produksi Karet Rakyat
8 Fasilitasi Optimalisasi Diversifikasi Usahatani Komoditas Karet Rakyat.
9 Fasilitasi Jalan Usahatani dan Produksi (4 Km) di Kawasan Pengembangan
komoditas Karet
10 Peralatan Pengolahan Karet Mentah:
- Bak Pembeku Latex kapasitas 50 lt
- Alat press lembaran karet
11 Fasilitasi dan Bantuan Pembangunan Gudang Penyimpanan Hasil Getah / Lateks
Karet Kepada Petani / Kelompok Tani
12 Fasilitasi dan Bantuan Pembangunan Pasar (Sub Terminal) Agribisnis Komoditas
Karet Rakyat
Sumber: Hasil Analisa 2018
Seminar Nasional Teknologi Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana, Jakarta 17 Juli 2019
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian, maka kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukan adalah:
1. Penetapan dan deliniasi Kawasan Strategis Kabupaten Bengkulu Tengah, berdasarkan pendekatan dan analisis
yang telah dilakukan dan sesuia dengan pendekatan analisis spasial berdasarkan RTRW Kabupaten Bengkulu
Tengah, serta masukan dari stakeholder ditetapkan Kawasan Strategis Kabupaten Bengkulu Tengah mencakup
tiga kecamatan, yaitu a) kecamatan Pagar Jati, b) Kecamatan Pematang Tiga, c) Kecamatan Bang Haji.
2. Berdasarkan hasil analisis LQ, analisis supply, analisis daya Tarik dan daya saing ditetapkan komoditas unggulan
Kabupaten Bengkulu Tengah yang dapat meningkatkan pendapatan dan memberikan nilai tambah kepada
masyarakat adalah Sawit dan Karet.
3. Dalam rangka pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten Bengkulu Tengah diperlukan juga
pengembangan infrastruktur agar komoditas unggulan tersebut benar-benar memberikan nilai tambah untuk
masyarakat. Kebutuhan infrastruktur tersebut diantaranya adalah: a) pelatihan dan penyuluhan untuk petani
sawit dan karet pra panen, panen dan pasca panen, b) pelatihan dan penyuluhan promosi pemasaran hasil
produksi sawit dan karet rakyat, c) pengembangan jalan usaha tani dan jalan produksi di lokasi pengembangan
komoditas sawit dan karet rakyat, d) fasilitasi dan bantuan pembangunan pasar (sub terminal) agribisnis
Komoditas sawit dan karet rakyat, e) peralatan pengolahan karet mentah
4. Upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani sawit dan karet dilakukan dengan meningkatkan
produktivitas tanaman sawit dan karet rakyat dengan jalan meningkatkan kemampuan dan teknologi petani
sawit dan karet, serta melakukan penyuluhan kepada masyarakat petani karet untuk pengembangan produk
turunan dari sawit dan karet. Dengan adalanya produk turunan dari komoditas sawit dan karet tersebut akan
memberikan nilai tambah bagi petani sawit dan karet. Dengan adanya nilai tambah tersebut akan mampu
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani sawit dan karet di Kabupaten Bengkulu Tengah..
DAFTAR PUSTAKA
Babkin, A., Vertakova, Y., & Plotnikov, V. 2017. Study and assessment of clusters activity effect on regional
economy. SHS Web of Conferences, 35, 01063. https://doi.org/10.1051/shsconf/20173501063
Bondaruk, K. and. 2013. The Role of the Concept of “Growth Poles” for. Journal of Public Administration,
Finance and Law, (4), 31–42.
Bozhko, L. 2018. Development scenarios for the interregional economic interaction in the context of
economy clustering in the Republic of Kazakhstan. Energy Procedia, 147, 397–401.
https://doi.org/10.1016/j.egypro.2018.07.109
Guswandi. 2016. Strategic Area Development and Local Economic Development:A Study In Dharmasraya
District, Indonesia. Journals of Economic and Finance Volume 6 Issue:6 (Version IV)
Mawardi, Ikhwanuddin. 2007. Perencanaan Pembangunan Wilayah Berdasarkan Konsep Produktifitas
Unggulan. Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 8 no. 2 hal 181-187. Jakarta
Mercado, R.G. 2002. Regional Development in The Philippine: A Review of Experience, State of The Art and
Agenda for Research and Action, Discussion Paper Series. Phillipine Institute for Development
Studies
Rustiadi, R., Saefulhakim, S., Panuju, D,R. 2018. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.Jakarta
Setiawan, Putu Rudi. 2010. Keterkaitan Infrastruktur Publik dan Ekonomi, Surabaya.
Setiawan, Putu Rudi. 2010. Keterkaitan Infrastruktur Publik dan Ekonomi. Surabaya
Sumpeno, Wahjudin. 2011. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa. The World Bank, Aceh
Todoro, M,P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (terjemahan). Penerbit Erlangga. Jakarta.
………Undang-undang no 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang
………Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pemekaran Kabupaten Bengkulu Tengah
……....Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal
………RTRW Kabupaten Bengkulu Tengah
………Kabupaten Bengkulu Tengah Dalam Angka 2017