Diki Darmawan1,*, La Ode Muhamad Nurrakhmat Arsyad2, Asraf3, Try Sugiyarto Soeparyanto2,
Ainussalbi Al Ikhsan4
1
Program Studi D-III Teknik Sipil, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Halu Oleo
2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
3
PT. Hutama Karya, Tbk.
4
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
Koresponden*, Email: darmawandicky47@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini merupakan studi penelitian yang dilakukan di Bendungan Ladongi Kolaka
Timur Sulawesi Tenggara yang bertujuan untuk mengetahui tata cara atau metode
pengukuruan survey pemetaan yang dilakukan pada Ruang Jamuan Makan Bendungan
Ladongi.
Dari hasil penelitian di Bendungan Ladongi Kolaka Timur bahwa berdasarkan hasil dan
kesimpulan yang ditarik yaitu, metode survey dan pemetaan untuk menentukan lokasi titik
awal pembangunan ruang jamuan makan dengan menggunakan titik BM2 sebagai patokan
awal dalam pekerjaan ruang jamuan makan bendungan Ladongi. Terkait kesimpulan di atas
dalam pengukuran stake out dengan menggunakan titik terdekat yakni BM1 dan BM2.
Metode kerja pengukuran stakeout dengan koordinat (X, Y, Z) menggunakan koordinat
Kata kunci : Survey, Pemetaan, Stake out, BM1 X = 376943.427, Y = 9541136.940, Z = 82.570 dan koordinat BM2 X = 376501.725, Y =
Total station 9541066.163, Z = 80.539.
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang (pembangkit listrik dan sebagainya). Kementrian pekerjaan
Dengan berkembangnya pembangunan saat ini, umum Indonesia mendefinisikan bendungan sebagai
pengukuran tanah sangat diperlukan dalam kehidupan bangunan yang berupa tanah, batu, beton, atau pasangan
modern terutama dalam dunia kontruksi. Hasil pengukuran batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung
tanah dipakai untuk memetakan bumi (daratan dan air, dapat juga dibangun untuk menampung limbah tambang
perairan), menyiapkan peta navigasi perhubungan darat, laut atau lumpur.
dan udara dan memetakan batas-batas kepemilikan tanah Dilihat dari letak geografis dan infrastrukturnya
baik tanah perorangan, perusahaan maupun negara. Para Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Kolaka Timur
insinyur sipil sangat memerlukan data pengukuran yang mempunyai daerah irigasi yang cukup luas dan sungai yang
akurat untuk membuat peta perencanaan pembangunan berpotensi untuk mengairi pertanian, sumber air baku,
jalan, jembatan, kontruksi gedung, saluran irigasi, lapangan pembangkit listrik dan lain lain. Salah satu sungai di Kolaka
udara, pengkaplingan tanah perkotaan, jalur pipa, Timur yang dapat dimanfaatkan potensinya yaitu Sungai
terowongan dan bendungan. Ladongi yang berada di Kecamatan Ladongi. Untuk
Salah satu proyek strategis nasional pemerintah adalah memanfaatkan potensi tersebut maka Pemerintah Pusat
pembangunan bendungan. Bendungan menurut KBBI ialah melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari
bangunan penahan atau penimbun air untuk irigasi Kementrian PUPR, merencanakan pembangunan
103
104 Diki Darmawan, dkk., Jurnal Media Konstruksi, Volume 05, Nomor 2, Desember 2020
Bendungan Ladongi yang memiliki kapasitas sebesar 45 berhubungan dengan pengumpulan data mulai dari
juta m3 dan diharapkan dapat mengairi lahan seluas 3604 pengukuran permukaan bumi hingga penggambaran bentuk
ha. bumi. (Slamet Basuki, 2006).
3. Metodologi
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Desa Atula, Kecamatan
Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur, Propinsi Sulawesi
Tenggara. Berikut adalah gambar yang menunjukkan tempat
lokasi penelitian.
4. Hasil Dan Pembahasan 4.2. Bench Mark (BM)Dan Control Point (CP)
4.1. Ruang Jamuan Makan Bendungan Ladongi
Ruang Jamuan Makan adalah salah satu fasilitas Benchmark (BM) adalah titik yang telah mempunyai
Bangunan yang di dirikan pada area Gardu Pandang koordinat fixed,dan dipresentasikan dalam bentuk
Bendungan Ladongi. Bangunan ini didesain memiliki 8 monumen/patok dilapangan. BM memiliki fungsi penting
buah kolom tiang penyangga, memiliki 4 buah pintu dan 4 pada kegiatan survey, yaitu sebagai titik ikat yang
buah jendela,didalamnya terdiri dari 6 buah meja makan mereferensikan posisi objek pada suatu sistem koordinat
dan 6 kursi disetiap mejanya. global. Untuk mendukung efisiensi dalam pengelolaan suatu
Ruang Jamuan Makan ini berfungsi sebagai tempat area situasi, maka keberadaan BM sangat bermanfaat :
perjamuan makan yang memiliki kapasitas sebanyak 36 1) Untuk menggabungkan area-area pengukuran yang
(orang) dengan luas ukuran, lebar 8m dan panjang 8m terpisah pada satu sistem koordinat Global.
dengan bentuk persegi prisma. 2) Mempermudah pengukuran peta situasi di lokasi
Berikut ini adalah gambar Ruang Jamuan Makan. sekitar dengan cara menjadikan BM sebagai acuan
sehingga peta situasi dapat diintegrasikan ke dalam
koordinat global.
3) Membuat titik tetap pada suatu kompleks bangunan.
Apabila nanti ada penambahan bangunan bisa
menggunakan patok BM tersebut sebagai acuan
pengukuran. Sebagai contoh adalah kampus. Kampus
mempunyai beberapa bangunan baik berupa taman dan
gedung. Tentu seiring berjalannya waktu penambahan
gedung sangat dimungkinkan sehingga patok BM ini
menjadi sangat penting dipasang pada saat
pembangunan pertama kampus dahulu.
Gambar 3. Denah Ruang Jamuan Makan 4) Patok ini juga bisa digunakan untuk acuan marking
level bowplank
Berikut ini adalah gambar titik Bench Mark (BM) yang
digunakan dalam pengukuran Ruang Jamuan Makan
Bendungan Ladongi:
Gambar 7. Titik BM
Gambar 5. Rencana Plafon Ruang Jamuan Makan
A. Penentuan Lokasi Titik Bench Mark (BM)
[1] Penentuan tempat patok BM adalah berada pada
tempat yang stabil dan aman dari jangkauan
manusia ataupun binatang.
[2] Patok harus berada pada tempat yang tidak
mengganggu aktivitas umum.
[3] Patok harus berada pada tempat yang mudah
dijangkau dan mudah dicari.
[4] Patok harus berada pada tempat yang kira-kira
steril dari pembangunan-pembangunan yang akan
datang.
Gambar 6. Depan Dan Samping Ruang Jamuan Makan
108 Diki Darmawan, dkk., Jurnal Media Konstruksi, Volume 05, Nomor 2, Desember 2020
Bendungan Ladongi khususnya pada pengukuran ruang tulangan. Berikut ini adalah gambar pengukuran
jamuan makan pembuatan data Bench Mark (BM) dan stake out pemasangan besi tulangan pondasi Ruang
control point (CP) tersebut telah dikerjakan oleh juru Jamuan Makan.
ukur. d) Pengecekan Kelurusan Pasangan Beskisting Dan
2) Kegiatan Pengukuran Besi Tulangan
a) Pengukuran Stake Out Galian Pondasi Ruang Pengukuran ini dilakukan sebelum pengecoran besi
Jamuan Makan tulangan, pengukuran ini berfungsi untuk mengecek
Pengukuran ini dilakukan sebelum proses penggalian kelurusan pemasangan bekisting dan besi
berlangsung,Pengukuran stake out galian pondasi tulangan.Berikut ini adalah gambar pengecekan
dilakukan untuk memberikan tanda batas galian, dan kelurusan pemasangan bekisting dan besi tulangan.
kedalaman galian rencana pondasi ruang jamuan e) Pengecekan Pasangan Beskisting Untuk
makan. Pada saat proses penggalian berlangsung, Pengecoran Sloof
dilakukan pengontrolan kembali yang bertujuan Pengukuran ini dilakukan sebelum pengecoran sloff,
untuk meminimalisir kesalahan pada area penggalian Pengukuran ini dilakukan untuk mengecek kelurusan
pondasi. pemasangan bekisting pengecoran sloof.
b) Pemetaan Situasi Galian Pondasi f) Stakeout Pemasangan Top Cor Tulangan Besi
Pengukuran ini dilakukan sebelum pengecoran Pengukuran ini dilakukan pada saat pemasangan
pondasi,Pemetaan situasi galian dimaksudkan untuk tulangan besi tiang ruang jamuan makan, pengukuran
mengetahui berapa dibutuhkan beton untuk elevasi ini bertujuan untuk mendapatkan kelurusan top cor
lean concrete (LC) pada ruang jamuan makan. tulangan besi. Berikut ini adalah gambar Stakeout
c) Stake Out Tulangan Besi Pondasi pemasangan top
Pengukuran ini dilakukan sebelum pengecoran g) Pengukuran Elevasi Pengecoran LC (Lean
tulangan pondasi, Stake out pemasangan besi Concrete)
tulangan dilakukan untuk menentukan titik-titik as Pengukuran ini dilakukan untuk menentukan
pemasangan besi tulangan agar sesuai dengan ketebalan pengecoran LC rencana pembuatan tangga
gambar kerja. Pada pengukuran ini pengontrolan dari Ruang Museum menuju Ruang Jamuan makan.
dilakukan kembali pada saat pengecoran besi
2) Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang
telah dipaparkan diatas maka diperoleh beberapa saran yang
perlu menjadi perhatian, antara lain:
a) Perlunya diadakan penelitian lebih lanjut tentang
judul ini khususnya mengenai pengolahan data
pengukuran.
b) Pentingnya ketelitian pada saat melakukan pengukuran
dilapangan agar tidak terjadi kesalahan pembacaan
data ukur dan kesalahan pemasukan data koordinat di
alat ukur.