Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

KATA PENGANTAR

Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu bentuk persyaratan administrasi dan
teknis kontrak pengadaan jasa konsultan teknis antara PT. Mandiri Tata Bina Konsultan
dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Tata Bangunan Kabupaten Serang,
pada Kegiatan Perencanaan Teknis Sarana dan Prasarana Air Bersih/Air Minum,, Paket
Pekerjaan Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Bersih/Air Minum 3 (Perencanaan
Pembangunan Sumur Bor, Menara Air, Jaringan Perpipaan dan Sambungan Rumah (SR)).
Lingkup pekerjaan Laporan Akhir Perencanaan ini terdiri dari :
1. Pengumpulan Data
2. Survey Akhir
3. Survey Lapangan
4. Test Geolistrik
5. Perencanaan Teknis
6. Penyiapan Gambar Rencana
7. Prakiraan Biaya Konstruksi / Engineering Estimate
8. Penyiapan Dokumen Tender
9. Pelaporan
Demikian laporan Akhir Perencanaan ini disampaikan, semoga dapat bermanfaat sebagai
salah satu bahan pertimbangan dalam penanganan pekerjaan fisik Perencanaan Sarana dan
Prasarana Air Bersih/Air Minum 3 (Perencanaan Pembangunan Sumur Bor, Menara Air,
Jaringan Perpipaan dan Sambungan Rumah (SR)) oleh Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman Dan Tata Bangunan Kabupaten Serang.

KONSULTAN PERENCANA
CV. JAYA WAHANA RAYA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Uraian Kegiatan
1.4. Ruang Lingkup Pekerjaan
1.5. Keluaran
1.6. Lokasi

II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KERJA


II.1. Kondisi Morfologi
II.2. Litologi Batuan
II.3. Struktur Geologi

III. KAJIAN LITERATUR


III.1. Cekungan Air Bawah Tanah
III.2. Metode geolistrik
III.3. Sumur Air Dalam

IV. METODOLOGI DAN TAHAP KEGIATAN


IV.1. Tahap Pekerjaan
IV.2. Pengumpulan Data Sekunder
IV.3. Penyelidikan Geolistrik
IV.4. Penafsiran Data Geolistrik

V. HASIL DAN REKOMENDASI


V.1. Hasil Test Geolistrik
V.2. Rekomendasi Teknis

GAMBAR TEKNIS
RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB )

I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penyediaan air bersih bagi masyarakat didasari pemikiran :

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

 Air merupakan kebutuhan dasar

 Komitmen melaksanakan MDG’s untuk mengurangi proporsi penduduk yang tidak memiliki

akses terhadap air minum dan sanitasi dasar

 Melaksanakan tujuan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

pelayanan umum dan daya saing daerah

Acuan normatif mengenai penyediaan air bersih bagi masyarakat :

 Undang-Undang No. 17 tahun 2004 tentang Sumber Air Bersih

 Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

 Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari Perencanaan Teknis Pembuatan Sumur Air Dalam Deep Well adalah :

 Adanya rencana mengenai titik pengeboran sumur air dalam yang berpotensi menjadi sumber

air sehingga air yang dihasilkan memiliki baku mutu yang baik

 Adanya perencanaan mengenai detail pekerjaan pembuatan sumur air dalam yang sesuai

dengan standar teknis yang berlaku

 Adanya rancangan yang baik mengenai fasilitas penyediaan air bersih mulai dari sumur air

dalam hingga MCK

1.3. URAIAN KEGIATAN

Nama Kegiatan : Perencanaan Teknis Sarana dan Prasarana Air Bersih/Air Minum

Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Bersih/Air Minum 3

Nama Pekerjaan : (Perencanaan Pembangunan Sumur Bor, Menara Air, Jaringan

Perpipaan dan Sambungan Rumah (SR))

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

APBD Tahun Anggaran 2018

Rp. 100.000.000,00

Sumber Dana : 2 ( dua ) bulan

Besar PAGU :

Waktu :

1.4. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan dari perencanaan ini adalah :

a. Melakukan survey pendahuluan untuk memastikan titik-titik uji geolistrik pada lokasi yang

sudah ditentukan.

b. Melakukan survey geolistrik pada lokasi-lokasi yang sudah ditentukan tersebut.

c. Melakukan interpretasi data mengenai hasil survey geolistrik yang sudah didapat.

d. Merencanakan sumur air dalam yang akan dibuat dengan kedalaman yang sesuai dengan hasil

survey geolistrik.

e. Membuat Laporan.

1.5. KELUARAN

Perencanaan ini diharapkan mampu menghasilkan :

 Kepastian potensi sumber air dalam pada titik-titik yang akan dilakukan pengeboran

 Detail spesifikasi sumur artesis yang akan dibuat

1.6. LOKASI

Lokasi yang harus ditangani dalam pekerjaan Perencanaan Teknis Pembuatan Sumur Air

Dalam Deep Well ini adalah sbb :

LOKASI PEKERJAAN
NO.
Kampung Desa Kecamatan

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

1 Cibaga Mangun Reja Pulo Ampel


2 Binangun Waringin Kurung
3 Cidilem Telaga Luhur Waringin Kurung
4 Panenjoan Panenjoan Carenang
5 Sukarena Ciomas

II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KERJA

2.1 KONDISI MORFOLOGI

Secara umum, berdasarkan Peta Rupa Bumi skala 1 : 25.000 yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal

(1989), morfologi daerah penyelidikan dapat dibedakan menjadi dua :

1. Morfologi perbukitan bergelombang kuat yang dibentuk oleh Satuan Batuan Hasil Gunung api

Gede yang terdiri dari : Lava, breksi batu pasir tufaan, batu pasir lempungan dan Lahar tidak

terpisahkan dimana morfologi perbukitan yang dibentuk oleh satuan batuan ini, dengan

ketinggian 250 meter di atas permukaan laut.

2. Morfologi perbukitan bergelombang sedang dibentuk oleh Formasi tufa Banten yang terdiri

dari : Tufa, tufa batu apung dan batu pasir tufaan.

2.2 LITOLOGI BATUAN

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Serang, Jawa, skala 1 : 100.000 yang dikeluarkan oleh Pusat

Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, tahun 1991, satuan batuan yang menempati daerah

penyelidikan geolistrik adalah Satuan Batuan Hasil Gunung Gede dan Formasi Tufa Banten :

1. Satuan Batuan Hasil Gunungapi Gede

Terdiri dari Lava, breksi, batu pasir tufaan, batu pasir lempungan dan lahar tidak terpisahkan

berumur Quarter.

Endapan ini menyebar sangat luas pada bagian Selatan daerah Desa Tegal Bunder sampai

daerah Suralaya di bagina Utara, di bagian Barat pada daerah Tanjungsari sampai Pasir Kalapa

di Timur.

Pada satuan batuan ini biasanya terdapat lapisan pembawa air, yang terdiri dari pasir berbutir

kasar hingga halus sehingga diharapkan merupakan akuifer dangkal karena permeabilitas pada

batuan pasir tufaan, batu pasir lempungan yang mana berbutir kasar/besar umumnya lebih tinggi

dibandingkan dengan batuan sedimen berbutir halus. Perbedaan batu pasir dengan pasir lepas

adalah bahwa batu pasir saling terikat oleh sementasi, sedangkan pasir lepas tidak sehingga

memudahkan air untuk melewati lapisan tersebut. Endapan ini menyebar di daerah yang sangat

luas pada bagian Tengah – Utara Kabupaten Serang.

2. Satuan Batuan Tufa Banten

Terdiri dari Tufa, tuf batu apung dan batu pasir tufaan yang berumur Quarter. Endapan ini

menyebar sangat luas sekali pada bagian Utara pada daerah Tegal Bunder sampai daerah Cikerai

di bagian Selatan, pada bagian Barat di daerah Gunungsugih sampai daerah Ciberko di Timur.

2.3 STRUKTUR GEOLOGI

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Serang skala 1 : 100.000, daerah pengukuran geolistrik hanya

terdapat dua kelurusan yang membentang secara diagonal pada daerah Tanjung Kanal di Barat Laut

sampai G. Gede di Tenggara. Selain itum kelurusan pada daerah Gombong di Barat Laut sampai

Gempol Wetan di bagian Tenggara. Untuk struktur geologi/patahan tersebut tidak dibahas lebih.

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

III. KAJIAN LITERATUR

3.1. PENDAHULUAN

Apa itu air tanah dan bagaimana mencarinya ? Pertanyaan ituseringkali muncul ketika sumber air

yang kita gunakan selama ini seperti air sungai, danau atau air hujan tidak bisa kita dapatkan. Satu

hal yang pasti ini adalah salahsatu jenis air juga.

Hanya dikarenakan jenis air ini tidak terlihat secara langsung, banyak kesalahfahaman dalam

masalah ini. Banyak orang secara umum menganggap airtanah itu sebagai suatu danau atau sungai

yang mengalir di bawah tanah. Padahal, hanya dalam kasus dimana suatu daerah yang memiliki gua

dibawah tanahlah kondisi ini adalah benar. Secara umum airtanah akan mengalir sangat perlahan

melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan

(Model aliran air tanah melewati rekahan dan butir batuan)

Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan airtanah ini kita sebut dengan akifer. Bagaimana

interaksi kita dalam penggunaan airtanah? Yang alami adalah dengan mengambil airtanah yang

muncul di permukaan sebagai mataair atau secara buatan. Untuk pengambilan airtanah secara

buatan, mungkin analogi yang baik adalah apabila kita memegang suatu gelas yang berisi air dan es.

Apabila kita masukkan sedotan, maka akan terlihat bahwa air yang berada di dalam sedotan akan

sama dengan tinggi air di gelas. Ketika kita menghisap air dalam gelas tersebut terus menerus pada

akhirnya kita akan menghisap udara, apabila kita masih ingin menghisap air yang tersimpan diantara

es maka kita harus menghisapnya lebih keras atau mengubah posisi sedotan. Nah konsep ini

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

hampirlah sama dengan teknis pengambilan airtanah dalam lapisan akifer (dalam hal ini diwakili

oleh es batu) dengan menggunakan pompa (diwakili oleh sedotan)

Hal yang menarik, jika kita tutup permukaan sedotan maka akan terlihat bahwa muka air di dalam

sedotan akan berbeda dengan muka air didalam gelas. Perbedaan ini akan mengakibatkan

pergerakan air. Sama dengan analog ini, airtanahpun akan bergerak dari tekanan tinggi menuju ke

tekanan rendah. Perbedaan tekanan ini secara umum diakibatkan oleh gaya gravitasi (perbedaan

ketinggian antara daerah pegunungan dengan permukaan laut), adanya lapisan penutup yang

impermeabel diatas lapisan akifer, gaya lainnya yang diakibatkan oleh pola struktur batuan atau

fenomena lainnya yang ada di bawah permukaan tanah. Pergerakan ini secara umum disebut gradien

aliran airtanah (potentiometrik). Secara alamiah pola gradien ini dapat ditentukan dengan menarik

kesamaan muka airtanah yang berada dalam satu sistem aliran airtanah yang sama.

Mengapa pergerakan atau aliran airtanah ini menjadi penting? Karena disinilah kunci dari penentuan

suatu daerah kaya dengan airtanah atau tidak. Perlu dicatat : tidak seluruh daerah memiliki

potensi air tanah alami yang baik.

3.2. CEKUNGAN AIR BAWAH TANAH

Cekungan air bawah tanah adalah status wilayah yang diabatasi oleh batas-batas hidrogeologi

seperti jenis batuan, morfologi dan hidrologi dimana semua kejadian hidrogeologi seperti proses

pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air bawah tanah berlangsung dalam satu siklus yang sama.

Air bawah tanah adalah semua air yang terdapat di alam dalam lapisan pembawa air termasuk air

yang muncul secara alamiah dia atas permukaan tanah sebagai mata air.

Masuknya air hujan dan air permukaan ke dalam tanah, mengisi akuifer kemudian keluar permukaan

sebagai mata air atau karena proses aktivitas manusia melalui pemboran atau sumur-sumur gali,

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

mengalir ke laut, menguap menjadi awan yang mengandung butir-butir air, bergerak ke darat karena

hembusan angin laut dan kembali ke daratan sebgai hujan untuk kembali mengisi akuifer.

Model aliran airtanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan airtanah atau sering juga disebut

sebagai daerah imbuhan airtanah (recharge zone). Daerah ini adalah wilayah dimana air yang

berada di permukaan tanah baik air hujan ataupun air permukaan mengalami proses penyusupan

(infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau celah/rekahan pada tanah/batuan.

Proses penyusupan ini akan berakumulasi pada satu titik dimana air tersebut menemui suatu lapisan

atau struktur batuan yang bersifat kedap air (impermeabel). Titik akumulasi ini akan membentuk

suatu zona jenuh air (saturated zone) yang seringkali disebut sebagai daerah luahan air tanah

(discharge zone). Perbedaan kondisi fisik secara alami akan mengakibatkan air dalam zonasi ini

akan bergerak/mengalir baik secara gravitasi, perbedaan tekanan, kontrol struktur batuan dan

parameter lainnya. Kondisi inilah yang disebut sebagai aliran airtanah. Daerah aliran airtanah ini

selanjutnya disebut sebagai daerah aliran (flow zone).

Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer yang diatasnya

memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel) hal ini mengakibatkan perubahan

tekanan antara airtanah yang berada di bawah lapisan penutup dan airtanah yang berada diatasnya.

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

Perubahan tekanan inilah yang didefinisikan sebagai airtanah tertekan (confined aquifer) dan

airtanah bebas (unconfined aquifer). Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan airtanah

bebas sering kita lihat dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk, sedangkan airtanah tertekan

dalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus lapisan penutupnya.

Airtanah bebas   (water table) memiliki karakter berfluktuasi terhadap iklim sekitar, mudah

tercemar dan cenderung memiliki kesamaan karakter kimia dengan air hujan. Kemudahannya untuk

didapatkan membuat kecenderungan disebut sebagai airtanah dangkal.

Airtanah tertekan/ airtanah terhalang inilah yang seringkali disebut sebagai air sumur artesis

(artesian well). Pola pergerakannya yang menghasilkan gradient potensial, mengakibatkan adanya

istilah artesis positif ; kejadian dimana potensial airtanah ini berada diatas permukaan tanah

sehingga airtanah akan mengalir vertikal secara alami menuju kestimbangan garis potensial khayal

ini. Artesis nol ; kejadian dimana garis potensial khayal ini sama dengan permukaan tanah sehingga

muka airtanah akan sama dengan muka tanah. Terakhir artesis negatif ; kejadian dimana garis

potensial khayal ini dibawah permukaan tanah sehingga muka airtanah akan berada di bawah

permukaan tanah.

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

3.3. METODE GEOLISTRIK

Metoda geolistrik adalah salah satu metoda geofisika yg didasarkan pada penerapan konsep

kelistrikan pada masalah kebumian. Tujuannya adalah untuk memperkirakan sifat kelistrikan

medium atau formasi batuan bawah-permukaan terutama kemampuannya untuk menghantarkan atau

menghambat listrik (konduktivitas atau resistivitas).

Aliran listrik pada suatu formasi batuan terjadi terutama karena adanya fluida elektrolit pada pori-

pori atau rekahan batuan. Oleh karena itu resistivitas suatu formasi batuan bergantung pada

porositas batuan serta jenis fluida pengisi pori-pori batuan tsb. Batuan porous yg berisi air atau air

asin tentu lebih konduktif (resistivitas-nya rendah) dibanding batuan yg sama yg pori-porinya hanya

berisi udara (kosong).

Temperatur tinggi akan lebih menurunkan resitivitas batuan secara keseluruhan karena

meningkatnya mobilitas ion-ion penghantar muatan listrik pada fluida yang bersifat elektrolit.

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

Cara kerja metoda geolistrik secara sederhana dapat dianalogikan dengan rangkaian listrik. Jika arus

dari suatu sumber dialirkan ke suatu beban listrik (misalkan kawat seperti terlihat pada gambar)

maka besarnya resistansi R dapat diperkirakan berdasarkan besarnya potensial sumber dan besarnya

arus yg mengalir. Dalam hal ini besaran resistansi tidak dapat digunakan untuk memperkirakan jenis

material karena masih bergantung ukuran atau geometri-nya. Untuk itu digunakan besaran

resistivitas yg merupakan resistansi yg telah dinormalisasi terhadap geometri.

Dalam prakteknya pengukuran geolistrik dilakukan dengan mengalirkan arus ke dalam tanah

melalui 2 elektroda (C1 dan C2) dan respons-nya (beda potensial) diukur melalui 2 elektroda yg lain

(P1 dan P2). Berdasarkan konfigurasi elektroda dan respons yg terukur maka sifat kelistrikan

medium bawah-permukaan tersebut dapat diperkirakan. 

Hasil pengukuran geolistrik tidak dapat digunakan secara pasti untuk menentukan jenis batuan,

mengingat banyaknya faktor yg mempengaruhi resistivitas batuan. Namun demikian metoda

geolistrik dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan adanya formasi batuan yg mengandung air

(akuifer) dalam eksplorasi air tanah, adanya formasi batuan yg berasosiasi dengan zona mineralisasi

dalam eksplorasi mineral. Dalam studi rekayasa dan lingkungan metoda geolistrik juga berperan

untuk memperkirakan kebocoran bendungan, dispersi fluida polutan dan sebagainya.

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam

bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran

potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah ataupun akibat injeksi

arus ke dalam bumi. Ada beberapa macam metoda geolistrik, antara lain : metode potensial diri, arus

telluric, magnetoteluric, elektromagnetik, IP (Induced Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan

lain-lain. Dalam bahasan ini dibahas khusus metode geolistrik tahanan jenis. Pada metode geolistrik

tahanan jenis ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus. Kemudian beda

potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda

potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga

hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur (sounding point). Metoda ini lebih efektif

jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di

kedalaman lebih dari 1000 feet atau 1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk

eksplorasi munyak tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang engineering geology seperti

penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir air dan juga dapat digunakan dalam

eksplorasi geothermal.

Metoda geolistrik adalah salah satu metoda geofisika yg didasarkan pada penerapan konsep

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

kelistrikan pada masalah kebumian. Tujuannya adalah untuk memperkirakan sifat kelistrikan

medium atau formasi batuan bawah-permukaan terutama kemampuannya untuk menghantarkan atau

menghambat listrik (konduktivitas atau resistivitas).

Aliran listrik pada suatu formasi batuan terjadi terutama karena adanya fluida elektrolit pada pori-

pori atau rekahan batuan. Oleh karena itu resistivitas suatu formasi batuan bergantung pada

porositas batuan serta jenis fluida pengisi pori-pori batuan tsb. Batuan porous yg berisi air atau air

asin tentu lebih konduktif (resistivitas-nya rendah) dibanding batuan yg sama yg pori-porinya hanya

berisi udara (kosong).

Temperatur tinggi akan lebih menurunkan resitivitas batuan secara keseluruhan karena

meningkatnya mobilitas ion-ion penghantar muatan listrik pada fluida yg bersifat elektrolit.

Cara kerja metoda geolistrik secara sederhana dapat dianalogikan dengan rangkaian listrik. Jika arus

dari suatu sumber dialirkan ke suatu beban listrik (misalkan kawat seperti terlihat pada gambar)

maka besarnya resistansi R dapat diperkirakan berdasarkan besarnya potensial sumber dan besarnya

arus yg mengalir. Dalam hal ini besaran resistansi tidak dapat digunakan untuk memperkirakan jenis

material karena masih bergantung ukuran atau geometri-nya. Untuk itu digunakan besaran

resistivitas yg merupakan resistansi yg telah dinormalisasi terhadap geometri.

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

Dalam prakteknya pengukuran geolistrik dilakukan dengan mengalirkan arus ke dalam tanah

melalui 2 elektroda (C1 dan C2) dan respons-nya (beda potensial) diukur melalui 2 elektroda yg lain

(P1 dan P2). Berdasarkan konfigurasi elektroda dan respons yg terukur maka sifat kelistrikan

medium bawah-permukaan tersebut dapat diperkirakan.

Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa jenis metode resistivitas

tahanan jenis, antara lain :

1. Metode Schlumberger

2. Metode Wenner

3. Metode Dipole-dipole

Survey geolistrik banyak dimanfaatkan dalam pekerjaan-pekerjaan seperti :

1. Survei bawah permukaan pada perencanaan bendung, jalan, pondasi dalam, lokasi TPA, dll

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

2. Survey potensi akuifer airtanah/air bawah tanah dan pelacakan sungai-sungai bawah tanah

3. Survei potensi pencemaran leachate limbah industri pada lingkungan bawah tanah

(subsurface)

4. Water Resource management dalam bidang penyediaan air baku

5. Pemetaan zona jenuh air dan bidang kelongsoran tanah

6. Pemetaan zona kedap dan zona porous batuan/tanah

7. Pemetaan dan remediasi zona instrusi air laut pada akuifer pantai

8. dll

3.4 SUMUR AIR DALAM

Sumur air dalam adalah suatu sumur bor yang mengambil sumber air tertekan dari lapisan Aquifer

atau Zona Jenuh. Kedalaman pengeboran berkisar antara 80 s.d 300 meter atau tergantung dari

kondisi hidrogeologi dan izin yang diberikan oleh Dinas Pemerintahan setempat. Keuntungan

menggunakan Sumur Air Dalam adalah ketersediaan airnya yang lebih banyak dari sumur pantek

atau sumur dangkal, selain itu lapisan akifer yang mengandung air asin maupun payau dapat

dihindari.

Konstruksi sumur air dalam terdiri dari pipa jambang 6” dengan kedalaman 0 – 40 m dan pipa naik

4” dari kedalaman lebih dari 30 m. Pipa saringan dengan diameter 4” dipasang pada akuifer antara

30 – 100 m. Kerikil pembalut dipasang pada kedalaman lebih dari 30 m, sedangkan pada kedalaman

0 – 30 m dicor semen agar aquifer dangkal yang kedalamannya kurang dari 30 m tidak terpengaruh

oleh pengambilan airtanah di bagian bawah.

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

IV. METODOLOGI DAN TAHAP KEGIATAN

4.1. Tahap Kegiatan

Sistematika pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknis Pembuatan Sumur Air Dalam Deep Well

ini disusun berdasarkan tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :

1. Tahap Pengumpulan Data Sekunder

2. Tahap Pengumpulan Data Primer

3. Tahap Penafsiran Data

4. Tahap Pembuatan Laporan

4.2. Pengumpulan Data Sekunder

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

Tujuan

Kegiatan ini bertujuan mengumpulkan semua data yang ada yang mengacu kepada hasil Feasibility

Study dari kegiatan Pembangunan Pelabuhan Pangkalan Pendaratan Ikan.

Ruang Lingkup

Ruang Lingkup pekerjaan pengumpulan data dan informasi ini adalah sebagai berikut :

 Foto Udara ( jika ada )

 Peta Topografi

 Peta geologi

 Data hidrologi

 RUTR

 Kondisi sosial ekonomi

 Peraturan Daerah

 Program Pemerintah Kabupaten Serang

 Program Instansi Terkait

Metodologi

Masing-masing tenaga ahli melakukan kunjungan/survey ke lokasi dan instansi yang berhubungan

dengan data-data yang diharapkan diperoleh.

List data yang diharapkan diperoleh dan rencana perolehannya disusun sebelumnya untuk

menghindari terlewatnya data yang harus diambil pada saat survey juga untuk menghindari adanya

perolehan data ganda antara tenaga ahli satu dengan yang lain.

Evaluasi dan analisis data akan dilakukan oleh setiap tenaga ahli dan pada gilirannya akan

didiskusikan bersama mengingat fungsinya yang saling terkait satu dan lain bidang studi.

Team Leader akan merangkum seluruh data yang diperoleh dan membuat kesimpulen dari hasil

evaluasi dan analisis data ini.

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

Personil

Team Leader dan Ahli terkait.

Keluaran

Data-data awal penunjang bagi pekerjaan ini serta rencana kerja survey lapangan.

4.3. Penyelidikan Geolistrik

Penyelididkan Geolistrik merupakan tahap pengumpulan data primer di lapangan.

Tujuan

 Untuk menentukan lokasi titik pemboran yang paling baik karena pengaruh akuifer dan

ketebalan lapisan akuifer

 Untuk mengetahui kedalaman lapisan pembawa air sehingga dapat diperkirakan kedalaman

pemboran yang akan dilaksanakan

 Untuk mengetahui penyebaran lateral lapisan pembawa air tanah sehingga dampak

lingkungan dapat diperhitungkan dan untuk mengurangi resiko kegagalan dalam pemboran

dalam hal ini mengetahui berapa kedalaman maksimum dalam rencana pemboran sehingga

dapat diketahui anggaran biaya

 Untuk mengetahui kualitas air tanahnya, apakah dapat dipergunakan untuk kebutuhan air

minum atau tidak dapat dipergunakan sama sekali

Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pengamatan di lapangan maupun kegiatan pengolahan data adalah :

 Satu unit alat ukur tahanan jenis merk NANIURA lengkap dengan kabel dan elektroda

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

 Palu geologi

 Kompas geologi

 Walky talky

 Kalkulator

 AVO meter

 EC meter untuk mengukur daya hantar listrik air

 Desktop komputer

 Laptop komputer

 Scanner ukuran A4 dan A0

 Software : MapInfo untuk penggambaran peta

 Software geolistrik Restry untuk interpretasi geolistrik

 Software Surfer versi 8 untuk penggambaran peta

 Alat tulis

Metodologi

Titik pengamatan geolistrik sebayak 3 titik ditentukan untuk mengcover daerah seluas lebih kurang

4 hektar. Titik-titik pengamatan ditentukan dan diatur dalam dua garis penampang, tegak lurus dan

diagonal agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai penyebaran akuifer terhadap lapisan

batuan bawah permukaan di daerah ini. Penampang meliputi titik pengamatan GI-1, GI-2, GI-3, GI-

4, GI-5, GI-6, GI-7, GI-8, GI-9, GI-10, GI-11, GI-12 dan GI-13.

Adapaun cara pengukuran dan pengamatan geolistrik di lapangan adalah sebagai berikut :

1. Menentukan lokasi titik amat ( sounding point resitivity ).

2. Memperkirakan panjang lintasan yang memenuhi syarat ( minimum 2x200 meter )

mengambil titik tengahnya dan menancapkan patok awal elektroda.

3. Meletakan alat resitivityt di tempat yang aman dari hujan dan sinar matahari secara

langsung.

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

4. Memeriksa apakah sumber tegangan baik dan baterai analognya baik ( jika baik harga arus

atau tegangan menunjukan 000.00 ).

5. Tanamkan ke tanah elektroda potensial pada jarak yang telah ditentukan ( a/2 = 0,5 m ).

6. Menyambungkan masing-masing kanel penghubung elektroda potensial ( V ) pada alat

resitivity meter ( perhatikan tanda + dan – tidak tertukar ).

7. Menanamkan elektroda arus pada jarak yang telah ditentukan (b/2 = 1,5).

8. Menentukan hal yang sama pada point 6, untuk elektroda arus ( I ).

9. Melihat tanda galvanometer konfigurasi elektroda pada alat resitivity meter, jarum harus

pada tanda merah, bila belum periksa elektroda potensial/arus kurang tertanam dengan baik.

10. Memutar potensio ”ON” dengan melihat counter digital tegangan (volt), mengatur

kopensator COURSE agar nilai tegangan mendekati nol.

11. Bila harganya ( - ), putar kopensator searah dengan jarum jam kemudian jika mendekati nol

putar kopensator fine sehingga counter tegangan betul-betul menuju harga 000.0 ( stabil ).

12. Sebelum menekan tombol start pastikan elektroda sudah tidak disentuh karena

tegangaannya tinggi.

13. Menekan tombol start, mendapatkan harga arus (mA) konstan, kemudian menekan tombol

hold seketika untuk menahan angka yang didapat setelah tombol start dilepaskan.

14. Melakukan sedikitnya 3 (tiga) kali untuk mendapatkan data yang terbaik jika data yang

didapat kurang dari 0.001 mA maka potensi tegangan diperbesar.

15. Mencatat hasil pada data kertas bilog.

16. Melakukan hal yang sama untuk konfigurasi selanjutnya.

17. Hasil pengukuran untuk setiap jarak L/2 berbeda, diplot pada kertas logaritma ganda dengan

ordinat untuk harga tahanan jenis semu dan absis untuk jarak L/2 sehingga akan terbentuk

suatu kurva tahanan jenis semu yang menggambarkan keadaan lapisan bawah permukaan di

titik yang diukur.

18. Kurva yang dihasilkan ini kemudian diproses lebih lanjut baik secara manual dengan

menggunakan kurva standar atau dengan komputer untuk memperoleh informasi mengenai

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

ketebalan setiap lapisan batuan di bawah permukaan yang secara tidak langsung akan

memberikan gambaran mengenai konsisi air tanahnya.

Personil

Ahli Teknik Sipil, Ahli Estimator

Keluaran

Data geofisika dalam bentuk kurva pada kertas logaritma

4.4. Penafsiran Data Geolistrik

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran langsung diplot pada kertas logaritma ganda di lapangan

sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemgukuran dapat dikontrol secara langsung.

Data lapangan hasil pengukuran kemudian dianalisis di komputer dengan menggunakan program

“Restry”. Hasil analisa akan menunjukan jumlah, ketebalan dan tahanan jenis lapisan batuan

sehingga dapat diketahui kondisi geologi bawah permukaan dan keberadaan lapisan akuifernya.

Informasi mengenai keberadaan lapisan akuifer yang diperoleh dari hasil analisa tersebut disajikan

dalam bentuk “Penampang Geolistrik Tahanab Jenis”. Hasil penyelidikan geolistrik tergambar

berupa penampang geolistrik yang menunjukan sistem perlapisan batuan dan kondisi air tanahya

dari atas ke bawah.

Prinsip kerja program “Restry” sama dengan cara manual “Curve Matching”, yaitu modelling kurve-

kurve tahanan jenis yang disesuaikan dengan kurva-kurva tahanan jenis hasil pengukuran di

lapangan. Kualitas hasil modelling dilihat dari besarnya penyimpangan kurva hasil perhitungan

terhadap kurva lapangan. Hasil penefsiran dianggap baik apabila besarnya penyimpangan ( RMS

errro ) kurang dari 2% sampai maksimum 3%.

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

Informasi mengenai keberadaan lapisan akuifer diperoleh dari hasil analisa tersebut di atas disajikan

dalam bentuk “Penampang Tahanan Jenis”. Penafsiran terhadap kualitas lapisan akuifer dilakukan

pendekatan dengan menggunakan rumus sabagai berikut :

Rf = Rw x F

dimana :

Rf = Tahanan jenis formasi batuan

Rw = Tahanan jenis air = 1000/EC

F = Angka faktor formasi batuan

EC = Electrical conductivity (μS)

Pada formasi batuan yang bersifat lepas, faktor formasi berhubungan dengan porositas batuan.

Harga F pada lapisan batuan yang bersifat lepas adalah :

F≤1 : lempung ( lapisan impermeable )

F = 1 – 1,5 : pasir lempungan, lanau, gambut ( lapisan semi impermeable )

F=2 : lanau – pasir halus ( akuifer berpotensi rendah – sedang )

F=3 : pasir sedang ( akuifer sedang – akuifer produktif )

F=4 : pasir kasar ( akuifer produktif )

F≥5 : kerikil – kerakal ( akuifer produksi tinggi )

Faktor formasi untuk batuan kompak dan keras tidak sama dengan harga tersebut diatas, dimana

harganya tergantung pada porositas dan faktor sementasi. Harga-harga F yang tertera di bawah ini

merupakan harga perkiraan yang dipergunakan untuk pendekatan dalam penafsiran terhadap satuan

batuan vulkanik.

 Tuf yang impermebale 1 < F < 4 permeable

 Basalt / andesit, rekahan, permeable 5<F<15 padat (impermeable)

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

 Breksi, permeable 3<F<7 sangat permeable <10 padat (impermeable)

 Batu gamping dengan porositas tinggi ( permeabel ) 3<F,10

 Padat (impermeable).

Contoh perhitungan :

Apabila Rf = 10 ohm-m, EC = 1500 μS, maka Rw = 10.000/1500 = 6.7 ohm-m.

Rf = Rw x F → F = 1,5 ( pasir halus – lanau, akuifer produktifitas rendah )

Faktor lain yang mempengaruhi terhadap kualitas daripada air tanah ialah salinitas atau kandungan

garam (NaCl) dalam air. Kandungan NaCl dalam air tanah akan mempengaruhi harga EC menjadi

sangat tinggi. Batas antara air tawar dengan air tanah ditunjukan oleh harga EC antara 2000 – 3000

μS dan batas antara air payau dengan air asin ditunjukan oleh harga EC ± 4000 sampai 5000 μS.

Kandungan NaCl juga akan menyebabkan harga tahanan jenis lapisan batuan (tahanan jenis formasi

Rf) menjadi sangat kecil (sangat konduktif).

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

V. HASIL DAN REKOMENDASI TEKNIS

5.1. Hasil Penyelidikan Geolistrik

Untuk mnedapatkan gambaran yang jelas mengenai keadaan lapisan batuan di bawah permukaan

tanah secara tegak maupun mendatar dilakukan interpretasi/penafsiran kondisi litologi dan

hidrogeologi di daerah tersebut berdasarkan nilai tahanan jenis batuannya.

Dari hasil pengukuran/penyidikan tahanan jenis (geolistrik) di lapangan, data diolah dengan

program komputer untuk mengetahui sebaran lapisan batuan baik secara vertikal (tegak) maupun

horizontal (mendatar) dan dibuat penampang tahanan jenis secara tegak. Penyidikan mempunyai

nilai tahanan jenis tersebut secara umum dapat dikelompokan dengan berdasarkan perbedaan harga

tahanan jenis yang kontras.

Interpretasi dan analisis kondisi geologi dan hidrogeologi berdasarkan data tahanan jenis pada lokasi

penyidikan tergambar berupa :

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

Tahanan Perkiraan

Jenis Lithologi Hidrogeologi

     

Tanah penutup/top

9.0 - 60 Ωm soil  

   

10.55 - 12.0 Ωm Batu pasir lempungan Akuifer ( lapisan pembawa air )

    masuk melalui celah antar butir

    batuan, tingkat kelulusan - kecil.

     

26.7 - 35 Ωm Batu pasir tufaan Akuifer ( lapisan pembawa air )

    masuk melalui celah antar butir

    batuan, tingkat kelulusan sedang.

     

37.4 - 59 Ωm Breksi tufaan Akuifer ( lapisan pembawa air )

    masuk melalui celah antar butir

    batuan, tingkat kelulusan kecil.

     

59 - 65 Ωm Breksi lapukan Kedap air

     

> 65 Ωm Breksi vulkanik Kedap air

     

Hasil pengamatan interpretasi / pendugaan geolistrik tahanan jenis menunjukan bahwa daerah ini

mempunyai lapisan akuifer pada lapisan akuifer batupasir tufaan yang mempunyai nilai tahanan
CV. Jaya Wahana Raya 2020
LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

jenis 26.7 – 35 Ohm-m yaitu pada titik pengamatan Geolistrik : GI – 1, GI – 2, GI – 4, GI – 5, GI –

6, GI – 7, GI – 8, GI – 9, GI – 12, termasuk akuifer sedang.

Untuk lapisan akuifer batupasir lempungan yang mempunyai nilai tahanan jenis 10.5 – 12.0 Ohm-m

yaitu pada titik penyidikan GI – 3 dan GI – 10 serta untuk lapisan akuifer pada lapisan akuifer breksi

tufaan yang mempunyai nilai tahanan jenis 37.4 – 58 Ohm-m pada titik penyidikan GI – 11 dan GI –

13 termasuk akuifer kecil.

5.2. Rekomendasi Teknis

Penentuan penggunaan pompa Submersible cukup menggunakan pompa kapasitas 1.5 atau 2 Pk

dengan tipe 2 phase mengingat kapasitas pompa yang besar akan menjadi beban listrik yang besar

juga dan dapat memberatkan masyarakat yang merawat sumur air dalam tersebut. Selain dari

kondisi hidrogeologi dimana wilayah yang akan dilakukan pengeboran didominasi oleh batuan hasil

aktivitas volkanik muda/kuarter.

Dari hasil penyidikan interpretasi geolistrik tahanan jenis di wilayah Kabupaten Serang dapat

dilakukan pengeboran pada beberapa lokasi dan dapat menghasilkan air dalam yang baik.

Pengeobaran sebaiknya dilakukan pada kedalaman 90 meter lebih agar tidak mengganggu kondisi

sumur bor dangkal milik masyarakat setempat.

CV. Jaya Wahana Raya 2020


LAPORAN AKHIR Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 6

DOKUMENTASI LOKASI DAN TEST GEOLISTRIK

CV. Jaya Wahana Raya 2020

Anda mungkin juga menyukai