KATA PENGANTAR
Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu bentuk persyaratan administrasi dan
teknis kontrak pengadaan jasa konsultan teknis antara PT. Mandiri Tata Bina Konsultan
dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Tata Bangunan Kabupaten Serang,
pada Kegiatan Perencanaan Teknis Sarana dan Prasarana Air Bersih/Air Minum,, Paket
Pekerjaan Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Bersih/Air Minum 3 (Perencanaan
Pembangunan Sumur Bor, Menara Air, Jaringan Perpipaan dan Sambungan Rumah (SR)).
Lingkup pekerjaan Laporan Akhir Perencanaan ini terdiri dari :
1. Pengumpulan Data
2. Survey Akhir
3. Survey Lapangan
4. Test Geolistrik
5. Perencanaan Teknis
6. Penyiapan Gambar Rencana
7. Prakiraan Biaya Konstruksi / Engineering Estimate
8. Penyiapan Dokumen Tender
9. Pelaporan
Demikian laporan Akhir Perencanaan ini disampaikan, semoga dapat bermanfaat sebagai
salah satu bahan pertimbangan dalam penanganan pekerjaan fisik Perencanaan Sarana dan
Prasarana Air Bersih/Air Minum 3 (Perencanaan Pembangunan Sumur Bor, Menara Air,
Jaringan Perpipaan dan Sambungan Rumah (SR)) oleh Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman Dan Tata Bangunan Kabupaten Serang.
KONSULTAN PERENCANA
CV. JAYA WAHANA RAYA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Uraian Kegiatan
1.4. Ruang Lingkup Pekerjaan
1.5. Keluaran
1.6. Lokasi
GAMBAR TEKNIS
RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB )
I. PENDAHULUAN
Komitmen melaksanakan MDG’s untuk mengurangi proporsi penduduk yang tidak memiliki
Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Maksud dan tujuan dari Perencanaan Teknis Pembuatan Sumur Air Dalam Deep Well adalah :
Adanya rencana mengenai titik pengeboran sumur air dalam yang berpotensi menjadi sumber
air sehingga air yang dihasilkan memiliki baku mutu yang baik
Adanya perencanaan mengenai detail pekerjaan pembuatan sumur air dalam yang sesuai
Adanya rancangan yang baik mengenai fasilitas penyediaan air bersih mulai dari sumur air
Nama Kegiatan : Perencanaan Teknis Sarana dan Prasarana Air Bersih/Air Minum
Rp. 100.000.000,00
Besar PAGU :
Waktu :
a. Melakukan survey pendahuluan untuk memastikan titik-titik uji geolistrik pada lokasi yang
sudah ditentukan.
c. Melakukan interpretasi data mengenai hasil survey geolistrik yang sudah didapat.
d. Merencanakan sumur air dalam yang akan dibuat dengan kedalaman yang sesuai dengan hasil
survey geolistrik.
e. Membuat Laporan.
1.5. KELUARAN
Kepastian potensi sumber air dalam pada titik-titik yang akan dilakukan pengeboran
1.6. LOKASI
Lokasi yang harus ditangani dalam pekerjaan Perencanaan Teknis Pembuatan Sumur Air
LOKASI PEKERJAAN
NO.
Kampung Desa Kecamatan
Secara umum, berdasarkan Peta Rupa Bumi skala 1 : 25.000 yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal
1. Morfologi perbukitan bergelombang kuat yang dibentuk oleh Satuan Batuan Hasil Gunung api
Gede yang terdiri dari : Lava, breksi batu pasir tufaan, batu pasir lempungan dan Lahar tidak
terpisahkan dimana morfologi perbukitan yang dibentuk oleh satuan batuan ini, dengan
2. Morfologi perbukitan bergelombang sedang dibentuk oleh Formasi tufa Banten yang terdiri
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Serang, Jawa, skala 1 : 100.000 yang dikeluarkan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, tahun 1991, satuan batuan yang menempati daerah
penyelidikan geolistrik adalah Satuan Batuan Hasil Gunung Gede dan Formasi Tufa Banten :
Terdiri dari Lava, breksi, batu pasir tufaan, batu pasir lempungan dan lahar tidak terpisahkan
berumur Quarter.
Endapan ini menyebar sangat luas pada bagian Selatan daerah Desa Tegal Bunder sampai
daerah Suralaya di bagina Utara, di bagian Barat pada daerah Tanjungsari sampai Pasir Kalapa
di Timur.
Pada satuan batuan ini biasanya terdapat lapisan pembawa air, yang terdiri dari pasir berbutir
kasar hingga halus sehingga diharapkan merupakan akuifer dangkal karena permeabilitas pada
batuan pasir tufaan, batu pasir lempungan yang mana berbutir kasar/besar umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan batuan sedimen berbutir halus. Perbedaan batu pasir dengan pasir lepas
adalah bahwa batu pasir saling terikat oleh sementasi, sedangkan pasir lepas tidak sehingga
memudahkan air untuk melewati lapisan tersebut. Endapan ini menyebar di daerah yang sangat
Terdiri dari Tufa, tuf batu apung dan batu pasir tufaan yang berumur Quarter. Endapan ini
menyebar sangat luas sekali pada bagian Utara pada daerah Tegal Bunder sampai daerah Cikerai
di bagian Selatan, pada bagian Barat di daerah Gunungsugih sampai daerah Ciberko di Timur.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Serang skala 1 : 100.000, daerah pengukuran geolistrik hanya
terdapat dua kelurusan yang membentang secara diagonal pada daerah Tanjung Kanal di Barat Laut
sampai G. Gede di Tenggara. Selain itum kelurusan pada daerah Gombong di Barat Laut sampai
Gempol Wetan di bagian Tenggara. Untuk struktur geologi/patahan tersebut tidak dibahas lebih.
3.1. PENDAHULUAN
Apa itu air tanah dan bagaimana mencarinya ? Pertanyaan ituseringkali muncul ketika sumber air
yang kita gunakan selama ini seperti air sungai, danau atau air hujan tidak bisa kita dapatkan. Satu
Hanya dikarenakan jenis air ini tidak terlihat secara langsung, banyak kesalahfahaman dalam
masalah ini. Banyak orang secara umum menganggap airtanah itu sebagai suatu danau atau sungai
yang mengalir di bawah tanah. Padahal, hanya dalam kasus dimana suatu daerah yang memiliki gua
dibawah tanahlah kondisi ini adalah benar. Secara umum airtanah akan mengalir sangat perlahan
melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan
Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan airtanah ini kita sebut dengan akifer. Bagaimana
interaksi kita dalam penggunaan airtanah? Yang alami adalah dengan mengambil airtanah yang
muncul di permukaan sebagai mataair atau secara buatan. Untuk pengambilan airtanah secara
buatan, mungkin analogi yang baik adalah apabila kita memegang suatu gelas yang berisi air dan es.
Apabila kita masukkan sedotan, maka akan terlihat bahwa air yang berada di dalam sedotan akan
sama dengan tinggi air di gelas. Ketika kita menghisap air dalam gelas tersebut terus menerus pada
akhirnya kita akan menghisap udara, apabila kita masih ingin menghisap air yang tersimpan diantara
es maka kita harus menghisapnya lebih keras atau mengubah posisi sedotan. Nah konsep ini
hampirlah sama dengan teknis pengambilan airtanah dalam lapisan akifer (dalam hal ini diwakili
Hal yang menarik, jika kita tutup permukaan sedotan maka akan terlihat bahwa muka air di dalam
sedotan akan berbeda dengan muka air didalam gelas. Perbedaan ini akan mengakibatkan
pergerakan air. Sama dengan analog ini, airtanahpun akan bergerak dari tekanan tinggi menuju ke
tekanan rendah. Perbedaan tekanan ini secara umum diakibatkan oleh gaya gravitasi (perbedaan
ketinggian antara daerah pegunungan dengan permukaan laut), adanya lapisan penutup yang
impermeabel diatas lapisan akifer, gaya lainnya yang diakibatkan oleh pola struktur batuan atau
fenomena lainnya yang ada di bawah permukaan tanah. Pergerakan ini secara umum disebut gradien
aliran airtanah (potentiometrik). Secara alamiah pola gradien ini dapat ditentukan dengan menarik
kesamaan muka airtanah yang berada dalam satu sistem aliran airtanah yang sama.
Mengapa pergerakan atau aliran airtanah ini menjadi penting? Karena disinilah kunci dari penentuan
suatu daerah kaya dengan airtanah atau tidak. Perlu dicatat : tidak seluruh daerah memiliki
Cekungan air bawah tanah adalah status wilayah yang diabatasi oleh batas-batas hidrogeologi
seperti jenis batuan, morfologi dan hidrologi dimana semua kejadian hidrogeologi seperti proses
pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air bawah tanah berlangsung dalam satu siklus yang sama.
Air bawah tanah adalah semua air yang terdapat di alam dalam lapisan pembawa air termasuk air
yang muncul secara alamiah dia atas permukaan tanah sebagai mata air.
Masuknya air hujan dan air permukaan ke dalam tanah, mengisi akuifer kemudian keluar permukaan
sebagai mata air atau karena proses aktivitas manusia melalui pemboran atau sumur-sumur gali,
mengalir ke laut, menguap menjadi awan yang mengandung butir-butir air, bergerak ke darat karena
hembusan angin laut dan kembali ke daratan sebgai hujan untuk kembali mengisi akuifer.
Model aliran airtanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan airtanah atau sering juga disebut
sebagai daerah imbuhan airtanah (recharge zone). Daerah ini adalah wilayah dimana air yang
berada di permukaan tanah baik air hujan ataupun air permukaan mengalami proses penyusupan
(infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau celah/rekahan pada tanah/batuan.
Proses penyusupan ini akan berakumulasi pada satu titik dimana air tersebut menemui suatu lapisan
atau struktur batuan yang bersifat kedap air (impermeabel). Titik akumulasi ini akan membentuk
suatu zona jenuh air (saturated zone) yang seringkali disebut sebagai daerah luahan air tanah
(discharge zone). Perbedaan kondisi fisik secara alami akan mengakibatkan air dalam zonasi ini
akan bergerak/mengalir baik secara gravitasi, perbedaan tekanan, kontrol struktur batuan dan
parameter lainnya. Kondisi inilah yang disebut sebagai aliran airtanah. Daerah aliran airtanah ini
Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer yang diatasnya
memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel) hal ini mengakibatkan perubahan
tekanan antara airtanah yang berada di bawah lapisan penutup dan airtanah yang berada diatasnya.
Perubahan tekanan inilah yang didefinisikan sebagai airtanah tertekan (confined aquifer) dan
airtanah bebas (unconfined aquifer). Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan airtanah
bebas sering kita lihat dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk, sedangkan airtanah tertekan
Airtanah bebas (water table) memiliki karakter berfluktuasi terhadap iklim sekitar, mudah
tercemar dan cenderung memiliki kesamaan karakter kimia dengan air hujan. Kemudahannya untuk
Airtanah tertekan/ airtanah terhalang inilah yang seringkali disebut sebagai air sumur artesis
(artesian well). Pola pergerakannya yang menghasilkan gradient potensial, mengakibatkan adanya
istilah artesis positif ; kejadian dimana potensial airtanah ini berada diatas permukaan tanah
sehingga airtanah akan mengalir vertikal secara alami menuju kestimbangan garis potensial khayal
ini. Artesis nol ; kejadian dimana garis potensial khayal ini sama dengan permukaan tanah sehingga
muka airtanah akan sama dengan muka tanah. Terakhir artesis negatif ; kejadian dimana garis
potensial khayal ini dibawah permukaan tanah sehingga muka airtanah akan berada di bawah
permukaan tanah.
Metoda geolistrik adalah salah satu metoda geofisika yg didasarkan pada penerapan konsep
kelistrikan pada masalah kebumian. Tujuannya adalah untuk memperkirakan sifat kelistrikan
medium atau formasi batuan bawah-permukaan terutama kemampuannya untuk menghantarkan atau
Aliran listrik pada suatu formasi batuan terjadi terutama karena adanya fluida elektrolit pada pori-
pori atau rekahan batuan. Oleh karena itu resistivitas suatu formasi batuan bergantung pada
porositas batuan serta jenis fluida pengisi pori-pori batuan tsb. Batuan porous yg berisi air atau air
asin tentu lebih konduktif (resistivitas-nya rendah) dibanding batuan yg sama yg pori-porinya hanya
Temperatur tinggi akan lebih menurunkan resitivitas batuan secara keseluruhan karena
meningkatnya mobilitas ion-ion penghantar muatan listrik pada fluida yang bersifat elektrolit.
Cara kerja metoda geolistrik secara sederhana dapat dianalogikan dengan rangkaian listrik. Jika arus
dari suatu sumber dialirkan ke suatu beban listrik (misalkan kawat seperti terlihat pada gambar)
maka besarnya resistansi R dapat diperkirakan berdasarkan besarnya potensial sumber dan besarnya
arus yg mengalir. Dalam hal ini besaran resistansi tidak dapat digunakan untuk memperkirakan jenis
material karena masih bergantung ukuran atau geometri-nya. Untuk itu digunakan besaran
Dalam prakteknya pengukuran geolistrik dilakukan dengan mengalirkan arus ke dalam tanah
melalui 2 elektroda (C1 dan C2) dan respons-nya (beda potensial) diukur melalui 2 elektroda yg lain
(P1 dan P2). Berdasarkan konfigurasi elektroda dan respons yg terukur maka sifat kelistrikan
Hasil pengukuran geolistrik tidak dapat digunakan secara pasti untuk menentukan jenis batuan,
geolistrik dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan adanya formasi batuan yg mengandung air
(akuifer) dalam eksplorasi air tanah, adanya formasi batuan yg berasosiasi dengan zona mineralisasi
dalam eksplorasi mineral. Dalam studi rekayasa dan lingkungan metoda geolistrik juga berperan
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam
bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran
potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah ataupun akibat injeksi
arus ke dalam bumi. Ada beberapa macam metoda geolistrik, antara lain : metode potensial diri, arus
lain-lain. Dalam bahasan ini dibahas khusus metode geolistrik tahanan jenis. Pada metode geolistrik
tahanan jenis ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus. Kemudian beda
potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda
potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga
hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur (sounding point). Metoda ini lebih efektif
jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di
kedalaman lebih dari 1000 feet atau 1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk
eksplorasi munyak tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang engineering geology seperti
penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir air dan juga dapat digunakan dalam
eksplorasi geothermal.
Metoda geolistrik adalah salah satu metoda geofisika yg didasarkan pada penerapan konsep
kelistrikan pada masalah kebumian. Tujuannya adalah untuk memperkirakan sifat kelistrikan
medium atau formasi batuan bawah-permukaan terutama kemampuannya untuk menghantarkan atau
Aliran listrik pada suatu formasi batuan terjadi terutama karena adanya fluida elektrolit pada pori-
pori atau rekahan batuan. Oleh karena itu resistivitas suatu formasi batuan bergantung pada
porositas batuan serta jenis fluida pengisi pori-pori batuan tsb. Batuan porous yg berisi air atau air
asin tentu lebih konduktif (resistivitas-nya rendah) dibanding batuan yg sama yg pori-porinya hanya
Temperatur tinggi akan lebih menurunkan resitivitas batuan secara keseluruhan karena
meningkatnya mobilitas ion-ion penghantar muatan listrik pada fluida yg bersifat elektrolit.
Cara kerja metoda geolistrik secara sederhana dapat dianalogikan dengan rangkaian listrik. Jika arus
dari suatu sumber dialirkan ke suatu beban listrik (misalkan kawat seperti terlihat pada gambar)
maka besarnya resistansi R dapat diperkirakan berdasarkan besarnya potensial sumber dan besarnya
arus yg mengalir. Dalam hal ini besaran resistansi tidak dapat digunakan untuk memperkirakan jenis
material karena masih bergantung ukuran atau geometri-nya. Untuk itu digunakan besaran
Dalam prakteknya pengukuran geolistrik dilakukan dengan mengalirkan arus ke dalam tanah
melalui 2 elektroda (C1 dan C2) dan respons-nya (beda potensial) diukur melalui 2 elektroda yg lain
(P1 dan P2). Berdasarkan konfigurasi elektroda dan respons yg terukur maka sifat kelistrikan
Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa jenis metode resistivitas
1. Metode Schlumberger
2. Metode Wenner
3. Metode Dipole-dipole
1. Survei bawah permukaan pada perencanaan bendung, jalan, pondasi dalam, lokasi TPA, dll
2. Survey potensi akuifer airtanah/air bawah tanah dan pelacakan sungai-sungai bawah tanah
3. Survei potensi pencemaran leachate limbah industri pada lingkungan bawah tanah
(subsurface)
7. Pemetaan dan remediasi zona instrusi air laut pada akuifer pantai
8. dll
Sumur air dalam adalah suatu sumur bor yang mengambil sumber air tertekan dari lapisan Aquifer
atau Zona Jenuh. Kedalaman pengeboran berkisar antara 80 s.d 300 meter atau tergantung dari
kondisi hidrogeologi dan izin yang diberikan oleh Dinas Pemerintahan setempat. Keuntungan
menggunakan Sumur Air Dalam adalah ketersediaan airnya yang lebih banyak dari sumur pantek
atau sumur dangkal, selain itu lapisan akifer yang mengandung air asin maupun payau dapat
dihindari.
Konstruksi sumur air dalam terdiri dari pipa jambang 6” dengan kedalaman 0 – 40 m dan pipa naik
4” dari kedalaman lebih dari 30 m. Pipa saringan dengan diameter 4” dipasang pada akuifer antara
30 – 100 m. Kerikil pembalut dipasang pada kedalaman lebih dari 30 m, sedangkan pada kedalaman
0 – 30 m dicor semen agar aquifer dangkal yang kedalamannya kurang dari 30 m tidak terpengaruh
Sistematika pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknis Pembuatan Sumur Air Dalam Deep Well
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan mengumpulkan semua data yang ada yang mengacu kepada hasil Feasibility
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup pekerjaan pengumpulan data dan informasi ini adalah sebagai berikut :
Peta Topografi
Peta geologi
Data hidrologi
RUTR
Peraturan Daerah
Metodologi
Masing-masing tenaga ahli melakukan kunjungan/survey ke lokasi dan instansi yang berhubungan
List data yang diharapkan diperoleh dan rencana perolehannya disusun sebelumnya untuk
menghindari terlewatnya data yang harus diambil pada saat survey juga untuk menghindari adanya
perolehan data ganda antara tenaga ahli satu dengan yang lain.
Evaluasi dan analisis data akan dilakukan oleh setiap tenaga ahli dan pada gilirannya akan
didiskusikan bersama mengingat fungsinya yang saling terkait satu dan lain bidang studi.
Team Leader akan merangkum seluruh data yang diperoleh dan membuat kesimpulen dari hasil
Personil
Keluaran
Data-data awal penunjang bagi pekerjaan ini serta rencana kerja survey lapangan.
Tujuan
Untuk menentukan lokasi titik pemboran yang paling baik karena pengaruh akuifer dan
Untuk mengetahui kedalaman lapisan pembawa air sehingga dapat diperkirakan kedalaman
Untuk mengetahui penyebaran lateral lapisan pembawa air tanah sehingga dampak
lingkungan dapat diperhitungkan dan untuk mengurangi resiko kegagalan dalam pemboran
dalam hal ini mengetahui berapa kedalaman maksimum dalam rencana pemboran sehingga
Untuk mengetahui kualitas air tanahnya, apakah dapat dipergunakan untuk kebutuhan air
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengamatan di lapangan maupun kegiatan pengolahan data adalah :
Satu unit alat ukur tahanan jenis merk NANIURA lengkap dengan kabel dan elektroda
Palu geologi
Kompas geologi
Walky talky
Kalkulator
AVO meter
Desktop komputer
Laptop komputer
Alat tulis
Metodologi
Titik pengamatan geolistrik sebayak 3 titik ditentukan untuk mengcover daerah seluas lebih kurang
4 hektar. Titik-titik pengamatan ditentukan dan diatur dalam dua garis penampang, tegak lurus dan
diagonal agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai penyebaran akuifer terhadap lapisan
batuan bawah permukaan di daerah ini. Penampang meliputi titik pengamatan GI-1, GI-2, GI-3, GI-
4, GI-5, GI-6, GI-7, GI-8, GI-9, GI-10, GI-11, GI-12 dan GI-13.
Adapaun cara pengukuran dan pengamatan geolistrik di lapangan adalah sebagai berikut :
3. Meletakan alat resitivityt di tempat yang aman dari hujan dan sinar matahari secara
langsung.
4. Memeriksa apakah sumber tegangan baik dan baterai analognya baik ( jika baik harga arus
5. Tanamkan ke tanah elektroda potensial pada jarak yang telah ditentukan ( a/2 = 0,5 m ).
7. Menanamkan elektroda arus pada jarak yang telah ditentukan (b/2 = 1,5).
9. Melihat tanda galvanometer konfigurasi elektroda pada alat resitivity meter, jarum harus
pada tanda merah, bila belum periksa elektroda potensial/arus kurang tertanam dengan baik.
10. Memutar potensio ”ON” dengan melihat counter digital tegangan (volt), mengatur
11. Bila harganya ( - ), putar kopensator searah dengan jarum jam kemudian jika mendekati nol
putar kopensator fine sehingga counter tegangan betul-betul menuju harga 000.0 ( stabil ).
12. Sebelum menekan tombol start pastikan elektroda sudah tidak disentuh karena
tegangaannya tinggi.
13. Menekan tombol start, mendapatkan harga arus (mA) konstan, kemudian menekan tombol
hold seketika untuk menahan angka yang didapat setelah tombol start dilepaskan.
14. Melakukan sedikitnya 3 (tiga) kali untuk mendapatkan data yang terbaik jika data yang
17. Hasil pengukuran untuk setiap jarak L/2 berbeda, diplot pada kertas logaritma ganda dengan
ordinat untuk harga tahanan jenis semu dan absis untuk jarak L/2 sehingga akan terbentuk
suatu kurva tahanan jenis semu yang menggambarkan keadaan lapisan bawah permukaan di
18. Kurva yang dihasilkan ini kemudian diproses lebih lanjut baik secara manual dengan
menggunakan kurva standar atau dengan komputer untuk memperoleh informasi mengenai
ketebalan setiap lapisan batuan di bawah permukaan yang secara tidak langsung akan
Personil
Keluaran
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran langsung diplot pada kertas logaritma ganda di lapangan
sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemgukuran dapat dikontrol secara langsung.
Data lapangan hasil pengukuran kemudian dianalisis di komputer dengan menggunakan program
“Restry”. Hasil analisa akan menunjukan jumlah, ketebalan dan tahanan jenis lapisan batuan
sehingga dapat diketahui kondisi geologi bawah permukaan dan keberadaan lapisan akuifernya.
Informasi mengenai keberadaan lapisan akuifer yang diperoleh dari hasil analisa tersebut disajikan
dalam bentuk “Penampang Geolistrik Tahanab Jenis”. Hasil penyelidikan geolistrik tergambar
berupa penampang geolistrik yang menunjukan sistem perlapisan batuan dan kondisi air tanahya
Prinsip kerja program “Restry” sama dengan cara manual “Curve Matching”, yaitu modelling kurve-
kurve tahanan jenis yang disesuaikan dengan kurva-kurva tahanan jenis hasil pengukuran di
lapangan. Kualitas hasil modelling dilihat dari besarnya penyimpangan kurva hasil perhitungan
terhadap kurva lapangan. Hasil penefsiran dianggap baik apabila besarnya penyimpangan ( RMS
Informasi mengenai keberadaan lapisan akuifer diperoleh dari hasil analisa tersebut di atas disajikan
dalam bentuk “Penampang Tahanan Jenis”. Penafsiran terhadap kualitas lapisan akuifer dilakukan
Rf = Rw x F
dimana :
Pada formasi batuan yang bersifat lepas, faktor formasi berhubungan dengan porositas batuan.
Faktor formasi untuk batuan kompak dan keras tidak sama dengan harga tersebut diatas, dimana
harganya tergantung pada porositas dan faktor sementasi. Harga-harga F yang tertera di bawah ini
merupakan harga perkiraan yang dipergunakan untuk pendekatan dalam penafsiran terhadap satuan
batuan vulkanik.
Padat (impermeable).
Contoh perhitungan :
Faktor lain yang mempengaruhi terhadap kualitas daripada air tanah ialah salinitas atau kandungan
garam (NaCl) dalam air. Kandungan NaCl dalam air tanah akan mempengaruhi harga EC menjadi
sangat tinggi. Batas antara air tawar dengan air tanah ditunjukan oleh harga EC antara 2000 – 3000
μS dan batas antara air payau dengan air asin ditunjukan oleh harga EC ± 4000 sampai 5000 μS.
Kandungan NaCl juga akan menyebabkan harga tahanan jenis lapisan batuan (tahanan jenis formasi
Untuk mnedapatkan gambaran yang jelas mengenai keadaan lapisan batuan di bawah permukaan
tanah secara tegak maupun mendatar dilakukan interpretasi/penafsiran kondisi litologi dan
Dari hasil pengukuran/penyidikan tahanan jenis (geolistrik) di lapangan, data diolah dengan
program komputer untuk mengetahui sebaran lapisan batuan baik secara vertikal (tegak) maupun
horizontal (mendatar) dan dibuat penampang tahanan jenis secara tegak. Penyidikan mempunyai
nilai tahanan jenis tersebut secara umum dapat dikelompokan dengan berdasarkan perbedaan harga
Interpretasi dan analisis kondisi geologi dan hidrogeologi berdasarkan data tahanan jenis pada lokasi
Tahanan Perkiraan
Tanah penutup/top
9.0 - 60 Ωm soil
Hasil pengamatan interpretasi / pendugaan geolistrik tahanan jenis menunjukan bahwa daerah ini
mempunyai lapisan akuifer pada lapisan akuifer batupasir tufaan yang mempunyai nilai tahanan
CV. Jaya Wahana Raya 2020
LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6
Untuk lapisan akuifer batupasir lempungan yang mempunyai nilai tahanan jenis 10.5 – 12.0 Ohm-m
yaitu pada titik penyidikan GI – 3 dan GI – 10 serta untuk lapisan akuifer pada lapisan akuifer breksi
tufaan yang mempunyai nilai tahanan jenis 37.4 – 58 Ohm-m pada titik penyidikan GI – 11 dan GI –
Penentuan penggunaan pompa Submersible cukup menggunakan pompa kapasitas 1.5 atau 2 Pk
dengan tipe 2 phase mengingat kapasitas pompa yang besar akan menjadi beban listrik yang besar
juga dan dapat memberatkan masyarakat yang merawat sumur air dalam tersebut. Selain dari
kondisi hidrogeologi dimana wilayah yang akan dilakukan pengeboran didominasi oleh batuan hasil
Dari hasil penyidikan interpretasi geolistrik tahanan jenis di wilayah Kabupaten Serang dapat
dilakukan pengeboran pada beberapa lokasi dan dapat menghasilkan air dalam yang baik.
Pengeobaran sebaiknya dilakukan pada kedalaman 90 meter lebih agar tidak mengganggu kondisi