Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MATA KULIAH

BATAS WILAYAH MINGGU KE-13


POKOK BAHASAN : MENENTUKAN BATAS WILAYAH SECARA BILATERAL

Disusun Oleh :
VIO PRAHAS TITI (119230031)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................2
I.1 Latar Belakang.............................................................................................................2
I.2 Tujuan..........................................................................................................................2
I.3 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................3
II.1 Perbatasan Nasional.....................................................................................................3
II.2 Batas............................................................................................................................3
II.3 Perjanjian Bilateral......................................................................................................3
BAB III METODE...................................................................................................................5
III.1 Alat dan Bahan............................................................................................................5
III.2 Tahap Pengerjaan........................................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................15
BAB V PENUTUP..................................................................................................................16
V.1 Kesimpulan................................................................................................................16
V.2 Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

1
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Menurut (Hadiwijoyo,2009) Batas adalah tanda pemisah antara satu wilayah
dengan wilayah yang lain, baik berupa tanda alamiah maupun buatan. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2008 menjelaskan bahwa Batas Wilayah Negara
adalah garis batas yang merupakan pemisah kedaulatan suatu negara yang didasarkan
atas hukum internasional. Batas wilayah negara tidak terpisah dengan status hukum
wilayah negara itu sendiri. Batas dibedakan dalam dua hal utama, yaitu fungsi batas,
dan bentuk batas (fisik). Batas secara fungsional merupakan manifestasi daripada suatu
sistem yang berkaitan dengan adanya diferensiasi antara hak dan kewajiban dalam
suatu tatanan lingkungan. Batas-batas wilayah negara ditetapkan berdasarkan konvensi
hukum laut 1982, yang sebelumnya ditetapkan oleh konvensi Geneva tahun 1958
tentang laut teritorial. Berdasarkan hukum international, Indonesia mempunyai
beberapa macam perbatasan Nasional : udara, darat, laut, dan perbatasan dasar laut.

Garis batas harus dibuat menurut landasan hukum yang jelas, dan sebaliknya
pembuatan garis batas senantiasa akan menimbulkan akibat hukum, yaitu hak dan
kewajiban bagi kedua belah pihak. Indonesia mempunyai persoalan batas antar
provinsi, antar kabupaten, antar kabupaten dan kota, dan lain- lain, serta batas-batas
dari Alur Laut Kepulauan Indonesia. Penetapan garis batas wilayah Indonesia dengan
negara-negara tetangga akan memberikan jaminan kepastian hukum dalam berbagai
aspek bagi kedua belah pihak. Manfaat lain pentingnya penentuan garis batas wilayah
adalah untuk mendorong kerja sama kedua negara di berbagai bidang, termasuk dalam
pengelolaan wilayah perbatasan, keamanan dan pelindungan lingkungan laut di
wilayah tersebut.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas tentang Penentuan Batas Wilayah Secara Bilateral ini yaitu
sebagai berikut :
1. Agar dapat memahami penentuan batas wilayah secara bilateral.
2. Agar dapat mengetahui proses ataupun tata cara melakukan penentuan batas
wilayah secara bilateral.
I.3 Manfaat
Adapun manfaat dari tugas tentang Penentuan Batas Wilayah Secara Bilateral ini yaitu
2
sebagai berikut :
1. Sebagai sarana pembelajaran terkait tentang penentuan wilayah secara bilateral.
2. Sebagai pengetahuan dan pemahaman tentang cara penentuan batas wilayah secara
bilateral.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Batas Wilayah


Batas adalah tanda pemisah antara satu wilayah dengan wilayah yang lain, baik
berupa tanda alamiah maupun buatan. Batas dibedakan dalam dua hal utama, yaitu
fungsi batas, dan bentuk batas (fisik). Batas secara fungsional merupakan manifestasi
daripada suatu sistem yang berkaitan dengan adanya diferensiasi antara hak dan
kewajiban dalam suatu tatanan lingkungan. Diferensiasi hak dan kewajiban tersebut
dapat bersumber dari adanya berbagai pengelompokan sosial seperti kultur, demografi,
bahasa, agama, hukum, politik, adat, tradisi, administrasi, yurisdiksi, dan seterusnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2008 menjelaskan bahwa Batas Wilayah
Negara adalah garis batas yang merupakan pemisah kedaulatan suatu negara yang
didasarkan atas hukum internasional.
II.2 Perjanjian Secara Bilateral
Wilayah suatu negara pada umunya ditetapkan dalam dokumen resmi, baik itu
dalam konstitusi negara atau dalam peraturan perundang-undangan nasional suatu
negara, namun secara detilnya batas-batas wilayah biasanya ditentukan secara
tersendiri.Pengaturan batas-batas wilayah negara ditetapkan melalui perjanjian
internasional (konvensi traktat atau dalam bentuk perjanjian bilateral) yang dikukuhkan
melalui pengesahan (ratifikasi) dalam produk legislatif nasional berupa undang-undang
atau peraturan yang sederajat. Perjanjian bilateral adalah perjanjian yang dibuat oleh 2
subjek hukum internasional, yang dalam hal ini yaitu negara, yang masing-masing
mempunyai kapasitas hukum untuk membuat perjanjian internasional. Perjanjian
bilateral pada umumnya berbentuk sebuah instrumen yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak, atau pertukaran dua dokumen, nota/surat diplomatik, yang mengkonfirmasi
bahwa keduanya telah menyetujui(Saufa Ata Taqiyya, 2022).

II.3 Batas Maritim

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900


kilometer, memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan darat
(kontinen) maupun laut (maritim). Untuk menegakkan kedaulatan dan hukum di
wilayah yurisdiksi Indonesia diperlukan penetapan batas-batas maritim secara lengkap.
Penetapan batas ini dilakukan berdasarkan ketentuan Hukum Laut Internasional, yang

4
diatur dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS 1982) yang telah
diratifikasi pemerintah Indonesia melalui Undang- undang No. 17 Tahun 1985 tersebut.
Belum selesainya penentuan batas maritim antara pemerintah Indonesia dengan negara
tetangga menjadikan daerah perbatasan rawan konflik. Penetapan batas maritim sangat
dibutuhkan untuk memperoleh kepastian hukum yang dapat mendukung berbagai
kegiatan kelautan. Belum adanya kesepakatan batas laut Indonesia dengan beberapa
Negara tetangga menimbulkan permasalahan saling klaim wilayah pengelolaan,
khususnya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan (Rivai H.Sihaloho).

Dalam penentuan batas laut, setiap negara pantai diberikan wewenang oleh
PBB untuk menentukan batas lautnya masing-masing dengan menjalankan pedoman
yang terkandung dalam SP-51 IHO. Sebagai wujud batas laut tersebut, PBB meminta
dalam bentuk peta (skala sesuai keinginan negara pantai yang bersangkutan) atau juga
dalam bentuk listing koordinat batas laut. Dalam Technical Aspects Of The United
Nations Convention Of The Law Of The Sea (TALOS), terdapat metode-metode yang
disarankan dalam penentuan batas laut, yaitu metode grafik dan metode numerik
(Djalal, 2018)

5
BAB III METODE

III.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan Penentuan Batas
Wilayah secara Bilateral :
1. Software Arcgis
2. Data Administrasi Kalimantan Barat
3. Data Garis Pantai Kalimantan Barat
4. Data Administrasi Kepulauan Bangka Bel
5. Data Garis Pantai Lombok
III.2 Tahap Pengerjaan
Tahapan yang dilakukan untuk melakukan Penentuan Batas Wilayah Secara Bilateral
adalah sebagai berikut :
1. Membuka aplikasi Arcgis dan kemudian masukkan data administrasi daerahnya.

2. Setelah itu lakukan “start editing” pada administrasinya.

6
3. Kemudian buka attribute tablenya.

4. Select semua attribute yang ada dan pilih “marge” pada bagian editor.

5. Setelah di stop editing maka buka pada ‘geoprocessing’ dan pilih “buffer”.

7
6. Setelah itu lakukan buffer sesuai dengan ketentuan yang ada.

7. Jika sudah maka hasilnya akan seperti ini dan kemudian tinggal memasukkan
garis pantai daerah tersebut.

8. Lakukan hal yang sama dengan wilayah yang satunya dan hasilnya akan seperti
ini

8
9. Kemudian pada bagian ‘geoprocessing’ pilih “marge”

10. Kemudian gabungkan shp garis pantai kedua wilayah

11. Selanjutnya pada bagian ‘seacrh’, carilah “Feature Vertics To Point”

9
12. Masukkan data shp garis pantang yang di marge sebelumnya

13. Dan hasilnya akan seperti ini

14. Setelah ini pada bagian ‘search’, carilah “Thiessen Polygon”

15. Masukkan data garis pantai yang sebelumnya sudah diubah menjadi titik

1
0
16. Dan hasilnya akan seperti ini

17. Setelah itu pilih clip yang ada di bagian geoprocessing

18. Lakukan clip pada kedua wilayah dengan inputnya itu hasil dari langkah
sebelumnya dan clipnya dengan buffer wilayah

11
19. Setelah itu akan didapatkan hasil seperti ini

20. Lakukan penghapusan pada bagian yang tumpeng tindih pada kedua wilayah

21. Jika sudah dihapus maka lakukan clip Kembali dengan inpuutnya adalah buffer
daerah dan yang di clip dengan featurenya sebelumnya

12
22. Dan hasilnya akan seperti ini

23. Selanjutnya pilih dissolve pada pilihan geoprocessing dan Inputkan yang sudah
di clip sebelumya

24. Pada bagian ‘ArcToolBox’ pilihlah bagian ‘Data Management Tools’ kemudian
pilih ‘Project and Transformations’ terakhir pilih bagian “Project”

13
25. Masukkan hasil dissolve sebelumnya dan tunggu prosesnya

26. Terakhir akan dilakukan penghitungan luas daerahnya, pertama bukalah


attribute tablenya

27. Setelah itu klik “Add Field”

14
28. Jika sudah buat seperti format yang ada

29. Setelah dibuat, pada field tadi klik kanan dan pilih “Calculate Geometry”

30. Isikan sesuai dengan yang diperlukan

31. Dan hasilnya akan didapatkan seperti ini dan lakukan pada wilayah yang
satunya juga.

15
BAB IV PEMBAHASAN

Hasil yang didapatkan dari Penentuan Batas Wilayah Secara Bilateral adalah berupa
luasan yang akan ditampilkan sebagai berikut :
1. Luasan Bali

2. Luasan Lombok

Luasan yang didapatkan dari kedua daerah ini adalah luasan setelah wikayah tumpeng
tindihnya dihapus. Tugas ini dilakukan untuk melihat luasan daerah yang tidak tumpeng
tindih karena wilayah ini sangat berdekatan jadi wilayah atau Luas Teritorialnya itu
berhimpitan atau saling tumpeng tindih. Dengan itu wilayah yang tumpeng tindih dihapus
kemudian akan didapatkan kuas wilayah yang tidak ada tumpeng tindihnya. Dari pengerjaan
ini kadang terjadi error dan itu harus sangat diperhatikan. Pada saat penghapusan tumpeng
tindihnya harus benar- benar diperhatikan agar tidak salah dalam penghapusan.

16
BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari tugas tentang Penentuan Batas Wilayah Secara Bilateral adalah
sebagai berikut :
1. Penentuan batas ini dilakukan dengan cara menghitung luasan dan menghapus
wilayah yang tumpeng tindih dari hasil buffer sepanjangn 12 Mill.
2. Hasil yang didapatkan akan berupa luasan daerah tersebut.
V.2 Saran
Saran untuk pengerjaan tugas tentang Penentuan Batas Wilayah Secara Bilateral adalah
sebagai berikut :
1. Sebaiknya selama pengerjaan dilakukan dengan serius dikarenakan ada
beberapa tahapan yang harus benar benar diperhatikan.
2. Sebaiknya selama penghapusan tumpeng tindihnya lebih teliti agar tau yang
dihapus dan tidak dijapus.
3. Sebaiknya menggunakan beberapa cara untuk melihat garis yang tumpeng tindih.

17
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Hasjim Djalal, M., 2013. MENENTUKAN BATAS NEGARA GUNA
MENINGKATKAN PENGAWASAN, PENEGAKKAN HUKUM DAN KEDAULATAN
NKRI. Jurnal Pertahanan Agustus 2013, Volume 3, Nomor 2, Volume 3, p. 15.
Saufa Ata Taqiyya, S., 2022. [Online]
Available at: https://www.hukumonline.com/klinik/a/perbedaan-perjanjian-bilateral-dan-
multilateral-lt623072800ead3
[Accessed 4 Desember 2022].

18

Anda mungkin juga menyukai