RUANG LINGKUP
b. Teknis Lapangan
2.2 PELAKSANAAN
Adapun pelaksanaan praktikum Hidrografi II sebagai berikut:
3 (tiga) Statif
3 (tiga) Meteran
8 (delapan) Statif
8 (delapan) Kalkulator
8 (delapan) Payung
8 (delapan) Meteran
8 (delapan) Waterpass
8 (delapan) Statif
8 (delapan) Kalkulator
8 (delapan) Payung
4. Pemeruman
1 (satu) Echosounder
1 (satu) Transducer
5 (lima) HT
1 (dua) Barcheck
1 (dua) Laptop
5. Pengolahan Data
1 (tiga) Komputer
Syarat pengukuran GPS pada praktikum basah, antara lain sebagai berikut:
Membutuhkan dua receiver GPS tipe geodetik dengan dual frekuensi L1 dan L2
(Topcon Hiper II), masing-masing berfungsi sebagai base dan rover
Data pengamatan yang digunakan adalah data fase
Metode yang digunakan adalah metode statik dengan pengamatan 3 jam (panjang
baseline < 10 km)
Titik BM yang dijadikan base station adalah BM Panjang
Pengikatan kerangka kepada BM yang memiliki orde lebih tinggi, jika tidak ada BM
atau titik ikat yang memiliki orde 3 maka akan dilakukan pengukuran BM baru
dengan pengukuran GPS Geodetik yang bereferensi pada BM yang memiliki orde 2.
Pengikatan dilakukan dengan Survei GPS dengan metode Rapid statik dengan lama
pengamatan 15 menit
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
a. Tahap persiapan
2.2.7 PEMERUMAN
Pemeruman (Sounding) adalah penentuan kedalaman dasar laut yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran kondisi topografi dasar laut. Pemeruman dilaksanakan di pesisir
wilayah Balai Besar Budi Daya Laut, Pesawaran Lampung. Area pemeruman berukuran
200m X 200. Dimana, area yang dapat dilakukan pemeruman adalah 3 (tiga) area (A,B,C).
Area yang dilakukan pemeruman sesuai dengan pembagian area pada tiap kelompok.
Berikut adalah tahapan Pemeruman
a. Tahap Persiapan
Tahap perencanaan yang dimaksud adalah pembuatan jalur pemeruman (X,Y start
lajur utama dan X,Y finish) untuk setiap lajur, X,Y setiap titik fiks perum dan
pembuatan jadwal pemeruman (setiap kelompok memiliki waktu 60 menit
pemeruman)
c. Tahap Pelaksanaan
Pada setiap titik fix perum, akan diberikan aba-aba ”fix”, dan operator akan
mencatat kedalaman pada echosounder, dan waktu titik fix.
Pada GPS map sounder, ketika aba-aba ”fix” maka operator akan menekan
tombol ENTER hingga muncul posisi perahu dalam lintang dan bujur.
Lakukan prosedur yang sama pada semua titik fix perum hingga jalur terakhir.
Mengisi formulir log-book sesuai format yang telah ditentukan
Data pemeruman digabungkan dengan data pasang surut dan sound velocity
probe sebagai koreksi
Export data X,Y,Z hasil pengolahan ke-dalam Microsoft Office Excel/Notepad.
Input data dari Microsoft Office Excel kedalam Arcmap/Global Mapper untuk
dilakukan pengolahan kontur kedalaman.
Perhitungan kedalaman fix dengan datum Mean Sea Level (MSL) yang telah
didapatkan dari pengamatan pasang surut dan dengan posisi horizontal (x,y)
yang telah didapatkan dari GPS.
Export data akhir menjadi kontur kedalaman untuk dilakukan layouting.
2.2.8 PENGGAMBARAN
Penyajian data dibuat dalam bentuk peta 2 dimensi berupa gabungan peta
batimetri dan peta topografi menggunakan aplikasi perangkat lunak ArcGIS
Informasi tepi yang dibuat mencakup judul peta, skala numeris dan bentuk
bar, orientasi arah utara, legenda, pembuat peta.
Peta menggunakan skala 1:1000 dengan interval kontur 0.5 m agar garis kontur dapat
mewakili kedalaman perairan dangkal
Tanggal 1 2 3 4