Anda di halaman 1dari 26

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PEMETAAN TOPOGRAFI


ACARA V : METODE REAL TIME KINEMATIC (RTK)

LAPORAN

OLEH :
ZARWA ZASHIKA
D061211092

GOWA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini teknologi GNSS berkembang dengan pesat baik dari segi metode

pengamatan, efisiensi, ketelitian maupun jangkauannya. Berawal dari metode

static yang proses pengolahannya dilakukan setelah pengamatan selesai atau yang

sering disebut dengan metode post-processing, kemudian berkembang metode

pengamatan kinematik antara lain rapid static, stop and go dan pseudo-kinematic.

Pengamatan menggunakan metode statik dapat memberikan ketelitian yang lebih

tinggi yang bisa mencapai fraksi (mm) namun memerlukan waktu yang lama.

Berbeda dengan metode pengamatan kinematik yang membutuhkan waktu yang

lebih singkat, namun untuk ketelitian hanya mencapai fraksi (dm). Sekarang ini

berkembang metode RTK (Real Time Kinematic) yang mempunyai kemampuan

penentuan posisi secara Realtime dengan teliti (cm). Metode RTK merupakan

metode pengamatan relatif dengan menggunakan data fase yang posisinya

diperoleh secara differensial saat pengamatan secara real time yang dikirimkan

dari base ke rover . Metode RTK dibedakan menjadi 2, yaitu RTK UHF dan RTK

NTRIP. Dari kedua metode tersebut dapat memberikan ketelitian dengan fraksi

(cm), namun untuk metode RTK UHF hanya dapat mencapai jangkauan 1-2 km

dari base. Saat ini telah dikembangkan system CORS (Continually Operating

Reference Station) yang merupakan stasiun referensi yang beroperasi secara terus-

menerussehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan posisi GNSS

secara real-time maupun post-processing Metode yang digunakan dalam system


CORS adalahRTK NTRIP (Real Time Kinematic-Networked Transported of

RTCM via Internet Protocol) adalah sebuah metode pengukuran menggunakan

GNSS Geodetik dengan cara mengirimkan koreksi data GNSS dalam format

RTCM (Radio TechnicalCommission for Maritime Service) melalui internet

sehingga dapat ditentukan koordinat posisi secara real-time.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari praktikum acara Real Time Kinetic (RTK) adalah agar

peserta dapat membuat peta topografi dan pengambilan titik-titik dilokasi

pemetaan. Sedangkan tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Peserta dapat mengetahui koordinat Benchmark dan titik-titik pada lokasi,

2. Peserta dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan RTK.

1.3 Waktu dan Lokasi Praktikum

Praktikum Pemetaan Topografi acara lima Metode Real Time Kinematic

(RTK) dilaksanakan pada hari Minggu, 28 November 2021 dimulai pada pukul

08.00 WITA sampai selesai dengan keadaan cuaca cerah dan bertempat di Bukit

Samata kecamatan , Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Gambar 1.1 Peta Citra Wilayah Bukit Samata


1.4 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikan ini adalah sebagai berikut:

1. Unit Receiver Leica tipe GS08Plus (Base dan Rover)

2. Unit Controler Leica tipe GS10/GS15

3. 2 unit radio pendukung alat pada base dan rover

4. 2 Tripod Receiver

5. 1 Unit GPS Garmin 78CSx

6. Tabel backup pencatatan data dan lapangan

7. Tongkat penyangga untuk rover

8. Alat tulis menulis

9. Payung

1.5 Prosedur Praktikum

Prosedur pembuatan peta topografi dengan menggunakan GPS geodetik

dengan metode RTK.

1.5.1 Setting Up Base

2 Nyalakan antena Base dengan menekan tombol power selama 4 detik LED

power akan menyala, juga LED bluetooth akan berwarna hijau.

3 Nyalakan controller base hingga muncul tampilan awal

4 Pilih smartworx Viva

5 Jika muncul startup smartworx pilih continue last used job

6 Akan muncul halaman rover smartworx viva, tampilan halaman ini adalah

untuk mode rover. Oleh karena itu, maka harus diubah dengan memilih Go to
Work dan pilih Go to Base Menu. Dan pastikan controller telah otomatik

terhubung dengan antena melalui bluetooth ditandai dengan LED antena dan

controller berwarna biru.

7 Lakukan setting raduo dengan menekan tombol favorit, lalu pilih change radio

channel.

8 Catat nomor channel dan frekuensinya, lalu pilih OK.

9 Untuk memulai mode base pilih Go to Work, pilih Over Known Point.

10 Masukkan data-data koordinat dan elevasi titik base diletakkan, serta input

juga tinggi controller daritanah pada antenna height. Lalu pilih OK.

11 Base telah mengirim sinyal posisi via radio, pastikan dengan melihat indikator

panah ke atas pada layar.

Gambar 1.2 Setting Up Base di Lapangan

1.5.2 Setting Up Rover

1. Nyalakan antena rover Nyalakan antena rover dengan menekan tombol power

selama 4 detik maka LED power dan Bluetooth akan menyala

2. Nyalakan controller rover hingga muncul tampilan awal

3. Pilih Smartworx Viva

4. Jika muncul StartUpSmartworx pilih New Job untuk mebuat job baru

5. Isikan semua keterangan termasuk nama job dan keterangan lain


6. Akan muncul halaman rover Smartworx Viva tampilan halaman ini adalah

untuk mode rover.

7. Lakukan koneksi kontroler dengan antena dengan memilih menu

Instrumentlalu pilih GS Connection,pilih GS10/GS15 dan pilih Bluetooth.

8. Pilih Search, maka kontroler akan melakukan pencarian setelah pencarian

selesai lakukan koneksi dengan antena, hati-hati jangan sampai terjadi salah

koneksi dengan antena Base karena berada dalam jangkauan Bluetooth. Lalu

pilih Next.

9. Setelah sukses,pilih Finish lampau indicator Bluetooth akan berwarna biru.

10. Tekan tombol favorit pada kontroler,lalu pilih Change radio Channel, pastikan

channel dan frekuensi sama dengan perangkat base. Pilih Scan untuk mencari

Base terdekat, maka akan muncul stasiun base dalam list.

11. Lalu pilih OK. Rover siap digunakan untuk survey.

12. Untuk melakukan pengambilan koordinat titik, tempatkan ujung bawah

tongkat tepat pada titik yang akan diukur dan usahakan agar posisi tongkat

tidak miring.

13. Dari menu utama pilih Go to Work, lalu pilih Survey

14. Isikan nama point yang akan diukur, misalnya P1 serta tinggi antena

15. Pilih Meas,apabila sinyal radio cukup bagus maka akurasi titik akan menjadi

0,02 atau 2 cm, maka alat akan mengambil koordlinat titik dan langsung

menyimpannya hanya dalam waktu beberapa detik dan kolom nama akan

berubah menjadi P2.

16. Pindah lagi ke titik lain yang akan diukur


17. Jika sudah selesai alat massukkan kembali ke Case seperti semula

Gambar 1.3 Setting Up Rover di Lapangan


BAB II
TINAJUAN PUSTAKA

2.1 Global Positioning System (GPS)

Global Positioning System (GPS) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan

posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat (SNI 19- 6724-2002:48).

Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta

informasi mengenai waktu, secara kontinu diseluruh dunia tanpa tergantung waktu

dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan. Pada saat ini, sistem GPS sudah

sangat banyak digunakan orang di seluruh dunia. Di Indonesia pun, GPS sudah

banyak diaplikasikan, terutama yang terkait dengan aplikasi-aplikasi yang

menuntut informasi tentang posisi. Pada dasarnya, GPS terdiri atas tiga segmen

utama, yaitu segmen angkasa (space segment) yang terdiri dari satelit-satelit GPS,

segmen sistem kontrol (control system segment) yang terdiri dari stasiun-stasiun

pemonitor dan pengontrol satelit, dan segmen pemakai (user segment) yang terdiri

dari pemakai GPS termasuk alat-alat penerima dan pengelola sinyal dan data GPS.

Ketiga segmen GPS ini digambarkan secara skematik di gambar berikut.

Gambar 2.1 Sistem Penentuan Posisi Global, GPS


(SNI 19-6724-2002:48)
a. Segmen Satelit/Angkasa

Segmen ini terdiri dari beberapa satelit GPS yang masing-masing terletak pada

orbit geostasioner. Saat ini ada 28 satelit dengan diantaranya adalah satelit aktif

dan 4 lainnya adalah cadangan.

b. Segmen Sistem Kontrol

Segmen kontrol berfungsi untuk mengontrol dan memonitor kesehatan seluruh

satelit beserta seluruh kompenennya dan berfungsi menentukan orbit seluruh

satelit GPS yang merupakan informasi vital.

c. Segmen Pengguna/Pemakai

Segmen pengguna terdiri atas para pengguna satelit GPS yang berada di darat,

laut, udara dan angkas. Untuk itu diperlukan alat penerima sinyal (GPS Receiver)

untuk menerima dan memproses sinyal GPS untuk penentuan posisi, kecepatan,

dan waktu. Reciever GPS untuk penentuan posisi pada dasarnya dapat dibagi atas

receiver 27 tipe navigasi, tipe pemetaan, dan tipe geodetik. Pada pembahasan ini,

yang menjadi titik berat pada receiver tipe geodetik.

GPS Geodetik adalah alat GPS yang memiliki skala tinggi yang digunakan

untuk keperluan survey. GPS Geodetik ini mempunyai ketelitian pengukuran yang

cukup tinggi.

2.2 Perencanaan dan Persiapan Survei

Perencanaan dan persiapan adalah suatu tahapan pekerjaan yang sangat

penting dan menentukan dalam pelaksanaan survei GPS. Kualitas tahap


perencanaan dan persiapan survei GPS akan sangat mempengaruhi tingkat

ketelitian posisi dari titik-titik kerangka yang diperoleh serta tingkat efektivitas

pelaksanaan survei GPS yang bersangkutan.

a. Perencanaan Peralatan Survei

Secara umum peralatan yang diperlukan dalam proses pengamatan data suatu

survei GPS untuk keperluan suatu survei dan pemetaan akan mencakup:

1) Reciever dan antena GPS berikut peralatan pelengkapnya

2) Kendaraan bermotor untuk mempermudah pergerakan alat dan personel dari

titik ke titik

3) Petunjuk waktu

4) Pengisi baterai (battery charger). Dari peralatan-peralatan diatas, yang

relative paling utama adalah receiver GPS.

Secara terperinci, receiver dan peralatan pelengkap GPS yang digunakan

sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kelengkapan Alat GPS Geodetik

b. Perencanaan Geometri

Pengamatan Geometri pengamatan yang mencakup geometri pengamat dan

geometri satelit akan juga mempengaruhi ketelitian posisi titik yang diperoleh
dengan survei GPS, (Abidin, 2011:30). Geometri pengamatan mempunyai

beberapa parameter, antara lain:

1) Lokasi dan jumlah titik

a) Mark angel

Lokasi pengamatan sebaiknya mempunyai ruang pandang langit yang bebas

ke segala arah, yaitu sebaiknya diatas elevasi 10 o – 15o . Besarnya mark angel

yang digunakan akan menentukan jumlah satelit yang teramati. Mark angel yang

terlalu kecil sebaiknya dihindari karena data pengamatan dari satelit-satelit yang

berelevasi rendah akan lebih dipengaruhi oleh refraksi ionosfir dan troposfir, lebih

mudah terkontaminasi oleh multipath dan juga level derau (noise)-nya umumnya

lebih besar.

Gambar 2.3 Pengertian Mark Angel

b) Multipath

Lokasi pengamatan sebaiknya jauh dari objek-objek reflektif yang mudah

memantulkan sinyal GPS, untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya

multipath seperti jalan raya, gedung, danau, tambak, dan kendaraan. Multipath

adalah fenomena dimana sinyal dari satelit tiba di antena GPS melalui dua atau

lebih lintasan yang berbeda (Abidin 2011:32).


Gambar 2.4 Diagram Obstruksi mengakibatkan Multipath

c) Interferensi elektris

Lokasi yang akan dipilih untuk titik-titik GPS sebaiknya juga relatif dijauhkan

dari objek-objek yang dapat menimbulkan interfrensi elektris terhadap

penerimaan sinyal GPS, seperti stasuin pemancar gelombang mikro, radio

repeater, dan kabel listrik tegangan tinggi.

d) Jumlah titik GPS

Jumlah titik dalam jaringan GPS harus disesuaikan dengan keperluan serta

tujuan dari pelaksanaan survei GPS yang bersangkutan. Secara umum, jumlah

titik dalam jaringan juga harus memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan.

Titik-titik kerangka GPS harus terdiri dari titik-titik yang telah diketahui

koordinatnya (titik tetap) dan titik-titik yang akan ditentukan koordinatnya. Perlu

ditekankan disini bahwa titik ikat harus diketahui koordinatnya dalam datum

WGS 1984, yang merupakan datum geodetik yang digunakan oleh sistem GPS.

2) Jumlah satelit

Untuk survei dengan GPS, pada prinsipnya semakin banyak satelit yang

diamati akan semakin baik. Disamping akan memperkuat geometri satelit yang
selanjutnya akan meningkatkan ketelitian posisi tiitk yang diestimasi, semakin

banyaknya satelit yang diamati juga akan semakin mempercepat dan

mempermudah proses penentuan ambigunitas dari data pengamatan fase.

3) Lokasi dan distribusi satelit.

Disamping jumlah satelit, lokasi dan distribusi dari satelit yang diamati juga

akan mempengaruhi kualitas dari geometri pengamatan. Dalam hal ini, sky plot

dari satelit yang dapat dibuat dengan menggunakan perangkat lunak komersil

GPS akan sangat berguna untuk mengetahui jumlah, lokasi, dan distribusi yang

akan teramat dari suatu lokasi tertentu, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan

dalam penentuan waktu yang optimal. Patut dicatat disini bahwa disamping akan

mempengaruhi kualitas geometri, jumlah, lokasi dan distribusi dari satelit juga

akan mempengaruhi efek dari kesalahan dan bias terhadap ketelitian posisi.

Distribusi satelit dikatakan baik kalau satelit-satelit terdistribusi secara merata di

langit dan terletak setidaknya dalam tiga kuadran dalam sky plot. Akhirnya patut

juga dicatat disini bahwa DOP (Dilution of Precision) adalah bilangan yang

umum digunakan untuk merefleksikan kekuatan geometri dari konstelasi satelit.

Dalam hal ini nilai DOP yang kecil menunjukkan geometri satelit yang kuat

(baik), dan nilai DOP yang besar menunjukkan geometeri satelit yang lemah

(buruk). Secara umum, satelit-satelit yang lokasinya saling berkumpul akan

mempunyai nilai DOP yang relatif besar (berarti geometri satelit kurang baik),

dan satelit-satelit yang terdistribusi secara baik akan mempunyai nilai DOP

yang relatif kecil (berarti geometri satelit relatif baik).

c. Perencanaan Strategi Pengamatan


Dalam pelaksanaan survei GPS,strategi pengamatan yang diaplikasikan akan

sangat berperan dalam pencapaian kualitas yang baik dari posisi titik-titik GPS.

Adapun metode pegamatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan GPS

Geodetik seperti, metode Statik, Stake Out dan Real-Time Kinematic (RTK).

Dalam hal ini, strategi pengamatan menggunakan metode pengamatan Real-Time

Kinematic (RTK).

1) Konsep Real-Time Kinematic (RTK)

Sistem Real-Time Kinematic (RTK) adalah suatu akronim yang sudah umum

digunakan untuk sistem penentuan posisi real-time secara differensial

menggunakan alat data fase. Untuk merealisasikan tuntutan real-time nya, stasiun

referensi harus mengirimkan data fase dan pseudorange-nya ke pengguna secara

real-time menggunakan sistem komunikasi data tertentu.

Gambar 2.5 Pengukuran GPS Metode Real-Time Kinematic (RTK)

Pada sistem Real-Time Kinematic (RTK), stasiun referensi mengirimkan data

ke pengguna dengan format RTCM menggunakan sistem komunikasi data yang

beroperasi pada pita frekuensi VHF/UHF. Ketelitian tipikal posisi yang diberikan

oleh sistem Real-Time Kinematic (RTK) adalah sekitar 1-5 cm, dengan asumsi

bahwa ambigunitas fase dapat ditentukan secara benar. Untuk menentukan

ambigunitas fase yang baik diperlukan data fase dan pseudorange dua frekuensi,
geometri satelit yang relatif baik, algoritma perhitungan yang relatif andal dan

eliminasi kesalahan dan bias yang relatif baik dan tepat. Dalam melakukan

pengukuran menggunakan metode Real-Time Kinematic (RTK) salah satu titik

referensi harus diketahui koordinatnya terlebih dahulu. Pengukuran Real-Time

Kinematic 35 (RTK) ini memerlukan dua pesawat yang bertugas sebagai titik

referensi (Base) dan penentuan posisi (Rover).

Gambar 2.6 Base dan Rover

2.3 Pengamatan Real-Time Kinematic (RTK)

Tahapan pengukuran menggunakan alat GPS Geodetik dengan metode Real-

Time Kinematic (RTK) terbagi menjadi beberapa tahapan, diantaranya:

1) Pengaturan peralatan receiver GPS Base dan Rover hingga siap digunakan

2) Menghidupkan Controller dilanjutkan menjalankan program Carson Survey

serta pembuatan pekerjaan baru

3) Pengaturan Configurasi reciver Base

4) Pengaturan Configurasi reciver Rover

5) Penentuan toleransi pengukuran yang akan dicapai

6) Monitoring geometri dan distribusi satelit

7) Melakukan survei penentuan posisi


8) Export dan Download data pengamatan

9) Mengakhiri pengukuran dengan mematikan Controller dan mematikan

peralatan

2.4 Pemprosesan Data

Pada metode Real-Time Kinematic (RTK) tidak diperlukan pengolahan data

(post-processing) seperti yang dilakukan pada metode yang lain. Sehingga, data

yang didapatkan dari pengukuran dapat langsung di-import ke dalam perangkat

lunak Autodesk Land Desktop. Autodesk Land Desktop adalah sebuah aplikasi

yang digunakan untuk membuat permukaan tanah secara digital dengan memakai

titik-titik (point) secara tiga dimensional (X,Y,Z). Titik-titik tersebut didapatkan

dari hasil pengukuran di lapangan. Hasil yang dikeluarkan setelah melakukan

pengukuran Real-Time Kinematic (RTK) berupa data koordinat. Data tersebut

selanjutnya di-import kedalam software Autodesk Land Desktop. Pengolahan

dilakukan dengan mengatur atau membuat daftar pekerjaan baru (New Project)

dan kemudian dilakukan pengaturan awal gambar (Setting Up Drawing). Hal

tersebut dilakukan untuk menyamakan atau menyelaraskan format data pada GPS

dengan Autodesk Land Desktop.

2.5 Survey Global Navigation Satellite System (GNSS)

GNSS yang merupakan singkatan dari Global Navigation Satellite System

merupakan sistem sateli navigasi dan penentuan posisi. Sistem ini dapat

memberikan informasi mengenai posisi tiga dimensi dan ditambah dengan


informasi waktu. Tidak terbatas oleh kedua hal tersebut, penggunaan teknologi

GNSS dapat digunakan untuk mengetahui keadaan metereologi (troposfer dan

ionosfer), deformasi, dan banyak hal turunan lainnya. Satelit akan

mentransmisikan sinyal radio dengan frekuensi tinggi yang berisi data waktu dan

posisi yang dapat diambil oleh penerima yang memungkinkan pengguna untuk

mengetahui lokasi tepat mereka dimanapun di permukaan bumi. Sampai saat ini,

terdapat 4 macam GNSS yang telah dan akan beroperasi secara penuh pada

beberapa tahun kedepan, yaitu :

1) Global Positioning System (GPS) dibuat oleh Amerika

GPS merupakan sistem navigasi berbasis satelit yang dibangun dengan

awalnya menggunakan 24 satelit yang diletakkan di orbit bumi oleh Departemen

Pertahanan Amerika Serikat. Untuk saat ini, satelit yang digunakan GPS sudah

mencapai 31 satelit, GPS dikembangkan pertama kali untuk tujuan militer, namun

pada tahun 1980, pemerintah membuat GPS terbuka untuk digunakan oleh

masyarakat sipil. GPS dapat bekerja pada musim apapun dan dimanapun

diseluruh permukaan bumi selama 24 jam sehari. Penggunaan GPS tidak

dikenakan biaya apapun. Satelit GPS memancarkan dua sinyal yaitu frekuensi L1

(1575.42 MHz) dan L2 (1227.60 MHz). sinyal L1 dimodulasikan dengan dua

sinyal pseudorandom yaitu kode P (protected) dan kode C/A (coarse/acquisition).

Sinyal L2 hanya membawa kode P. setiap satelit mentranmisikan kode yang uni

sehingga penerima (GPS receiver) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit.

GPS receiver menghitung jarak antara GPS receiver dengan satelit (pseudorange).

Sebuah GPS receiver setidaknya harus memastikan minimal membutuhkan tiga


buah kanal satelit untuk menghitung posisi 2D (Latitude dan Longitude) dan

melacak perpindahan. Dengan menggunakan 4 kanal satelit atau lebih, GPS

receiver dapat menghitung posisi 3D. namun pada prakteknya GPS receiver dapat

menangkap sampai dengan 12 kanal satelit. Semakin banyak kanal satelit yang

berhasil diterima oleh GPS receiver maka akurasi yang diberikan akan semakin

tinggi.

2) Global Navigation Satellite System (GLONASS) dari Rusia

Seperti GPS, GLONASS merupakan sebuah sistem navigasi satelit yang

dibangun oleh pemerintah Rusia. Saat ini telah memiliki 24 satelit aktif. Namun

GLONASS tidak sepopuler GPS, perangkat GLONASS-Only yang dikembangkan

sangat terbatas. Mengenai sistem kerja, GLONASS memiliki kriteria kerja yang

identic dengan GPS. Teknologi saat ini memungkinkan untuk mengkombinasi dua

sistem navigasi satelit yaitu GPS dan GLONASS. 3 Dengan memadukan kedua

satelit tersebut, total satelit yang tersedia adalah 55 satelit dan sesuai dengan teori

triangulasi maka tangka keakuratan dari perpaduan ini akan bertambah sampai 50

%. Kombinasi saat ini sudah diimplementasikan pada perangkat bergerak seperti

smartphone.

3) Galileo

GNSS ini berasal dari Eropa, dan masih dalam tahap pengembangan. Untuk

dapat operasikan, setidaknya satelit ini memerlukan 30 satelit dan beberapa

stasiun bumi yang tersebar di beberapa lokasi didunia. GIOVE-B, satelit

percobaan kedua Galileo, telah diluncurkan dan diprediksikan dapat beroperasi

secara penuh pada tahun 2013.


4) Beidou

Beidou merupakan GNSS buatan China. Konstelasi satelit 30-MEO merupakan

satelit yang kini telah diluncurkan, dan direncanakan antara 2015 dan 2020

konstelasi 5-GEO akan menyusul untuk diorbitkan. Keseluruhan satelit Beidou

yang mengorbit direncanakan berjumlah 30 satelit MEO dan 5 satelit GEO.

GNSS adalah singkatan dari Global Navigation Satellite System. GNSS

tersebut merupakan teknologi yang digunakan untuk menentukan posisi atau

lokasi (lintang, bujut, dan ketinggian) serta waktu dalam satuan ilmiah di bumi.

Satelit akan mentransmisikan sinyal radio dengan frekuensi tinggi yang berisi data

waktu dan posisi yang dapat diambil oleh penerima yang memungkinkan

pengguna untuk mengetahui lokasi tepat mereka dimanapun di permukaan bumi.

GPS receiver akan membandingkan waktu sebuah sinyal yang ditransmisikan oleh

satelit dengan waktu yang diterima. Perbedaan waktu akan memberikan informasi

seberapa jauh antara satelit dan GPS receiver. Sebuah GPS receiver setidaknya

harus memastikan minimal membutuhkan tiga buah kanal satelit untuk

menghitung posisi 2D (Latitude dan Longitude) dan melacak perpindahan.

Dengan menggunakan empat kanal satelit atau lebih, GPS receiver dapat

menghitung posisi 3D (Latitude, Longitude dan Altitude). Namun pada

prakteknya GPS receiver dapat menangkap sampai dengan 12 kanal satelit.

Semakin banyak kanal satelit yang berhasil diterima oleh GPS receiver maka

akurasi yang diberikan akan semakin tinggai. 4 Seperti GPS, GLONASS

merupakan sebuah sistem navigasi satelit yang dibangun oleh pemerintah Rusia

saat ini memiliki 24 satelit aktif. Namun GLONASS tidak sepopuler GPS,
perangkat GLONASS-Only yang dikembangkan sangat terbatas. Mengenai sistem

kerja, GLONASS memiliki kriteria kerja yang identik dengan GPS. Teknologi

saat ini memungkinkan untuk mengkombinasikan dua sistem navigasi satelit

diatas. Dengan memadukan GPS dan GLONASS total satellite yang tersedia

adalah 55 satelit dan sesuai dengan teori triangulasi maka tingkat keakuratan dari

perpaduan ini akan bertambah sampai 50%. Kombinasi ini saat ini sudah

diimplementasikan pada perangkat bergerak seperti smartphone. GNSS ini berasal

dari eropa, dan masih dalam tahap pengembangan. Untuk dapat dioperasikan,

setidaknya satelit ini memerlukan 30 satelit dan beberapa stasiun bumi yang

tersebar di beberapa lokasi di dunia. GIOVE-B, satelit percobaan kedua Galileo,

telah diluncurkan dan diprediksikan dapat beroperasi secara punuh pada tahun

2013. GPS receiver akan membandingkan waktu sebuah sinyal yang

ditransmisikan oleh satelit dengan waktu yang diterima. Perbedaan waktu akan

memberikan informasi seberapa jauh antara satelit dan GPS receiver. Sebuah GPS

receiver setidaknya harus memastikan minimal membutuhkan tiga buah kanal

satelit untuk menghitung posisi 2D (Latitude dan Longitude) dan melacak

perpindahan. Dengan menggunakan empat kanal satelit atau lebih, GPS receiver

dapat menghitung posisi 3D (Latitude, Longitude dan Altitude). Namun pada

prakteknya GPS receiver dapat menangkap sampai dengan 12 kanal satelit.

Semakin banyak kanal satelit yang berhasil diterima oleh GPS receiver maka

akurasi yang diberikan akan semakin tinggi. GPS pada umumnya digunakan pada

bidang militer atau untuk keperluan navigasi. Seperti penentuan posisi untuk

perang, seperti menuntun arah bom, atau mengertahui posisi pasukan berada.
Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk

menghindari salah target, ataupun menentukan pergerakan pasukan.Sedangkan

untuk keperluan navigasi digunakan sama layaknya seperti kompas. Beberapa

kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu navigasi, dengan

menambahkan peta, maka bisa digunakan 5 untuk memandu pengendara,

sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Setiap GPS pasti memiliki beberapa

kekurangan dan kelebihan tentunya. Pada GPS tipe navigasi seperti ini memiliki

kekurangan seperti tingkat ketelitian yang sangat rendah. Yatu hanya mencapai 3-

6 meter, yang artinya apabila alat tersebut menunjukkan suatu titik, maka titik

tersebut berada sekitar 3 sampai 6 meter disekitarnya. Jadi belum presisi, namun

karena alat ini biasanya hanya digunakan untuk keperluan militer dan penunjuk

arah, maka tidak masalah. Karena selain itu GPS ini memiliki kelebihan yaitu

ringan, mudah dibawa-bawa, mudah digunakan karena tidak memerlukan

pemahaman tingkat tinggi, dan murah. Bagi para pemula, dan pengguna dengan

tujuan navigasi penggunaan GPS tipe navigasi sudah cukup. Perlu diketahui,

dalam setiap penentuan posisi atau pengukuran pasti mengandung kesalahan, dan

GPS pun tidak luput dari kesalahan. Dan sumber kesalahan itu pada beberapa

kesalahan komponen sistem yang akan mempengaruhi ketelitian hasil posisi yang

diperoleh. Kesalahan-kesalahan tersebut contohnya kesalahan orbit satelit,

kesalahan jam satelit, kesalahan jam receiver, kesalahan pusat fase antena, dan

multipath. Hal-hal lainnya juga ada yang mengiringi kesalahan sistem seperti efek

imaging, dan noise. Kesalahan ini dapat dieliminir salah satunya dengan
menggunakan teknik diferencing data.

2.6 Metode Penentuan Posisi Real Time Kinematic (RTK)

Didalam pengukuran area dengan menggunakan GPS atau GNSS, ada metode

yang disebut dengan RTK. RTK memiliki kepanjangan Real Time Kinematic

yang artinya koordinat titik dapat kita peroleh secara Real Time dalam koordinat

UTM ataupun lintang dan bujur tanpa melalui pemroresan baseline. Metode RTK

ini berbeda dengan metode static, karena pada metode static koordinat baru

diperoleh setelah dilakukan pemrosesan baseline (Post Processing). GPS RTK

memiliki ketelitian yang tinggi yaitu dalam fraksi centimeter (1 – 5 cm). Setiap

pengukuran koordinat titik menggunakan GPS metode RTK, harus menggunakan

minimal 2 buah alat yaitu base dan rover. Pada alat GPS yang berfungsi sebagai

base, maka alat GPS tidak digerakkan posisinya (diam). Base didirikan diatas titik

yang sudah diketahui secara pasti nilai koordinatnya dan koordinat titik

bakosurtanal tersebut diinputkan dalam alat GPS base. Pada alat GPS yang

berfungsi sebagai rover, posisi GPS dapat digerakkan sesuai dengan detil yang

diinginkan oleh surveyor. Yang menghubungkan antara base dan adalah sinyal

radio. Sinyal radio berfungsi untuk memancarkan nilai koreksi dari base ke rover.

Saat ini, sinyal radio bisa dipancarkan menggunakan berbagai macam cara yaitu

menggunakan antenna radio, GSM, ataupun sinyal internet. Jika menggunakan

antenna radio, maka usahakan dahulu sebelum pengukuran, frekuensi radio di

base dan rover sudah disamakan terlebih dahulu. Antenna radio hanya mampu

memancarkan sinyal sejauh 3 Km saja. Alat utama dalam GPS RTK adalah
receiver GPS, pada alat ini terdapat beberapa slot yang menghubungkan kabel ke

beberapa perlengkapan pendukung GPS. Selain itu pada alat ini juga terdapat card

yang mampu menyimpan data hasil perekaman satelit (dalam format RINEX atau

DAT). Aplikasi yang dilayani oleh GPS RTK cukup beragam diantaranya adalah

stake out, penentuan dan rekontruksi batas persil tanah, survei pertambangan,

survei rekayasa, dan aplikasi lainnya yang membutuhkan posisi titik koordinat

secara tepat dan dalam ketelitian centimeter. Karena untuk melakukan pengukuran

GPS RTK, harus digunakan minimal 2 buah alat GPS yaitu base dan rover,

dimana satu alat GPS saja memiliki harga yang terbilang mahal yaitu berkisar

antara 150 juta sampai 300 juta. Maka saat ini dikembangkanlah GPS CORS yaitu

suatu GPS yang memiliki fungsi sebagai base yang dapat menangkap sinyal satelit

secara kontinu dalam 24 jam.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum acara 5 metode Real Time Kinematic

(RTK):

1. Dalam hal ini dapat diketahui mengenai Benchmark tempat didirikannya alat

sebagaimana terletak pada koordinat 119° serta dapat diperoleh kisaran jarak

horizontal antar titik yang telah di peroleh dengan menggunakan metode RTK

dan menggunakan alat GPS geodetic untuk pengukuran di lapangan yang

ditinjau dari titik koordinat ada banyak sehingga diperoleh range koordinat 0°

0‘ 7’’ setiap langkah nya.

2. Mengetahui kekurangan dan kelebihan metode RTK dibandingkan metode

sebelumnya, kelebihan tersebut dapat dilihat pada RTK yang dapat digunakan

setiap waktu dan cuaca, dapat memberikan ketelitian posisi tetapi dibalik

kelebihannya metode RTK juga mempunyai kekurangan, misalnya harga yang

sangat mahal.

4.2 Saran

4.2.1 Saran untuk Departemen

1. Sebaiknya praktikum dibagi menjadi dua gelombang, agar praktikan bisa

melakukan praktikum dengan optimal

2. Mempertahankan kelengkapan infrastruktur yang berhubungan dengan

praktikum
3. Melakukan praktikum ditempat yang memadai

4.2.2 Saran untuk Asisten

1. Mempertahankan keramahannya kepada praktikan

2. Selalu menginovasi & menginspirasi praktikan lewat tutur kata maupun

perbuatannya

3. Selalu memberi semangat dan wejangan untuk praktikan

4. Menjelaskan secara rinci prosedur pengerjaan

5. Penjelasan prosedur diharapkan tidak terburu-buru ketika praktikum


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Hasanuddin Z. 2007. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya.


Jakarta: Pradnya Pramita

Abidin, Hasanuddin Z, dkk. 2011. Survei dengan GPS. Bandung: Penerbit ITB

Bahtiar, Effendi Tri. 2015. Penulisan Bahan Ajar. Conference Paper : Pelatihan
Penyusunan Bahan Ajar untuk Mendukung Pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, di Fakultas Pertanian - Universitas Sumatera Utara.

Carson. 2010. Carson Survce: User Manual. Carlson Software.

Hemisphere. 2014. User Guide S320 GNSS Survey Reciever. Arizona:


Hemisphere
GNSS Inc.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suwarno, Wiji. 2014. Perpustakaan & Buku: Wacana Penulisan & Penerbitan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media .

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


Kencana.

Anda mungkin juga menyukai