Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGLI


UPT PUSKESMAS BANGLI

Jln. Jelekungkang Desa Tamanbali Bangli


Telp.( 0366) 5503895
Email:puskesmasbangli@yahoo.com

KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS BANGLI


NOMOR : 440/014/Pusk.Bgl/2023

TENTANG
PENETAPAN INDIKATOR MUTU DI UPT PUSKESMAS BANGLI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPT. PUSKESMAS BANGLI,

Menimbang : a. bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah


satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem
kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya
kesehatan;

b. bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat serta menyukseskan program Jaminan
Kesehatan Nasional dimana Pusat Kesehatan
Masyarakat bertanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara menyuluruh, terpadu
dan berkesinambungan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan huruf


b, perlu menetapkan Keputusan Kepala UPT.
Puskesmas Bangli tentang Jenis- Jenis Pelayanan
Kesehatan Berdasarkan Prioritas Pada UPT.
Puskesmas Bangli.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam
wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara
Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1655);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-


Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang


Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang


Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

7. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang


Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);

8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015 - 2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 24);

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


741/MENKES/PERNI/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014


tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 193);

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014


tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Di
fasilitas Kesehatan Primer (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 231 );

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014


tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 874);

13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015


tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1049 );Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676) ;

14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 922/MENKES/


SK/X/2008 tentang Pedoman Teknis Pembagian
Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN:
PERTAMA : Penetapan indikator mutu untuk monitoring dan menilai
kinerja meliputi:
1. Indikator Nasional Mutu
2. Indikator Mutu Unit yang terdiri dari :
a) Indikator Mutu Kepemimpinan Manajemen Puskesmas
(KMP)
b) Indikator Mutu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
c) Indikator Mutu Upaya Kesehatan Perorangan dan
Penunjang (UKPP)
3. Indikator Mutu Prioritas Puskesmas
KEDUA : Penetapan Indikator Mutu untuk monitoring dan menilai
kinerja tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini.

KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bangli
pada tanggal, 1 Januari 2023

KEPALA
UPT. Puskesmas Bangli
KABUPATEN BANGLI

Anak Agung Gede Mahendra Putra


PEMBINA
NIP. 19701010 200003 1 012
LAMPIRAN 1
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS
BANGLI
NOMOR : 440/014/Pusk.Bgl/2023
TANGGAl : 01 Januari 2023
TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR
MUTU DI UPT PUSKESMAS BANGLI

INDIKATOR NASIONAL MUTU DI UPT PUSKESMAS BANGLI


TAHUN 2023

1. Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)


2. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
3. Kepatuhan Identifikasi Pasien
4. Keberhasilan pengobatan pasien Tuberkulosis semua kasus Sensitif Obat
(SO)
5. Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai
standar
6. Kepuasan Pengguna Layanan

INDIKATOR MUTU UNIT DI UPT PUSKESMAS BANGLI


TAHUN 2023

1. Indikator Mutu Kepemimpinan Manajemen Puskesmas (KMP) :


Pemeliharaan sarpras.

2. Indikator Mutu Upaya Kesehatan masyarakat (UKM) : Pelayanan


Pemeriksaan IVA Test

3. Indikator Mutu Unit Upaya Kesehatan Perorangan dan Penunjang (UKPP) :


Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik Pelayanan Rawat Jalan

INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS DI UPT PUSKESMAS BANGLI


TAHUN 2023

Indikator Mutu Upaya Kesehatan masyarakat (UKM) : Pelayanan Pemeriksaan


IVA Test
PROFIL INDIKATOR MUTU PUSKESMAS

1. PROFIL INDIKATOR NASIONAL MUTU DI UPT PUSKESMAS BANGLI

1. Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)


Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)

Dasar Pemikiran Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan


Pasien

Dimensi Mutu 1. Fokus pada pasien


2. Keselamatn
3. Efesiensi
4. Efektivitas

Tujuan Mencegah dan mengurangi risiko infeksi terkait


pelayanan kesehatan

Definisi Cuci tanngan adalah proses yang secara mekanik


Operasional membersihkan kotoran dan mikroorganisme dari
tangan dengan menggunakan handwash dan
handrub yang sesuai standar cuci tangan 6 langkah
dalam 5 moment

Jenis Indikator 1. Struktur


2. Proses
3. Outcame

Satuan Persentase %
Pengukuran
Numerator Jumlah petugas yang cuci tangan sesuai standar
(pembilang)
Denumenator Jumlah petugas yang cuci tangan
(penyebut)
Target Pencapaian 85%

Kriteria : Kriteria Inklusi:


● Semua petugas yang cuci tangan sesuai
standar
Kriteria Ekskusif:
● Tidak ada

Formula Jumlah petugas yang cuci tangan sesuai standar


x100%
Jumlah petugas yang cuci tangan

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan Data
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi

Instrument Formulir observasi


pengambilan data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistika

Frekuensi Periode tertentu


Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Berdasarkan hasil laporan audit cuci tangan sesuai
Data standar

Periode Analisis Berdasarkan hasil laporan audit cuci tangan sesuai


Data standar

▪ Tabel
Penyajian Data

▪ Grafik

Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI

2. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD)

Dasar Pemikiran 1. Permenkes No.11 Tahun 2017 tentang


Keselamatan Pasien pada pasal 5 ayat
5 mengamanatkan bahwa setiap
fasilitas pelayanan Kesehatan harus
mengurangi risiko infeksi akibat
perawatan Kesehatan.
2. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang
PPi di fasilitas pelayanan Kesehatan,
pasal 3 ayat 1 setiap Fasilitas
pelayanan Kesehatan harus
melaksanakan program PPI.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
HK.01.07/Menkes/413/2020 Tentang
Pedoman Pencegahan dan
Pengendaian Coronavirus Disease
2019 (Covid -19)
4. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri
(APD) dalam menghadapi wabah Covid
19 (Dirjen Yankes tahun 2020)
5. FKTP harus memperhatikan
kepatuhan pemberi pelayanan dalam
menggunakan APD sesuai prosedur.

Dimensi Mutu Keselamatan, efektifitas

Tujuan 1. Menguur kepatuhan petugas FKTP


dalam menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan
pengguna layanan dengan cara
mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Alat Pelindung Diri (APD) adalah
perangkat alat yang dirancang sebagai
penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat,cair, atau udara untuk
melindungi pemakaiannya dari cedera
atau penyebaran infeksi atau
penyakit.
2. APD digunakan sesuai dengan
indikasi dan jenis paparan.
3. Indikasi penggunaan APD adalah saat
melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau
membrane mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh
atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas.
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah
kepatuhan petugas Kesehatan dalam
menggunakan APD sesuai indikasi
dan paparan.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD
adalah penilaian yang dilakukan
terhadap petugas Kesehatan dalam
menggunakan APD saat melakukan
tindakan atau prosedur pelayanan
Kesehatan.

Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persentase %


Numerator (pembilang) Jumlah petugas Kesehatan yang
menggunakan APD sesuai indikasi dan
paparan dalam satu periode pengamatan.
Denumenator (penyebut) Jumlah petugas Kesehatan diamati dalam
menggunakan APD dalam satu periode
tertentu
Target Pencapaian 85 %

Kriteria : Kriteria Inklusi:


● Semua petugas yang ter-indikasi
harus menggunakan APD
Kriteria Ekskusif:
● Tidak ada

Formula Jumlah petugas yang menggunakan


APD sesuai indikasi
x100%
Jumlah petugas yang diamati dalam
menggunakan APD
dalam satu periode tertentu

Desain Pengumpulan Data Concurrent (Survei harian)


Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi

Instrument pengambilan Formulir observasi


data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah
statistika

Frekuensi Pengumpulan Periode tertentu


Data
Periode Pelaporan Data Berdasarkan hasil laporan audit
penggunaan APD

Periode Analisis Data Berdasarkan hasil laporan audit


penggunaan APD

Penyajian Data
▪ Tabel

▪ Grafik

Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI

3. Kepatuhan Identifikasi Pengguna Layanan


Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pengguna
Layanan

Dasar Pemikiran 1. Peraturan menteri Kesehatan RI tentang


Kesehatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Puskesmas
3. Ketepatan identifikasi pengguna layanan
merupakan sasaran keselamatan pasien
yang pertama. Yang dimaksud dengan
sasaran keselamatan pasien adalah
keselamatan pengguna layanan.
Ketepatan identifikasi menjadi sangat
penting untuk menjamin keselamatam
pengguna layanan selama proses
pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pengguna layanan.
4. Untuk menjamin ketepatan identifikasi
pengguna layanan maka diperlukan
indikator yang mengukur dan
memonitor tingkat kepatuhan pemberi
pelayanan dalam melakukan proses
identifikasi. Sehingga pemberi pelayanan
akan menjadikan identifikasi sebagai
proses rutin dalam proses pelayanan.

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan


dalam melaksanakan identifikasi pengguna
layanan pada proses pelayanan.

Definisi Operasional 1. Pengguna layanan adalah pasien,


keluarga, sasaran, kelompok masyarakat
dan lintas sektor.
2. Identifikasi pengguna layanan secara
benar adalah proses mencococklam
identitas pengguna layanan dengan
menggunakan minimal dua dari tiga
identitas yang tidak pernah berubah.
Misalnya nama, tanggal lahir, nomor rekam
medik, NIK sesuai dengan yang ditetapkan
di Puskemas
3. Proses identifikasi pengguna layanan oleh
petugas dengan mencocokkan antara
identitas yang tertera di dokumen dengan
hasil klarifikasi pada pengguna layanan
secara visual dan atau verbal.
4. Peluang adalah indikasi dilakukan
identifikasi pengguna layanan secara benar
pada saat :
a. Pendaftaran
b. Sebelum tindakan
c. Penyerahan hasil laboratorium
d. Penyerahan obat

Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persentase %

Numerator (pembilang) Proses identifikasi yang dilakukan secara


benar

Denumenator (penyebut) Jumlah pengguna layanan yang mendapat


pelayanan di puskesmas

Target Pencapaian 100 %

Kriteria : Kriteria Inklusi :


Semua pengguna layanan yang
mendapatkan pelayanan di Puskesmas

Kriteria Eksklusi :
Tidak ada

Formula Jumlah proses identifikasi


yang dilakukan secara benar x100%

Jumlah pengguna layanan yang mendapatkan


pelayanan di puskesmas

Desain Pengumpulan Data Concurrent (Survei harian)

Sumber Data Data Primer

Instrument pengambilan Formulir Observasi


data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah
statistik

Frekuensi Pengumpulan Harian


Data
Periode Pelaporan Data Bulanan

Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan


Penyajian Data
▪ Tabel
▪ Grafik
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu UKP

4. Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Semua Kasus Sensitif


Obat (SO)
Judul Indikator Keberhasilan Pengobatan Pasien
Tuberkulosis Semua Kasus Sensitif Obat
(SO)

Dasar Pemikiran 1. Peraturan RI tentang RPJMN


2. Peraturan Mengteri Kesehatan RI
tentang Penanggulangan Tuberkulosis
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Puskesmas
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien
TB semua kasus minimal 90% dengan
memperhatikan upaya penurunan angka
putus berobat, gagal, meninggal dan
pasien tidak dilakukan evaluasi.

Dimensi Mutu Efisien, Eefektif, tepat Waktu

Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan


pengobatan pasien TB semua kasus sensitif
obat dan mengurangi angka penularan
penyakit TB

Definisi Operasional 1. Tuberkulosis yangs elanjutnya disingkat


TB adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yang dapat menyerang paru
dan organ lainnya.
2. TB Sensisti Obat (SO) adalah penderita
TB yang berdasarkan pemeriksaaan uji
kepekaan atau Tes Cepat Mikroskopis
(TCM) menunjukkan hasil masih sensitif
terhadap obat anti tuberkulosis (OAT) lini
1 (pertama)
3. Obat anti tuberkulosis (OAT) lini 1 adalah
obat anti tuberkulosis yang gterdiri dari
Isoniazid (H) Rimfampisin (R), Pirazinamid
(Z), Etambutol €, dan Streptomisin (S).
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien
TB adalah angka yang menunjukkan
persentase semua pasien TB yang
sembuh dan pengibatan lengkap diantara
semua pasien TB yang diobati dan
dilaporkan sesuai dengan periodisasi
waktu pengobatan TB. Angka ini
merupakan penjumlahan dari angka
kesembuhan semua kasus dan angka
pengibatan lengkap semua yang
menggambarkan kualitas pengobatan TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan
hasil pemeriksaan bakteriologis positif
pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir
pengobatan menjadi negatif dan pada
salah satu pemeriksaan sebelumnya.
6. Upaya peningkatan mutu keberhasilan
pengobatan pasien TB dilihat menurut
alur pengobatan mulai dari pasien
dinyatakan positif sebagai pasien TB
berdasarkan hasil pemeriksaan
bekteriologis lainnya sampai dengan
pasienb dinyatakan sembuh dan
pengobatan lengkap.
7. Upaya peningkatan mutu tersebut
meliputi :
a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan
benar dengan hasil terdokumentasi.
b. Pelaksanaan komunikasi informasi
Edukasi (KIE) TB kepada pasien TB
dan keliuarga, pembuatan kesepakatan
pasien dalam menjalanlkan pengobatan
TB termasuk penunjukan Pengawasan
Minum Obat (PMO)
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang
tepat
d. Pemantauan kemajuan pengobatan
termasuk penanganan efek samping
obat
e. Pencatatan rekam medis (medical
record) secara lengkap dan benar di
setiap tahapan pengobatan.
8. Sembuh adalah pasien TB paru dengan
hasil pemeriksaan bakteriologis positif
pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bekteriologis pada akhir
pengobatan dalam periodisasi pengobatan
TB menjadi negatif dan pada salah satu
pemeriksaan sebelumnya.
9. Pengobatan lengkap adalah pasien TB
yang telah menyelesaikan pengobatan
secara lengkap dimana pada salah satu
pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negatif dan diakhir pengobatan
tidak ada bukti hasil pemeriksaan
bekteriologis (tidak dilakukan
pemeriksaan bekteriologis di akhir
pengobatan)

Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase %

Numerator (pembilang) Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh


dan pengobatan lengkap pada tahun
berjalan di wilayah kerja Puskesmas

Denumenator (penyebut) Jumlah semua kasus TB SO yang diobati


pada tahun berjalan di wilayah kerja
Puskesmas

Target Pencapaian 90 %

Kriteria : Kriteria Inklusi :


Semua pasien TB SO yang dinyatakan
sembuh dan menjadi pengobatan secara
lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan

Kriteria Eksklusi :
1. Pasein TB RO
2. Pasien TB pindah yang tidak dilengkapi
dengahn TBC.09 dan hasil pengobatan
pasien TB pindah dengan TB.10
3. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan
ke 5 atau bulan ke 6

Formula Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh


dan pengobatan lengkap pada tahun berjalan
di wilayah kerja Puskesmas
x100%
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati
pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas

Desain Pengumpulan Data Retrospektif

Sumber Data Formulir :


TB.01, TB.03, TB.04, TB.05, TB.05, TB.09,
TB.10

Instrument pengambilan Data sekunder


data
Besar Sampel Populasi

Frekuensi Pengumpulan Harian


Data
Periode Pelaporan Data Bulanan

Periode Analisis Data Semesteran

Penyajian Data
▪ Tabel

▪ Grafik

Penanggung Jawab Koordinator Pelayanan Pencegahan TB

5. Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai
standar
Judul Indikator Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan
Ante Natal Care (ANC) Sesuai Standar
Dasar Pemikiran 1. Peraturan RI tentang RPJMN
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Pelayanan Kesehatan Ibu
3. Peratiran Mentesri Kesehatan RI tentang
Standar Pelayanana Minimal Bidang
Kesehatan
4. Peraturan Menyeri Kesehatan tenatng
Puskesmas
5. Haszil SUOAS 2015 menyebutkan Angka
Kematian Ibu (AKI) 305/100.000
kelahiran hidup (KH) sedangkan target
pada RPJMN 2020-2024 adalah
183/100.000 KH dan pada akhir SDGs
2030 adalah 131/100.000 KH.
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan
ANC sesuai standar, maka risiko pada
kehamilan dapat sejak awal diketahui
dan dilakukan tata laksana, sehingga
faktor risiko dapat dikurangi agar btidak
terjadi komplikasi.
7. ANC sangat penting dilakukan untuk
kelangsungan hidup baik bagi ibu
maupun bayi serta bayi dapat lahir sehat,
berkualitas dan tercegah dari risiko
stunting.

Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada


pasien/pengguna layanan

Tujuan Penurunan angka kematian ibu Indonesia

Definisi Operasional 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan


ANC sesuai standar adalah ibu hamil yang
telah mendapatkan pelayanan ANC lengkap
sesuai dengan standar kuantitas dan
standar kualitas selama periode kehamilan
di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan.
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 6x
selama periode kehamilan, dengan rincian
2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x
di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh
dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan
saat kunjungan ke 5 di Trimester 3.
3. Standar kualitas yaitu pelayanan
antenatal yang memenuhi 10T meliputi :
a. Timbang Berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah
kehamilan 24 minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut
jantung janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan
suntikan tetanus toksoid (TT) bila
diperlukan.
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi :
1) Golongan darah
2) Kadar Hemoglobin
3) Gluco-Protein uri
4) Termasuk pemeriksaan HIV
(indikator SPM)
i. Tata laksana
j. Temu wicara/konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar
pemeriksaan ANC sesuai ketentuan yang
berlaku.
5. Sasaran indikator adalah semua ibu
bersalin yang telah mendapatkan pelayanan
ANC sesuai standar pada masa kehamilan
pada tahun berjalan.

Jenis Indikator Hasil


Satuan Pengukuran Persentase %

Numerator (pembilang) Jumlah ibu hamil bersalin yang telkah


mendapatkan pelayanan ANC lengkap
sesuai standar pada tahun berjalan

Denumenator (penyebut) Jumlah ibu hamil bersalin di wilayah kerja


Puskesmas pada tahun berjalan

Target Pencapaian 90 %

Kriteria : Kriteria Inklusi :


Seluruh ibu hamil bersalin di wilayah kerja
puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria Eksklusi :
1. Iby hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa
kehamilan (Abortus)
4. Ibu hamil pindah yang tidak memiliki
catatan riwayat lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin

Formula Jumlah ibu hamil bersalin yang telah mendapatkan


pelayanan ANC lengkap sesuai standar pada tahun
berjalan
di wilayah kerja Puskesmas
x100%
Jumlah ibu hamil bersalin di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan

Desain Pengumpulan Data Retrospektif

Sumber Data Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku


Register Ibu

Instrument pengambilan Data sekunder


data
Besar Sampel Jumlah ibu hamil bersalin yang berada di
wilayah kerja Puskesmas

Frekuensi Pengumpulan Bulanan


Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Penyajian Data
▪ Tabel

▪ Grafik

Penanggung Jawab Koordinator Pelayanan Kesehatan Ibu dan


Anak

6. Kepuasan Pengguna Layanan


Judul Indikator Kepuasan Pengguna Layanan

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
menganai Pedoman Penyusunan Survei
Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Puskesmas

Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien/pengguna


layanan

Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan


pengobatan pasien TB semua kasus sensitif
obat dan mengurangi angka penularan
penyakit TB

Definisi Operasional 1. Kepuasan Masyarakat/pengguna layanan


adalah hasil pendapat dan penilaian
masyarakat terhadap kinerja pelayanan
yang diberikan aparatur penyelenggara
pelayanan publik.
2. Pengguna layanan puskesmas adalah
pasien, keluarga, masyarakat, kelompok
masyarakat, lintas sektor, yang menerima
pelayanan dari Puskesmas
3. Pelayanan publik adalah segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelanggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan, maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Penerima pelayanan publik adalah orang,
masyarakat, lembaga instansi pemerintah
dan dunia usaha, yang menerima
pelayanan dari aparatur penyelenggara
pelayanan publik.
5. Responden adalah penesrima pelayanan
publik yang pada saat pencacahan
sedang berada diloaksi unit pelayanan
dari aparatur penyelenggara pelayanan,
baik Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
maupun Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP).
6. Besar sampel ditentukan dengan
menggunakan tabel sampel dari Krejcie
and Morgan.
7. Unsur pelayanan adalah faktor atau
aspek yang terdapat dalam
penyelenggaraan pelayanan kepada
masyarakat sebagai variabel penyusunan
survei kepuasan masyarakat untuk
mengetahui kinerja unit pelayanan.
8. Survei Kepuasan Masyarakat adalah
kegiatan pengukuran secara
komprehensif tentang tingkat kepuasan
masyarakat terhadap kualitas layanan
yang diberikan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
9. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah
hasil kegiatan pengukuran dari kegiatan
Suvei Kepuasan Masyakarat berupa
angka. Angka ditetapkan dengan skala 1
(satu) sampai dengan 4 (empat)
10. Unsur Survei Kepuasan Masyarakat
adalah unsur-unsur yang menjadi
indikator pengukuran kepuasa
masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik.
11. Survei periodik adalah survei yang
dilakukan oleh pemberi layanan secara
berkala setiap 6 (enam) bulan atau
semesteran.
12. Unsur SKM dalam peraturan ini
meliputi :
a. Persyaratan
Persyaratan adalah suarat yang harus
dipenuhi dalam pengurusan suatu
jenis pelayanan, baik persyaratan
teknis maupun administratif
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur
Prosedur adalah tata cara pelayanan
yang dibakukan bagi pemberi dan
penerima pelayanan, termasuk
pengaduan.
c. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian adalah jangka
waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses
pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
d. Biaya atau tarif
Biaya/Tarif adalah ongkos yang
dikenakan kepada penerima layanan
dalam mengurus dan/atau
memperoleh pelayanan dari
penyelenggara yang besarnya
ditetapkan berdasarkan kesepakatan
antara penyelenggara dan
masyarakat.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
Produk spesifikasi jenis pelayanan
adalah hasil pelayanan yang diberikan
dan diterima sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan. Produk
pelayanan ini merupakan hasil dari
setiap spesifikasi jenis pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana
Kompetensi Pelaksana adalah
kemampuan yang harus dimiliki oleh
pelaksana meliputi pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan
pengalaman.
g. Perilaku Pelaksana
Perilaku Pelaksana adalah sikap
petugas dalam memberikan
pelayanan.
h. Penanganan Pengaduan, Sara dan
Masukan
Penanganan pengaduan, saran, dan
masukan, adalah tata cara
pelaksanaan penanganan pengaduan
dan tindak lanjut.
i. Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan.
Prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha,
pembangunan, proyek). Sarana
digunakan untuk benda yang
bergerak (komputer, mesin) dan
prasarana untuk benda yang tidak
bergerak (gedung)
13. Survei Kepuasan Masyarakat dilakukan
dengan menggunakan indikator dan
metodologi survei yang sudah ditentukan.

Jenis Indikator Output

Satuan Pengukuran Indeks

Numerator (pembilang) Sesuai dengan PERMEN PAN & RB

Denumenator (penyebut) Sesuai dengan PERMEN PAN & RB


Target Pencapaian >76,60

Kriteria : Kriteria Inklusi :


Semua pengguna layanan Puskesmas baik
UKM maupun UKP

Kriteria Eksklusi :
Tidak ada

Formula Sesuai dengan metodologi survei kepuasan


masyarakat berdasarkan PERMEN PAN &
RB

Desain Pengumpulan Data Survei

Sumber Data Hasil Survei

Instrument pengambilan Sesuai dengan kuisioner survei kepuasan


data masyarakat berdasarkan PERMEN PAN &
RB

Besar Sampel Penentuan sampel dihitung dengan


menggunakan tabel sampel dari Krejcie and
Morgan

Frekuensi Pengumpulan Semesteran


Data
Periode Pelaporan Data Semesteran

Periode Analisis Data Semesteran

Penyajian Data
▪ Tabel

▪ Grafik

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu KMP

2. PROFIL INDIKATOR MUTU UNIT DI UPT PUSKESMAS BANGLI

1. Kepemimpinan Manajemen Puskesmas (KMP)


Judul Indikator Pelaksanaan Pemeliharaan Sarana
Prasarana
Dasar Pemikiran 1. Permenkes No 44 Tahun 2016
Tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas
2. Permenkes No 43 Tahun 2019
Tentang Puskesmas
3. Permenkes No. 34 Tahun
2022 tentang Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi Darah, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi.
Dimensi Mutu Efektifitas

Tujuan 1. Menjaga kondisi sarana prasarana


dan peralatan puskesmas agar tetap
dalam kondisi baik serta memberi
manfaat yang maksimal dalam
pelayanan.
2. Meningkatkan mutu pelayanan
puskesmas

Definisi Operasional 1. Melaksanakan pemeliharaan gedung


dan bangunan
2. Melaksanakan pemeliharaan
peralatan dan mesin
3. Melaksanakan kalibrasi alat
kesehatan

Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persentase %

Numerator (pembilang) 1. Jumlah gedung dan bangunan yang


telah dilakukan pemeliharaan
2. Jumlah peralatan dan mesin yang
telah dilakukan pemeliharaan
1. Jumlah alat kesehatan yang sudah
dikalibrasi

Denumenator (penyebut) 1. Jumlah gedung dan bangunan yang


akan dilakukan pemeliharaan
2. Jumlah peralatan dan mesin yang
akan dilakukan pemeliharaan
3. Jumlah alat kesehatan yang akan
dikalibrasi

Target Pencapaian 75 %

Kriteria : Kriteria Inklusi:


● Seluruh kegiatan pemeliharaan
sarana prasarana termasuk peralatan
Kriteria Ekskusif:
● Tidak ada

Formula Jumlah Kegiatan yang bisa terlaksana


x100%
Jumlah Kegiatan yang
seharusnya terlaksana

Desain Pengumpulan Data Pencatatan dan Pelaporan

Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui dokumen


laporan kegiatan

Instrument pengambilan Formulir observasi


data
Besar Sampel Seluruh Laporan Kegiatan

Frekuensi Pengumpulan Triwulanan


Data
Periode Pelaporan Data Triwulanan

Periode Analisis Data Triwulanan


Penyajian Data
▪ Tabel

▪ Laporan

Penanggung Jawab Koordinator Mutu KMP

3. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) (Profil Indikator Mutu Prioritas


Puskesmas /IMPP di UPT Puskesmas Bangli)
Judul Indikator Pelayanan Pemeriksaan IVA Test dan SADARI

Dasar Pemikiran PMK No. 34 tentang Penanggulangan kanker


payudara dan leher rahim

Dimensi Mutu Kelangsungan layanan

Tujuan Menemukan kasus kanker leher Rahim dan kanker


payudara dan
melakukan penatalaksanaannya

Definisi Pemeriksaan IVA dan Sadari adalah suatu proses


Operasional mengidentifikasi wanita usia subur yang berumur
30 - 50 tahun terhadap penyakit tidak menular
( kanker leher Rahim dan kanker payudara ) melalui
kegiatan skrining kesehatan di masyarakat

Jenis Indikator Proses

Satuan Persentase %
Pengukuran
Numerator Jumlah wanita usia subur 30 tahun sampai dengan
(pembilang) usia 50 tahun yang berkunjung ke puskesmas,
pustu dan dilakukan pemeriksaan, di wilayah kerja
Puskesmas

Denumenator Jumlah seluruh wanita usia subur dari usia 30


(penyebut) tahun sampai dengan usia 50 tahun di wilayah kerja
Puskesmas

Target Pencapaian 100%

Kriteria : Kriteria Inklusi:


 Semua wanita usia subur dari usia 30 – 50
tahun

Kriteria Eksklusi:
 Tidak ada

Formula Jumlah wanita usia subur dari usia 30 tahun sampai


dengan usia 50 tahun yang berkunjung
ke puskesmas, pustu, di wilayah kerja Puskesmas
x100%
Jumlah seluruh wanita usia subur
30 tahun sampai dengan 50 tahun, di wilayah kerja
Puskesmas

Desain Pencatatan dan Pelaporan


Pengumpulan Data
Sumber Data Data didapatkan dengan total sampling, dilakukan
dengan skrining terhadap sasaran.

Instrument Formulir skrining


pengambilan data
Besar Sampel Semua WUS yang diperiksa IVA dan SADARI

Frekuensi Bulanan
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan
Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Semesteran, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel

Penanggung Jawab Koordinator Pelayanan PTM

2. Upaya Kesehatan dan Penunjang (UKPP)

Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik


Judul Indikator Pelayanan Rawat Jalan

Catatan tentang pasien di rumah sakit dikenal


dengan Rekam Medis. Sesuai dengan Permenkes
No.269 tahun 2008 tentang Rekam Medis, maka
setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis. Dokter, dokter gigi dan/
Dasar Pemikiran
atau tenaga kesehatan tertentu
bertanggungjawab atas catatan yang dibuat
pada rekam medis. Rekam medis harus dibuat
segera dan dilengkapi setelah pasien menerima
pelayanan

1. Akses Pelayanan
Dimensi Mutu 2. Infrastruktur Fisik

Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam


TUJUAN kelengkapan informasi rekam medik.

Definisi Operasional
Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik
yang lengkap diisi minmal oleh staf paramedis
yang meliputi : identitas pasien, tanggal dan
waktu, hasil anamnesis, keluhan dan riwayat
penyakit, hasil pemeriksaan fisik dan
penanganan medis, diagnose dan persetujuan
tindakan medis bila diperlukan(dinyatakan
lengkap/tidak lengkap oleh petugas RM). Rekam
medik harus disetor ke petugas RM selambat-
lambatnya 24 jam setelah selesai pelayanan.

Input
Jenis Indikator
Persentase %
Satuan Pengukuran
Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1
Numerator (Pembilang) bulan yang diisi lengkap

Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1


DENOMINATOR (Penyebut) bulan.

100%
Target Capaian
Dokumen Rekam Medis Pasien yang berobat
Kriteria dalam 1 bulan pada periode bulan pengukuran

Jumlah rekam medik yang disurvey


dalam 1 bulan yang diisi lengkap
Formula X 100%
Jumlah rekam medik yang disurvey
dalam 1 bulan.

Concurrent
Desain Pengumpulan Data
Rekap formulir hasil monitoring harian,
Sumber Data mingguan dan bulanan di masing-masing unit

Formulir Monitoring Harian


Instrumen Pengambilan Data
Seluruh Rekam Medis yang digunakan pada
Besar Sampel saat pelayanan

Pencatatan dilaksanakan setiap hari , dilakukan


Frekuensi Pengumpulan Data oleh Petugas IT

Bulanan dilakukan oleh Kepala Ruangan IT


Periode Pelaporan Data
Bulanan, Triwulanan, Semesteran
Periode Analisis Data
Tabel
Penyajian Data
Koordinator Mutu UKP
Penanggung Jawab

Anda mungkin juga menyukai