Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS DI


KABUPATEN NGAWI

4.1 Analisa Eksternal (Tapak Dan Kondisi Lingkungan)


4.1.1 Studi Pemilihan dan Analisa Tapak Terpilih

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Ngawi

Kec. Widodaren, Ngawi Kota, Jl. Nasional Ngawi-Sragen, Ngawi-Madiun

U
Site 2
Kec. Sine
Site 1

Kec. Ngrambe, Kec. Jogorogo

Gambar 4.2 Eksisting kawasan perencanaan alternatif tapak

37
38

Terdapat dua alternatif tapak di Desa Cepoko, Kecamatan Ngrambe.


Pemilihan lokasi tapak pada desa cepoko yaitu karena aksebilitas, Desa
Cepoko merupakan Desa pada bagian sisi utara kecamatan Ngrambe yang
berbatasan dengan dua kecamatan sekaligus yang juga merupakan
kecamatan sentra produksi.

Gambar 4.3 Tapak alternatif 1

Gambar 4.4 Tapak alternatif 2

Tapak merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam


perancangan sebuah STA. Tapak yang baik dapat meningkatkan peluang
sebuah tempat distribusi, jual beli, dan promosi untuk menunjang fungsi dari
39

STA. Oleh karena itu, pemilihan tapak merupakan unsur penting yang harus
dipertimbangkan. Penilaian dari dua alternatif tapak diatas sebagai berikut.

Tabel 4.1 Penilaian alternatif tapak

Sumber: Analisa Penulis, 2021

Dari hasil penilaian tersebut berdasarkan kriteria, tapak yang dipilih


adalah tapak alternatif 1.
4.1.2 Analisa Kondisi dan Batas Eksisting Tapak

Gambar 4.5 Analisa Kondisi Eksisting Tapak

Tapak merupakan lahan kosong yang berupa sawah. Batas-batas pada


tapak dari ketiga arah (Utara, Timur dan Selatan) berupa sawah dan pada sisi
Barat berbatasan dengan jalan Cepoko-Ngrambe.
Tanggapan:
Sesuai dengan konsep dasar, untuk membatasi bagian sisi site yang
berbatasan dengan sawah yaitu menggunakan vegetasi seperti pohon. Tidak
40

hanya sebagai pembatas, pohon juga dapat menjadi penghasil O2 dan


penyerap CO2, pemecah angin, dll.
4.1.3 Analisa Peraturan Setempat (Batas Tapak, KDB, GSB, KLB, dll)

Gambar 4.6 Analisa GSB & KDB

• Menurut arahan peraturan pembangunan fasilitas perdagangan besar


KDB yang dipersyaratkan adalah 30%-50%;
• Menurut arahan peraturan yang ada, GSB untuk jalan lokal primer:
- Garis sempadan bangunan: 15 m
Tanggapan:
Pada area garis sempadan dimanfaatkan sebagai RTH.
4.1.4 Analisa Pencapaian Pada Tapak

Gambar 4.7 Analisa Pencapaian

Pencapaian ke tapak hanya terdapat pada satu sisi pada bagian barat
yaitu jalan Ngrambe-Cepoko. Jalan ini merupakan akses menuju Ngrambe
dari kecamatan Sine Widodaren dan Jalan Nasional
Tanggapan:
41

Dalam desain, pencapaian kendaraan masuk menuju ke dalam tapak


akan dipisahkan dengan sirkulasi kendaraan yang mengarah keluar. Hal ini
didasari oleh pertimbangan tapak yang masih terbuka serta untuk
memberikan ruang yang cukup terhadap pencapaian kendaraan keluar-
masuk pada tapak.
4.1.5 Analisa Entrance Pada Tapak

Gambar 4.8 Analisa Entrance

Batas tapak dengan jalan hanya pada sisi barat/depan. Jalan tersebut
merupakan jalan 2 arah.
Tanggapan:
Entrance pada tapak akan ditempatkan pada sisi depan tapak dengan
posisi lebih condong ke selatan. Hal ini dikarenakan jalur keluar dan masuk
ke tapak yang akan direncanakan berbeda.
4.1.6 Analisa Sirkulasi Pada Tapak

Gambar 4.9 Analisa Sirkulasi Tapak


42

Jalan Ngrambe-Cepoko merupakan jalan dua arah dan jalan utama


kecamatan Ngrambe yang memiliki lebar ±6m. Kepadatan sirkulasi di jalan
Ngrambe ini tidak terlalu ramai, jalan ini sering dilewati oleh kendaraan baik
roda 2 maupun roda empat.
Tanggapan:
Secara keseluruhan jalan Ngrambe merupakan jalur sirkulasi
kendaraan. Sirkulasi pada tapak baik penjual, pembeli, ataupun servis tidak
dibedakan. Hal ini didasari akses menuju tapak yang hanya pada bagian sisi
depan.
4.1.7 Analisa View Pada Tapak

Gambar 4.10 Analisa View


43

View dari dalam tapak ke berbagai arah, terlihat area persawahan. Pada
view arah ke utara terlihat permukiman yang tidak jauh dari lokasi tapak.
Tanggapan:
Karena lahan disekitar kosong, masih berupa lahan sawah maka view
dari luar tapak dapat melihat dari sisi utara barat dan selatan tapak.
Penggunaan pagar pembatas pada bagian depan tapak dibuat pendek agar
dapat melihat view kedalam dan membuat desain fasad yang menarik
perhatian.
4.1.8 Analisa Parkir Pada Tapak

Gambar 4.11 Analisa Parkir Tapak

Peletakkan parkir secara garis besar ada dua. Parkir 1 untuk yang
aktivitasnya hanya di sekitar depan tapak, sedangkan parkir 2 untuk pelaku
yang aktivitasnya berada di tengah tapak.
4.1.9 Analisa Lansekap Pada Tapak

Gambar 4.12 Analisa Lansekap


44

A. Soft Material
Soft material atau elemen pada lansekap terdiri dari tanaman pohon,
tanaman perdu, tanaman semak, tanaman merambat, dan lain sebagainya.
Pada umumnya soft material diterapkan di area taman/ area terbuka hijau.
B. Hard Material
Hard material atau elemen pada umumnya terdiri dari, batuan,
kolam, jalan, bangunan, kolam dan lain sebagainya. Secara umum
penerapan hard juga harus menyesuaikan dengan soft material
4.1.10 Analisa Drainase Pada Tapak

Gambar 4.13 Analisa Drainase

Drainase terdapat di bagian depan tapak yang merupakan saluran


pengairan irigasi pertanian yang juga berfu ngsi sebagai riol kota di
sepanjang sisi jalan Ngrambe.
Tanggapan:
Dari kondisi eksisting tersebut, maka pada tapak dibuatkan drainase
buatan sehingga aliran air baik dari air hujan atau aktivitas pengolahan dan
MCK dapat tersalurkan menuju drainase yang berada di depan tapak.
4.1.11 Analisa Kebisingan Pada Tapak

Gambar 4.14 Analisa Kebisingan


45

Sumber kebisingan berasal dari sisi barat tapak yang merupakan jalan
dimana berlalu lalangnya kendaraan. Kebisingan dari jalan Ngrambe ini
tidak terlalu besar karena intensitas kendaraan yang tidak terlalu ramai.
Tanggapan:
Untuk meredam kebisingan pada sisi barat/depan tapak ditanam
vegetasi pohon tambahan agar kebisingan dapat diminimalisir.
4.1.12 Analisa Utilitas Pada Tapak

Gambar 4.15 Analisa Utilitas


46

Utilitas yang terdapat pada drainase pengairan pertanian, penyediaan


air bersih terdapat PDAM dan jaringan listrik juga terdapat pada tapak.
Tanggapan:
Penambahan utilitas keamanan terhadap kebakaran seperti APAR.

4.1.13 Analisa Iklim Pada Tapak

Gambar 4.16 Analisa Iklim

Matahari terbit dari sisi timur atau belakang tapak. Suhu rata-rata di
lokasi berkisar 20°-34°. Pada siang hari matahari berada di atas tapak
dimana semua massa bangunan akan menerima panas secara keseluruhan.
Ketika pagi dan sore cahaya matahari menimbulkan bayangan yang dapat
melindungi salah satu sisi bangunan baik sisi barat pada pagi hari dan sisi
timur pada sore hari.
Angin yang berhembus merupakan angin muson barat dan timur serta
angin gunung dan lembah. Terdapat tekanan angin dari arah tersebut cukup
besar, sehingga dapat memberikan tekanan yang cukup tinggi pada
bangunan dalam tapak.
Curah hujan yang turun sepanjang tahun 2019 berfluktuasi. Musim
penghujan terjadi di Bulan Januari hingga Mei, serta Bulan November dan
Desember dengan ratarata curah hujan berkisar antara 14 hingga 20 mm3
. Kondisi paling kering terjadi di Bulan Juni hingga Oktober. Selama tahun
2019 rata-rata curah hujan di Kabupaten Ngawi adalah 125,04 mm3 . (BPS
Kabupaten Ngawi)
47

Gambar 4.17 Curah Hujan

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Ngawi


Tanggapan:
• Memaksimalkan cahaya matahari dengan memaksimalkan bukaan
pada massa bangunan sebagai pencahayaan alami.
• Bentuk massa dibuat memanjang dari timur kebarat, .
• Penanaman pohon bercabang untuk peneduh.
• Pemberian vegetasi pada sekeliling tapak untuk memecah angin, agar
tekanan angin pada massa bangunan tidak terlalu besar.
4.1.14 Analisa Zoning Pada Tapak

Primer Sekunder Penunjang Area istirahat Pengelola

Gambar 4.18 Analisa Zoning

Zoning fungsi pada STA menempatan fungsi utama pada bagian


tengah, serta fungsi sekunder dan penunjang mengelilingi disekitarnya.
Hal tersebut bertujuan agar area fungsi utama/area transaksi dapat
48

berhubungan dengan semua komponen dari fungsi sekunder dan


penunjang.
4.1.15 Analisa Kontur Pada Tapak

Daerah
basah

Gambar 4.19 Analisa Kontur

Kontur pada tapak termasuk dalam kategori landai. Tapak berada


diketinggian 200m, karena pada dasarnya wilayah kecamatan Ngrambe
termasuk dalam dataran tinggi yang dekat dengan Gunung Lawu. Elevasi
terendah sampai ke tinggi pada tapak yaitu 206- 210.
Tanggapan:
Dalam lahan berkontur penyesuaian massa bangunan terhadap tapak
perlu diperhatikan. Merubah ketinggian tanah atau elevasi tanah dengan
melakukan cut and fill untuk menyesuaian pola kontur dengan tatanan massa
yang akan direncanakan.
Tabel 4.2 Cut and Fill
Area Massa Luas Elevasi Elevasi
Cut/Fill
Bangunan (m2) Existing Rencana
A 1066,911 2,27 2,2 70,67
B 9352,35 2,14 1,7 4113,33
C 6923,07 1,67 1,7 -217,83
D 8055,66 1,41 1,7 -2338,78
49

E 10691,86 2,09 1,7 4172,33


F 3053,5 1,82 2 -538,90
G 3735,52 2,71 2 2647,36
H 4681,5 3,61 2,5 5175,95
I 10467,28 2,92 2,3 6507,60
J 830,64 2,06 7 -4103,44
Total (Cut) 15488,30
Sumber: Analisa Penulis, 2021

4.2 Analisa Internal (Bangunan)


4.2.1 Analisa Jumlah Pengguna Bangunan
a) Pelaku Utama
Sub Terminal Agribisnis secara garis besar berskala daerah.
Berdasarkan pelayanan penjual (Petani/Kelompok Tani) prioritas melayani
pada beberapa kecamatan wilayah sentra produksi yaitu Kecamatan
Ngrambe dan sekitarnya yang masing-masing jumlah penduduk bekerja di
sektor pertanian (BPS Ngawi) sebagai berikut:
Kecamatan Ngrambe : 10.915 jiwa
Kecamatan Sine : 11.612 jiwa
Kecamatan Jogorogo : 10.291 jiwa
Kecamatan Widodaren : 15.691 jiwa
Kecamatan Lainnya : Asumsi 10% dari jumlah harian
Dari data tersebut jumlah keseluruhan yaitu 48.509 jiwa. Jika
diasumsikan 20% tiap pekannya serta secara garis besar jenis komoditi
terdapat 7 macam, maka jumlah penjual (48.509 x 20%) : 7 = ±1.386 orang.
Sedangkan untuk pembeli diasumsikan 10% dari penjual dan 10%
untuk petani diluar kecamatan non sentra produksi 1386 x 20% = 278 orang.
Maka jumlah total dari asumsi baik penjual maupun pembeli yang
diasumsikan, yaitu 1.664 orang.
b) Pengelola
Jumlah pelaku pengelola dihidtung berdasarkan struktur kepengelolaan
yang terdapat pada STA.
Tabel 4.3 Asumsi Jumlah Pengelola STA
Pengelola Umum 8
Pengelola Informasi 2
Pengelola Promosi 2
50

Pengelola Servis 4
JUMLAH 16
Sumber: Analisa Penulis, 2021
Maka jumlah total asumsi pelaku pengelola pada Sub Terminal
Agribisnis di Kabupaten Ngawi adalah 16 Orang

4.2.2 Analisa Aktivitas Pengguna Bangunan dan penetapan Program


Kegiatan
Tabel 4.4 Tabel Analisa Aktivitas Pelaku
Jenis
Jenis Sifat Jumlah
Klasifikasi Fungsi penggun
Aktivitas Aktivitas pengguna
a

Fungsi Primer

Sarana distribusi - Muatan - Publik Penjual, 5-8


datang & pembeli, Orang/bongk
Memindahk pekerja ar muat
an muatan lapangan

Transaksi - Publik Penjual, 2-4


jual-beli pembeli Orang/transa
ksi

Sarana promosi - Pameran - Publik Pengelol 1-3 Orang


produksi a
baru/unggul
an

Informasi harga - Melihat & - Publik Pengelol 5 Orang


Memperbar a,
ui penjual,
perkembang pembeli
an harga
tiap
komoditas

Fungsi Sekunder
51

Pembinaan/sosiali - Rapat atau - Semi Pengelol 50-70 Orang


sasi pelaku mengadakan Privat/publ a,
agribisnis pertemuan ik Penjual
antar
penjual.
saling
bekenalan
dan
berbincang.

Penanganan Pencucian, - Semi Penjual, 3-5 Orang


pascapanen sortasi, Privat/publ Pekerja
grading, dan ik lapangan
pengemasan

Penyimpanan - - Privat Pengelol 2-4 Orang


Menyimpan a,
sementara Penjual,
hasil Pembeli
komoditas
pertanian

Fungsi Penunjang

Sarana Ibadah - Wudhu, - Semi Semua 100 Orang


Sholat, Privat/Publ jenis
Mengaji. ik penggun
a

Sarana Sanitair - Mandi, - Privat Semua 1 Orang


Buang air jenis
besar/kecil penggun
a

- Siram - Publik Petugas 1-2 Orang


tanaman kebersih
taman an

Kantin Memasak - Privat Penjual 1-2 Orang


52

Berjualan - Publik Penjual 1-2 Orang

Makan/Min - Semi Semua 1-4


um privat/publ jenis Orang/meja
ik penggun
a

Sarana Istirahat Tidur Privat Penjual, 1-4 Orang


pembeli

Duduk- Semi Penjual, 1-4 Orang


duduk publik/priv pembeli
at, privat

Kantor Kegiatan Privat Pengelol 1-4 Orang


administrasi dan Kantor a
pengelola

Lembaga Melayani Semi Pegawai 4 Orang


Keuangan urusan publik/priv bank
keuangan at

Keamanan Menjaga Publik Satpam 4 Orang


keamanan
seluruh
aktivitas dan
pengguna
Sumber: Analisa Penulis, 2021
4.2.3 Analisa Kebutuhan Ruang Pada Bangunan
Tabel 4.5 Analisa Kebutuhan Ruang
Klasifikasi Fungsi/Aktivitas Kebutuhan Ruang
Fungsi Primer
Muatan datang & Memindahkan Bongkar muat & Los
muatan
Transaksi jual-beli Los
Pameran produksi baru/unggulan R. Promosi
53

Melihat & Memperbarui R. Informasi


perkembangan harga tiap
komoditas
Fungsi Sekunder
Pembinaan/sosialisasi pelaku Balai Pertemuan
agribisnis
Penanganan pascapanen R. Pengolahan Komoditi
Penyimpanan Gudang Penyimpanan & Cold
Storage
Fungsi Penunjang
Sarana Ibadah Musholla
Sarana Sanitair Toilet
Tempat Makan Kantin
Sarana Istirahat Gazebo
Administrasi dan pengelolaan Kantor Pengelola
Lembaga Keuangan Bank
Keamanan Pos Satpam
Sumber: Analisa Penulis, 2021
4.2.4 Analisa Sirkulasi Pengguna Pada Bangunan
Tabel 4.6 Sirkulasi Pelaku
54
55

Sumber: Analisa Penulis, 2021

4.2.5 Analisa Hubungan Ruang Pada Bangunan


A. Matriks Hubungan Ruang (Massa)
56

Gambar 4.20 Matriks hubungan Ruang (Massa)

B. Matriks Hubungan Ruang (Keseluruhan Massa)

Gambar 4.21 Matriks hubungan Ruang (Keseluruhan Massa)


57

C. Organisasi Ruang

Gambar 4.22 Organisasi Ruang

4.2.6 Analisa Besaran Ruang Pada Bangunan


Tabel 4.7 Besaran Ruang
Kebutuhan Total
Dimensi Ruang Jumlah Kapasitas Sumber
Ruang (m²)

Ruang terbuka

Entrace 4x lebar truck 2 - NAD 20


2,5 = 10 m² &A

Tempat Parkir 2,5 x 80 =200 2 50 Orang NAD 200


motor m² &A
(Asumsi 80
motor)

Tempat Parkir 12,5 x 50 = 625 2 100 Orang NAD 625


mobil/pick up) m² &A
(asumsi 50
mobil/pickup)

Taman 10 x 20 = 200 1 50 Orang A 200


Total (Sirkulasi 100%) 2090

Ruang Transaksi/Display
58

Los Luas tiap massa 10 60 Meja A 1040


los lapak
8 x 16 = 104 m² 120 Orang
3 los sayur
3 los buah
2 los pangan
2 los tanaman
perkebunan

Total (Sirkulasi 30%) 1352

Ruang pengolahan dan Penyimpanan

Ruang bak pencucian 2 20 orang, A 128


pengolahan 0,7 x 1,0= 0,7 Bak
mutu komoditi m2 pencucian,
meja sortasi 0,6 Meja
x 1,5 = 0,9 m2 Sortasi,
mesin Mesin
pengemasan pengemas
sayur dan buah sayur dan
0,8 x 2,0 = 1,6 buah
m2

Ruang bongkar 5 x 10 = 50 m² 1 100 orang NAD 1500


muat barang (Asumsi 30
Truck/pick up)

Gudang 6 x 10 = 60 m² 1 10-20 orang A 60


penyimpanan

Gudang 6 x 10 = 60 m² 1 10-20 A 60
penyimpanan Orang
berpendingin
(cold storage)

Total (Sirkulasi 50%) 2622

R. Administrasi & Pengelola

Kantor (R. Kepala Sub 1 8 Orang NAD 77,48


pengelola Terminal
Agribisnis)
3 Kursi 0,42 x
0,55=
0,23m20,23 x 3
= 0,69m2
59

Meja 1,0x 0,6 =


0,6m2
Lemari 0,5 x 1,2
= 0,6m2
Rak 0,4 x 0,8x 2
= 0,64m2
(R. Tata usaha)
4 kursi 0,42 x
0,55x 4 =
0,92m2
4 meja 1,0 x
0,6x 4 = 2,4m2
2 rak 0,4 x 0,8x
2 = 0,64m2
4 lemari 0,5 x
1,2x 4 = 2,4m2
(R. Bendahara)
3 kursi 0,42 x
0,55 = 0,23 m2
0,23 x 3 = 0,69
m2
Meja 1,0x 0,6 =
0,6 m2
Lemari 0,5 x 1,2
= 0,6 m2
Rak0,4 x 0,8 =
0,32 m2
(R. Rapat)
Meja 1,5 x 3,0 =
4,5 m2
Kursi 0,42 x
0,55 = 0,23 m2

R. Informasi 5x6 = 30 m2 1 8 Orang A 30


dan promosi

R. Balai Meja 0,6 x 2 = 1 100 orang, NAD 140


pertemuan 1,2 m2 meja, kursi
Kursi 0,45 x
0,45 = 0,20 m2

Total (Sirkulasi 30%) 321,72

Penunjang

Musholla 0,72 m2/orang 1 100 Orang NAD 72


60

100 x 0,72 = 72
m2

Kios Kantin Kitchen set 3,95 10 80 orang, NAD 81,5


x 0,82 x 2 = 6,35 Kitchen set,
m2 meja, meja
Meja 1,0 x 0,8 = makan,
0,8 m2 kursi
meja makan 1,0
x 0,8 = 0,8 m2
Kursi 0,45 x
0,45 = 0,20 m2

Kios Saprotan Kursi kasir 0,42 10 10 orang, A 32,3


x 0,55= 0,23 m2 kursikasir,
Meja kasir 0,5 x mejkasir,
1,5 = 0,75 m2 raksingle,
rak single rak double,
0,35 x 1,0= 0,35 meja
m2 display
rak double 0,7 x
1,0 = 0,7 m2
meja display0,8
x 1,5 = 1,2 m2

R. Lembaga Kursi 0,45 x 1 10 orang, NAD 14


keuangan/Bank 0,45 = 0,20 m2 kursi, meja,
meja1,0 x 0,6 = lemari
0,6 m2
lemari0,5 x 1,2 =
0,6 m2

Pos Satpam Kursi 0,45 x 2 2 Orang, NAD 4,4


0,45 = 0,20 m2 kursi, meja
Meja 1,5 x 0,6 =
0,9 m2

R. Elektrikal 3,0 x 2,5 = 7,5 1 4 Orang A 7,5


m2

Pengolahan bak komposting 1 7 Orang A 7,6


Kompos 1,5 x 1 = 1,5 m2 Bak
1,5 x 2 = 3 composting
m21,5 x 2 = 3 Meja
m2 Rak

3 meja
61

0,6 x 1 = 0,6
m2
0,6x 3 = 1,8 m2

4 rak
0,35 x 1,0 = 0,35
m2
0,35 x 4 = 1,4m2

Penampungan 2 m2/orang 1 2 Orang A 12


sampah 2,0 x 6 = 12 m2
sementara

Total (Sirkulasi 40%) 323,68

Total Keseluruhan 6709,4

Sumber: Analisa Penulis, 2021


4.2.7 Analisa Massa Bangunan
Sub Terminal Agribisnis merupakan kategori/kelompok objek banyak
massa. Terdapat beberapa massa yang masing-masing memiliki fungsi yang
berbeda. Analisa pada massa bangunan yang akan direncanakan pada Sub
Terminal Agribisnis sebagai berikut.
Tabel 4.8 Pembagian massa dan fungsi
Massa 1 Kios, balai pertemuan, dan Bank
Massa 2 Los
Massa 3 Pengolahan komoditi
Massa 4 Kantor Pengelola
Massa 5 R. Informasi dan promosi
Massa 6 Musholla
Massa 7 Kantin
Massa 8 Gudang Penyimpanan
Massa 9 Cold Storage
Massa 10 Pengolahan Kompos
Massa 11 R. Elektrikal
Jumlah massa: 11
Sumber: Analisa Penulis, 2021
4.2.8 Analisa Bentuk Bangunan
Sub Terminal Agribisnis merupakan objek perdagangan banyak massa
yang masing-masing memiliki fungsi berbeda. Dalam hal bentuk bangunan
62

tentu masing-masing massa bangunan menyesuaikan dari hal fungsi, kondisi


tapak dan iklim.
Melihat dari fungsi bentuk bangunan harus memiliki luas bangunan
yang dapat menampung aktivitas perdagangan. Kondisi tapak yang
berkontur dapat mempengaruhi bentuk bangunan, serta kondisi iklim yang
juga membutuhkan pertimbangan dalam merencanakan bentuk bangunan
yang berkaitan dengan orientasi bangunan, bukaan bangunan, dan lain-lain.
4.2.9 Analisa Struktur Bangunan
A. Struktur bawah / Pondasi
Gambar 4.23 Sistem penempatan pondasi pada lahan berkontur

Sumber: Apidianto

Penempatan pondasi pada lahan kontur terdapat beberapa macam.


Pemilihan jenis pondasi juga harus dipertimbangkan dalam
pembangunan di lahan berkontur.
B. Dinding
Pemilihan material dalam dinding merupakan hal yang sangat
penting. Dinding mempengaruhi kekuatan dan kenyamanan dalam
bangunan. Masing-masing material dinding memiliki kelebihan dan
63

kekurangan, hal ini harus dipertimbangkan dari hal mana yang


diprioritaskan dari kelebihan dan kekurangan tersebut.
C. Atap
Atap memiliki tiga komponen yaitu struktur atap, penutup atap dan
pelengkap atap. Dalam pemilihan jenis atap menyesuaikan fungsi dari
bangunan. Terlebih STA yang memiliki banyak massa dan fungsi yang
berbeda.
4.2.10 Analisa Sirkulasi Horizontal dan Vertikal Pada Bangunan
Massa bangunan pada STA semua memiliki 1 lantai, maka sirkulasi
yang berlaku yaitu sirkulasi horizontal. Sirkulasi horizontal pada bangunan
masing-masing berbeda mempertimbangkan dari kebutuhan sirkulasi dan
aktivitasnya. Secara umum sirkulasi horizontal terdapat dua, sirkulasi pada
tepi bangunan dan tengah bangunan.
4.2.11 Analisa Transportasi Pada Bangunan
Massa bangunan pada STA tidak memiliki transportasi pada bangunan.
4.2.12 Analisa Utilitas Pada Bangunan
Secara umum kebutuhan utilitas pada bangunan terdiri dari
A. Analisa Sistem Listrik
Sistem instalasi listrik pada Sub Terminal Agribisnis berasal dari PLN
dan Genset. Pemakaian genset sebagai antisipasi jika terjadi pemadaman
listrik dari PLN
B. Sistem Air Bersih
Sumber distribusi air bersih berasal dari PDAM yang didistribusika n
pada tandon yang berada di setiap bangunan.
C. Sistem Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor terbagi menjadi dua berdasarkan jenis.
Air kotor cair dibuang melalui saluran drainse tapak, sedangkan untuk air
kotor padat akan dibuang ke septictank.
D. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang dipakai yaitu pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan. Pencahayaan alami berasal dari matahari yang
dimanfaatkan pada siang hari dan system pencahayaan buatan berupa
lampu digunakan pada waktu petang/malam hari.
E. Sistem Penghawaan
Penghawaan pada bangunan terdapat dua macam, penghawaan alami
dan penghawaan buatan. Penghawaan alami berasal dari angin yang
64

masuk pada bangunan melaui bukaan dan untuk buatan berasal dari kipas
angin atau AC.
F. Sistem Pemadam Kebakaran
Perencanaan sistem pemadam kebakaran harus sesuai dengan
ketentuan yang ada, sehingga Ketika terjadi penanggulangan kebakaran,
peralatan dan kelengkapan dapat berfungsi dengan baik. Sistem
pemadam kebakaran, meliputi:
• Fire pump system (Pemadaman dengan sistem pompa)
• Hydrant system (Pemadaman dengan sistem pompa hidran)
• Sprinkler system (Pemadaman dengan sistem pemancar air)
• Water spray system (Pemadaman dengan sistem semprotan air)
• Foam spray system (Pemadaman dengan sistem semprotan busa)
• Vehicle protection system (Mobil pemadam kebakaran)
• Fire Hydrant System (Sistem Pemadam dengan Hidran)

Anda mungkin juga menyukai