Disusun Oleh :
VIO PRAHAS TITI (119230031)
DAFTAR ISI.............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................2
I.1 Latar Belakang.............................................................................................................2
I.2 Tujuan..........................................................................................................................2
I.3 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................3
II.1 Perbatasan Nasional.....................................................................................................3
II.2 Batas............................................................................................................................3
II.3 Perjanjian Bilateral......................................................................................................3
BAB III METODE...................................................................................................................5
III.1 Alat dan Bahan............................................................................................................5
III.2 Tahap Pengerjaan........................................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................15
BAB V PENUTUP..................................................................................................................16
V.1 Kesimpulan................................................................................................................16
V.2 Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
1
BAB I
PENDAHULUAN
Garis batas harus dibuat menurut landasan hukum yang jelas, dan sebaliknya
pembuatan garis batas senantiasa akan menimbulkan akibat hukum, yaitu hak dan
kewajiban bagi kedua belah pihak. Indonesia mempunyai persoalan batas antar
provinsi, antar kabupaten, antar kabupaten dan kota, dan lain- lain, serta batas-batas
dari Alur Laut Kepulauan Indonesia. Penetapan garis batas wilayah Indonesia dengan
negara-negara tetangga akan memberikan jaminan kepastian hukum dalam berbagai
aspek bagi kedua belah pihak. Manfaat lain pentingnya penentuan garis batas wilayah
adalah untuk mendorong kerja sama kedua negara di berbagai bidang, termasuk dalam
pengelolaan wilayah perbatasan, keamanan dan pelindungan lingkungan laut di
wilayah tersebut.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas tentang Penentuan Batas Wilayah Secara Bilateral ini yaitu
sebagai berikut :
1. Agar dapat memahami penentuan batas wilayah secara bilateral.
2. Agar dapat mengetahui proses ataupun tata cara melakukan penentuan batas
wilayah secara bilateral.
I.3 Manfaat
Adapun manfaat dari tugas tentang Penentuan Batas Wilayah Secara Bilateral ini yaitu
2
sebagai berikut :
1. Sebagai sarana pembelajaran terkait tentang penentuan wilayah secara bilateral.
2. Sebagai pengetahuan dan pemahaman tentang cara penentuan batas wilayah secara
bilateral.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
diatur dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS 1982) yang telah
diratifikasi pemerintah Indonesia melalui Undang- undang No. 17 Tahun 1985 tersebut.
Belum selesainya penentuan batas maritim antara pemerintah Indonesia dengan negara
tetangga menjadikan daerah perbatasan rawan konflik. Penetapan batas maritim sangat
dibutuhkan untuk memperoleh kepastian hukum yang dapat mendukung berbagai
kegiatan kelautan. Belum adanya kesepakatan batas laut Indonesia dengan beberapa
Negara tetangga menimbulkan permasalahan saling klaim wilayah pengelolaan,
khususnya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan (Rivai H.Sihaloho).
Dalam penentuan batas laut, setiap negara pantai diberikan wewenang oleh
PBB untuk menentukan batas lautnya masing-masing dengan menjalankan pedoman
yang terkandung dalam SP-51 IHO. Sebagai wujud batas laut tersebut, PBB meminta
dalam bentuk peta (skala sesuai keinginan negara pantai yang bersangkutan) atau juga
dalam bentuk listing koordinat batas laut. Dalam Technical Aspects Of The United
Nations Convention Of The Law Of The Sea (TALOS), terdapat metode-metode yang
disarankan dalam penentuan batas laut, yaitu metode grafik dan metode numerik
(Djalal, 2018)
5
BAB III METODE
6
3. Kemudian buka attribute tablenya.
4. Select semua attribute yang ada dan pilih “marge” pada bagian editor.
5. Setelah di stop editing maka buka pada ‘geoprocessing’ dan pilih “buffer”.
7
6. Setelah itu lakukan buffer sesuai dengan ketentuan yang ada.
7. Jika sudah maka hasilnya akan seperti ini dan kemudian tinggal memasukkan
garis pantai daerah tersebut.
8. Lakukan hal yang sama dengan wilayah yang satunya dan hasilnya akan seperti
ini
8
9. Kemudian pada bagian ‘geoprocessing’ pilih “marge”
9
12. Masukkan data shp garis pantang yang di marge sebelumnya
15. Masukkan data garis pantai yang sebelumnya sudah diubah menjadi titik
1
0
16. Dan hasilnya akan seperti ini
18. Lakukan clip pada kedua wilayah dengan inputnya itu hasil dari langkah
sebelumnya dan clipnya dengan buffer wilayah
11
19. Setelah itu akan didapatkan hasil seperti ini
20. Lakukan penghapusan pada bagian yang tumpeng tindih pada kedua wilayah
21. Jika sudah dihapus maka lakukan clip Kembali dengan inpuutnya adalah buffer
daerah dan yang di clip dengan featurenya sebelumnya
12
22. Dan hasilnya akan seperti ini
23. Selanjutnya pilih dissolve pada pilihan geoprocessing dan Inputkan yang sudah
di clip sebelumya
24. Pada bagian ‘ArcToolBox’ pilihlah bagian ‘Data Management Tools’ kemudian
pilih ‘Project and Transformations’ terakhir pilih bagian “Project”
13
25. Masukkan hasil dissolve sebelumnya dan tunggu prosesnya
14
28. Jika sudah buat seperti format yang ada
29. Setelah dibuat, pada field tadi klik kanan dan pilih “Calculate Geometry”
31. Dan hasilnya akan didapatkan seperti ini dan lakukan pada wilayah yang
satunya juga.
15
BAB IV PEMBAHASAN
Hasil yang didapatkan dari Penentuan Batas Wilayah Secara Bilateral adalah berupa
luasan yang akan ditampilkan sebagai berikut :
1. Luasan Bali
2. Luasan Lombok
Luasan yang didapatkan dari kedua daerah ini adalah luasan setelah wikayah tumpeng
tindihnya dihapus. Tugas ini dilakukan untuk melihat luasan daerah yang tidak tumpeng
tindih karena wilayah ini sangat berdekatan jadi wilayah atau Luas Teritorialnya itu
berhimpitan atau saling tumpeng tindih. Dengan itu wilayah yang tumpeng tindih dihapus
kemudian akan didapatkan kuas wilayah yang tidak ada tumpeng tindihnya. Dari pengerjaan
ini kadang terjadi error dan itu harus sangat diperhatikan. Pada saat penghapusan tumpeng
tindihnya harus benar- benar diperhatikan agar tidak salah dalam penghapusan.
16
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari tugas tentang Penentuan Batas Wilayah Secara Bilateral adalah
sebagai berikut :
1. Penentuan batas ini dilakukan dengan cara menghitung luasan dan menghapus
wilayah yang tumpeng tindih dari hasil buffer sepanjangn 12 Mill.
2. Hasil yang didapatkan akan berupa luasan daerah tersebut.
V.2 Saran
Saran untuk pengerjaan tugas tentang Penentuan Batas Wilayah Secara Bilateral adalah
sebagai berikut :
1. Sebaiknya selama pengerjaan dilakukan dengan serius dikarenakan ada
beberapa tahapan yang harus benar benar diperhatikan.
2. Sebaiknya selama penghapusan tumpeng tindihnya lebih teliti agar tau yang
dihapus dan tidak dijapus.
3. Sebaiknya menggunakan beberapa cara untuk melihat garis yang tumpeng tindih.
17
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Hasjim Djalal, M., 2013. MENENTUKAN BATAS NEGARA GUNA
MENINGKATKAN PENGAWASAN, PENEGAKKAN HUKUM DAN KEDAULATAN
NKRI. Jurnal Pertahanan Agustus 2013, Volume 3, Nomor 2, Volume 3, p. 15.
Saufa Ata Taqiyya, S., 2022. [Online]
Available at: https://www.hukumonline.com/klinik/a/perbedaan-perjanjian-bilateral-dan-
multilateral-lt623072800ead3
[Accessed 4 Desember 2022].
18