Anda di halaman 1dari 11

BAB I

RUANG LINGKUP

1.1 RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan pada Praktikum Mata Kuliah Hidrografi II 2022 meliputi:

1.3.1 TAHAP PERSIAPAN


a. Administrasi dan Manajemen

 Pembuatan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Praktikum Basah 2022

 Perizinan terkait perlengkapan dan kebutuhan Praktikum Basah 2022

 Pembagian jadwal pelaksanaan praktikum untuk setiap kelompok

 Penggunaan data sekunder (Google Earth)

b. Teknis Lapangan

 Menentukan pembagian jam kerja setiap kelompok berdasarkan job-desk


yang telah ditentukan
 Pengikatan 2 (dua) titik referensi dan 8 (titik) titik bantu

 Persiapan material pendukung yang dibutuhkan (patok,paku,cat,dan palu)

c. Waktu dan Lokasi

Waktu dan lokasi praktikum basah dilaksanakan pada:

Waktu : 1 Juni 2022 – 2 Juni 2022


Lokasi : Balai Besar Pengembangan Budi Daya Laut Provinsi Lampung
BAB III
METODOLOGI

2.1 DIAGRAM ALIR

Gambar 1.1 Diagram alir praktikum

2.2 PELAKSANAAN
Adapun pelaksanaan praktikum Hidrografi II sebagai berikut:

2.2.1 PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN ALAT


Pengurusan kelengkapan administrasi keuangan dan surat menyurat (pembuatan
rencana anggaran biaya selama kegiatan, surat izin peminjaman ruangan kerja dan ruangan
peristirahatan, surat peminjaman kapal survei). Selain itu terdapat juga koordinasi dengan
pihak pemberi kerja mengenai luasan atau batas daerah yang akan di ukur, memastikan batas
pengukuran serta detail apa saja yang harus diambil atau dihasilkan. Peralatan yang
digunakan disesuaikan dengan hasil yang diinginkan, antara lain:
1. Pengukuran Titik Referensi

 2 (dua) Pilar Benchmark

 8 (delapan) Pilar Titik Bantu

 3 (tiga) set GPS Geodetik

 3 (tiga) Statif

 3 (tiga) Meteran

 Form kertas pencatatan pengukuran

2. Pengukuran Lingkungan dan Garis Pantai

 8 (delapan) Total Station GTS/ES/OS

 8 (delapan) Statif

 16 (enam belas) Prisma Reflektor

 16 (enam belas) Jalon

 8 (delapan) Kalkulator

 8 (delapan) Payung

 8 (delapan) Meteran

 8 (delapan) GPS Handheld

 Form kertas pencatatan pengukuran

3. Pengukuran Pasang Surut

 8 (delapan) Waterpass

 8 (delapan) Statif

 16 (delapan) Rambu Ukur

 8 (delapan) Kalkulator

 8 (delapan) Payung

 Form kertas pencatatan pengukuran


 8 (delapan) Pita Ukur (@100m)

 12 (dua belas) Paku Asbes

 Form kertas pencatatan pengukuran

4. Pemeruman

 1 (satu) Echosounder

 1 (satu) Transducer

 1 (satu) GPS Handheld

 2 (dua) GPS Geodetik

 5 (lima) HT

 1 (dua) Barcheck

 1 (dua) Laptop

 1 (dua) Sound Velocity Probe

 Form kertas pencatatan pengukuran

5. Pengolahan Data

 1 (tiga) Komputer

 1 (tiga) Dongle EIVA

2.2.2 ORIENTASI LAPANGAN


Survei pendahuluan untuk mendapatkan secara umum mengenai lokasi pekerjaan
pengukuran untuk memudahkan penentuan metode pelaksanaan, perencanaan dan cara yang
efektif dalam pengambilan data pengukuran. Dalam hal ini dilakukan pada saat melakukan
pembuatan Benchmark untuk pengikatan titik referensi.

2.2.3 PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA GPS


Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak,
dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah
diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat parameter
yang harus ditentukan: yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter
kesalahan waktu. Minimal satelit yang diamati oleh receiver adalah 4 satelit.
Dalam perencanaan strategi pengamatan GPS untuk keperluan survey, ada beberapa
faktor yang harus diperhitungkan yaitu: metode pengamatan, waktu pengamatan, lama
pengamatan dan pengikatan ketitik tetap. Pada metode pengamatan disesuaikan dengan
tingkat ketelitian posisi yang diinginkan. Maka perlunya menerapkan metode differential
positioning menggunakan data fase. Selanjutnya untuk sesi pengamatan adalah suatu
selang waktu pengamatan dimana semua receiver yang digunakan melakukan
pengamatan satelit GPS secara stimultan (pada hal ini hanya menggunakan 2 receiver).
Kemudian, untuk waktu pengamatan akan mempengaruhi ketelitian posisi yang diperoleh
serta tingkat kesuksesan dari penentuan ambiguitas fase sinyal. Lalu untuk lama
pengamatan, bergantung dengan panjang baseline (Abidin, H.Z, 2007).

Syarat pengukuran GPS pada praktikum basah, antara lain sebagai berikut:

 Membutuhkan dua receiver GPS tipe geodetik dengan dual frekuensi L1 dan L2
(Topcon Hiper II), masing-masing berfungsi sebagai base dan rover
 Data pengamatan yang digunakan adalah data fase

 Pengolahan data dilakukan secara post processing dengan menggunakan software


Topcon Tools
 Desain jaring yang digunakan adalah metode jaring

 Metode yang digunakan adalah metode statik dengan pengamatan 3 jam (panjang
baseline < 10 km)
 Titik BM yang dijadikan base station adalah BM Panjang

2.2.4 PEMBUATAN TITIK BANTU


Titik bantu merupakan titik yang digunakan untuk memudahkan dan mempercepat
pengukuran detail pantai. Titik bantu berada di sekitar titik BM Dermaga 2 lihat gambar
7. Untuk tahapannya dilaksanakan sebagai berikut:

 Pengikatan kerangka kepada BM yang memiliki orde lebih tinggi, jika tidak ada BM
atau titik ikat yang memiliki orde 3 maka akan dilakukan pengukuran BM baru
dengan pengukuran GPS Geodetik yang bereferensi pada BM yang memiliki orde 2.
 Pengikatan dilakukan dengan Survei GPS dengan metode Rapid statik dengan lama
pengamatan 15 menit

2.2.5 PENGAMATAN PASUT


Pengamatan pasut adalah pengamatan fenomena pergerakan naik turunnya permukaan
air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik
dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Berikut ini adalah
tahapan pengamatan pasut.

1. Tahap Persiapan

 Menentukan metode yang digunakan dalam penghitungan Mean Sea Level


yaitu metode DOODSON (39 jam).
 Menentukan lokasi dipasang nya rambu pasang surut (palem)

 Menentukan interval waktu pengambilan ketinggian air, yaitu setiap 15 menit.

2. Tahap Pelaksanaan

 Memasangkan rambu pasang surut (palem)

 Melakukan pengambilan data setiap 15 menit secara kontinu untuk


pengukuran dengan rambu pasut (palem)
 Pengikatan pasut terhadap BM terdekat dengan menggunakan waterpass.
Metode yang digunakan adalah metode sipat datar.

3. Tahap Pengolahan Data

 Data disusun menjadi berurutan berdasarkan waktu pengambilan, dan dibuat


grafik untuk mengetahui kecenderungan jenis pasang surut yang ada.
 Data interval digunakan untuk nantinya diinterpolasi dalam koreksi kedalaman
hasil pemeruman.
 Data MSL nantinya akan menjadi datum vertical pada Praktikum Survey
Hidrografi dengan mengikatkannya pada BM menggunakan alat Waterpass.

2.2.6 PENGUKURAN LINGKUNGAN PANTAI


Pengukuran lingkungan pantai adalah proses pengukuran untuk memperoleh
topografi pantai ( wilayah perbatasan antara daratan dan lautan). Pada praktikum basah
kali ini pengukuran dilakukan dengan memiliki panjang sekitar 300 meter di tepi pantai.

Pada pengukuran ini memiliki tahapan sebagai berikut.

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan yang dimaksud adalah orientasi keadaan topografi


lokasi yang akan diukur sehingga dapat menentukan poligon yang akan
digunakan.
b. Tahap Pengukuran

Pengukuran detil Pesisir menggunakan Total Station. Topografi yang diukur


adalah garis pantai dan detilnya. Berikut ini adalah langkah-langkah pengukuran
sebagai berikut:
 Lakukan centering alat, kolimasi dan salah indeks.

 Kemudian letakkan alat di titik kerangka


(TB1/TB2/TB3/TB4/TB5/TB6/TB7/TB8), kemudian bidik ke titik
kerangka/bantu sebelumnya (backsight).
 Setelah itu, bidik titik-titik detail. Usahakan pada objek air, bidik
perbatasan objek air tersebut (menempel sampai jalon terkena air).
 Data yang diambil untuk titik detail adalah sudut horizontal dan
vertikal, jarak miring (SD), jarak datar (HD) dan jarak vertikal (VD.
Sedangkan untuk beda tinggi diambil data tinggi alat, tinggi patok dan
tinggi jalon.
 Lakukan pengukuran terhadap titik kerangka selanjutnya sebelum alat
dipindahkan.
c. Tahap Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan pasca pengukuran. Software yang digunakan


adalah Microsoft Excel.

2.2.7 PEMERUMAN
Pemeruman (Sounding) adalah penentuan kedalaman dasar laut yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran kondisi topografi dasar laut. Pemeruman dilaksanakan di pesisir
wilayah Balai Besar Budi Daya Laut, Pesawaran Lampung. Area pemeruman berukuran
200m X 200. Dimana, area yang dapat dilakukan pemeruman adalah 3 (tiga) area (A,B,C).
Area yang dilakukan pemeruman sesuai dengan pembagian area pada tiap kelompok.
Berikut adalah tahapan Pemeruman

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang dimaksud adalah menentukan lokasi pemeruman, mencari


koordinat (awal&akhir) setiap lajur utama dan silang, serta mencari titik fiks perum
pada setiap lajur perum.
b. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang dimaksud adalah pembuatan jalur pemeruman (X,Y start
lajur utama dan X,Y finish) untuk setiap lajur, X,Y setiap titik fiks perum dan
pembuatan jadwal pemeruman (setiap kelompok memiliki waktu 60 menit
pemeruman)
c. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan yang dimaksud adalah pemeruman. Langkah pemeruman adalah


sebagai berikut:
 Melakukan instalasi alat pemeruman pada kapal survei

 Melakukan pengukuran konfigurasi kapal

 Melakukan percobaan pemeruman (sea trial) untuk memastikan peralatan


survei siap digunakan sesuai spesifikasi
 Melakukan barcheck sebelum dan sesudah pemeruman
 Siapkan posisi perahu pada jalur perum yang telah direncanakan.

 Lakukan pemeruman dengan aba-aba dari salah satu orang di perahu.

 Pada setiap titik fix perum, akan diberikan aba-aba ”fix”, dan operator akan
mencatat kedalaman pada echosounder, dan waktu titik fix.
 Pada GPS map sounder, ketika aba-aba ”fix” maka operator akan menekan
tombol ENTER hingga muncul posisi perahu dalam lintang dan bujur.
Lakukan prosedur yang sama pada semua titik fix perum hingga jalur terakhir.
 Mengisi formulir log-book sesuai format yang telah ditentukan

d. Tahap Pengolahan Data

Tahap pengolahan data yang dimaksud meliputi :

 Data pemeruman digabungkan dengan data pasang surut dan sound velocity
probe sebagai koreksi
 Export data X,Y,Z hasil pengolahan ke-dalam Microsoft Office Excel/Notepad.

 Input data dari Microsoft Office Excel kedalam Arcmap/Global Mapper untuk
dilakukan pengolahan kontur kedalaman.
 Perhitungan kedalaman fix dengan datum Mean Sea Level (MSL) yang telah
didapatkan dari pengamatan pasang surut dan dengan posisi horizontal (x,y)
yang telah didapatkan dari GPS.
 Export data akhir menjadi kontur kedalaman untuk dilakukan layouting.

2.2.8 PENGGAMBARAN
 Penyajian data dibuat dalam bentuk peta 2 dimensi berupa gabungan peta
batimetri dan peta topografi menggunakan aplikasi perangkat lunak ArcGIS
 Informasi tepi yang dibuat mencakup judul peta, skala numeris dan bentuk
bar, orientasi arah utara, legenda, pembuat peta.
Peta menggunakan skala 1:1000 dengan interval kontur 0.5 m agar garis kontur dapat
mewakili kedalaman perairan dangkal

2.3 JADWAL PEKERJAAN

Tabel 2.1 Jadwal Pekerjaan Praktikum Hidrografi II 2022

No. Pekerjaan Juni

Tanggal 1 2 3 4

1 Instalasi Palem Regu A Regu B

2 Pengukuran Lingkungan Pantai Regu B Regu A

3 Pemeruman Regu A Regu B

4 Pengolahan Data Regu A dan B

5 Pembuatan Laporan Regu A dan B

Anda mungkin juga menyukai