Anda di halaman 1dari 60

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN

TEKNOLOGI UNIVERSITAS HASANUDDIN


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK
GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PEMETAAN TOPOGRAFI


ACARA IV: REAL-TIME KINEMATIC

LAPORAN

OLEH :
TEGAR HERMAWAN
TAHIR D061211035

GOWA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari

segala sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan

kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk

bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan

bumi, kedudukannya dialam semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini

lahir di alam semesta hingga sekarang.

Pada fokus geologi banyak pembahasan, mengenai bumi, material pembentukan

dan persebaran materi materi yang ada di bumi ini, persebaran materi pada bumi

cukup luas sehingga dalam pengelompokan materi perlu dilakukan, karena hal

tersebut peta dibuat.

Metode penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi dua, yaitu metode

absolut, dan metode diferensial. Masing-masing metode kamudian dapat dilakukan

dengan cara real-time dan post-processing. Prinsip penentuan posisi dengan GPS

yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara

simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya. Pada pengukuran

GPS, setiap epoknya memiliki empat parameter yang harus ditentukan yaitu 3 (tiga)

parameter koordinat X, Y, Z atau L, B, H dan satu parameter kesalahan waktu akibat

ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh karena

diperlukan minimal pengukuran jaeak ke empat satelit.


Sistem RTK (Real-time Kinematic) adalah suatu system penentuan posisi Real

Time secara differential menggunakan data fase. Dalam hubungannya untuk

memberikan data Real Time, stasiun referensi harus mengirimkan data fase dan

pseudorange kepada pengguna secara Real Time menggunakan system komunikasi

data. Stasiun referensi dan pengguna harus dilengkapi dengan satu sistem pemancar

dan penerima data yang dapat berrfungsi dengan baik sehingga komunikasi data dapat

berjalan dengan baik.

Dalam pembuatan peta topografi ada beberapa alat bantu berupa perangkat lunak

yang dapat digunakan, antara lain ArcGis. ArcGis merupakan software berbasis

Geographic Information System (GIS) yang dikembangkan oleh ESRI (Environment

Science & Research Institue). Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem

yang di rancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau

koordinat-koordinat geografi. Sistem Informasi Geografis adalah bentuk sistem

informasi yang menyajikan informasi dalam bentuk grafis dengan menggunakan peta

sebagai antar muka. SIG tersusun atas konsep beberapa lapisan (layer) dan relasi.

Kemampuan dasar SIG yaitu mengintegrasikan berbagai operasi basis data seperti

query, menganalisisnya serta menampilkannya dalam bentuk pemetaan berdasarkan

letak geografisnya.

Produk utama ArcGis terdiri dari tiga komponen utama yaitu : ArcView

(Berfungsi sebagai pengelola data komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor

(berfungsi sebagai editor dari data spasial) dan ArcInfo (Merupakan fitur yang

menyediakan fungsi – fungsi yang ada di dalam GIS yaitu meliputi keperluan

analisa dari fitur


Geoprocessing). Maka pada praktikum kali ini penggunaan software ArcGis

dilakukan untuk mengetahui cara penggunaan dan pembuatan peta topografi

menggunakan ArcGis.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari pratikum acara Real Time Kinematic (RTK) adalah agar

peserta dapat membuat peta topografi dari pengambilan titi-titik dilokasi pemetaan.

Adapaun tujuan dari praktikum acara total station yaitu:

1. Peserta dapat mengetahui koordinat tiap-tiap patok dan titik-titik pada lokasi,

2. Peserta dapat memperoleh kisaran jarak horizontal antar titik

3. Peserta dapat mengetahui besarnya pelencengan titik terhadap metode-metode

sebelumnya.

4. Peserta dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan metode RTK

1.3 Waktu dan Lokasi

Praktikum Acara V metode Real Time Kinematic (RTK) dilaksanakan pada

hari Minggu, 28 November 2021 pukul 07.00 – 10.00 WITA dengan keadaan

cuaca cerah dan bertempat di Bukit Samata, Kecamatan Samata, Kabupaten

Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

1.4 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut;

1. Unit Receiver Leica tipe GS08Plus (Base dan Rover)


2. Unit Controler Leica tipe GS10/GS15

3. 2 Unit radio pendukung alat pada base dan rover

4. 2 Tripod Reicever

5. 1 Unit GPS Garmin 78CSx

6. Tabel backup pencatatan data lapangan

7. Tongkat penyangga untuk rover

8. Alat tulis menulis

9. Payung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Global positioning System (GPS)

Global Positioning System (GPS) merupakan sistem penentuan posisi yang

menggunakan teknologi satelit (Xu, 2007). GPS mulai dikembangkan pada tahun

1973 oleh Departemen Pertahanan Amerika dan mulai digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan geodesi sejak tahun 1983 (Seeber, 2003). Sistem GPS

memiliki 24 satelit yang ditempatkan pada 6 buah orbit dimana terdapat 4 satelit pada

masing-masing orbit (Kaplan dan Hegarty, 2006). Prinsip yang mendasari penentuan

posisi pada GPS adalah dengan mengukur jarak antara receiver dan satelit

pengamatan GPS yang telah diketahui posisinya. Melalui data posisi satelit dan jarak

antara receiver dan satelit, maka posisi dari receiver dapat ditentukan.

GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit.

Abidin (2000:15). Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika

Serikat.

Pada dasarnya, GPS terdiri atas tiga segmen utama, yaitu segmen satelit

(space segment) yang terdiri dari satelit-satelit GPS, segmen sistem kontrol (control

system segment) yang terdiri dari stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit,

dan segmen pengguna (user segment) yang terdiri dari pemakai GPS termasuk alat-

alat penerima dan pengelola sinyal dan data GPS.

a. Segmen Satelit
Segmen ini terdiri dari beberapa satelit GPS yang masing-masing terletak

pada orbit geostasioner. Saat ini ada 28 satelit dengan diantaranya adalah

satelit aktif dan 4 lainnya adalah cadangan.

b. Segmen Sistem Control

Segmen control berfungsi untuk mengontrol dan memonitor

kesehatan seluruh satelit beserta seluruh kompenennya dan berfungsi

menentukan orbit seluruh satelit GPS yang merupakan informasi vital. c.

Segmen Pengguna

Segmen pengguna terdiri atas para pengguna satelit GPS yang berada

di darat, laut, udara dan angkas. Untuk itu diperlukan alat penerima sinyal

(GPS Receiver) untuk menerima dan memproses sinyal GPS untuk

penetuan posisi, kecepatan, dan waktu.

2.2 GPS Geodetik

GPS Geodetik adalah alat GPS yang memiliki skala tinggi yang digunakan

untuk keperluan survey. GPS Geodetik ini mempunyai ketelitian pengukuran yang

cukup tinggi. Ketelitian posisi yang didapat dengan pengamatan GPS akan tergantung

pada empat faktor: 1) Metode penentuan posisi yang digunakan, 2) Geometri satelit,

3) Ketelitian data yang digunakan, dan 4) Strategi metode yang diterapkan.

2.3 Metode Real Time Kinematic (RTK)

Sistem RTK (Real-time Kinematic) adalah suatu system penentuan posisi

Real Time secara differential menggunakan data fase. Dalam hubungannya untuk
memberikan data Real Time, stasiun referensi harus mengirimkan data fase dan

pseudorange kepada pengguna secara Real Time menggunakan system komunikasi

data. Stasiun referensi dan pengguna harus dilengkapi dengan satu sistem pemancar

dan penerima data yang dapat berrfungsi dengan baik sehingga komunikasi data dapat

berjalan dengan baik. Ketelitian posisi yang diberikan oleh sistem RTK sekitar 1-5

cm, dengan syarat bahwa ambiguitas fase dapat ditentukan secara benar. Salah satu

hal yang harus diatasi adalah penentuan ambiguitas fase dengan mengunakan jumlah

data yang terbatas dan juga dengan receiver, yang bergerak merupakan hal yang

cukup susah. Mekanisme penentuan ambiguitas fase pada metode RTK dinamakan on

fly wmbiguity.

RTK merupakan metode akurat untuk mendapatkan posisi titik yang

diinginkan dalam waktu pengamatan yang singkat, berbasiskan diferensial data code

dan carrier phase. Diferensial data code dan carrier phase digunakan untuk

pengukuran titik koordinat yang diinginkan. Secara umum metode ini adalah metode

terbaik untuk mendapatkan koordinat titik dengan ketelitian tinggi dalam waktu

singkat.

Survei Real Time Kinematic mensyaratkan bahwa dua penerima dioperasikan

secara bersamaan. Pada metode ini bahwa gelombang radio digunakan untuk

mengirimkan koreksi ke rover. Salah satu receiver menempati stasiun referensi dan

melakukan pengmatan GPS static untuk mengirimkan koreksi ke rover. Pengukuran

GPS dari kedua penerima diproses secara Real-Time oleh computer on board unit

untuk menghasilkan penentuan titik dengan cepat. Karena posisi titik dengan akurasi
tinggi dapat segera diperoleh, rel-time survei kinemetic juga bisa digunakan untuk

pengukuran konstruksi.

2.4 Metode Network Real Time Kinematic (NRTK)

Metode Network Real Time Kinematic (NRTK) merupakan sebuah metode

penentuan posisi secara relative dari pengamatan GNSS. NRTK merupakan

pengembangan dari metode single base RTK.

Prinsip kerja Network Real Time Kinematic (NRTK) secara umum adalah

sebagai berikut. Stasiun referensi merekam data dari satelit GNSS secara kontinu

yang kemudian disimpan atau dikirim ke server Network RTK melalui jaringan

internet secara serempak.

Data yang dikirim oleh stasiun reverensi adalah data dalam format raw data

atau data mentah yang kemudian oleh sever network RTK digunakan sebagai bahan

untuk melakukan koreksi data yang dapat digunakan oleh pengguna (rover). Data

dalam format raw tersebut diolah dan disimpan dalam bentuk RINEX yang dapat

digunakan untuk post processing, maupun dalam bentuk RTCM yang dikirmkan

kepada rover yang membutuhkan koreksi data dari stasiun referensi. Rover

berkomunikasi dengan server netwoek RTK menggunkan jaringan

GSM/GPRS/CDMA, sehingga dapat memperoleh data koreksi hasil hitungan dengan

metode Area Correction Parameter (ACP/FKP) atau Master Auxiliary Concept

(MAC) atau Virtual Reference Station (VRS) atau metode-metode lainnya, melalui

jaringan internet.

2.5 Peta
Peta adalah bayangan rupa bumi yang digambarkan di bidang datar ( bidang

gambar) dengan skala tertentu.Kata peta berasal dari bahasa Yunani Mappa, yang

memiliki pengertian taplak atau kain penutup meja. Ilmu yang mempelajari tentang

pembuatan peta disebut ilmu katografi. Peta merupakan representasi atau miniatur

permukaan bumi atau fenomena geosfer yang dituangkan dalam bentuk gambar pada

bidang datar yang diperkecil dengan skala tertentu. Peta dapat disebut sebagai suatu

gambaran dari bentang alam yang diperkecil pada suatu lembar kertas dengan skala

tertentu.

Peta sangat bermanfaat sebagai penunjuk atau menggambarkan arah dan jarak

di permukaan bumi, lokasi suatu tempat, luas dan bentuk suatu wilayah, dan dapat

menggambarkan perubahan sifat alami dan nonalami.

Adapun fungsi dari peta adalah sebagai berikut :

1. Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk, ukuran, serta lokasi suatu wilayah

yang berada di permukaan bumi ke dalam bidang datar.

2. Peta dapat sebagai alat bantu dalam analisis.

3. Peta dapat sebagai tempat menyimpan informasi dan alat penyajian hasil analisis.

4. Peta dapat berupa sebagia suatu hasil karya seni.

A. Jenis-Jenis Peta

Peta terbagai menjadi beberapa kelompok, sebagai berikut:

1. Berdasarkan skala

a. Peta Kadaster, peta dengan skala 1 : 100 sampai 1 : 5.000. Peta ini digunakan

dalam menggambarkan peta tanah dalam sertifikat hak milik tanah.


b. Peta skala besar, peta dengan skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Peta ini

digunakan dalam menggambarkan wilayah yang sempit, contohnya peta kota.

c. Peta skala sedang, peta dengan skala 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000. Peta ini

digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, contohnya peta

provinsi.

d. Peta skala kecil, peta dengan skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000. Peta ini

digunakan dalam menggambarkan wilayah yang cukup luas, contohnya peta

dunia.

e. Peta skala geologi, peta dengan skala 1 : 1.000.000.

2. Berdasarkan Klasifikasi

1) Peta dasar atau peta umum, Peta umum merupakan peta yang digunakan sebagai

dasar dalam pembuatan peta berikutnya. Peta umum yang digunakan adalah peta

topografi yang menggambarkan keadaan bentuk muka bumi.

2) Peta tematik, Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan kenampakan

tertentu di permukaan bumi. Contohnya sebagai berikut:

a) Peta kepadatan penduduk

b) Peta lokasi

c) Peta tanah

d) Peta irigasi

e) Peta arkeologi

f) Peta kriminilitas

g) Peta Transportasi

h) Peta air tanah

i) Peta Geologi
Salah satu jenis peta adalah peta topografi yang termasuk ke dalam jenis peta

berdasarkan klasifikasinya.

B. Bagian bagian peta

1. Judul Peta, diambil dari bagian terbesar wilayah yang tercantum dalam satu sheet

peta. Biasanya terletak di bagian atas peta atau di samping untuk peta buatan

badan koordinasi survai dan pemetaan nasional.

2. Legenda Peta, penjelasan dari simbul simbul yang tercantum dalam peta. Bagian

ini adalah komponen yang sangat vital karena kita akan jadi buta dalam

membaca peta jika tidak ada legendanya.

3. Skala Peta, bagian yang menunjukan ukuran dalam lembar peta dengan medan

sebenarnya. Skala ini ada dua jenis yaitu skala garis dan skala angka. Dalam peta

topografi biasanya dicantumkan keduanya. Rumus perhitungan : jarak dimedan

sebenarnya = jarak di peta x skalanya. (Contoh : skala peta 1:25000; 1:50000;

1:100000) cara membacanya adalah 1:25000 berarti 1 cm dalam peta adalah

25000 cm di medan sebenarnya atau 25km.

4. Garis Koordinat, jaring-jaring dalam peta yang terdiri dari garis vertikal dan garis

horisontal. Guna garis ini adalah untuk batas perhitungan koordinat. Koordinat

peta dikenal ada dua jenis yaitu koordinat grid dan koordinat geografis.

Koordinat geografis merupakan koordinat dari jarring-jaring bumi yang terdiri

garis lintang untuk horizontal dan garis bujur untuk vertical. Penulisanya

biasanya denga koordinat geografis, derajat, menit dan detik (Contoh : 940 15’

114,4”) biasanya disertakan “L” untuk Lintang dan “B” untuk Bujur. Koordinat

grid adalah jaring


jaring koordinat lokal yang dipakai untuk acuan pengkoordinatan dalam peta.

Biasanya hanya disebutkan dengan angka saja dan dikenal dengan koordinat 8

angka atau 12 angka. Untuk peta west ”on” Indonesia ada 2 acuan pokok dalam

koordinat ini yaitu dengan dikenal dengan sistem UTM/UPS atau LCO masing

masing dengan acuan 00 yang berbeda.

5. Garis Ketinggian atau biasa disebut garis kontur, Adalah garis yang menyerupai

sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam peta. Karena

merupakan tanda dari ketinggian yang sama, maka garis ini tidak akan pernah

saling memotong tapi bisa bersinggungan. Lokasi yang lebih rendah akan

melingkari lokasi yang lebih tinggi, itulah cirri garis kontur. Atau bisa juga

disebutkan garis sebelah dalam adalah lebih tinggi dari garis sebelah luar.

6. Dalam peta interval atau jeda beda ketinggian antara garis kontur biasanya di

tunjukan di dekat lokasi legenda. Untuk peta skala 1:25000 interval konturnya

biasanya adalah 12,5 meter sedangkan peta skala 1:50000 biasanya interval

konturnya adalah 25 meter. Terjemahannya adalah bila interval kontur 25 meter,

maka jarak antara garis kontur yang satu dengan yang lainnya di w:st=”on”

medan sebenarnya memiliki beda tinggi secara vertical 25 meter. Garis kontur

dengan pola huruv “V” atau runcing biasanya menunjukan sebuah jurang/sungai,

dan garis kontur dengan pola “U” atau berpola Lengkung biasanya menunjukan

sebuah punggungan dan “O” merupakan puncak atau Kawah.


7. Tahun Pembuatan Peta, merupakan keterangan yang menunjukkan tahun terakhir

peta tersebut diperbaharui. Hal ini sangat penting karena kondisi permukaan

bumi bisa berubah sewaktu waktu.

8. Deklinasi, yaitu garis keterangan yang menunjukan beda Utara Peta dan Utara

Magnetik(Utara Kompas). Deklinasi ini direvisi tiap 5 tahun sekali. Kenapa ada

perbedaan antara Utara peta dan Utara sebenarnya dan Utara Magnetik. Seperti

kita ketahu Utara Bumi kita ditunjukan oleh di Kutub Utara. Sedangkan sumbu

utara magnet bumi sebenarnya ada di sebuah kepulauan di dekat dataran Green

Land. Setiap tahun karena rotasi Sumbu bumi ini mengalami pergeseran rata-rata

0,02 detik bisa ke timur dan ke barat. Jadi utara sebenarnya bisa ditentukan dari

mengkonversi antara utara magnetic dengan utara Peta. Biasanya akan

dicantumkan di setiap lembar peta.

2.6 Peta Topografi

Peta topografi adalah peta yang memperlihatkan unsur-unsur asli dan buatan

manusia di atas permukaan bumi. unsur-unsur tersebut dapat dikenal maupun

diidentifikasi dan pada umumnya untuk memperlihatkan keadaan yang esungguhnya,

ilmu ukur tanah adalah ilmu yang berhubungan dengan bentuk muka bumi topografi

artinya ilmu yang bertujuan menggambarkan bentuk topografi muka bumi dalam

suatu peta dengan segala sesuatu yang ada pada permukaan bumi seperti kota, jalan,

sungai, bangunan, dan lain-lain dengan skala lingkaran tertentu sehingga dengan

mempelajari peta kita dapat mengetahui jarak, arah dan posisi tempat yang kita

inginkan.
Pedoman ini mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder (topografi,

geologi permukaan, hidrologi), data primer ( pengukuran topografi dan pemetaan,

survey hidrometri,sampling sedimen dan penyelidikan geoteknik), analisis hidrologi,

analisishidrolika, desain hidraulik, perhitungan volume pekerjaan sebagai acuan

dalam penyusunan rencangan biaya, analisis ekonomi, analisis dampak lingkungan

serta penyusunan dokumentender yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan

pembangunan bending Karena peta topografi merupakan peta khusus yang dibuat

hanya untuk menunjukkan ketinggian dan rupa bumi dari suatu wilayah, peta

topografi memiliki karakteristik yang berbeda dengan peta lainnya. Selain memiliki

komponen peta pada umumnya seperti skala, koordinat, inset, dan proyeksi, peta

topografi juga memiliki karakteristik khusus, yaitu :

A. Tidak Memiliki Overlay Informasi Lain

Peta topografi, berbeda dengan peta chloropleth, tidak memiliki overlay

informasi lain selain ketinggian. Meskipun begitu, di Indonesia, Badan

Informasi Geospasial (BIG) memproduksi peta topografi yang disertai dengan

data tata guna lahan, yaitu peta RBI.

B. Memiliki Skala Besar

Peta topografi umumnya memiliki skala besar. Hal ini terjadi karena diperlukan

penggambaran yang akurat terhadap garis-garis kontur yang ada pada peta. Jika

peta topografi yang di print berskala kecil, dikhawatirkan garis kontur yang ada

akan memiliki interval kontur terlalu besar, sehingga kurang akurat terhadap

medan.
C. Memiliki Garis Kontur, Interval Kontur, dan Indeks Kontur

Peta topografi selalu menggunakan garis kontur, interval kontur, dan indeks

kontur dalam menyampaikan informasi. Ketiga simbol ini berguna untuk

memberikan informasi mengenai ketinggian suatu lokasi. Ketiga simbol ini juga

sebenarnya menjadi kelemahan dari peta topografi. Tidak semua orang dapat

membaca simbol-simbol yang digunakan, oleh karena itu, dibutuhkan

kemampuan khusus untuk membaca dan memanfaatkan peta topografi.

D. Berfungsi Untuk Menyajikan Informasi Mengenai Ketinggian Dan Perbedaan

Ketinggian

Peta topografi selalu bertujuan untuk menggambarkan informasi ketinggian

serta perbedaan ketinggian antar lokasi. Informasi ini akan dapat digunakan

untuk menginterpretasikan relief serta bentukan topografi dari suatu lokasi.

Indonesia dan badan pemetaannya yaitu BIG (Badan Informasi Geospasial)

membuat peta topografi dengan informasi tata guna lahan. Peta ini dinamai

sebagai peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) dan merupakan salah satu peta dasar

yang digunakan dalam perencanaan, ekspedisi, dan aktivitas navigasi lainnya.

2.7 Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem yang di rancang untuk

bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat

geografi.Sistem Informasi Geografis adalah bentuk sistem informasi yang menyajikan

informasi dalam bentuk grafis dengan menggunakan peta sebagai antar muka.SIG
tersusun atas konsep beberapa lapisan (layer) dan relasi. Kemampuan dasar SIG yaitu

mengintegrasikan berbagai operasi basis data seperti query, menganalisisnya serta

menampilkannya dalam bentuk pemetaan berdasarkan letak geografisnya.

2.8 Software

A. Pengertian software

Hardware atau dikenal dengan perangkat keras merupakan semua bagian

komputer yang secara fisik bisa dilihat, diraba dan dipegang. Contohnya, keyboard,

mouse, monitor, CPU, harddisk serta masih banyak lagi. Kebalikannya, software atau

perangkat lunak tidak berwujud karena ia berupa sekumpulan kode yang diinstal ke

dalam komputer. Baik hardware maupun software sama-sama berperan penting dalam

sistem komputerisasi dan keduanya saling membutuhkan.

Pada sebuah PC, perangkat keras ialah segala sesuatu yang membuatnya

bekerja. Misal, processor memproses informasi, RAM atau hard drive menyimpan

data dan video card memberikan gambar ke monitor. Sedangkan perangkat lunak

memungkinkan seseorang berinteraksi dengan perangkat keras. Hampir semua

software juga membutuhkan hardware untuk beroperasi dengan baik.

Pengertian software adalah program komputer yang menjadi jembatan antara

pengguna dengan perangkat keras. Ia juga dapat didefinisikan sebagai sebuah aplikasi

yang tersusun dari sekumpulan kode-kode bahasa pemrograman. Menurut sumber

lain, software merupakan suatu data yang diprogram serta disimpan secara digital dan

tidak
berwujud, namun berada di dalam komputer. Ada pula yang menyebutkan bahwa

software ialah kumpulan data-data elektronik berupa program atau instruksi yang

disimpan dan dikelola oleh komputer.

Software sendiri dibuat oleh seorang programmer dengan bahasa

pemrograman tertentu yang selanjutnya dikompilasi hingga menjadi sebuah kode

yang dapat dikenali oleh hardware. Ia dibuat untuk memudahkan pekerjaan manusia,

misalnya untuk menghitung, membuat dokumen, mengolah gambar dan lain-lain.

B. Pengenalan ArcGis

ArcGis merupakan sotfware berbasis Geographic Information System (GIS)

yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue). Produk

utama ArcGis terdiri dari tiga komponen utama yaitu : ArcView (berfungsi sebagai

pengelola data komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (berfungsi sebagai

editor dari data spasial), dan ArcInfo (merupakan fitur yang menyediakan fungsi-

fungsi yang ada di dalam GIS yaitu meliputi keperluan analisa dari fitur

Geoprocessing.

ArcGis pertama kali diluncurkan kepada publik sebagai software yang

komersial pada tahun 1999 versi ArcGis 8.0 dengan perkembangan dan tuntutan akan

fitur yang dibutuhkan, ESRI selalu memberikan pembahuruan pada ArcGis, pada saat

ini telah keluar versi yang terbaru update 2016 yaitu (ArcGis 13.0). Pada versi

terbarunya, ArcGis Deskstop memiliki beberapa fitur diantaranya :

1) ArcMap, yaitu aplikasi utama yang digunakan dalam pengelolahan data GIS.

ArcMap memiliku kemampuan untuk visualisasi, editing, pembuatan peta

tematik, pengelolaan dari data tabular (Excel), memilih (Query), menggunakan

fitur
Geoprocessing untuk menganalisa dan customize data ataupun melakukan output

berupa tampilan peta. Operator juga dapat mengolah data sesuai dengan

keinginannya.

2) ArcGlobe, merupakan salah satu aplikasi yang memiliki tampilan seperti

GoogleEarth yang memiliki fungsi sebagai tampilan datum permukaan bumi

dengan menggunakan citra satelit.

3) ArcCatalog, yaitu merupakan aplikasi yang memiliki fitur untuk membuat data

vector dan mengelompokannya sesuai dengan fungsi yang diinginkan. Dengan

kemampuan tools untuk menjelajah informasi (browsing), mengatur data

(organizing), membagi data (distribution) dan mendokumentasikan data spasial

maupun ataupun data-data berkaitan dengan informasi geografis.

4) ArcScene merupakan aplikasi yang memiliki fitur serupa dengan ArcMap, tetapi

kelebihannya terdapat dari fitur 3D yang digunakan dimana worksheetnya dapat

diolah dengan tampilan X, Y, dan Z.

C. Sejarah ArcGis

GIS (Geographic Information System) atau Sistem Informasi Geografis adalah

sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil

kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data bereferensi geografis atau

geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan.

Dengan menggunakan SIG maka akan lebih mudah bagi para pengambil keputusan

untuk menganalisa data yang ada. Karena dengan adanya SIG maka akan

digambarkan juga posisi penyebaran data pada kondisi sesungguhnya.


Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi

ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan

perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat

menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat

digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan

dari polusi.

Awal dikenalnya SIG tidak lepas dari adanya kemajuan dalam bidang teknologi

terutama komputer. Selama perang dunia kedua pemrosesan data mengalami

kemajuan yang pesat terutama untuk memenuhi kebutuhan militer dalam

memprediksi trayektori balistik. Pada awal tahun 1960-an perkembangan dalam ilmu

komputer semakin pesat dan siap digunakan untuk bidang lain di luar militer. Para

ahli meteorologi, geologi, dan geofisika mulai menggunakan komputer dalam

pembuatan peta.

Tahun 1963 di Kanada muncul CGIS (Canadian Geographic Information

System), dan selanjutnya menjadi SIG pertama di dunia. Dua tahun kemudian di

Amerika Serikat beroperasi sistem serupa bernama MIDAS yang digunakan untuk

memproses data-data sumber daya alam. Seiring dengan berkembangnya teknologi,

GIS juga mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Berikut adalah sejarah

perkembangan GIS dari masa ke masa :

1) 35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-

Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai

rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen

struktur pada sistem informasi geografis modern sekarang ini, arsip grafis yang

terhubung ke database atribut.


2) Pada tahun 1700-an teknik survei modern untuk pemetaan topografis diterapkan,

termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data

sensus.

3) Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan “litografi foto” dimana peta

dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras

komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan

menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.

4) Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di

Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya.

Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian

GIS – SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah

data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI – Canadian Land

Inventory) – sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah

pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian,

pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250.000.

Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.

5) GIS dengan gvSIG-CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari

perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun

(overlay), penghitungan, pendigitalan/pemindaian (digitizing/scanning),

mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika,

memasukkan garis sebagai Arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut

dan informasi
lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama

Roger Tomlinson kemudian disebut “Bapak SIG”.

6) CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk

penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing dengan

aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph.

Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti

ESRI dan CARIS berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan

generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan

pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur

database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi

pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir

abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan

distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai

mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar

pada format data dan transfer.

D. Konsep Gis

Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari data citra, data lapangan,

survei kelautan, peta, sosial ekono mi dan GPS, yang selanjutnya diolah di

laboratorium atau studio SIG dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhan

menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisa berupa peta konvensional,

maupun peta digital sesuai keperluan user.

E. Komponen GIS
Komponen utama SIG dapat dibagi menjadi lima, yaitu perangkat keras

(hardware), perangkat lunak (software), pemakai (user), data, dan metode. Untuk

mendukung SIG, pada prinsipnya terdapat dua jenis data, yaitu:

1) Data spasial: data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data

yang menyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di

permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun

gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x–y (vektor)

atau dalam bentuk citra (raster) yang memiliki nilai tertentu.

2) Data non-spasial, yang disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan

keadaan atau informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang

ditunjukkan oleh data spasial. Salah satu komponen utama dari SIG adalah

perangkat lunak (software). Dalam perancangan peta pada umumnya digunakan

salah satu software SIG yaitu MapInfo Professional 8.0. MapInfo merupakan

sebuah perengkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang

dikembangkan oleh MapInfo Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang

dapat membantu dalam memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query,

dan menganalisis data secara geografi.

F. Kegunaan ArcGis

ESRI (Environmental System Research Institute) yang berpusat di Redlands,

California, adalah salah satu perusahaan yang mapan dalam pengembangan perangkat

lunak untuk GIS. Memulai debutnya dengan produk ArcInfo 2.0 pada awal 1990-an,

ESRI terus memperbaiki produknya untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan

dalam
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Produk yang paling terkenal dan

hingga saat ini masih banyak digunakan oleh pengguna GIS adalah Arc/Info 3.51 dan

ArcView

3.3. Kedua produk ini masih digunakan karena sifatnya yang ringan, tidak

mengahabiskan memory dan kelengkapan fasilitasnya cukup memadai. Dengan

bervariasinya kalangan pengguna GIS, software ArcGIS yang mencakup penggunaan

GIS pada berbagai skala, yaitu :ArcGIS Desktop, ditujukan untuk pengguna GIS

profesional (perorangan maupun institusi), yaitu :

a) ArcObjects, dibuat untuk para developer yang selalu ingin membuat inovasi

dan pengembangan,

b) Server GIS (ArcIMS, ArcSDE, lokal), dibuat bagi pengguna awam yang

mengumpulkan data spasial melalui aplikasi di internet,

c) Mobile GIS, diciptakan bagi pengguna GIS yang dinamis, software ini

mengumpulkan data lapangan.

2.1 Peta

Peta adalah bayangan rupa bumi yang digambarkan di bidang datar ( bidang

gambar) dengan skala tertentu.Kata peta berasal dari bahasa Yunani Mappa, yang

memiliki pengertian taplak atau kain penutup meja. Ilmu yang mempelajari tentang

pembuatan peta disebut ilmu katografi. Peta merupakan representasi atau miniatur

permukaan bumi atau fenomena geosfer yang dituangkan dalam bentuk gambar pada

bidang datar yang diperkecil dengan skala tertentu. Peta dapat disebut sebagai suatu
gambaran dari bentang alam yang diperkecil pada suatu lembar kertas dengan skala

tertentu.

Peta sangat bermanfaat sebagai penunjuk atau menggambarkan arah dan jarak

di permukaan bumi, lokasi suatu tempat, luas dan bentuk suatu wilayah, dan dapat

menggambarkan perubahan sifat alami dan nonalami.

Adapun fungsi dari peta adalah sebagai berikut :

1. Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk, ukuran, serta lokasi suatu wilayah

yang berada di permukaan bumi ke dalam bidang datar.

2. Peta dapat sebagai alat bantu dalam analisis.

3. Peta dapat sebagai tempat menyimpan informasi dan alat penyajian hasil analisis.

4. Peta dapat berupa sebagia suatu hasil karya seni.

A. Jenis-Jenis Peta

Peta terbagai menjadi beberapa kelompok, sebagai berikut:

1. Berdasarkan skala

f. Peta Kadaster, peta dengan skala 1 : 100 sampai 1 : 5.000. Peta ini

digunakan dalam menggambarkan peta tanah dalam sertifikat hak milik

tanah.

g. Peta skala besar, peta dengan skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Peta ini

digunakan dalam menggambarkan wilayah yang sempit, contohnya peta kota.

h. Peta skala sedang, peta dengan skala 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000. Peta

ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, contohnya peta

provinsi.
i. Peta skala kecil, peta dengan skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000. Peta ini

digunakan dalam menggambarkan wilayah yang cukup luas, contohnya peta

dunia.

j. Peta skala geologi, peta dengan skala 1 : 1.000.000.

2. Berdasarkan Klasifikasi

1) Peta dasar atau peta umum, Peta umum merupakan peta yang digunakan sebagai

dasar dalam pembuatan peta berikutnya. Peta umum yang digunakan adalah

peta topografi yang menggambarkan keadaan bentuk muka bumi.

2) Peta tematik, Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan

kenampakan tertentu di permukaan bumi. Contohnya sebagai berikut:

a) Peta kepadatan penduduk

b) Peta lokasi

c) Peta tanah

d) Peta irigasi

e) Peta arkeologi

f) Peta kriminilitas

g) Peta Transportasi

h) Peta air tanah

i) Peta Geologi
Salah satu jenis peta adalah peta topografi yang termasuk ke dalam jenis peta

berdasarkan klasifikasinya.

B. Bagian bagian peta

9. Judul Peta, diambil dari bagian terbesar wilayah yang tercantum dalam satu sheet

peta. Biasanya terletak di bagian atas peta atau di samping untuk peta buatan

badan koordinasi survai dan pemetaan nasional.

10. Legenda Peta, penjelasan dari simbul simbul yang tercantum dalam peta. Bagian

ini adalah komponen yang sangat vital karena kita akan jadi buta dalam

membaca peta jika tidak ada legendanya.

11. Skala Peta, bagian yang menunjukan ukuran dalam lembar peta dengan medan

sebenarnya. Skala ini ada dua jenis yaitu skala garis dan skala angka. Dalam peta

topografi biasanya dicantumkan keduanya. Rumus perhitungan : jarak dimedan

sebenarnya = jarak di peta x skalanya. (Contoh : skala peta 1:25000; 1:50000;

1:100000) cara membacanya adalah 1:25000 berarti 1 cm dalam peta adalah

25000 cm di medan sebenarnya atau 25km.

12. Garis Koordinat, jaring-jaring dalam peta yang terdiri dari garis vertikal dan garis

horisontal. Guna garis ini adalah untuk batas perhitungan koordinat. Koordinat

peta dikenal ada dua jenis yaitu koordinat grid dan koordinat geografis.

Koordinat geografis merupakan koordinat dari jarring-jaring bumi yang terdiri

garis lintang untuk horizontal dan garis bujur untuk vertical. Penulisanya

biasanya denga koordinat geografis, derajat, menit dan detik (Contoh : 940 15’

114,4”) biasanya
disertakan “L” untuk Lintang dan “B” untuk Bujur. Koordinat grid adalah jaring

jaring koordinat lokal yang dipakai untuk acuan pengkoordinatan dalam peta.

Biasanya hanya disebutkan dengan angka saja dan dikenal dengan koordinat 8

angka atau 12 angka. Untuk peta west ”on” Indonesia ada 2 acuan pokok dalam

koordinat ini yaitu dengan dikenal dengan sistem UTM/UPS atau LCO masing

masing dengan acuan 00 yang berbeda.

13. Garis Ketinggian atau biasa disebut garis kontur, Adalah garis yang menyerupai

sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam peta. Karena

merupakan tanda dari ketinggian yang sama, maka garis ini tidak akan pernah

saling memotong tapi bisa bersinggungan. Lokasi yang lebih rendah akan

melingkari lokasi yang lebih tinggi, itulah cirri garis kontur. Atau bisa juga

disebutkan garis sebelah dalam adalah lebih tinggi dari garis sebelah luar.

14. Dalam peta interval atau jeda beda ketinggian antara garis kontur biasanya di

tunjukan di dekat lokasi legenda. Untuk peta skala 1:25000 interval konturnya

biasanya adalah 12,5 meter sedangkan peta skala 1:50000 biasanya interval

konturnya adalah 25 meter. Terjemahannya adalah bila interval kontur 25 meter,

maka jarak antara garis kontur yang satu dengan yang lainnya di w:st=”on”

medan sebenarnya memiliki beda tinggi secara vertical 25 meter. Garis kontur

dengan pola huruv “V” atau runcing biasanya menunjukan sebuah jurang/sungai,

dan garis kontur dengan pola “U” atau berpola Lengkung biasanya menunjukan

sebuah punggungan dan “O” merupakan puncak atau Kawah.


15. Tahun Pembuatan Peta, merupakan keterangan yang menunjukkan tahun terakhir

peta tersebut diperbaharui. Hal ini sangat penting karena kondisi permukaan

bumi bisa berubah sewaktu waktu.

16. Deklinasi, yaitu garis keterangan yang menunjukan beda Utara Peta dan Utara

Magnetik(Utara Kompas). Deklinasi ini direvisi tiap 5 tahun sekali. Kenapa ada

perbedaan antara Utara peta dan Utara sebenarnya dan Utara Magnetik. Seperti

kita ketahu Utara Bumi kita ditunjukan oleh di Kutub Utara. Sedangkan sumbu

utara magnet bumi sebenarnya ada di sebuah kepulauan di dekat dataran Green

Land. Setiap tahun karena rotasi Sumbu bumi ini mengalami pergeseran rata-rata

0,02 detik bisa ke timur dan ke barat. Jadi utara sebenarnya bisa ditentukan dari

mengkonversi antara utara magnetic dengan utara Peta. Biasanya akan

dicantumkan di setiap lembar peta.

2.2 Peta Topografi

Peta topografi adalah peta yang memperlihatkan unsur-unsur asli dan buatan

manusia di atas permukaan bumi. unsur-unsur tersebut dapat dikenal maupun

diidentifikasi dan pada umumnya untuk memperlihatkan keadaan yang esungguhnya,

ilmu ukur tanah adalah ilmu yang berhubungan dengan bentuk muka bumi topografi

artinya ilmu yang bertujuan menggambarkan bentuk topografi muka bumi dalam

suatu peta dengan segala sesuatu yang ada pada permukaan bumi seperti kota, jalan,

sungai, bangunan, dan lain-lain dengan skala lingkaran tertentu sehingga dengan

mempelajari peta kita dapat mengetahui jarak, arah dan posisi tempat yang kita

inginkan.
Pedoman ini mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder (topografi,

geologi permukaan, hidrologi), data primer ( pengukuran topografi dan pemetaan,

survey hidrometri,sampling sedimen dan penyelidikan geoteknik), analisis hidrologi,

analisishidrolika, desain hidraulik, perhitungan volume pekerjaan sebagai acuan

dalam penyusunan rencangan biaya, analisis ekonomi, analisis dampak lingkungan

serta penyusunan dokumentender yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan

pembangunan bending Karena peta topografi merupakan peta khusus yang dibuat

hanya untuk menunjukkan ketinggian dan rupa bumi dari suatu wilayah, peta

topografi memiliki karakteristik yang berbeda dengan peta lainnya. Selain memiliki

komponen peta pada umumnya seperti skala, koordinat, inset, dan proyeksi, peta

topografi juga memiliki karakteristik khusus, yaitu :

E. Tidak Memiliki Overlay Informasi Lain

Peta topografi, berbeda dengan peta chloropleth, tidak memiliki overlay

informasi lain selain ketinggian. Meskipun begitu, di Indonesia, Badan Informasi

Geospasial (BIG) memproduksi peta topografi yang disertai dengan data tata

guna lahan, yaitu peta RBI.

F. Memiliki Skala Besar

Peta topografi umumnya memiliki skala besar. Hal ini terjadi karena diperlukan

penggambaran yang akurat terhadap garis-garis kontur yang ada pada peta. Jika

peta topografi yang di print berskala kecil, dikhawatirkan garis kontur yang ada

akan memiliki interval kontur terlalu besar, sehingga kurang akurat terhadap

medan.
G. Memiliki Garis Kontur, Interval Kontur, dan Indeks Kontur

Peta topografi selalu menggunakan garis kontur, interval kontur, dan indeks

kontur dalam menyampaikan informasi. Ketiga simbol ini berguna untuk

memberikan informasi mengenai ketinggian suatu lokasi. Ketiga simbol ini juga

sebenarnya menjadi kelemahan dari peta topografi. Tidak semua orang dapat

membaca simbol-simbol yang digunakan, oleh karena itu, dibutuhkan

kemampuan khusus untuk membaca dan memanfaatkan peta topografi.

H. Berfungsi Untuk Menyajikan Informasi Mengenai Ketinggian Dan Perbedaan

Ketinggian

Peta topografi selalu bertujuan untuk menggambarkan informasi ketinggian serta

perbedaan ketinggian antar lokasi. Informasi ini akan dapat digunakan untuk

menginterpretasikan relief serta bentukan topografi dari suatu lokasi. Indonesia

dan badan pemetaannya yaitu BIG (Badan Informasi Geospasial) membuat peta

topografi dengan informasi tata guna lahan. Peta ini dinamai sebagai peta RBI

(Rupa Bumi Indonesia) dan merupakan salah satu peta dasar yang digunakan

dalam perencanaan, ekspedisi, dan aktivitas navigasi lainnya.

2.3 Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem yang di rancang untuk

bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat

geografi.Sistem Informasi Geografis adalah bentuk sistem informasi yang

menyajikan informasi dalam bentuk grafis dengan menggunakan peta sebagai antar
muka.SIG tersusun atas konsep beberapa lapisan (layer) dan relasi. Kemampuan

dasar SIG yaitu mengintegrasikan berbagai operasi basis data seperti query,

menganalisisnya serta menampilkannya dalam bentuk pemetaan berdasarkan letak

geografisnya.

2.4 Software

G. Pengertian software

Hardware atau dikenal dengan perangkat keras merupakan semua bagian

komputer yang secara fisik bisa dilihat, diraba dan dipegang. Contohnya, keyboard,

mouse, monitor, CPU, harddisk serta masih banyak lagi. Kebalikannya, software atau

perangkat lunak tidak berwujud karena ia berupa sekumpulan kode yang diinstal ke

dalam komputer. Baik hardware maupun software sama-sama berperan penting dalam

sistem komputerisasi dan keduanya saling membutuhkan.

Pada sebuah PC, perangkat keras ialah segala sesuatu yang membuatnya

bekerja. Misal, processor memproses informasi, RAM atau hard drive menyimpan

data dan video card memberikan gambar ke monitor. Sedangkan perangkat lunak

memungkinkan seseorang berinteraksi dengan perangkat keras. Hampir semua

software juga membutuhkan hardware untuk beroperasi dengan baik.

Pengertian software adalah program komputer yang menjadi jembatan antara

pengguna dengan perangkat keras. Ia juga dapat didefinisikan sebagai sebuah aplikasi

yang tersusun dari sekumpulan kode-kode bahasa pemrograman. Menurut sumber

lain, software merupakan suatu data yang diprogram serta disimpan secara digital dan

tidak
berwujud, namun berada di dalam komputer. Ada pula yang menyebutkan bahwa

software ialah kumpulan data-data elektronik berupa program atau instruksi yang

disimpan dan dikelola oleh komputer.

Software sendiri dibuat oleh seorang programmer dengan bahasa

pemrograman tertentu yang selanjutnya dikompilasi hingga menjadi sebuah kode

yang dapat dikenali oleh hardware. Ia dibuat untuk memudahkan pekerjaan manusia,

misalnya untuk menghitung, membuat dokumen, mengolah gambar dan lain-lain.

H. Pengenalan ArcGis

ArcGis merupakan sotfware berbasis Geographic Information System (GIS)

yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue). Produk

utama ArcGis terdiri dari tiga komponen utama yaitu : ArcView (berfungsi sebagai

pengelola data komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (berfungsi sebagai

editor dari data spasial), dan ArcInfo (merupakan fitur yang menyediakan fungsi-

fungsi yang ada di dalam GIS yaitu meliputi keperluan analisa dari fitur

Geoprocessing.

ArcGis pertama kali diluncurkan kepada publik sebagai software yang

komersial pada tahun 1999 versi ArcGis 8.0 dengan perkembangan dan tuntutan akan

fitur yang dibutuhkan, ESRI selalu memberikan pembahuruan pada ArcGis, pada saat

ini telah keluar versi yang terbaru update 2016 yaitu (ArcGis 13.0). Pada versi

terbarunya, ArcGis Deskstop memiliki beberapa fitur diantaranya :

5) ArcMap, yaitu aplikasi utama yang digunakan dalam pengelolahan data GIS.

ArcMap memiliku kemampuan untuk visualisasi, editing, pembuatan peta

tematik, pengelolaan dari data tabular (Excel), memilih (Query), menggunakan

fitur
Geoprocessing untuk menganalisa dan customize data ataupun melakukan output

berupa tampilan peta. Operator juga dapat mengolah data sesuai dengan

keinginannya.

6) ArcGlobe, merupakan salah satu aplikasi yang memiliki tampilan seperti

GoogleEarth yang memiliki fungsi sebagai tampilan datum permukaan bumi

dengan menggunakan citra satelit.

7) ArcCatalog, yaitu merupakan aplikasi yang memiliki fitur untuk membuat data

vector dan mengelompokannya sesuai dengan fungsi yang diinginkan. Dengan

kemampuan tools untuk menjelajah informasi (browsing), mengatur data

(organizing), membagi data (distribution) dan mendokumentasikan data spasial

maupun ataupun data-data berkaitan dengan informasi geografis.

8) ArcScene merupakan aplikasi yang memiliki fitur serupa dengan ArcMap, tetapi

kelebihannya terdapat dari fitur 3D yang digunakan dimana worksheetnya dapat

diolah dengan tampilan X, Y, dan Z.

I. Sejarah ArcGis

GIS (Geographic Information System) atau Sistem Informasi Geografis adalah

sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil

kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data bereferensi geografis atau

geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan.

Dengan menggunakan SIG maka akan lebih mudah bagi para pengambil keputusan

untuk menganalisa data yang ada. Karena dengan adanya SIG maka akan

digambarkan juga posisi penyebaran data pada kondisi sesungguhnya.


Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi

ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan

perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat

menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat

digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan

dari polusi.

Awal dikenalnya SIG tidak lepas dari adanya kemajuan dalam bidang teknologi

terutama komputer. Selama perang dunia kedua pemrosesan data mengalami

kemajuan yang pesat terutama untuk memenuhi kebutuhan militer dalam

memprediksi trayektori balistik. Pada awal tahun 1960-an perkembangan dalam ilmu

komputer semakin pesat dan siap digunakan untuk bidang lain di luar militer. Para

ahli meteorologi, geologi, dan geofisika mulai menggunakan komputer dalam

pembuatan peta.

Tahun 1963 di Kanada muncul CGIS (Canadian Geographic Information

System), dan selanjutnya menjadi SIG pertama di dunia. Dua tahun kemudian di

Amerika Serikat beroperasi sistem serupa bernama MIDAS yang digunakan untuk

memproses data-data sumber daya alam. Seiring dengan berkembangnya teknologi,

GIS juga mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Berikut adalah sejarah

perkembangan GIS dari masa ke masa :

1) 35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-

Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai

rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen

struktur pada sistem informasi geografis modern sekarang ini, arsip grafis yang

terhubung ke database atribut.


2) Pada tahun 1700-an teknik survei modern untuk pemetaan topografis diterapkan,

termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data

sensus.

3) Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan “litografi foto” dimana peta

dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras

komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan

menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.

4) Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di

Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya.

Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian

GIS – SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah

data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI – Canadian Land

Inventory) – sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah

pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian,

pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250.000.

Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.

5) GIS dengan gvSIG-CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari

perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun

(overlay), penghitungan, pendigitalan/pemindaian (digitizing/scanning),

mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika,

memasukkan garis sebagai Arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut

dan informasi
lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama

Roger Tomlinson kemudian disebut “Bapak SIG”.

6) CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk

penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing dengan

aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph.

Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti

ESRI dan CARIS berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan

generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan

pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur

database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi

pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir

abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan

distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai

mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar

pada format data dan transfer.

J. Konsep Gis

Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari data citra, data lapangan,

survei kelautan, peta, sosial ekono mi dan GPS, yang selanjutnya diolah di

laboratorium atau studio SIG dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhan

menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisa berupa peta konvensional,

maupun peta digital sesuai keperluan user.

K. Komponen GIS
Komponen utama SIG dapat dibagi menjadi lima, yaitu perangkat keras

(hardware), perangkat lunak (software), pemakai (user), data, dan metode. Untuk

mendukung SIG, pada prinsipnya terdapat dua jenis data, yaitu:

3) Data spasial: data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data

yang menyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di

permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun

gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x–y (vektor)

atau dalam bentuk citra (raster) yang memiliki nilai tertentu.

4) Data non-spasial, yang disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan

keadaan atau informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang

ditunjukkan oleh data spasial. Salah satu komponen utama dari SIG adalah

perangkat lunak (software). Dalam perancangan peta pada umumnya digunakan

salah satu software SIG yaitu MapInfo Professional 8.0. MapInfo merupakan

sebuah perengkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang

dikembangkan oleh MapInfo Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang

dapat membantu dalam memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query,

dan menganalisis data secara geografi.

L. Kegunaan ArcGis

ESRI (Environmental System Research Institute) yang berpusat di Redlands,

California, adalah salah satu perusahaan yang mapan dalam pengembangan perangkat

lunak untuk GIS. Memulai debutnya dengan produk ArcInfo 2.0 pada awal 1990-an,

ESRI terus memperbaiki produknya untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan

dalam
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Produk yang paling terkenal dan

hingga saat ini masih banyak digunakan oleh pengguna GIS adalah Arc/Info 3.51 dan

ArcView

3.3. Kedua produk ini masih digunakan karena sifatnya yang ringan, tidak

mengahabiskan memory dan kelengkapan fasilitasnya cukup memadai. Dengan

bervariasinya kalangan pengguna GIS, software ArcGIS yang mencakup penggunaan

GIS pada berbagai skala, yaitu :ArcGIS Desktop, ditujukan untuk pengguna GIS

profesional (perorangan maupun institusi), yaitu :

a) ArcObjects, dibuat untuk para developer yang selalu ingin membuat inovasi

dan pengembangan,

b) Server GIS (ArcIMS, ArcSDE, lokal), dibuat bagi pengguna awam yang

mengumpulkan data spasial melalui aplikasi di internet,

c) Mobile GIS, diciptakan bagi pengguna GIS yang dinamis, software ini

mengumpulkan data lapangan.


BAB III
PENGOLAHAN
DATA

3.1 Membuat Peta

Adapun langkah digitasi pada ArcMap adalah sebagai berikut:

1. Buka aplikasi ArcMap.

2. Kemudian akan muncul tampilan layer seperti ArcMap.

Gambar 3.1 Tampilan awal ArcMap


3.1.1 Menambahkan data hasil pengukuran

1. Pilih Add data untuk memilih data hasil pengukuran.

Gambar 3.2 Menu Add data


2. Tambahkan data dengan format Excel 97-2003 Workbook (*.xls).

Gambar 3.3 Pilih data

3.1.2 Menampilkan data hasil pengukuran

1. Klik kanan data di bagian Table of content kemudian Display XY data.

Gambar 3.4 Menu Display XY data

2. Isi Z field dengan Z kemudian Coordinate system dengan WGS 1984 kemudian OK
Gambar 3.5 Pengaturan Display XY data

3. Hasil data akan muncul berupa titik

Gambar 3.6 Hasil data

3.1.3 Mengubah hasil data menjadi shapefile

1. Klik kanan titik hasil data di bagian Table of content kemudian Data > Export data
Gambar 3.7 Menu Export data

2. Pilih folder peta lalu beri nama file “Titik”

Gambar 3.8 Pengaturan Export data

3. Shapefile telah dibuat dan akan muncul di folder peta dan Table of content

Gambar 3.9 Shapefile titik


3.1.4 Mengubah koordinat titik menjadi UTM

1. Buka ArcToolbox pada menu Geoprocessing > ArcToolbox

Gambar 3.10 Menu ArcToolboc

2. Pilih Project pada bagian Data management tools > Projections and

transformations > Project. Lalu klik 2 kali

Gambar 3.11 Menu Project

3. Pada menu Input Dataset or Feature Class, pilih Shapefile ‘Titik’. Dan pada menu

Output Dataset or Feature Class Pilih folder peta, lalu berinama Shapefile baru

dengan ‘UTM’
Gambar 3.12 Pengaturan Project
4. Untuk menu Output Coordinate System pilih UTM yang berada pada Projected

Coordinate System > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1985

UTM

Zone 50, Karena peta yang dibuat berada di zona tersebut. Kemudian OK

Gambar 3.13 Pemilihan Koordinat UTM

5. Masukkan Shapefile ‘UTM’ tersebut pada menu Add Data


Gambar 3.14 Menambah Shapefile UTM

6. Koordinat UTM telah ditambahkan, sekarang dapat menonaktifkan Shapefile

‘Titik’ dan Hasil data.

3.1.5 Membuat Tekstur Warna (Natural Neighbor)

1. Masuk ke menu Natural Neighbor di ArcToolbox pada menu Geoprocessing >


ArcToolbox > 3D Analyst Tools > Raster Interpolation > Natural Neighbor. Lalu
klik 2 kali.

Gambar 3.15 Menu Natural Neighbor


2. Pada Input point features, pilih Shapefile ‘UTM’. Dan pada menu Z value field,
ubah menjadi ‘Z’. Kemudian Output Raster tidak diubah. Klik OK.
Gambar 3.15 Pengaturan Natural Neighbor

3. Natural Neighbor telah dibuat, peta akan memiliki warna.

Gambar 3.15 Warna peta

3.1.6 Membuat Tekstur Bayangan (Hillshade)

1. Buka ArcToolbox lalu pilih Hillshade. Menu Geoprocessing > ArcToolbox > 3D

Analyst Tools > Raster Surface > Hillshade. Lalu klik 2 kali.
Gambar 3.16 Menu Hillshade

2. Pada Input raster, pilih ‘Natural_shp’ yang tadi dibuat. Kemudian ubah Azimuth

dari 315 menjadi 360. Kemudian OK.

Gambar 3.17 Pengaturan Hillshade


3. Menu akan keluar dan peta akan menjadi warna gradasi abu-abu. Kemudian klik

kanan Shapefile dari Hillshade tersebut kemudian Properties.

Gambar 3.18 Menu Properties Hillshade


4. Pada menu Display, ubah Transparency-nya menjadi 60%. Kemudian OK.

Gambar 3.19 Pengaturan Hillshade


5. Hillshade telah dibuat. Peta akan memiliki tekstur bayangan.

Gambar 3.20 Peta dengan Hillshade

3.1.7 Membuat Kontur

1. Buka Contour di ArcToolbox. Menu Geoprocessing > ArcToolbox > 3D Analyst

Tools > Contour. Klik 2 kali.


Gambar 3.21 Menu Contour

2. Pada Input raster, pilih yang Shapefile yang ‘Natural_shp’. Pada Contour interval,

isi 0,05 (Sebagian perangkat mengisi desimal dengan 0.05). Kemudian OK.

Gambar 3.22 Pengaturan Contour

3. Ulangi langkah sebelumnya untuk membuat Kontur Indeks dengan Contour interval

0,2 (Sebagian perangkat mengisi decimal dengan 0.2). Kemudian Ok

4. Buat perbedaan antara kontur biasa dan kontur indeks dengan tebal yang berbeda.

Contoh standarisasi Universitas Hasanuddin, kontur biasa dengan ketebalan 0,4 dan

kontur indeks dengan ketebalan 0,8.

5. Klik kanan pada Shapefile Kontur indeks > Properties > Labels. Centang Labels

features in this layer. Ubah Label field Pada Text string Menjadi Contour.
Gambar 3.23 Pengaturan Properties Contour

6. Tekan Placement Properties. Pada tab Placement - Line setting - Position, centang

on the line, dan hilangkan above. Kemudian OK.

Gambar 3.24 Pengaturan Placement Properties Contour

7. Kontur telah dibuat.

Gambar 3.25 Peta dengan kontur.


3.1.8 Membuat Grid

1. Tekan List by Drawing Order pada bagian Table of content.

Gambar 3.26 Menu List by Drawing Order

2. Klik kanan pada layer peta. Lalu Properties.

Gambar 3.27 Menu Properties layer

3. Pada tab Grids pilih New Grid, lalu tekan New Grid.

Gambar 3.28 Tab Grids layer


4. Pilih yang Measured Grid. Kemudian Next hingga selesai. Kemudian OK.

Gambar 3.29 Pengaturan Grids layer

5. Grid telah terbuat, dan akan kelihatan pada Layout.

3.1.9 Membuat Layout

1. Tekan File lalu Page and Print Setup.

Gambar 3.30 Menu Page and Print Setup.

2. Pada bagian Map Page Size, hilangkan centang pada Use Printer Paper Setting.

Kemudian, pada bagian Size, Standard Sizes atur menjadi A2, Orientation menjadi

Potrait. Lalu OK.


Gambar 3.31 Pengaturan Page and Print Setup

3. Tekan Layout View.

Gambar 3.32 Tombol Layout View

4. Layout akan terlihat. Gunakan skala 1 : 150 untuk peta utama. Dan modifikasi

Layout seperti bagian ini :

Peta tunjuk Etiket

Sumber

Peta indeks
Peta 3 dim ensi
i
Sudut deklinas

Gambar 3.34 Layout


5. Gunakan Menu Insert untuk menambahkan bagian yang dibutuhkan. Hingga akan

menjadi seperti ini.

Gambar 3.35 Contoh Layout

3.2 Membuat Peta 3 Dimensi

Buka ArcMap, dan buka peta yang telah jadi.

Gambar 3.36 Layout

3.2.1 Membuat Teksture 3 Dimensi (TIN).

1. Buka Create TIN pada ArcToolbox. Tekan Geoprocessing > ArcToolbox > 3D

Analyst Tools > Data Management > TIN > Create TIN. Klik 2 kali.
Gambar 3.37 Menu Create TIN

2. Pada Coordinate System, pilih WGS 1984 UTM Zone 50S. Pada Input Feature

Class pilih Shapefile kontur biasa. Klik OK

Gambar 3.37 Pengaturan Create TIN


3. Peta akan jadi seperti ini:

Gambar 3.38 Peta dengan tekstur TIN


3.2.2 Menampilkan 3 Dimensi

1. Buka ArcScene

Gambar 3.39 Tampilan awal ArcScene


2. Tekan Add Data lalu Cari folder home dengan menekan tombol Kembali.
Kemudian

pilih ‘CreateTin’. Lalu klik Add.

Gambar 3.40 Menambahkan data TIN


3. Klik Properties pada ‘CreateTin’.

Gambar 3.41 Properties pada ‘CreateTin’


4. Klik tap Base Height. Kemudian, pada bagian Elevation from features, Factor to

convert layer elevation values to scene units ubah menjadi meters to feet.

Gambar 3.41 Pengaturan ‘CreateTin’


5. Klik kanan pada file, tekan Zoom to Layer.

Gambar 3.42 Zoom to Layer

6. Peta 3 Dimensi berhasil dibuat.

Gambar 3.43 Tampilan peta 3 dimensi


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dengan melakukan praktikum pemetaan ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam praktikum ini, peserta dapat menentukan koordinat tiap-tiap patok dan

titik pada lokasi praktikum menggunakan alat GPS Geodetik.

2. Dalam praktikum ini, peserta dapat membuat peta sesuai dengan prosedur

langkah yang ada dari pengambilan file, dan pembuatan shapefile.

3. Dalam praktikum ini, peserta bisa membuat peta 3D dengan software ArcScane

yang petanya merupakan hasil dari peta pada ArcMap yang telah dibuat

sebelumnya.

4.2 Saran

4.2.1 Saran untuk Laboratorium

Saran untuk laboratorium adalah hendaknya laboratorium menyediakan

komputer ataupun laptop agar praktikan lebih mudah dalam melakukan praktikum.

4.2.2 Saran untuk Asisten

Adapun saran untuk asisten pada praktikum ini adalah:

1. Mempertahankan keramahannya kepada praktikan.

2. Tetap menjadi orang yang baik.

3. Jangan lelah untuk berbuat baik.


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, H. Z.2007. Penentuan Posisi Dengan GPS Dan Aplikasinya. Jakarta :


Pradnya Paramita.

El-Rabbany, A., 2002, Introduction to GPS, The Global Positioning System, 2nd
Edition, Artech House, Boston.

Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Bogor : Pakuan University

Satar, Musnanda. 2014. Manual ArcGIS Tingkat Dasar. Jakarta : Erlangga

Tim Asisten Praktikum Pemetaan Topografi. 2021. Modul Praktikum Pemetaan


Topografi 2021. Gowa : Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin
Purwaamijaya. 2018. Pemetaan Topografi Penarikan Garis Kontur, Kartografi dan
Perhitungan Volume. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai